ALIRAN DALAM ETIKA PRINSIP ETIKA KESEHATAN ETIKA PROFESI KESEHATAN Selasa, 27 Oktober 2014 UNSUR ETIKA 1. Nilai covert, konsep, tidak terukur Pra-moral : belum merujuk pada norma kongkret perilaku manusia; misalnya : kesehatan, gaya hidup, integritas fisik, seksualitas. Moral : mengharuskan manusia melakukan sesuatu tindakan konkret pada suatu norma konkret; misalnya : kesetiaan yakni untuk memegang janji, keadilan yakni menghargai hak orang lain. 2 Hasil survey di Amerika, Canada, dan Inggris. lihat tatanilai etika kesehatan pd slide.12 23 Atribut soft skills yang dominan dibutuhkan di lapangan kerja 1. Inisiatif 2. Etika/ INTEGRITAS 3. Berfikir kritis 4. Kemauan belajar 5. KOMITMEN 6. Motivasi 7. Bersemangat 8. Dapat diandalkan 9. Komunikasi lisan 10. Kreatif. 11. Kemampuan analitis 12. Dapat mengatasi stress 13. Menejemen diri 14. Menyelesaikan persoalan 15. Dapat meringkas 16. Berkooperasi 17. Fleksibel 18. Kerja dalam tim 19. Mandiri 20. Mendengarkan 21. Tangguh 22. Berargumen logis 23. Menejemen waktu. Sumber : center for enterpreuneurship education and development, Halifax, nova scotia, 2004. 2. Norma = prinsip dasar covert, kongkrit, terukur Proposisi (“dalil”) PEMINDAHAN NILAI KE TINGKAT KEHIDUPAN KONKRET, baik fungsi positif atau negative. Ungkapan TEKNIS pengalaman etis manusia GENERALISASI relevan tentang apa yang secara normal relevan Unsur etika : 1. Nilai 2. Norma Pada ETIKA TEONOM, yang mewajibkan adanya PERINTAH TUHAN, ada nilai dasar moral utama yakni : ketuhanan (tidak diakui bagi penganut sekuler) Dasar dan sekaligus tujuan seluruh etika (bagi pandangan teologis/non-sekuler) Menempatkan EK sebagai tuntutan (postulat) kodrat. Melanggar EK = memperkosa kodrat manusia. Menuju nilai kebenaran kedokteran yakni pengakuan o Perintah menjalankan EK = “perintah Tuhan” o Adanya kebebasan kehendak o Adanya keabadian jiwa. 5 ALIRAN DALAM ETIKA 1. Ditinjau dari inti ikatan batin a. Etika kebijaksanaan o Etika kebahagiaan b. Etika kewajiban o Etika teonom (agama samawi) o Etika otonom (FILSAFAT) 2. Ditinjau dari metode penerapan a. Etika substantif : penerapan etika kebijaksanaan b. Etika prosedural : penerapan etika kewajiban 3. Ditinjau dari subyek pelaksananya o Etika maksim : prinsip tindakan SUBYEKTIF (covert atau overt). o Etika norma-norma : peraturan-peraturan (hukum), memberi muatan legalitas pada moralitas JALUR MEMPEROLEH PENGETAHUAN o Etika otonom (filsafat) logic Rationalism illogic perception Thinking Empiricism THE PATHWAY misperception Sensing Feeling Believing KNOWLEDGE Intuitionism insight no insight Authoritarianism ideology delusion JALUR SIFAT BELAJAR HASIL FILSAFAT REALITY Tdk nampak, ttp dirasakan keberadaannya ETIKA MAKSIM subyektif JUMLAH KOTAK PADA GAMBAR BERIKUT INI …? = 1 BUAH, BUJUR SANGKAR = 16 BUAH, BUJUR SANGKAR = 4 BUAH, BUJUR SANGKAR = 4 BUAH, 2 BUJUR SANGKAR DAN 2 EMPAT PERSEGI PANJANG = 4 BUAH, EMPAT PERSEGI PANJANG SOLVE IT ....! 1 + 5 = 12 2 + 10 = 24 3 + 15 = 36 5 + 25 = .... 30 60 SOLVE IT ....! 30 + 5 25 = .... 60 SEMUA JAWABAN BENAR ! Bergantung pada cara pandangnya 1. 2. 3. 4. 