MODUL PERKULIAHAN Human Relations Komunikasi untuk Efektivitas Fakultas Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Public Relations Online 11 Kode MK Disusun Oleh 42012 Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Abstract Kompetensi Dalam modul ini akan dibahas proses komunikasi, aliran komunikasi, rintangan komunikasi, seni bertanya, kekuatan mendengarkan Setelah membaca materi ini mahasiswa dapat mengambil manfaat dari modul ini sehingga mampu diterapkan dalam tantangan seorang PR. Komunikasi untuk Efektivitas 1. Proses Komunikasi Komunikasi adalah penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Proses penyampainnya berlangsung pada umumnya menggunakan bahasa. Bahasa adalah lambang yang mewakili sesuatu, baik yang berwujud, maupun yang tidak berwujud; dengan lain perkataan: baik yang konkrit maupun abstrak. Jika komunikasi menggunakan bahasa disebut komunikasi verbal (verbal communication), maka komunikasi menggunakan lambang yang bukan bahasa dinamakan komunikasi non verbal (non verbal communication). Untuk jelasnya komunikasi meliputi lima unsur pokok yang dapat diberi istilah sebagai berikut: A. Komunikator Komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang menyampaikan pikirannya atau perasaannya kepada orang lain. Komunikator dapat bertindak secara individual atau secara kolektif yang melembaga. Sekelompok orang secara kolektif yang melembaga adalah para kerabat kerja (crew) media massa. Berita yang dimuat dalam surat kabar adalah hasil kerja kolektif antara reporter, penyusun, penyunting berita. Demikian pula film, komunikatornya adalah kolektif yang terdiri dari penulis cerita, penulis skenario, dan sebagainya. Komunikator dalam manajemen umumnya individual. B. Pesan Pesan sebagai terjemahan bahasa asing “message” adalah lambang bermakna, yakni lambang yang membawakan pikiran atau perasaan komunikator. Seperti telah disinggung di muka, komunikasi berlangsung pada umumnya menggunakan bahasa, karena di antara sekian banyak lambang, hanya bahasa yang mampu membawakan pikiran dan atau perasaan seseorang, baik mengenai hal yang konkrit maupun abstrak. C. Komunikan Komunikan adalah seseorang atau sejumlah orang yang menjadi sasaran komunikator ketika menyampaikan pesan. Sejumlah orang yang dijadikan sasaran itu dapat merupakan kelompok kecil atau kelompok besar, bersifat homogen atau heterogen. Yang homogen adalah komunikan yang terdiri dari orang-orang yang terkait oleh suatu organisasi 16 2 Human Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang secara relatif mempunyai kesamaan dalam usia, misalnya para pelajar, mahasiswa dan sebagainya. Sedangkan komunikan yang heterogen adalah sejumlah orang yang berbeda dalam usia, pendidikan, status sosial, dan lain sebagainya. D. Media Media adalah sarana untuk menyalurkan pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komonikan. Media digunakan dalam komunikasi apabila komunikan berada di tempat yang jauh dari komunikator atau jumlahnya banyak. Apabila komunikannya hanya seorang, maka digunakan media seperti surat, telepon, telegram, dan sebagainya. Jika komunikannya banyak maka menggunakan papan pengumuman, pengeras suara. Apabila komunikan jauh dan banyak maka menggunakan surat kabar, majalah, televisi, dan lain sebagainya. E. Efek Efek adalah tanggapan, respons atau reaksi dari komunikan ketika menerima pesan dari komunikator. Jadi efek adalah akibat dari proses kominikasi. Efek diklasifikasikan menjadi efek kognitif jika menyangkut pikiran atau nalar. Efek afektif bila menyangkut perasaan. Sedangkan efek konatif / behavioral apabila berkaian dengan perilaku. Jika efek itu diketahui oleh komunikator, dalam arti kata apabila tanggapan komunikandisampaikan kepada komunikator, atau merupakan hasil kegiatan komunikator, maka itu dinamakan umpan balik atau arus balik atau feedback. 2. Aliran Komunikasi A. Aliran Komunikasi Organisasi 1) Adalah suatu proses dinamik dalam mana pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan dan dinterpretasikan yang hidup dan berkembang dalam sebuah organisasi. 2) Aliran Komunikasi Organisasi berfungsi untuk mengetahui bagaimana informasi itu terdistribusikan kepada anggota-anggota organisasi, bagaimana pola-pola distribusinya dan bagaimana orang-orang terlibat dalam proses penyebaran informasi itu dalam sebuah organisasi. 3) Aliran Komunikasi Organisasi berpengaruh terhadap efektifitas organisai baik dalam kaitannya dengan hubungan-hubungan ataupun pula dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan organisasi. 