Dalam pembentukan hubungan dalam komunikasi telepon diperlukan sistem pensinyalan. Adapun prosedur pensinyalan tersebut adalah:dan diuraikan dalam beberapa tahap, antara lain: 1. Pelanggan A mengangkat handset, terkirim sinyal pendudukan (seizure) kesentral. 2. Sentral mengidentifikasi pelanggan A, memeriksa data base-nya, mengalokasikan jalur ke digit receiver dan sumber dial tone (nada pilih) kemudian melakukan penyambungan. 3. Pelanggan A menerima dial tone (Nada pilih). 4. Pelanggan A mendial dijit nomor telepon B. 5. Nada pilih diputus setelah sentral menerima dijit pertama 6. Sentral menganalisis dijit-dijit no tlp B, menentukan jalur (path) ke nomor tujuan, memilih jalur dan menyambungkannya sehingga A dan B terhubung. Bila jaringan sentral sibuk atau pelanggan B sedang off hook maka pelanggan A menerimanada sibuk (busy tone). 7. Pada saat yang sama sentral juga menghubungkan path ke sumber arus panggil (Ringing Current) ke pelanggan B, dan sumber nada panggil (Ringing Tone) ke pelanggan A. 8. Pelanggan B menjawab panggilan 9. Sentral memutus arus panggil dan nada panggil 10. Terjadi percakapan 11. Selama berlangsungnya percakapan, sentral mengawasi/memonitor saluran A dan B untuk proses pembubaran 12. Pelanggan A mengakhiri percakapan dengan meletakkan hand-set diikuti B 13. Sentral memutuskan / membebaskan seluruh path yang dipakai pembicaraan, sehingga saluran bebas kembali. Semua sinyal yang digunakan dalam membangun suatu hubungan telepon merupakan kebutuhan yang sangat esensial.Karakteristik sinyal yang dibutuhkan dalam perancangan dan pembuatan sistem ini adalah sebagai berikut: a. Sinyal Seizure Sinyal seizure berupa kondisi tertutupnya looppelanggan selama lebih dari 200 mdetik (ms). Sinyal seizure jugadapat dikatakan sebagai perubahan kondisi dari on hook menjadi offhook, atau secara fisis terjadi perubahan level tegangan dari kuranglebih (-) 55 volt ke (-) 9 volt, seperti yang diperlihatkan pada b. Sinyal DTMF DTMF merupakan sistem pengkodean dari angka-angka digit nomor telepon pelanggan dimana tiap angka dikodekan ke dalambentuk kombinasi dua frekuensi, satu frekuensi`dari kelompok lowband,satu frekuensi dari kelompok high-band. Masing-masingkelompok mempunyai 4 frekuensi sehingga jumlah kode yang bisadihasilkan adalah 16 kode, tapi yang lazim digunakan dalamkomunikasi adalah angka 1, 2, ……, 9,0, * dan #. Sisanya sebanyak 4kode sebagai cadangan untuk keperluan lain.Sinyal telepon DTMF (Dual Tone Multiple Frequency)merupakan kombinasi untuk membentuk angka-angka pada nomortelepon. Frekuensi-frekuensi tersebut adalah 697 Hz, 770 Hz, 852 Hz,941 Hz, 1209 Hz, 1336 Hz, 1477 Hz dan 1633 Hz. seperti terlihat pada gambar dibawah ini c. Nada Pilih (Dial Tone) Pemberitahuan Status Nada Pilih dilakukan oleh SentralJaringan Telephone dengan mengirimkan frekuensi tone 425 Hzdengan level DC 6-12 V yang terdengar dan menunjukkan bahwapesawat telephone telah terhubung dengan saluran telephone.Bentuk sinyal Nada Pilih d. nada sibuk (busy tone) Nada sibuk mempunyai karakteristik frekuensi 425 Hz dengan bentuk pulsa 0,5 detik ON dan 0,5 detik OFF. Bentuk sinyal tersebut adalah: e. sinyal jawab (call progress) Sinyal jawab merupakan tertutupnya loop pelanggan selama lebih dari 300 mdetik, atau dapat diidentifikasikan bahwa sinyal jawab adalah hilangnya nada tunggu (ring back tone). Nada tunggu mempunyai karakteristik frekuensi 425 Hz yang mempunyai bentuk terputus-putus dengan periode waktu 1 detik ON dan 4 detikOFF, nada ini akan dikirim oleh sentral ke pelanggan yang dituju.Bentuk sinyal nada tunggu dapat dilihat pada gambar Bentuk sinyal Nada Panggil (call progress) f. Sinyal Pembubaran Hubungan (Clear Forward Signal) Karakteristik clear forward signal adalah tertutupnya loop pelanggan selama lebih dari 500 mdetik. Kondisi lain yang dapatdiidentifikasikan sebagai terjadinya sinyal clear forward adalahterjadinya perubahan dari kondisi off hook ke on hook, atau secarafisis terjadinya perubahan level tegangan dari (-)9 volt ke (-)55 volt.Perubahan Kondisi Off Hook ke On Hook