UNIVERSAL DECLARATION ON BIOETHICS AND HUMAN RIGHTS PERNYATAAN UNIVERSAL MANUSIA MENGENAI BIOETIKA DAN HAK-HAK ASASI Sidang Umum, Menyadari kapasitas unik manusia untuk merenungkan keberadaan diri dan lingkungannya; untuk merasakan ketidakadilan; untuk mengelakkan bahaya; untuk bertanggung jawab; untuk mencari kerja sama dan untuk memperlihatkan rasa moral yang menuntun perumusan prinsip-prinsip etika, Merenungkan pertumbuhan cepat ilmu pengetahuan dan teknologi, yang semakin mempengaruhi pemahaman kita mengenai hidup dan kehidupan itu sendiri, menghasilkan suatu tuntutan kuat untuk suatu respons global kepada implikasi etika pertumbuhan seperti itu, Mengakui bahwa masalah etika yang timbul dari kemajuan pesat dalam ilmu pengetahuan dan penerapan teknologinya perlu diperiksa dengan memperhatikan martabat inheren orang dan menghormati secara universal, dan memperhatikan, hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan mendasar, Memutuskan bahwa perlu dan sudah waktunya masyarakat internasional untuk menyatakan prinsip-prinsip universal yang akan memberi landasan untuk respons kemanusiaan terhadap dilema-dilema yang kian bertambah dan pertentanganpertentangan yang diajukan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap kemanusiaan dan lingkungan hidupnya, Mengingat Universal Declaration of Human Rights 10 Desember 1948, Universal Declaration on the Human Genome and Human Rights yang diterima oleh General Conference UNESCO pada tanggal 11 November 1997 dan International Declaration on Human Genetic Data yang diterima oleh General Conference UNESCO pada tanggal 16 Oktober 2003, Mencatat dua kovenan United Nations International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights dan United Nations International Covenant on Civil and Political Rights pada tanggal 16 Desember 1966, United Nations International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination pada tanggal 21 Desember 1965, United Nations Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women pada tanggal 18 Desember 1979, United Nations Convention on the Rights of the Child pada tanggal 20 November 1989, United Nations Convention on Biological Diversity pada tangal 5 Juni 1992, Standard Rules on the Equalization of Opportunities for Persons with Disabilities yang diterima oleh United Nations General Assembly pada tahun 1993, ILO Convention 169 on Indigenous and Tribal Peoples in Independent Countries pada tanggal 27 Juni 1989, the International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture yang diterima FAO Conference pada tanggal 3 November 2001 dan diberlakukan pada tanggal 29 Juni 2004, Recommendation of UNESCO on the Status of Scientific Researchers pada tanggal 20 November 1974, UNESCO Declaration on Race and Racial Prejudice pada tanggal 27 November 1978, UNESCO Declaration on the Responsibilities of the Present Generations Towards Future Generations pada tanggal 12 November 1997, UNESCO Universal Declaration on Cultural Diversity pada tanggal 2 November 2001, Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights Agreements (TRIPs) yang dilampirkan pada Agreement yang mendirikan World Trade Organization, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1995, Doha Declaration on the TRIPs Agreement and Public Health pada tanggal 14 November 2001 dan instrumen internasional relevan lain yang diterima oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan-badan khusus sistem PBB, khususnya Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO), Juga mencatat instrumen internasional dan regional dalam bidang bioetika, termasuk Convention for the Protection of Human Rights and Dignity of