1 MEMPEREBUTKAN LOYALITAS PELANGGAN Didik Hariyanto, M.Si

advertisement
MEMPEREBUTKAN LOYALITAS PELANGGAN
Didik Hariyanto, M.Si
(Dosen Tetap Ilmu Komunikasi Fisip Umsida, Jln. Mojopahit 666 B
Sidoarjo. 8945444)
ABSTRAK
Pendahuluan
Sejalan dengan pesatnya pertumbuhan dan perubahan ekonomi serta
kegiatan bisnis, mendorong perusahaan harus mau menghadapi persaingan global.
Selain itu untuk menjaga kelangsungan usaha dan menghadapi tingkat persaingan
yang semakin kompetitif, setiap perusahaan dituntut untuk selalu berusaha
melakukan perbaikan berkelanjutan (Continous Improvement) terhadap aktivitas
perusahaan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kinerja dari manajemen
perusahaan. Sektor pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting bagi
lajunya perusahaan. Tiap-tiap perusahaan mempunyai sistem pemasaran dengan
strategi khusus dalam memasarkan produknya sesuai dengan kebijakan
perusahaan tersebut. Apalagi mengingat semakin banyaknya perusahaan yang
bermunculan dengan memproduksi barang yang sejenis.
Banyak orang melihat pemasaran hanya sebatas iklan atau penjualan tetapi
pemasaran yang sebenarnya tidak hanya mencakup seni menjual barang, namun
yang lebih penting perusahaan dapat meraih kepemimpinan di pasar dengan
memahami kebutuhan konsumen dan menemukan solusi yang memuaskan
pelanggan melalui nilai, kualitas dan jasa yang unggul. Jika nilai dan kepuasan
tidak di perhatikan berapapun besar biaya iklan dan penjualan tidak dapat
menggantikannya.
Tahap-Tahap Evolusi Pemasaran
Tahapan
Pemasaran
Pemasaran
sebagai
sebagai
kotak
strategi
peralatan
Penekanan
Perpaduan
Memahami
pemasaran
pelanggan
Pemasaran
sebagai
pelayanan
Pemasaran
sebagai budaya
Industri
Hubungan
pelayanan dan pelanggan
penghantaran
pelayanan
1
Unsur-unsur
Produk,
iklan,
promosi,
Diastribusi
Harga
Segmentasi
Deferensiasi
Keunggulan
Kompetitif
Penempatan
posisi
Interaksi
pelanggan
Pelaksanaan
pelayanan
Kualitas
pelayanan
Ketahanan
pelanggan
Nilai pelanggan
Perekomendasian
nilai pemegang
saham
Komunikasi Pemasaran
Sedangkan komunikasi pemasaran menurut Soemanagara (2008:4)
adalah kegiatan pemasaran dengan menggunakan tehnik-tehnik komunikasi yang
ditujukan untuk memberikan informasi kepada orang banyak dengan harapan agar
tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan laba dari jasa
atau pembelian produk yang ditawarkan. Komunikasi pemasaran merupakan
bentuk komunikasi yang ditujukan untuk memperkuat strategi pemasaran, guna
meraih loyalitas pelanggan terhadap produk yaitu barang dan jasa yang dimiliki
perusahaan.
Menurut Tjiptono (1997:220) Komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan
utama, yaitu untuk menyebarkan informasi (komunikasi informatif),
mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen (komunikasi
persuasif), dan mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang
(komunikasi mengingatkan kembali). Respon atau tanggapan konsumen sebagai
komunikan meliputi :
a. Efek kognitif, yaitu membentuk kesadaran informasi tertentu.
b. Efek afeksi, yakni memberikan pengaruh atau melakukan sesuatu. Yang
diharapkan adalah realisasi pembelian.
c. Efek konatif atau perilaku, yaitu membentuk pola khalayak menjadi perilaku
selanjutnya. Yang diharapkan adalah pembelian ulang.