16 3 Human Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id B. Sifat Aliran Informasi Guetzkow (1964), aliran informasi (penyebaran pesan) dalam organisasi dapat terjadi dalam tiga cara: 1) SERENTAK, yaitu proses penyebaran informasi (pesan) yang disampaikan secara bersamaan dalam suatu waktu dengan objek sasaran yang banyak (lebih dari satu orang, bukan proses diadik). Bentuk: Memo, Pertemuan, rapat (akbar), televisi, teleconference (penyampaian pesan bermedia). Keuntungan: cepat, sudah/dapat diakses pada saat bersamaan, berhubungan dengan banyak sasaran orang, informasi terbuka, biasanya dipergunakan oleh organisasi besar. Kerugian: tidak dapat menyebarkan informasi yang sifatnya rahasia. Biasanya digunakan oleh organisasi publik atau organisasi yang memiliki jaringan kerja yang luas. 2) BERURUTAN: yaitu proses penyebaran informasi/pesan secara diadik (merupakan bentuk komunikasi yang utama, Haney: 1962). Dengan pola “siapa berbicara kepada siapa”. Informasi disampaikan secara berurutan dari satu orang ke orang lain secara tidak bersamaan. Bentuk: komunikasi antarpersonal, model jaringan sel. Keuntungan: menjamin kerahasiaan informasi, lebih mendekatkan hubungan antar anggota. Kerugian: lambat, memungkinkan terjadinya bias / distorsi informasi (multi persepsi / interpretasi). Biasanya sangat efektif untuk organisasi yang bersifat politis, ideologis, rahasia, militer. Ataupun pula untuk suatu kebijakan organisasi yang sifatnya tertutup/rahasia/strategis. untuk itu dibutuhkan kemampuan akurasi penyampaian pesan, daya ingat yang baik dan disiplin yang tinggi. 3) SERENTAK – BERURUTAN: yaitu kombinasi kedua pola aliran yang telah dsebutkan sebelumnya. POLA ALIRAN INFORMASI 1) POLA RODA: adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. Orang dalam posisi sentral menerima kontak dan informasi dan memecahkan masalah dengan saran / persetujuan anggota lainnya. 2) POLA LINGKARAN: semua anggota berkomunikasi satu sama lainnya hanya melalui sejenis sistem pengulangan. Tidak seorangpun yang dapat berhubungan langsung dengan semua anggota lainnya, demikian pula tidak ada anggota yang memiliki akses langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan. C. Arah Aliran Informasi 1) Komunikasi ke Bawah (Downward) 16 4 Human Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Yaitu informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang otoritas lebih rendah. JENIS INFORMASI yang biasanya dikomunikasikan: a. Mengenai bagaimana melakukan pekerjaan b. Mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan c. Mengenai kebijakan dan praktik organisasi d. Informasi kinerja pegawai e. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission). METODE PENYAMPAIAN PESAN: a. Tulisan b. Lisan c. Lisan diikuti tulisan d. Tulisan diikuti lisan KAPAN METODE INI DAPAT EFEKTIF DILAKUKAN? a. Tulisan: dalam situasi bila diperlukan informasi untuk tindakan yang akan datang, informasinya umum, tidak diperlukan kontak pribadi. b. Lisan: dalam situasi yang membutuhkan teguran dan mendamaikan perselisihan. c. Lisan diikuti tulisan: dalam situasi yang membutuhkan tindakan segera tetapi kemudian diikuti tindak lanjutnya yang bersifat umum, perlu pendokumentasian. d. Tulisan diikuti lisan: dinilai tidak cukup efektif untuk setiap situasi. 2) Komunikasi ke Atas (Upward) Yaitu informasi yang mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (atasan). PENTINGNYA KOMUNIKASI KE ATAS: a. Informasi bagi pembuatan keputusan b. Memberi informasi bagi atasan kapan bawahan siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka. c. Mendorong keterbukaan komunikasi tentang keluh kesah, kritik muncul ke permukaan sehingga atasan tahu apa yang mengganggu dan menghambat kerja mereka. 16 5 Human Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id d. Menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan memberi masukan/gagasan serta saran. e. Memberi informasi pada atasan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah, f. Membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan dan organisasi. APA YANG DIKOMUNIKASIKAN? a. Tentang apa yang telah dilakukan bawahan: prestasi, kemajuan, rencana yang akan datang. b. Persoalan pekerjaan yang dihadapi yang belum terpecahkan dan membutuhkan bantuan penyelesaian. c. Memberikan saran dan gagasan untuk perbaikan pada organisasi. d. Mengungkapkan bagaimana perasaan, pikiran bawahan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka dan organisasi. MENGAPA KOMUNIKASI KE ATAS SULIT? (Sharma: 1979): a. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka b. Adanya perasaan bahwa atasan tidak tertarik pada permasalahan bawahan. c. Kurangnya penghargaan dan apresiasi bagi komunikasi ke atas yang dilakukan oleh bawahan/karyawan d. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai. PRINSIP KOMUNIKASI KE ATAS: a. Program komunikasi ke atas yang efektif harus direncanakan dan didorong atau dirangsang agar tetap muncul / tersampaikan. b. Program komunikasi ke atas yang efektif berlangsung secara berkesinambungan. c. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan saluran rutin d. Program komunikasi ke atas yang efektif menitikberatkan kepekaan dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih rendah e. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup mendengarkan secara objektif f. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk menanggapi masalah g. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan berbagai media dan metode untuk meningkatkan aliran informasi. 16 6 Human Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3) Komunikasi Horizontal Adalah penyampaian informasi di antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja. TUJUAN KOMUNIKASI HORISONTAL: a. Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja b. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan c. Untuk memecahkan masalah d. Untuk memperoleh pemahaman bersama e. Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan f. Untuk menumbuhkan dukungan antar personal BENTUK KOMUNIKASI HORISONTAL: Rapat komisi, interaksi pribadi, selama waktu istirahat, obrolan di telpon, memo / catatan, kegiatan sosial, lingkaran kualitas (sebuah kelompok pekerja sukarela yang berbagi wilayah tanggungjawab) 4) Komunikasi Informal, Selentingan Komunikasi yang dilakukan oleh orang organisasi tanpa mengindahkan posisinya dalam organisasi. Selentingan (grapevine): metode penyampaian laporan rahasia dari orang ke orang yang tidak dapat diperoleh melalui saluran biasa (Stein, 1967). CIRI SELENTINGAN: a. Melalui interaksi mulut ke mulut b. Bebas dari kendala organisasi dan posisi c. Penyebaran cepat. d. Melalui rantai kelompok e. Memiliki beberapa peran. f. Produk situasi bukan produk orang dalam organisasi. g. Semakin cepat orang mengetahui peristiwa semakin cepat kemungkinan menceritakannya pada orang lain. h. Jika informasinya menarik, orang cenderung menyampaikan pada yang lain. i. Pesan selentingan cenderung cermat / jeli (walau terkadang lebih dramatik dari yang senyatanya) j. Informasi selentingan biasanya tidak lengkap, menghasilkan kesalahan interpretasi bahkan bila rinciannya cermat. 16 7 Human Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id k. Cenderung mempengaruhi organisasi (baik atau buruk) 3. Rintangan Komunikasi Komunikasi adalah elemen penting dalam kehidupan sosial manusia. karena tanpa komunikasi maka peradaban manusia tidak akan tercipta. Selain itu, dengan komunikasi, banyak hal yang akan diperoleh manusia yaitu pertukaran informasi, ilmu pengetahuan, hiburan, dan empati. Karena pentingnya komunikasi maka komunikasi harus dibuat seefektif mungkin. Caranya dengan meningkatkan pengetahuan tentang ilmu komunikasi dan mengurangi gangguan atau rintangan/hambatan komunikasi. Komunikasi disebut efektif jika pesan komunikator (pemberi pesan) sampai ke komunikan (penerima pesan) dengan pemahaman yang benar atau dengan kata lain tidak terjadi miskomunikasi. Jika kita melihat hakikat komunikasi sebagai suatu sistem, maka gangguan komunikasi bisa terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Menurut Shannon dan Weaver (1949) gangguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang mengganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif. Sedangkan rintangan komunikasi dimaksudkan ialah adanya hambatan yang membuat proses komunikasi tidak dapat berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan penerima. Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, gangguan adalah suatu hal, getaran atau gelombang yang mendistorsi pengiriman pesan dalam proses komunikasi. Gangguan menyebabkan perbedaan antara pesan yang diterima oleh penerima (receiver) dengan pesan yang dikirimkan oleh sumber (source). Rintangan komunikasi dimaksudkan ialah adanya hambatan yang membuat proses komunikasi tidak dapat berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan penerima. Meski gangguan komunikasi dapat dibedakan, tetapi sebenarnya rintangan komunikasi bisa juga terjadi disebabkan karena adanya gangguan. Menurut Hafield Cangara, Gangguan atau rintangan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas tujuh macam, yakni: 1) Gangguan teknis 2) Gangguan semantik 3) Gangguan psikologis 4) Rintangan fisik atau organik 5) Rintangan status 16 8 Human Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 6) Rintangan kerangka berpikir 7) Rintangan budaya Gangguan teknis terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi melalui saluran mengalami kerusakan (channel noise). Misalnya gangguan pada stasiun radio atau TV, gangguan jaringan telepon, rusaknya pesawat radio sehingga terjadi suara bising dan semacamnya. Gangguan semantik ialah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan (Blake, 1979). Gangguan semantik sering terjadi karena: a. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu. b. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan penerima. c. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga membingungkan penerima. d. Latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi terhadapa simbol-simbol bahasa yang digunakan. Banyak kecelakaan trasportasi udara terjadi karena karena kesalahan semantik. Misalnya dalam bulan Januari 1990 pesawat Aviance dengan nomor penerbangan 52, telah mengalamai kecelakaan pendaratan di Kennedy International Airport New York (AS). Kecelakaan ini terjadi karena kesalahan pengertian bahasa. Pilot yang mengawaki pesawat Aviance menyampaikan pesan kepada pengatur lalu lintas udara di bandara 45 menit sebelum pesawat mendarat bahwa, “We need priority, we are low on fuel”” (kami memerlukan prioritas dalam keadaaan bahan bakar yang terbatas). Karena kata priority diartikan lain oleh petugas bandara bukan emergency dalam keadaaan darurat, dan masih tersedia bahan bakar yang cukup meski dalam keadaan terbatas, maka pesawat tidak diberi kesempatan mendarat lebih awal. Akibatnya pesawat meledak di udara dan 73 orang tewas dalam peristiwa tragis ini. Ketika diselidki oleh dewan keamanan transportasi udara Amerika Serikat yang dipimpin langsung oleh Lee Dilkinson, ditemukan bahwa pilot dalam kehidupan sehariharinya memakai bahasa Spanyol. Karena itu bahasa Inggris yang digunakan dinilai tidak dalam keadaan darurat sekalipun dikatakan memerlukan prioritas. Kesalahan semantik ini dapat digambarkan dalam cerita di bawah ini: Dani, seorang mahasiswa asal Lampung baru saja berliburan di tanah kelahirannya. Ia membawa oleh-oleh berupa makanan khas daerahnya bernama kemplang. Di tempat kostnya ia menawari Ari, temannya orang Jawa. Ari : “Hei, kapan datang dari Lampung?” Dani : “Tadi malam. Oh, iya, mau oleh-oleh, nggak?” 16 9 Human Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ari : “Mau, dong. Kamu bawa oleh-oleh apa?” Dani : “Kamu mau kemplang?” Ari : “Nggak. Enak aja. Emangnya saya salah apa mau dikemplang segala?” Selain rintangan semantik, juga terdapat rintangan psikologis. Rintangan psikologis terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu. Misalnya rasa curiga penerima kepada sumber, situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan sehingga dalam penerimaan dan pemberian informasi tidak sempurna. Rintangan fisik ialah rintangan yang disebabkan Karena gangguan geografis misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi dan semacamnya. Dalam komunikasi antar manusia, rintangan fisik juga diartikan karena adanya gangguan organik, yakni tidak berfungsinya salah satu pancaindra pada penerima. Rintangan status ialah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial di antara peserta komunikasi misalnya perbedaan status antara senior dan yunior atau atasan dan bawahan. Perbedaan seperti ini biasanya menuntun perilaku komunikasi yang selalu memperhitungkan kondisi dan etika yang sudah membudaya dalam masyarakat, yakni bawahan cenderung hormat pada atasannya, atau rakyat pada raja yang memimpinnya. Rintangan kerangka berpikir ialah rintangan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi. Ini disebabkan karena latar belakang pengalaman dan pendidikan yang berbeda. Dalam studi yang pernah dilakukan oleh William (1974) tentang efektifitas pembaharuan KKN cenderung menggunakan kerangka berpikir teoritis, sedangkan penduduk desa cenderung berpikir pada hal-hal yang bersifat praktis. William lebih jauh mengatakan bahwa, rintangan yang sulit diatasi pada hakikatnya berada antara pikiran seseorang dengan