the Human Being dengan memperhatikan Application of Biology dan Medicine: Convention on Human Rights and Biomedicine of the Council of Europe, yang diterima dalam tahun 1997 dan mulai 1 Unofficial translation prepared by the Indonesian National Bioethics Commission diberlakukan dalam tahun 1999, dan juga legislasi dan peraturan nasional di bidang bioetika dan kode berperilaku dan panduan internasional dan regional dan naskah-naskah lain di bidang bioetika, seperti Declaration of Helsinki of the World Medical Association on Ethical Principles for Medical Research Involving Human Subjects, yang diterima dalam tahun 1964 dan diamandemen dalam tahun-tahun 1975, 1989, 1993, 1996, 2000 dan tahun 2002 dan International Ethical Guidelines for Biomedical Research Involving Human Subjects of the Council for International Organizations of Medical Sciences yang diterima dalam tahun 1982 dan diamandemen dalam tahun 1993 dan 2002, Mengakui bahwa Pernyataan ini harus dipahami dengan cara yang sejalan dengan hukum domestik dan internasional sesuai dengan hukum hak-hak asasi manusia; Mengingat Konstitusi UNESCO yang diterima pada tanggal 16 November 1945, Mempertimbangkan peran UNESCO dalam mengidentifikasi prinsip-prinsip universal yang didasarkan pada nilai-nilai etika bersama untuk memandu perkembangan keilmuan dan keteknologian dan transformasi sosial, dalam rangka tanggung jawab generasi sekarang terhadap generasi yang akan datang, dan bahwa persoalan bioetika, yang sudah sepatutnya memiliki suatu dimensi internasional, perlu diperlakukan sebagai suatu keseluruhan, dengan bertumpu pada prinsip-prinsip yang telah dinyatakan dalam Universal Declaration on the Human Genome and Human Rights dan International Declaration on Human Genetic Data, dan menarik manfaat tidak hanya dari lingkungan keilmuan saat ini tetapi juga dari perkembangan akan datang, Menyadari bahwa manusia ialah bagian integral dari biosfera dan bahwa mereka memiliki tanggung jawab dan kewajiban terhadap satu sama lain dan terhadap bentuk kehidupan lain, khususnya hewan, Mengakui bahwa, berdasarkan pada kebebasan ilmu pengetahuan dan penelitian, perkembangan keilmuan dan keteknologian telah, dan dapat, menjadi manfaat besar bagi kemanusiaan dalam menambah antara lain harapan hidup dan memperbaiki mutu hidup dan menekankan bahwa perkembangan seperti ini seharusnya selalu berupaya untuk memajukan kesejahteraan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat dan kemanusiaan secara keseluruhan dalam mengakui martabat manusia dan penghargaan universal pada, dan menghormati, hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan mendasar, Mengakui bahwa kesehatan tidak hanya bergantung pada perkembangan penelitian keilmuan dan keteknologian tetapi juga pada faktor-faktor psiko-sosial dan budaya, Juga mengakui bahwa keputusan-keputusan yang menyangkut masalah etika dalam kedokteran, ilmu-ilmu hayati dan teknologi yang terkait dapat berdampak pada perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat dan kemanusiaan secara keseluruhan, Menyimak bahwa keragaman budaya, sebagai suatu sumber pertukaran, inovasi dan kreativitas, diperlukan untuk kemanusiaan dan, dalam pengertian ini, merupakan warisan bersama kemanusiaan, tetapi menekankan bahwa ini tidak boleh dibangkitkan untuk menentang hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan, Juga menyimak bahwa identitas seseorang termasuk dimensi biologi, psikologi, sosial, budaya dan rohani, Mengakui bahwa perilaku keilmuan dan keteknologian tak-beretika telah memberi dampak tertentu pada masyarakat asli dan setempat, Meyakini bahwa kepekaan moral dan perenungan etika seharusnya menjadi bagian