Tujuan komunikasi dan respon khalayak berkaitan dengan tahap-tahap
dalam proses pembelian yang terdiri atas :
a. Menyadari (awareness) produk yang ditawarkan.
b. Menyukai (interest) dan berusaha mengetahui lebih lanjut.
c.Mencoba (trial) untuk membandingkan dengan harapannya.
d. Mengambil tindakan (act) membeli atau tidak membeli.
e. Tindak lanjut (follow up) membeli kembali atau pindah merek.
Menurut Tjiptono (1997:222) dalam komunikasi pemasaran terdapat
bauran promosi yang terdiri dari :
a. Personal selling : komunikasi langsung antara penjual dan calon pelanggan
untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk
2
b.
c.
d.
e.
pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian mencoba
dan membelinya.
Mass selling : merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi
untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu.
Promosi penjualan : adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan
berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk
dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
Public relation : upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk
mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok
terhadap perusahaan tersebut.
Direct marketing : sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang
memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang
terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi
Strategi Komunikasi Pemasaran
Komunikasi menurut William Albight (dalam siahaan, 1990:3),
komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang terjadi antara paling sedikit dua
orang, dimana seseorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu kepada oarng
lain. komunikasi terjadi bila kedua belah pihak saling mengolah dengan baik
simbol-simbol yang di sampaikan. Simbol-simbol tersebut tersebut dapat disebut
sebagai pesan.
Sedangkan pemasaran menurut Kotler (2000:8) dapat dikatakan bahwa
proses yang membentuk hubungan antara produsen dengan individu, atau grup
dalam menyampaikan jenis-jenis produk, barang dan jasa, dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan, guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih
tinggi melalui penciptaan produk yang berkualitas.
Konsep Pemasaran
Perusahaan yang sudah mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor
penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan dan
falsafah baru yaitu konsep pemasaran (marketing concept) yang bertujuan untuk
memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen atau
berorientasi pada konsumen.Jadi secara definisi dapat dikatakan sebagai berikut
:“Konsep pemasaran adalah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa kunci untuk
meraih tujuan organisasi adalah lebih efektif daripada para pesaing dalam
memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memutuskan kebutuhan
dan keinginan pasar sasaran (Kotler, 1997 : 17)”.
Konsep pemasaran juga mempunyai unsur pokok yang menganut
pandangan dari luar ke dalam yaitu dengan memusatkan perhatian pada kebutuhan
3
pelanggan dan memadukan semua kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan
dengan cara :
A. Orientasi pada konsumen
1. Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembeli yang akan
dilayani dan dipenuhi.
2. Menentukan kelompok pembeli yang akan di jadikan sasaran penjualan.
3. Mengadakan penelitian pada konsumen, dengan mengukur, mennilai
dan menafsirkan keinginan, sikap serta perilaku.
4. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, dengan
menitik beratkan pada mutu yang tinggi atau harga yang murah.
B. Penyusunan kegiatan pemasaran secara singkat (intergrated marketing)
Pengintergrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan bagian
dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang terkoordinir
untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat
direalisir.
C. Kepuasan konsumen
Faktor yang menentukan apakah perusahaan dalam jangka panjang akan
mendapatkan laba, ialah banyak sedikitnya kepuasan konsumen yang dapat
dipenuhi. Ini tidaklah berarti, bahwa perusahaan harus berusaha
memaksimisasikan kepuasan konsumen, tetapi perusahaan harus mendapatkan
kepuasan konsumen dan perusahaan harus mendapatkan laba dengan cara
memberikan kepuasan konsumen.
Untuk mendukung tiga tujuan di atas maka dasar pelaksanakan dan
kegiatan pemasaran yang mendukung suatu organisasi, yaitu :
1. The Production Concept
Konsumen akan menyukai produk yang tersedia dengan harga yang
terjangkau, maka manajemen harus berkonsentrasi pada efesiensi
produksi dan distribusi luas.