orang lain. Rintangan budaya adalah rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi. Di negara-negara sedang berkembang masyarakat cenderung menerima informasi dari sumber yang banyak memiliki kesamaan dengan dirinya, seperti bahasa, agama dan kebiasaan-kebiasaan lainnya. Contoh lain, di Asia termasuk Indonesia, lazimnya rumah-rumah terbagi menjadi tiga wilayah: wilayah sosial, seperti teras dan ruang depan (untuk tamu); wilayah keluarga seperti ruang tengah (ruang keluarga), dapur dan teras belakang; wilayah sakral untuk berhubungan dengan zat yang disembah, misalnya mushalla bagi keluarga muslim. Bagi orang Barat, rumah ala Timur terkesan lebih tertutup, lebih kaku, dan lebih rumit. Dalam budaya Barat, ke semua wilayah tersebut tampaknya lebih berhubungan, sehingga tidak 16 10 Human Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mengherankan jika dari ruang tamu, kita juga bisa melihat ruang keluarga, dapur dan kamar mandi sekaligus. Maka sering terjadi kesalahpahaman jika orang Timur bertamu ke rumah orang Barat dan diterima di sebuah ruangan yang di dalamnya terlihat bagian dapur, kamar mandi maupun ruang keluarga sekaligus. Orang Timur merasakan kikuk atau suasana hati yang kurang pas dengan kebiasaannya. Sedangkan menurut Prof. Onong Uchjana Effendy, MA dalam bukunya “Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi”, ada 4 jenis hambatan komunikasi, yaitu: 1) Gangguan Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan semantik dan mekanik. a. Gangguan semantik Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik tersaring dalam ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan mengenaipengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator, akan lebih banyak gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan ini dalam salah pengertian. b. Gangguan mekanik Gangguan yang disebabkan oleh saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. 2) Kepentingan Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. 3) Motivasi terpendam Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suautu komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya. 4) Prasangka Prasangka merupakan salah satu rintangan dan hambatan yang berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. 16 11 Human Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id A. Cara mengatasi gangguan dan rintangan komunikasi Ada beberapa cara untuk mengatasi gangguan dan hambatan komunikasi antara lain: 1) Gunakan umpan balik (feed back), setiap orang berbicara memperhatikan umpan balik yang diberikan lawan bicaraya bak bahasa verbal maupun non verbal, kemudian memberikan penafsiran terhadap umpan balik itu secara benar. 2) Pahami perbedaan individu dan kompleksitas individu dengan baik. Setiap individu adalah pribadi yang khas yang berbeda baik dari latar belakang psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Dengan memahami maka seseorang dapat menggunakan taktik yang tepat dalam berkomunikasi. 3) Gunakan komunikasi langsung (face to face), komunikasi langsung dapat mengatasi hambatan komunikasi karena sifatnya lebih persuasif. Komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan non verbal. Selain kata-kata yang selektif, dapat juga menggunakan kontak mata, mimik wajah, bahasa tubuh lainnya dan meta-language (isyarat di luar bahasa). Yang membuat komunikasi dapat berdaya guna. 4) Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah. Kosa kata yang digunakan hendaknya dapat dimengerti dan dipahami. Jangan menggunakan istilah-istilah yang sukar dimengerti pendengar. Gunkan pola kalimat yang sederhana (kanonik) Karena kalimat yang banyak mengandung anak kalimat akan sulit dimengerti. Dengan mengetahui gangguan/hambatan komunikasi maka kita akan lebih bijak dalam berkomunikasi. Gangguan/hambatan komunikasi bisa diminimalisir, dengan demikian apa yang menjadi tujuan berkomunikasi berupa penyampaian pesan bisa diterima dan dipahami dengan benar oleh komunikan. Memang ada faktor-faktor gangguan komunikasi yang tidak bisa dihindari, misalnya ganguan teknis media komunikasi karena pengaruh cuaca atau yang lainnya, namun faktorfaktor yang lainnya seperti gangguan semantik, psikologis, fisik/organik, kerangka berpikir dan budaya bisa dihindari dengan cara belajar mengatasi hambatan tersebut. 