dari proses perkembangan keilmuan dan keteknologian dan bahwa bioetika seharusnya sekarang ini memainkan peran utama dalam pilihan yang perlu dibuat yang menyangkut masalah yang muncul dari perkembangan seperti itu, 2 Unofficial translation prepared by the Indonesian National Bioethics Commission Mempertimbangkan kehendak untuk mengembangkan pendekatan baru untuk tanggung jawab sosial untuk menjamin bahwa kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi memberi sumbangan pada keadilan, kemerataan dan menjadi kepentingan kemanusiaan, Mengakui bahwa cara penting untuk mengevaluasi kenyataan-kenyataan sosial dan mendapatkan kemerataan ialah dengan memperhatikan kedudukan wanita, Menekankan perlunya memperkuat ulang kerja sama internasional dalam bidang bioetika, dengan mempertimbangkan khususnya kebutuhan khusus negara-negara berkembang, masyarakat asli dan penduduk rawan, Mempertimbangkan bahwa semua manusia, tanpa pembedaan, seharusnya memperoleh manfaat dari standar etika tinggi yang sama dalam kedokteran dan ilmu-ilmu hayati, Mencanangkan prinsip-prinsip berikut dan menerima Pernyataan yang ada ini. KETENTUAN UMUM Pasal 1 – Cakupan 1. Pernyataan ini menangani masalah etika yang terkait dengan kedokteran, ilmu-ilmu hayati dan teknologi yang terkait sebagaimana yang diterapkan pada manusia, dengan memperhatikan dimensi sosial, hukum dan lingkungan hidupnya. 2. Pernyataan ini ditujukan pada Negara. Dalam hal sesuai dan relevan, ini juga memberi panduan untuk keputusan atau perbuatan perorangan, kelompok, masyarakat, lembaga dan badan, publik dan swasta. Pasal 2 – Tujuan Tujuan Pernyataan ini ialah : (a) untuk memberi suatu kerangka universal prinsip dan prosedur untuk memandu Negara dalam perumusan perundangan, kebijakan atau peranti lain di bidang bioetika; (b) untuk memandu tindakan perorangan, kelompok, masyarakat, lembaga dan badan, publik dan swasta; (c) untuk mempromosikan penghormatan pada martabat manusia dan melindungi hakhak asasi manusia, dengan menjamin penghormatan pada kehidupan manusia, dan kebebasan mendasar, yang sejalan dengan hukum hak-hak asasi manusia internasional; (d) untuk mengakui pentingnya kebebasan penelitian keilmuan dan manfaat yang diperoleh dari perkembangan keilmuan dan keteknologian, sementara menekankan kebutuhan bahwa penelitian seperti ini dan perkembangan terjadi dalam kerangka prinsip-prinsip etika yang ditetapkan dalam Pernyataan ini dan bahwa ini menghormati martabat manusia, hak-hak asasi manusia dan kebebasan mendasar; (e) untuk memupuk dialog multidisiplin dan plural mengenai masalah bioetika antara semua pihak yang berkepentingan dan dalam masyarakat secara keseluruhan; (f) untuk mempromosikan perolehan secara merata perkembangan kedokteran, keilmuan dan keteknologian dan juga aliran terbesar yang mungkin dan berbagi secara cepat pengetahuan mengenai perkembangan itu dan berbagi manfaatnya, dengan perhatian khusus pada kebutuhan negara berkembang; (g) untuk menjaga dan mempromosikan kepentingan generasi masa kini dan masa mendatang; dan (h) untuk menggarisbawahi pentingnya keragaman hayati dan konservasinya sebagai suatu kepedulian bersama kemanusiaan. PRINSIP-PRINSIP Dalam cakupan Pernyataan ini, dalam keputusan atau tindakan yang diambil atau dilaksanakan oleh mereka untuk mereka yang menjadi sasaran, prinsip-prinsip berikut harus dihormati. Pasal 3 – Martabat Manusia dan Hak-hak Asasi Manusia 3 Unofficial translation prepared by the Indonesian National Bioethics Commission 1. Martabat manusia, hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan mendasar harus sepenuhnya dihormati. 