2. The Produk Concept
Produsen mengasumsi bahwa konsumen akan menyenangi produk
dengan mutu dan kinerja yang terbaik dan keistimewaan yang
menyolok.
3. The Selling Concept
Produsen berpendapat bahwa konsumen tidak akan membeli produk
yang cukup banyak kecuali bila produsen berupaya mempengaruhi
dengan usaha promosi penjualan yang gencar.
4. The Marketing Concept
Produsen berpikir bahwa kunci untuk mencapai sukses adalah bila
perusahaan menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dengan
4
memenuhi kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien
disbanding para pesaing.
5. The Societal Marketing Concept
Menyatakan bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan,
keinginan dan minat pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang
diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan para
pesaing sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan dan
mempertinggi kesejahteraan masyarakat.
Kajian Marketing Public Relation
Marketing atau Pemasaran adalah suatu perpaduan dari aktivitas-aktivitas
yang saling berhubungan untuk mengetahui kebutuhan konsumen serta
mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan dan harga agar kebutuhan
konsumen dapat terpuaskan dengan baik pada tingkat keuntungan tertentu. Pada
era globalisasi mengisyaratkan setiap organisasi bisnis untuk tampil beda dan
mengubah pola pikir bisnis, strategi pendekatan terhadap konsumen serta strategi
penguatan merek.Misalnya, agar tidak terkubur di dalam persaingan yang ketat
maka pemahaman baru tentang marketing memegang peranan penting.Konsep
marketing seharusnya diperluas pada tataran marketing yang menambah nilai dan
menciptakan nilai. Dimana marketing bukan saja merupakan suatu kegiatan,
namun merupakan kumpulan orang-orang piawai yang ditangan mereka bisnis
anda dipertaruhkan.
Public Relations (PR) atau yang dibahasa indonesiakan Hubungan
Masyarakat adalah fungsi menajemen yang khas dan mendukung pembinaan,
pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut
aktivitas komunikasi, pengertian , penerimaan dan kerjasama. Public Relation
mempunyai fungsi dan tugas pokok sebagai image builder (pembangun citra) dari
sebuah institusi. Institusi yang baik dan menempati hati atau tertanam dalam
benak (mindset) para pelanggan adalah institusi yang mempunyai citra positif,
setiap citra positif yang ditampilkan oleh institusi terhadap publiknya membuat
publik (pelanggan) ”meletakkan” keyakinannya pada institusi tersebut. PR juga
mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai ”jembatan” antara institusi dengan
publiknya (pelanggannya) kerangka kerja yang positif.
Menurut (Kotler, 2000:8) dapat dikatakan bahwa proses yang membentuk
hubungan antara produsen dengan individu, atau grup dalam menyampaikan jenisjenis produk: barang dan jasa, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan (needs and want), guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi
melalui penciptaan produk yang berkualitas serta marketing mix strategi.
5
Marketing Public Relation di definisikan sebagai sebuah proses
perencanaan, eksekusi dan evaluasi program-program yang mendorong atau
menganjurkan pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi yang
credible dalam menyampaikan informasi dan menciptakan impresi yang
mengidentifikasi perusahaan dan produknya dengan kebutuhan, keinginan,
perhatian dan kepentingan konsumen dengan demikian, upaya menjual produk
jangan hanya berdasarkan profit oriented, Tetapi consumer's oriented.
Menurut Kotler (1993:268) peranan marketing public relation dalam upaya
mencapai tujuan utama organisasi atau perusahaan dalam berkompetisi, secara
garis besarnya yaitu sebagai berikut :
a. Menumbuhkembangkan kesadaran konsumennya terhadap produk yang tengah
diluncurkan itu.
b. Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat
(benefit) atas produk yang ditawarkan atau digunakan.
c. Mendorong antusiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor tentang
kegunaaan dan manfaat suatu produk.
d. Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media elektronik maupun
media cetak dan sebagainya demi tercapainya efesiensi biaya.
e. Komitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen, termasuk upaya
mengatasi keluhan-keluhan (complaint handling) dan lain sebagainya demi
tercapainya kepuasan pihak pelanggan.
f. Membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk baru dan sekaligus
merencanakan perubahan posisi produk yang lama.
g. mengkomunikasikan terus-menerus melalui media PR (house journal) tentang
aktivitas dan program kerja yang berkaitan dengan kepedulian sosial dan
lingkungan hidup, agar tercapai publikasi yang positif di mata masyarakat.
h. Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan jasa,
baik segi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang diberikan kepada
konsumennya.
i. Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif yang
mungkin akan muncul di masa mendatang, misalnya terjadi krisis kepercayaan,
menurunnya citra perusahaan hingga resiko terjadinya krisis manajemen, krisis
moneter, dan lainnya.
Manfaat Ekonomis Membangun Hubungan Dengan Pelanggan
Loyalitas pelanggan merupakan sebuah hal yang sangat diharapkan oleh
para pelaku bisnis. Dengan memiliki pelanggan yang loyal mereka dapat
menghasilkan profit dari usahanya. Loyalitas adalah sebuah konsep yang positif
atau subyektif, dalam hal ini dari para pelanggan terhadap sebuah produk atau
jasa. Namun, adakalanya loyalitas di definisikan sebagai prosentasi dari total
6
pembelanjaan dalam suatu kategori produk atau jasa.Umumnya indikator
loyalitas pelanggan dapat dillihat dari waktu, kontinuitas atau berkesinambungan,
dan lamanya hubungan kerjasama antara perusahaan dengan pelanggan
Adapun aspek lain dari loyalitas pelanggan yang mengindikasikan
eksistensi hubungan pelanggan adalah kesediaan pelanggan untuk
merekomendasikan perusahaan tersebut kepada teman, anggota keluarga, dan
kolega mereka. Pelanggan yang puas terhadap sebuah produk atau jasa yang
pernah dipakainya, maka tidak menutup kemungkinan akan merekomendasikan
produk atau jasa tersebut kepada pihak lain.
Secara umum, loyalitas adalah beroperasi sebagian besar atau secara
eksklusif dalam tatanan perilaku, yakni lamanya suatu hubungan, pola pembelian,
proporsi pengeluaran, proporsi pembelanjaan, berita dari mulut ke mulut, dan
sebagainya. Namun, aspek yang juga sangat penting dalam loyalitas adalah
hubungan emosional antara pelanggan yang loyal dengan perusahaan. Hal tersebut
berfungsi untuk menciptakan perasaan positif yang membuat para pelanggan
kembali untuk bekerjasama dengan perusahaan lagi dan merekomendasikannya
kepada pihak lain.Lamanya seorang pelanggan berbisnis dengan sebuah
perusahaan merupakan salah satu indikator loyalitas. Menurut sebuah riset di
Kanada, pelanggan yang telah berlangganan selama lebih dari 15 tahun mendapat
skor rata-rata 8,1 dari skala kepuasan 10, sementara yang telah berlangganan
selama 5 tahun kebawah memiliki skor 7.3. Jadi semakin lama menjadi pelangan
dalam berbisnis berarti memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi, dan semakin
tinggi angka kepuasan pelanggan dalam berbisnis maka tinggi kemungkinan
untuk merekomendasikan perusahaan tersebut mereka kepada pihak lain.
Untuk mendapatkan pelanggan baru membutuhkan biaya yang besar,
maka dari itu pengusaha harus berusaha untuk mempertahankan loyalitas
pelanggannya agar mereka tidak dengan mudah berpindah ke perusahaan yang
lain
Frederick Reichheld dan Earl Sasser mengindikasikan bahwa kenaikan 5%
dari loyalitas pelanggan dapat melipatgandakan keuntungan sebuah perusahaan.