4. Seni Bertanya Seni bertanya bertujuan agar kita tahu cara bertanya yang baik. Karena berkaitan dengan seni maka memerlukan kepandaian dan kepekaan terhadap komunikan. Hal ini meliputi apakah orang yang kita tanya tepat, apakah kondisinya tepat, dan apakah pertanyaan yang diajukan tepat. Dengan demikian kita akan mendapat jawaban yang tepat pula. 16 12 Human Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1) Kondisi: Perhatikan waktu dan mood orang yang akan ditanya 2) Orang: Perhatikan, apakah orang yang akan ditanya adalah orang yang tepat. Hal ini berlaku untuk pertanyaan tertentu, misalnya yang bersifat pekerjaan, pengambilan keputusan, atau bahkan urusan pribadi. 3) Pertanyaan: Perhatikan apakah pertanyaan yang akan diajukan sudah tepat, dan mudah dimengerti. Kata-kata yang dipilih akan menentukan jawaban. 4) Dalam bertanya juga perlu memperhatikan rumus 5W + 1H (Who, What, When, Where, Why, dan How). Kalau yang ditanya adalah “pelaku/subyek” maka dia tidakperlu ditanya lagi tentang “who”. Kalau sesuatu sudah pasti akan dilakukan sekarang, maka tidak perlu ditanya tentang ‘when” lagi. Biasanya yang sering ditanyakan adalah tentang “what” dan “why”. Padahal ini juga ada seninya. Sebaiknya untuk sesuatu yang sifatnya negatif jangan gunakan “why”. Untuk pertanyaan yang tujuannya eksplorasi, hindari pertanyaan tertutup. Misalnya: “Kamu sudah makan bukan?”, “Kamu mengerti kan yang saya maksud?”. Pertanyaan seperti ini jawabannya hanya “iya’ atau “tidak”, sehingga tidak memberi ruang bagi yang ditanya untuk berpikir. Bertanya merupakan rangkaian dari komunikasi, sehingga tetap ada dalam etika berkomunikasi. Etika yang paling penting adalah tetap menghargai orang lain/teman bicara. 5. Kekuatan Mendengarkan Mendengarkan diartikan sebagai proses aktif menerima rangsangan (stimulus) telinga (aural). Mendengarkan tidak terjadi begitu saja; kita harus melakukannnya. Mendengarkan menuntut tenaga dan komitmen. Mendengarkan (listening) menyangkut penerimaan rangsangan dan karenanya berbeda dengan mendengar (hearing) sebagai suatu proses fisiologis. Kata menerima menegaskan bahwa seseorang menyerap rangsangan (stimulus) dan memprosesnya dengan cara tertentu. Setidak-tidaknya selama beberapa waktu, isyarat yang diterima ditahan. Mendengarkan menyangkut rangsangan aural-yaitu isyarat (gelombang suara) yang diterima oleh telinga. Mendengarkan, karenanya tidak terbatas hanya pada isyarat-isyarat verbal (kata), melainkan juga mencakup semua isyarat yang dapat didengar: suara bising selain juga kata-kata, musik dan lain-lain. Mendengarkan adalah sebuah keterampilan yang sangat penting dalam segala bentuk komunikasi antar manusia. 16 13 Human Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id A. Jenis-jenis Mendengarkan Seperti halnya kita berbicara untuk berbagai tujuan, kita juga mendengarkan untuk berbagai tujuan. Ada tiga jenis mendengarkan yang kita kenal. 1) Mendengarkan untuk kesenangan. Mendengarkan untuk kesenangan menyita cukup banyak waktu mendengarkan kita. Kita mendengarkan musik, siaran olahraga, atau siaran televisi pada dasarnya untuk kesenangan. Ketika mendengarkan untuk kesenangan, Anda sementara melupakan dosen yang cerewet, menjauhkan diri Anda dari rangsangan yang lain, santai dan menikmati rangsangan ini. Kegiatan mendengarkan relatif pasif. 2) Mendengarkan untuk informasi. Sebagai mahasiswa tanggungjawab utama mendengarkan Anda terpusat pada mendengarkan untuk informasi. Di kelas anda mendengarkan dosen atau rekan mahasiswa lain yang lagi presentasi. Anda ingin mendengar tentang informasi kelas Human Relations yang kebetulan tidak dapat Anda hadiri. Sekali waktu, tujuan anda sekedar mendapatkan informasi baru, mempelajari data tertentu yang belum anda ketahui. Kali lainnya, Anda mendengarkan untuk mendapatkan informasi sedemikian rupa hingga Anda bisa memperoleh keterampilan baru atau melakukan sesuatu secara lebih efektif misalnya mengoperasikan program SPSS, membuat resep masakan Manado, membuat proposal program PR dan sebagainya. 