2. Kepentingan dan kesejahteraan perorangan seharusnya diberi prioritas di atas kepentingan satu-satunya dari ilmu pengetahuan atau masyarakat. Pasal 4 – Manfaat dan Cedera Dalam menerapkan dan memajukan pengetahuan keilmuan, tindakan kedokteran dan teknologi yang terkait, manfaat langsung dan tidak langsung untuk pasien, peserta penelitian dan perorangan yang terpengaruh lain seharusnya dimaksimumkan cedera yang mungkin yang mana saja seharusnya diminimumkan. Pasal 5 – Otonomi dan Tanggung jawab Perorangan Otonomi orang untuk mengambil keputusan, sementara mengambil tanggung jawab untuk keputusan-keputusan tersebut dan menghormati otonomi orang lain, harus dihormati. Untuk orang yang tidak mampu menjalankan otonomi, perlakuan khusus harus diambil untuk melindungi hak-hak dan kepentingan mereka. Pasal 6 – Kesepakatan 1. Intervensi kedokteran preventif, diagnostik dan terapeutik yang mana saja hanya untuk dilaksanakan dengan kesepakatan berinformasi dan bebas, yang terdahulu dari orang yang berkenaan, didasarkan pada informasi cukup. Kesepakatan seharusnya, di mana sesuai, dinyatakan dan dapat ditarik kembali oleh orang yang berkenaan pada waktu yang bilamana saja dengan alasan apapun tanpa kerugian atau rasa menyalahi. 2. Penelitian keilmuan seharusnya hanya dilaksanakan dengan kesepakatan berinformasi dan bebas, yang terdahulu dari orang yang berkenaan. Kesepakatan dapat ditarik kembali oleh orang yang berkenaan bilamana saja dan untuk alasan yang mana saja tanpa merugikan dan rasa menyalahi. Pengecualian untuk prinsip ini seharusnya dibuat hanya sesuai dengan standar etika dan hukum yang berlaku di Negara, yang bersesuian dengan prinsip dan pengaturan yang ditetapkan dalam Pernyataan ini, khususnya dalam Pasal 27, dan hukum hak-hak asasi manusia internasional. 3. Dalam hal penelitian yang sesuai yang dilaksanakan pada suatu kelompok orang atau suatu masyarakat, tambahan persetujuan dari wakil hukum kelompok atau masyarakat yang berkenaan dapat dicari. Seharusnya tidak boleh ada persetujuan kolektif atau kesepakatan pemimpin masyarakat atau kewenangan lain menggantikan kesepatan berinformasi seseorang. Pasal 7 – Orang tanpa kemampuan untuk bersepakat Mengikuti hukum domestik, perlindungan khusus harus diberikan untuk orang yang tidak memiliki kapasitas untuk bersepakat : (a) persetujuan untuk penelitian dan praktek kedokteran seharusnya diperoleh sesuai dengan kepentingan terbaik orang yang berkenaan dan sesuai dengan hukum domestik. Tetapi, orang yang berkenaan seharusnya dilibatkan sejauh mungkin dalam proses pengambilan keputusan kesepakatan, juga yang berkenaan dengan penarikan kembali kesepakatan; (b) penelitian seharusnya hanya dilaksanakan untuk manfaat kesehatan langsungnya, dengan persetujuan dan kondisi perlindungan yang diberikan oleh hukum, dan jika tidak ada penelitian alternatif dengan keefektifan sebanding dengan peserta penelitian dapat menyepakati. Penelitian yang tidak memiliki potensi manfaat kesehatan langsung seharusnya hanya dilakukan secara pengecualian, dengan pembatasan yang sangat, mengenakan paparan pada orang hanya terhadap risiko minimum dan beban minimum dan, jika penelitian diharapkan untuk berkontribusi untuk manfaat kesehatan orang lain dalam kategori yang sama, dengan kondisi yang diharuskan oleh hukum dan sejalan dengan perlindungan hak-hak asasi manusia perorangan. Penolakan orang seperti ini untuk ikut dalam penelitian seharusnya dihormati. Pasal 8 – Hormat pada Kerawanan Manusia dan Integritas Pribadi Dalam menerapkan dan memajukan pengetahuan keilmuan, praktek kedokteran dan teknologi terkait, kerawanan manusia seharusnya diperhitungkan. Perorangan dan kelompok dengan kerawanan khusus seharusnya dilindungi dan integritas pribadi dari perorangan seperti ini dihormati. 