5. Multi perspektif Time horizon Cara pandang luas (supra sistem) Pemaknaan besar Lihat dengan jujur CAN YOU SOLVE THIS ? + + = 30 Fill the boxes using ( 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15 ) You can also repeat the numbers This question came in UPSC final exam held in December 2013 at India You will be glad to note that only Gaurav Agarwal (IAS Topper) could solved it BIOETIKA = PRINSIP ETIKA KESEHATAN Bioetika (F.Adel) adalah studi interdisipliner tentang : o problem yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran, o pada skala mikro maupun makro, o termasuk dampaknya terhadap masyarakat luas serta sistem nilainya, o kini dan masa mendatang. Contoh : a) Euthanasia b) Resusitasi c) Aborsi d) Bayi tabung, dst…. 12 PRINSIP ETIKA KESEHATAN MENGACU KEPADA 4 KAIDAH MORAL 1. Tindakan berbuat baik (beneficence) 2. Tindakan tidak merugikan atau nonmaleficience/ primum non nocere 3. Keadilan (equality) 4. Otonomi (self-determination) Bioetika merupakan pandangan lebih luas dari etika kedokteran karena begitu saling mempengaruhi antara manusia dan lingkungan hidup. bioetika merupakan “genus”, sedangkan etika kedokteran merupakan “spesies”. Selain 4 prinsip atau kaidah dasar moral tersebut, dikenal prinsip “turunannya” 49 dengan nilai-nilai seperti : o Berani berkata benar/kejujuran (veracity) : truth telling 50 o Kesetiaan (fidelity) : keep promise o Privacy (dari otonom dan beneficence) 51 o Konfidensialitas 52 o Menghormati kontrak (perjanjian) o Ketulusan (honesty) : tidak menyesatkan informasi kepada pasien atau pihak ketiga seperti perusahaan asuransi, pemerintah, dll. o Menghindari membunuh 14 DERAJAT KETEGARAN KAIDAH DASAR MORAL KDM dapat merupakan suatu hal tersendiri (disebut tegar), namun dapat saling bertukar sehingga dapat pula merupakan suatu kesinambungan (tidak tegar). Ketegaran tersebut bergantung pada : 1. Legalisme (prinsip moral tergantung pada hukum/nilai utama lainnya) 2. Absolute 3. Prima facie (prinsip harus dipatuhi, namun dapat bertukar sejauh ada kepentingannya seperti prinsip lain yg lebih kuat atau ada alasan kuat utk pengecualiannya 4. Relative 5. Antinomianisme (prinsip moral tidak tergantung pada hukum/nilai utama lainnya) 15 KEBERLAKUAN ETIKA KEDOKTERAN SEBAGAI NORMA 1. BERSYARAT (hipotesis) = teleologis Betul tidaknya tindakan bergantung pd akibatakibatnya. o Bila akibat baik : wajib; Implant silikon..? o Bila buruk : haram. Hendak dicapai tujuan kedokteran tertentu namun tetap dalam bingkai “mempertahankan martabat kemanusiaan” (bukan tujuan asal-asalan). Dasar : pengalaman (efektif – efisien). Kelemahan : menghilangkan dasar pembawa kepastian etis, tidak berketegasan, pemicu “tujuan menghalalkan cara”. Contoh diluar dunia kedokteran : “membagi zakat pada bulan Ramadhan; tetapi menimbulkan korban? 16 2. TIDAK BERSYARAT (kategoris) = deontologist Tidak bergantung pada tujuan tertentu Betul tidaknya tindakan bergantung pada cara bertindak itu sendiri, bukan pada akibat tindakan Dasar : kewajiban/keharusan mutlak/absolute atau “kewajiban demi kewajiban” Kelemahan : pemicu fanatisme buta, tidak luwes dalam perkembangan zaman, tidak mampu memecahkan dilema etis. DOKTRIN EFEK GANDA Efek buruk terkadang secara moral dapat diterima ketika akan memunculkan efek baik. Namun memerlukan sederet alasan tertentu. Hal ini berguna untuk etika teleologis. 