3) Mendengarkan untuk membantu. Fungsi membantu pada kegiatan mendengarkan merupakan hal yang sangat penting. Bila Anda mendengarkan seseorang mengeluh, membicarakan suatu masalah, atau berusaha mengambil keputusan, Anda seringkali mendengarkan untuk membantu. Barangkali bantuan itu sekadar berupa menjadi pendengar yang memiliki perhatian dan mendukung saja atau memberi saran dan nasehat. B. Mendengarkan Secara Aktif Sebuah keterampilan komunikasi penting yang dapat dipelajari adalah yang dikembangkan oleh Thomas Gordon yang membuatnya sebagai titik tolak teknik P-E-T (Parent-Effectiveness-Training). Bacalah percakapan singkat berikut: PEMBICARA : makhluk itu memberi saya nilai C untuk karya tulis ini. Saya benar-benar sudah berusaha keras, tetapi inilah hasilnya, C. Benar-benar payah ! Pendengar 1 : Itu tidak terlalu jelek; sebagian besar mahasiswa mendapatkan nilai yang sama. Saya juga mendapat C. 16 14 Human Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pendengar 2 : Jadi mau apa? Ini semestermu yang terakhir. Siapa peduli dengan nilai lagi? Pendengar 3 : Seharusnya kamu gembira dengan nilai C. Peggy dan Michael malah tidak lulus, dan John serta Judy hanya mendapat D Pendengar 4 : Kamu mendapat nilai C untuk karya tulis yang Anda garap selama tiga minggu terakhir ini? Kedengarannya kamu benarbenar kecewa dan marah. Keempat pendengar di atas barangkali sangat ingin menghibur si pembicara. Tetapi mereka melakukannya dengan cara yang berbeda dan kita dapat memastikan hasilnya tentu berbeda. Tiga pendengar yang pertama memberikan tanggapan yang lazim diberikan. Pendengar 1 dan 2 berusaha mengurangi arti penting nilai C. Ini merupakan tanggapan yang sangat lazim bagi seseorang yang sedang mengutarakan kekecewaan atau ketidaksenangannya. Tetapi tanggapan ini juga paling tidak patut. Maksudnya mungkin baik, tetapi kurang berarti untuk mendorong komunikasi dan pengertian yang bermakna. Pendengar 3 berusaha membuat nilai C dianggap berarti cukup positif. Tetapi, perhatikanlah bahwa dalam proses pendengar ini juga menyampaikan lebih banyak lagi. Ketiga pendengar ini juga mengatakan bahwa pembicara seharusnya tidak perlu berperasaan seperti itu. Mereka mengatakan perasaan si pembicara tidak layak dan seharusnya pembicara bersikap lebih logis. Pendengar ke 4 berbeda. Pendengar 4 menggunakan apa yang dinamakan mendengarkan aktif. Ini adalah proses mengirim-balik kepada pembicara apa yang menurut Anda sebagai pendengar dimaksudkan pembicara-baik dari segi isi maupun perasaan. Mendengarkan aktif bukanlah proses yang sekedar mengulangi kata-kata si pembicara, tetapi lebih merupakan upaya memahami pesan keseluruhan si pembicara. C. Fungsi Mendengarkan Aktif Mendengarkan aktif mempunyai beberapa fungsi penting. 1) Pertama, ia memungkinkan pendengar mengecek pemahamannya terhadap apa yang dikatakan pembicara dan, lebih penting lagi, apa yang dimaksud pembicara. Ketika pendengar menyampaikan-balik kepada pembicara apa yang dipahaminya tentang pesan pembicara, pendengar ini memberikan kesempatan kepada pembicara untuk menjelaskan apa saja yang masih perlu dijelaskan. Dengan cara ini, pesan berikutnya akan lebih relevan dan jelas tujuannya. 2) Kedua, melalui proses mendengarkan aktif pendengar mengutarakan akseptansinya terhadap perasaan pembicara. Perhatikanlah bahwa pada contoh di atas, tiga pendengar pertama menentang perasaan pembicara. Pendengar yang aktif, yang 16 15 Human Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mengulang-balik apa yang dikatakan pembicara, memberikan akseptansi. Perasaan pembicara tidak ditentang: pendengar menyuarakan sikap yang simpatik dan empatik. Perhatikan juga bahwa dalam tiga tanggapan pertama perasaan pembicara ditolak. Tetapi pendengar 4 bukan hanya menerima perasaan pembicara melainkan juga mengidentifikasikannya secara eksplisit (“Kedengarannya kamu benar-benar kecewa dan marah”), kembali memberikan kesempatan untuk perbaikan. 3) Ketiga, dan barangkali yang terpenting, mendengarkan aktif merangsang pembicara menggali perasaan dan pemikirannya. Dengan tanggapan dari pendengar 4, pembicara mendapat kesempatan untuk mendalami perasaannya. Pendengar aktif mendorong pembicara untuk menggali dan mengutarakan pikiran dan perasaannya. Pendengar aktif memungkinkan terjadinya dialog yang bermakna dan pengertian bersama. Dalam merangsang eksplorasi lebih lanjut ini, pendengar aktif juga mendorong pembicara untuk memecahkan sendiri masalahnya dengan memberikan kesempatan untuk membicarakannya secara lebih mendalam. D. Teknik-teknik Mendengarkan Aktif 1) Mengulangi Pemikiran Pembicara. Nyatakanlah dengan kata-kata Anda sendiri apa yang menurut Anda dimaksudkan pembicara. Itu akan membantu memastikan pemahaman, karena pembicara akan bisa mengoreksi pernyataan Anda. Ini juga akan menunjukkan kepada pembicara bahwa Anda berminat dengan apa yang dikatakannya. Setiap orang ingin merasa dipahami, khususnya bila sedang marah atau kecewa. Pengulangan juga memberi kesempatan kepada pembicara untuk menggali atau mengembangkan apa yang semula dikatakannya. Tapi berhati-hatilah agar Anda tidak mengarahkan pembicara ke arah yang menurut Anda seharusnya ditempuhnya. Pengulangan harus merupakan deskripsi yang obyektif. 