4 Unofficial translation prepared by the Indonesian National Bioethics Commission Pasal 9 – Masalah Pribadi dan Kerahasiaan Masalah pribadi orang yang berkenaan dan kerahasiaan informasi pribadi seharusnya dihormati. Sejauh mungkin, informasi seperti ini seharusnya tidak digunakan atau diungkapkan untuk tujuan lain selain untuk apa informasi ini dikumpulkan atau disepakati, sesuai dengan hukum internasional, khususnya hukum internasional hak-hak asasi manusia. Pasal 10 - Kesamaan, Keadilan dan Pemerataan Kesamaan mendasar semua manusia dalam martabat dan hak untuk dihormati sehingga mereka diperlakukan adil dan merata. Pasal 11 – Nondiskriminasi dan Nonstigmatisasi Tidak seorang atau sekelompok pun seharusnya didiskriminasikan atau distigmatisasikan atas dasar apa saja, bertentangan dengan martabat manusia, hak-hak asasi manusia atau kebebasan-kebebasan mendasar. Pasal 12 – Hormat pada Keragaman Budaya dan Pluralisme Pentingnya keragaman budaya seharusnya dihormati sepatutnya. Tetapi, pertimbangan seperti ini harus tidak dibangkitkan untuk melanggar martabat manusia, hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan mendasar, tidak juga prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam Pernyataan ini, atau untuk membatasi cakupannya. Pasal 13 – Solidaritas dan Kerja sama Solidaritas di antara manusia dan kerja sama internasional untuk tujuan itu harus didorong. Pasal 14 – Tanggungjawab Sosial dan Kesehatan 1. Promosi kesehatan dan pembangunan sosial untuk rakyat ialah tujuan utama pemerintahan, yang diterima oleh semua sektor masyarakat. 2. Memperhitungkan bahwa menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai dalam kesehatan ialah satu dari hak-hak mendasar setiap manusia tanpa pembedaan suku, agama, kepercayaan politik, kondisi ekonomi atau sosial, kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya memajukan: (a) pencapaian layanan kesehatan bermutu dan obat-obatan esensial, termasuk khususnya untuk kesehatan perempuan dan anak, karena kesehatan mutlak untuk hidup itu sendiri dan harus dipandang sebagai barang sosial dan kemanusiaan; (b) pencapaian gizi dan air cukup; (c) perbaikan kondisi kehidupan dan lingkungan hidup; (d) penghapusan peminggiran dan pengucilan orang atas dasar apapun; dan (e) pengurangan kemiskinan dan buta huruf. Pasal 15 – Berbagi Manfaat 1. Manfaat yang dihasilkan dari penelitian keilmuan dan penerapannya harus dibagi dengan masyarakat secara keseluruhan dan dalam masyarakat internasional, khususnya dengan negara berkembang. Dalam memberi pengaruh pada prinsip ini, manfaat dapat berbentuk berikut ini yang mana saja: (a) bantuan khusus dan berkelanjutan untuk orang dan kelompok yang telah ikut serta dalam penelitian; (b) pencapaian layanan kesehatan mutu; (c) pengadaan modalitas diagnosis dan terapi baru atau produk dari penelitian; (d) dukungan untuk layanan kesehatan; (e) pencapaian pengetahuan keilmuan dan keteknologian; (f) perangkat pembentuk-kapasitas untuk tujuan penelitian; dan (g) bentuk lain yang mana saja yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam Pernyataan ini. 2. Manfaat seharusnya tidak berupa dorongan tak wajar untuk berperan serta dalam penelitian. Pasal 16 – Melindungi Generasi Mendatang Dampak ilmu-ilmu hayati pada generasi mendatang, termasuk pada susunan genetika mereka, seharusnya diberi penghormatan seperlunya. 