Hal ini karena 70% penjualan berasal dari loyalitas pelanggan. Pelanggan yang
loyal menyerahkan lebih banyak bisnis pada perusahaan seiring bertambahnya
waktu, ketika tingkat kepuasan dan kenyamanan meningkat.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan perusahaan dalam memahami
pelanggan jangka panjang, antara lain;
1 Pendekatan sekarang ini cenderung bersifat:
a) Internal, dalam pendekatan ini berdasarkan pada data internal yang
mudah diperoleh;
7
b) Historis, dalam pendekatan ini melihat nilai dalam terminology
moneter yang kaku;
c) Berfokus pada pemasukan, dalam pendekatan ini didasarkanpada
hasil penjualan yang mudah diukur;
d) Langsung, dalam pendekatan ini hanya melihat pembelian
langsung pelanggan.
2
Dimasa depan, perusahaan harus mempertimbangkan ukuran yang:
a) Eksternal, dalam hal ini perusahaan harus melihat melampaui
informasi yang diperoleh secara otomatis;
b) Melihat ke depan, dalam hal ini harus mempertimbangkan potensi
pertumbuhan pelanggan di masa depan;
c) Berdasar pada biaya, dalam hal ini harus memperhitungkan berapa
biaya yang dikeluarkan untuk melayani pelanggan;
d) Tidak langsung, yakni memperhitungkan bisnis yang dapat
dipengaruhi pelanggan.
Perusahaan perlu memperhitungkan atau menetapkan nilai jangka panjang
seorang pelanggan, karena:
1) hal ini bertujuan untuk mendemontrasikan kepada karyawan bahwa
perusahaan focus pada mengelola hubungan pelanggan untuk
memaksimalkan hasil jangka panjang. selain hal ini berfungsi untuk
menyampaikan pesan bahwa dengan berperilaku yang dapat
mengakibatkan hubungan dengan pelanggan terancam, maka karyawan
tersebut membahayakan aliran pemasukan yang sangat penting.
2) Menetapkan nilai dari hubungan pelanggan mungkin mempengaruhi
keputusan perusahaan untuk menciptakan atau mempertahankan hubungan
dengan pelanggan tertentu. Dengan melakukan usaha berdasar persetujuan
bersama untuk menempatkan nilai pada hubungan pelanggan, hal tersebut
berpotensi untuk mengindentifikasi pelanggan yang memiliki potensi
jangka panjang yang bagus dan pelanggan tidak akan mendatangkan
keuntungan bagi perusahaan. Jadi perusahaan akan lebih baik
mengarahkan sumber dayanya untuk menciptakan dan mempertahankan
hubungan dengan pelanggan yang memiliki potensi terbesar untuk
mendatangkan hasil.
8
Nilai bagi
Pelanggan
Kepuasan
pelanggan
Hubungan
Pelanggan
Nilai bagi
Pemegang Saham
Kepuasan Pelanngan
Tujuan utama pemasaran adalah untuk mencapai tingkat kepuasan
pelanggan tertinggi. Ketika pelanggan merasa puas akan pelayanan yang
didapatkan pada saat proses transaksi dan juga puas akan barang atau jasa yang
mereka dapatkan, besar kemungkinan mereka akan kembali lagi dan akan
melakukan pembelian-pembelian yang lain dan juga akan merekomendasikan
pada teman-teman dan keluarganya tentang perusahaan tersebut dan produkproduknya. Juga kecil kemungkinan mereka berpaling kepesaing-pesaing anda.
Mempertahankan kepuasan pelanggan dari waktu-ke-waktu akan membina
hubungan yang baik dengan pelanggan. Hal ini dapat meningkatkan keuntungan
perusahaan dalam jangka panjang. Pemasaran bukanlah semata-mata membuat
penjualan; melainkan tentang bagaimana memuaskan pelanggan terus-menerus.
Definisi “kepuasan” menurut Richard Oliver
Kepuasan adalah tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhankebutuhannya. Hal itu berarti penilaian bahwa suatu bentuk keistimewaan dari
suatu barang atau jasa ataupun barang/jasa itu sendiri, memberikan tingkat
kenyamanan yang terkait dengan pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk
pemenuhan kebutuhan di bawah harapan atau pemenuhan kebutuhan melebihi
harapan pelanggan.