17 Contoh : Anakku perlu sekolah, isteriku perlu bersolek, suamiku perlu berkarir. Semua perlu duit. Sementara mencapai “fitrah” tadi, bolehkah melanggar EK (“pasien diobyekin”)? Maka saya membuka klinik aborsi “gelap” Jawaban : “Asas Akibat Rangkap / Prinsip Ganda” sebagai patokan yang tak boleh dilanggar, yakni : Akibat buruk tersebut tidak diinginkan (bukan maksud/ tujuan yang pokok); Perbuatan itu sendiri secara intrinsik tak boleh bersifat buruk/jahat (karena berbuat buruk manapun tak pernah ditolerir). 18 Akibat baik tak boleh diperoleh dari sebab yang buruk (akibat buruk tak boleh menjadi sarana mencapai efek baik), atau yang buruk dikehendaki secara langsung demi yang baik. Tujuan baik tidak membenarkan cara-cara (sarana) jahat. Alasan kuat (proporsional) bahwa akibat baiknya lebih kuat/penting daripada akibat buruk (harus melewati perenungan lebih dulu) bila tak ada cara lain yang lebih tepat. Manfaat > mudaratnya. 19 Kriteria proporsionalitas Richard Mc Cormik (proporsional tak sama dengan aritmatika) : Nilai berperan minimal sama penting dengan nilai yang telah dikorbankan. Tak ada cara yang tidak merugikan untuk mencapai efek baik dimaksud. Cara mencapai nilai termaksud tidak boleh merusak nilai awal di kemudian hari. KESADARAN MORAL dan TANGGUNG JAWAB Kesadaran moral atau keadaran akan kewajiban mutlak/tanpa syarat adalah suara hati (insane kamil) yang muncul/tampak secara unik/khas dokter sebagai orang per orang. Melalui “jembatan” rasionalitas (kemasuk-akalan), suara hati dokter dapat berubah menjadi tanggung jawab 20 NORMA dalam ETIKA KEDOKTERAN Merupakan norma moral yang hierarkinya lebih tinggi dari norma hukum dan norma sopan santun (pergaulan). Fakta fundamental hidup bersusila : Etika mewajibkan dokter secara mutlak, namun sekaligus tidak memaksa. Jadi dokter tetap bebas. Bisa mentaati atau masa bodoh. Bila melanggar; maka insane kamil (kesadaran moral = suara hatinya) akan menegur sehingga timbul rasa bersalah, menyesal, tidak tenang. 21 Sifat EK 1. Etika khusus (tidak sepenuhnya sama dengan etika umum) 2. Etika sosial (kewajiban terhadap manusia lain / pasien) 3. Etika individual (kewajiban terhadap diri sendiri = selfimposed, zelfoplegging) 4. Etika normative (mengacu ke deontologis, kewajiban kearah norma-norma yang sering mendasari dan mengandung 4 sisi kewajiban = gesinnung yakni : o diri sendiri, o umum, o teman sejawat o dan pasien/klien dan masyarakat khusus lainnya) 22 5. Isi : 2 norma pokok : o Sikap bertanggung jawab atas hasil pekerjaan dan dampak praktik profesi bagi orang lain; o Bersikap adil dan menghormati Hak Azasi Manusia (HAM) 6. Ruang lingkup kesadaran etis : prihatin terhadap krisis moral akibat pengaruh teknologisasi dan komersialisasi dunia kedokteran. 23 7. Etika profesi luhur/mulia : Isi : 2 norma etika profesi biasa ditambah dengan : o Bebas pamrih (kepentingan profesi dokter < kepentingan pasien) = altruisme. o Ada idealisme : tekad untuk mempertahankan cita-cita luhur/etos profesi = ‘esprit de corpse pour officium nobile’ KESIMPULAN Bioetika kedokteran merupakan salah satu etika khusus dan etika sosial dalam kedokteran yang memenuhi kaidah praksiologik (praktis) dan filsafat moral (normative) yang berfungsi sebagai pedoman (das sollen) maupun sikap kritis reflektif (das sein), yang bersumber pada 4 kaidah dasar moral beserta kaidah turunannya. 24