2) Menyatakan Pengertian terhadap Perasaan Pembicara. Di samping mengulangi isi pernyataan, gemakan juga perasaan yang menurut anda diutarakan atau disiratkan pembicara (saya bisa membayangkan bagaimana perasaanmu. Pasti kamu merasa sangat kacau). Seperti halnya pengulangan memungkinkan anda mengecek persepsi anda mengenai isi, ungkapan perasaan akan memungkinkan anda mengecek persepsi anda mengenai perasaan pembicara. Ungkapan perasaan ini juga akan memberikan kesempatan pada pembicara untuk melihat perasaannya secara lebih obyektif. Ini terutama membantu bila pembicara merasa marah, terluka, atau kecewa. Kita semua membutuhkan obyektifitas ini; kita perlu melihat perasaan kita dari perspektif yang lebih tenang jika kita ingin mengatasinya secara efektif. 16 16 Human Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Bila anda menggemakan perasaan pembicara, anda juga memberikan rangsangan untuk menggali lebih jauh perasaan ini. Kebanyakan dari kita menahan perasaan kita sampai kita merasa yakin bahwa ini akan diterima. Bila kita merasa bahwa perasaan ini diterima, kita akan merasa lebih bebas membicarakan hal-hal yang lebih rinci. Mendengarkan aktif memberikan kepada pembicara kesempatan penting ini. Dalam menggemakan perasaan pembicara, hati-hatilah untuk tidak melebih-lebihkan atau meremehkan; cobalah menggemakan perasaan ini seakurat mungkin. 3) Ajukan Pertanyaan. Ajukanlah pertanyaan untuk memastikan pemahaman anda terhadap pikiran dan perasaan pembicara dan untuk mendapatkan informasi tambahan (bagaimana perasaan anda ketika membaca laporan penilaian karya anda). Pertanyaan harus dirancang untuk memberikan dukungan dan dorongan yang cukup bagi pembicara untuk mengutarakan pikiran dan perasaan yang ingin diutarakannya. Pertanyaan jangan diarahkan ke bidang-bidang yang tidak ada hubungannnya atau menentang pembicara. Pertanyaan-pertanyaan ini akan lebih menegaskan minat dan perhatian anda kepada pembicara. Di seluruh proses mendengarkan, pendengar memberikan umpan balik kepada pembicara tentang rekasi kita terhadap apa yang telah disampaikan. Agar efektif umpan balik sebaiknya dilakukan dengan kesegeraan, kejujuran, kepatutan, dan kejelasan. Sementara proses menerima umpan balik secara efektif ditandai dengan kepekaan, dukungan, keterbukaan pikiran, dan kespesifikan. Untuk meningkatkan cara mendengarkan yang baik, ada beberapa tahap yang harus dilakukan antara lain : 1) Menyeleksi Pilihlah dalam beberapa variasi suara yang dapat layak untuk menjadi perhatian kita. Karena di sekeliling kita ada banyak suara gaduh yang dapat menyita perhatian kita. Jadi ketika kita melakukan komunikasi antarpribadi, kita juga harus fokus kepada kata-kata dan pesan non-verbal dari pasangan bicara kita. 2) Perhatian Fokus dalam pesan. Dalam hal ini, setelah kita memilih suara dan memfokuskan perhatian kita hanya pada suara yang ingin kita dengar dan perhatikan, perhatian kita dapat segera kita lakukan. Kita juga dapat kapan saja memindahkan perhatian/fokus kita terhadap suatu suara dan memindahkannya ke dalam pikiran kita, kapanpun juga kita mau. 3) Mengerti atau memahami 16 17 Human Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dapat menterjemahkan makna dari pesan. Pendengaran adalah sebuah fenomena psikologis dan mengerti adalah proses dari pemaknaan makna terhadap suara-suara yang kita seleksi dan yang menjadi perhatian kita. 4) Mengingat Adalah pemanggilan informasi yang secara berkelanjutan dikomunikasikan. Ada banyak teori penelitian tentang hal ini. Proses mengingat diawali dengan proses penyimpanan data. Ada yang tersimpan di otak di sistem penyimpanan memory, yaitu short term atau long term. 5) Merespon/menanggapi Konfirmasi pengertian kita akan pesan. Komunikasi antar pribadi adalah interaktif, yang meningkatkan dua hal, pembicaraan dan kegiatan merespon. Respon kita terhadap orang adalah membiarkan mereka pemahaman akan pesan. Respon juga bisa berupa nonverbal. 16 18 Human Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mengetahui Daftar Pustaka DeVito, Joseph A, Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Professional Books, 1997. Cangara, Hafield. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Mulyana, Deddy. Komunikasi Efektif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Radiosmartfm.com 16 19 Human Relations Ervan Ismail, S.Sos., M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id