Dengan demikian kepuasan pelanggan adalah target yang berubah-ubah.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai hal ini perlu
9
memikirkan tentang kebutuhan-kebutuhan apa yang dibawa pelanggan pada
masing-masing transaksi dengan suatu perusahaan. Masing-masing pelanggan
memasuki situasi jual-beli dengan serangkaian kebutuhan pada tingkat yang
berbeda-beda.
Harapan-Harapan Terselubung Pelanggan
Perlu juga mengenali kebutuhan-kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda
levelnya. Jika harapan-harapan pelanggan terpenuhi, mereka pada umumnya akan
puas. Jika melampaui dari apa yang diharapkan, pelanggan akan mengekspresikan
kepuasan pada tingkat yang tinggi. Pelanggan secara jelas telah mengembangkan
harapan-harapan tertingginya dengan mempertimbangkan aspek-aspek tertentu
dari interaksi dengan penyedia jasa. Jika harapan-harapan tersebut tidak terpenuhi,
biasanya menyangkut hal-hal yang seharusnya juga dianggap atau diperhatikan
walaupun tak terkatakan.
Agar pelanggan benar-benar puas sehingga mereka ingin kembali lagi dan
menceritakan pada orang lain hal-hal baik mengenai perusahaan, maka harapanharapan pelanggan tersebut harus terpenuhi. Perusahaan harus melakukan sesuatu
yang menarik perhatian pelanggan dan membuat pelanggan berkomentar “ Wow,
ini lebih dari yang saya harapkan” atau “wow”, perusahaan anda bisa menjadi lain
dari yang lain.
Zona Toleransi
Menentukan bagaimana kepuasan pelanggan dalam berhubungan dengan
perusahaan dikaikan dengan tingkah laku selanjutnya. Kapan dan dalam situasi
bagaimana performa perusahaan dianggap relatif cukup memenuhi harapan
pelanggan dan bisa ditoleransi, sehingga pelanggan tidak memberikan respon
positif maupun negatif atau biasa-biasa saja, hal ini disebut dengan zona toleransi.
Intinya, zona toleransi mengandung ide bahwa dalam suatu transaksi
pelanggan membawa serangkaian harapan yang berhubungan dengan desired
service, yaitu pelayanan yang diharapkan akan diterima, dan adequate service,
yaitu pelayanan yang cukup dapat diterima. Diantara dua level pelayanan inilah
terletak zona toleransi. Jika pelayanan yang diterima terletak pada zona ini maka
pelanggan mungkin akan puas atau pelayanan tersebut dianggap bisa diterima.
Jika pelayanannya jauh dibawah tingkat adequate service, maka pelayanan
tersebut dianggap tidak bisa diterima dan menimbilkan ketidakpuasan. Jika
pelayanan yang diterima melebihi tingkat desired service, maka pelanggan
mungkin akan puas atau bahkan mungkin sangat puas.
Alasan untuk Kembali
10
Salah satu cara untuk membuat suatu perusahaan berbeda dari para
pesaingnya adalah melalui penciptaan nilai yang tidak semata-mata dengan
menurunkan harga barang atau jasa inti, melainkan pada level yang lebih tinggi
terkait dengan pelayanan pelanggan yang membuat pelanggan merasa berbeda
ketika diperlakukan dengan hormat dan mereka bisa menikmati hubungan dengan
para staf perusahaan yang bersangkutan.
Sekedar Puas Tidaklah Cukup
Thomas Jones dan Earl Sasser mengungkapkan suatu poin penting bahwa
“kecuali dalam kasus yang jarang terjadi, kepuasan total pelanggan adalah kunci
untuk mendapatkan loyalitas pelanggan dan membangkitkan performa finansial
yang istimewa dan berjangka panjang”. 15 poin yang ditonjolkan oleh Jones dan
Sasser adalah bahwa sekedar puas tidaklah cukup. Para pelaku bisnis harus
berjuang untuk memuaskan pelanggannya secara total karena disitulah terletak
hadiahnya.