5 Unofficial translation prepared by the Indonesian National Bioethics Commission Pasal 17 – Perlindungan Lingkungan Hidup, Biosfera dan Keragaman Hayati Penghormatan perlu diberikan untuk kesaling terhubungan antara manusia dan bentukbentuk lain dari kehidupan, untuk pentingnya pencapaian yang sesuai dan penggunaan sumber daya biologi dan genetika, untuk hormat pada pengetahuan tradisional dan untuk peran manusia dalam perlindungan lingkungan hidup, biosfera dan keragaman hayati. KONDISI UNTUK IMPLEMENTASI Pasal 18 – Pengambilan keputusan dan Isu-isu Bioetika 1. Profesionalisme, kejujuran dan integritas dan transparansi di dalam mengambil keputusan seharusnya dipromosikan, khususnya pernyataan dari semua keinginan yang bertentangan dan kebersamaan yang cocok dari ilmu pengetahuan. Setiap usaha seharusnya dibuat untuk dipakai yang paling baik dari pengetahuan keilmuan dan metodologi yang ada dalam menuju dan menelaah kembali secara berkala isu-isu bioetika. 2. Orang-orang dan tenaga profesional yang bersangkutan serta masyarakat secara keseluruhan seharusnya diikutkan dalam dialog secara teratur. 3. Kesempatan-kesempatan debat publik pluralistik, mencari pernyataan dari semua pendapat yang relevan, seharusnya dipromosikan. Pasal 19 – Komite Etika Komite Etika yang bebas, multi disiplin dan pluralistik seharusnya dibangun, dipromosikan dan didukung pada tingkat yang cocok untuk: (a) menilai isu yang terkait dan relevan dari etika, hukum, keilmuan dan sosial untuk proyek penelitian yang menyangkut manusia; (b) menyiapkan saran pada masalah etika dalam lingkungan klinik; (c) menilai perkembangan keilmuan dan keteknologian, merumuskan rekomendasi dan menyumbang persiapan panduan mengenai isu-isu dalam cakupan Pernyataan ini; dan (d) mendorong debat, pendidikan, dan kesadaran publik dari, dan keterkaitan dalam bioetika. Pasal 20 – Penaksiran Risiko, Pengelolaan dan Pencegahan Penaksiran yang tepat dan pengelolaan yang cukup dari risiko yang berhubungan dengan kedokteran, ilmu-ilmu hayati dan teknologi yang terkait seharusnya dipromosikan. Pasal 21– Praktek-praktek Transnasional 1. Negara, lembaga publik dan swasta, dan profesional yang berhubungan dengan kegiatan kegiatan transnasional seharusnya berusaha untuk meyakinkan bahwa setiap kegiatan dalam cakupan Pernyataan ini, yang diambil, dibiayai atau dengan cara lain dilakukan seluruhnya atau sebagian di Negara yang berbeda adalah konsisten dengan prinsip-prinsip yang tertera dalam Pernyataan ini. 2. Bila penelitian dilakukan atau sebaliknya dikerjakan dalam satu atau lebih Negara (Negara tuan rumah) dan dibiayai oleh sumber di Negara lain, penelitian seperti ini seharusnya merupakan obyek dari suatu tingkat yang cocok dari peninjauan etika dalam Negara penyelenggara di mana donor berada. Peninjauan ini seharusnya berdasakan standar etika dan hukum yang konsisten dengan prinsip-prinsip yang tertera dalam Pernyataan ini. 3. Penelitian kesehatan transnasional seharusnya responsif terhadap keperluan Negara tuan rumah, dan kepentingan dari penelitian untuk mendukung pengurangan masalah kesehatan global yang mendesak seharusnya dikenal. 4. Saat merundingkan kerja sama penelitian, kondisi untuk kolaborasi dan kerjasama tentang manfaat penelitian harus dibangun dengan partisipasi yang setara oleh para pihak yang bernegosiasi. 5. Negara seharusnya mengambil tindakan yang cocok baik pada tingkat nasional maupun tingkat internasional, untuk memerangi bioterorisme, lalulintas organ yang terlarang, jaringan-jaringan dan cuplikan, sumber daya genetika dan bahan yang terkait dengan genetika. PROMOSI PERNYATAAN 6 Unofficial translation prepared by the Indonesian National Bioethics Commission Pasal 22 – Peranan Negara 1. Negara seharusnya mengambil semua tindakan yang sesuai, apakah itu masalah legislatif, administratif atau lain-lain hal, untuk memberi pengaruh untuk prinsip-prinsip yang tertera dalam Pernyataan ini, sesuai dengan hukum internasional hak-hak asasi manusia. Tindakan seperti ini seharusnya didukung oleh suatu tindakan dalam lingkungan pendidikan, pelatihan dan informasi umum. 2. Negara seharusnya mendorong pembentukan komunitas etika yang bebas, multidisiplin dan pluralistik sesuai dengan Pasal 19. Pasal 23 – Pendidikan, Pelatihan dan Informasi Bioetika 1. Untuk mempromosikan prinsip-prinsip yang diatur dalam Pernyataan ini dan untuk mencapai pengertian yang lebih baik dari implikasi etika dari perkembangan keilmuan dan keteknologian, khususnya untuk orang-orang muda, Negara seharusnya berusaha untuk mendorong pendidikan dan pelatihan bioetika pada semua tingkat dan juga mendorong program penyebaran informasi dan pengetahuan tentang bioetika. 2. Negara seharusnya mendorong partisipasi dari organisasi-organisasi antar pemerintah internasional dan regional dan organisasi-organisasi nonpemerintah internasional, regional dan nasional dalam kegiatan ini. Pasal 24 – Kerja sama Internasional 1. Negara seharusnya mendorong penyebaran internasional dari informasi keilmuan dan mendorong aliran bebas dan berbagi pengetahuan keilmuan dan keteknologian. 2. Dalam rangka kerjasama internasional, Negara seharusnya mempromosikan kerjasama kebudayaan dan keilmuan dan masuk dalam persetujuan bilateral dan multilateral yang memungkinkan negara berkembang untuk membangun kapasitasnya untuk berpartisipasi dalam menciptakan dan berbagi pengetahuan, keilmuan, kecakapan terkait dan manfaatnya. 3. Negara seharusnya menghormati dan mempromosikan solidaritas antara dan di antara Negara, juga perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan pertimbangan khusus untuk mereka yang dipandang rawan penyakit atau ketidakmampuan atau kondisi perorangan atau lingkungan dan mereka dengan sumber daya yang paling terbatas. Pasal 25 – Tindakan kelanjutan oleh UNESCO 1. UNESCO akan mempromosikan dan menyebarkan prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam Pernyataan ini. Dalam melakukan ini, UNESCO seharusnya mencari bantuan dan pendampingan dari Intergovernmental Bioethics Committee (IGBC) dan International Bioethics Committee (IBC). 2. UNESCO harus mengulangi keterikatannya untuk menangani bioetika dan untuk mempromosikan kerja sama antara IGBC dan IBC. ATURAN PENUTUP Pasal 26 – Hubungan Terkait dan Saling Melengkapinya Prinsip-prinsip Pernyataan ini harus dipahami secara keseluruhan dan prinsip-prinsip harus dipahami sebagai yang saling melengkapi dan berhubungan terkait. Setiap prinsip harus dipandang dalam cakupan prinsip-prinsip lain, sebagaimana yang sesuai dan relevan dalam keadaannya. Pasal 27 – Pembatasan Penerapan Prinsip-prinsip Jika prinsip-prinsip Pernyataan ini akan dibatasi, seharusnya dengan hukum, termasuk hukum untuk kepentingan keamanan publik, untuk penyelidikan, penemuan dan penuntutan dari pelanggaran kriminal, untuk melindungi kesehatan umum atau untuk perlindungan dari hak kebebasan dan lain-lain. Setiap hukum yang diperlukan harus konsisten dengan hukum internasional hak-hak asasi manusia. Pasal 28 – Penolakan tindakan yang bertentangan dengan hak-hak asasi manusia, kebebasan-kebebasan mendasar dan martabat manusia Tidak ada di Pernyataan ini yang dapat ditafsirkan sebagai memberi makna bagi Negara yang mana saja, kelompok atau orang untuk pengakuan yang mana saja untuk terlibat 7 Unofficial translation prepared by the Indonesian National Bioethics Commission dalam kegiatan yang mana saja atau untuk melaksanakan tindakan yang mana saja yang bertentangan dengan hak-hak asasi manusia, kebebasan-kebebasan mendasar dan martabat manusia. 8 Unofficial translation prepared by the Indonesian National Bioethics Commission