Konsep membangun pelanggan:
Membangun Pelanggan
Relationship (Hubungan)
Mengarah pada
Retention (Ketahanan)
Menghasilkan
Referrals (Perekomendasian
Dah lebih mudah dilakukan
Recovey (Pemulihan
Hubungan terjadi ketika pelanggan secara sukarela melakukan bisnis
dengan sebuah perusahaan dengan jangka waktu yang lama. Membangun
hubungan berarti mendekati pelanggan dan berusaha untuk memahami dan
11
melayani mereka dengan lebih baik.Sifat alamiah suatu hubungan membutuhkan
kepercayaan, kometment, komunikasi dan pemahaman.
Ketahanan adalah bagaimana mempertahankan pelanggan yang kita
inginkan dengan memenuhi dan memeuaskan kebutuhan mereka.
Mempertahankan pelanggan jauh lebih murah daripada mencari pelanggan. Fokus
seharusnya adalah pelanggan bertahan sacara suka rela.Jika pelanggan bertahan
karena tidak memiliki alternatif atau kita mengunci mereka dengan program
berhadiah, hal ini sedikit sekali membantu perkembangan hubungan jangka
panjang. Seringkali begitu pelanggan dapat membebaskan diri dari situasi yang
dirasa membelenggu pelanggan tersebut kan berpindah berbiusnis denga
perusahaan lain
Perekomendasian merujuk pada penyebaran berita dari mulutu ke mulut
yang merupakan hasil dari kepuasan pelanggan.Pesan yang kuat yang memuaskan
pelanggan akan dibawah kepada orang lain.Ketika pelanggan merasa sangat puas
dengan jasa atau produk, mereka cendrung menyebarkan berita tersebut. Orang
lain akan mencoba sesuatu yang baru jika hal tersebut direkomendasikan oleh
kolega, teman atau anggota keluarga yang dapat dipercaya.
Pemulihan dari pelayanan yang buruk kepada pelanggan harus menjadi
komponen yang penting dalam mengelola hubungan dengan pelanggan.
Kesalahan dapat diubah menjadi kesempatan untuk membuat pelanggan terkesan
dan memenangkan loyalitas mereka. Dengan demikin kita dapat menegaskan
kometment kita terhadap pelanggan tersebut dan mereka dapat merekomendasikan
kometmen kita kepada pelanggan baru.
Daftar Pustaka
Cravens, W. David, 1996, Pemasaran Strategis, Erlangga, Jakarta.
Chandra, Handi, 2008, Marketing untuk Orang Awam, Maxikom, Palembang.
Kriyantono, Rahmat, 2008, Public Relation Writing, Kencana, Jakarta.
Kotler, Philip & Amstrong G 1997, Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran, Jilid 1.
Edisi Indonesia, Penerbit PT. Prehallindo, Jakarta.
Machfoedz, Mahmud, 2010, Komunikasi Pemasaran Modern, Cakra Ilmu,
Yogyakarta.
12
Moleong, Lexy J, 2009, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, PT. Remaja
RosdaKarya Bandung.
Nova, Firsan, 2009, Crisis Public Relation, PT. Grasindo, Jakarta.
Ruslan, Rosady, 1998, Manajemen Public Relation & Media Komunikasi, PT.
Rajagrapindo Persada, Jakarta.
Soemanagara, Rd, 2008, Strategic Marketing Communication, Alfabeta, Bandung.
Sulaksana, Uyung, 2003, Integrated Marketing Communication, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Suryani, Tatik, 2008, Perilaku Konsumen, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sutisna, 2003, Perilaku konsumen dan Komunikasi Pemasaran, PT. Ramaja
Rosdakarya, Bandung.
Tjiptono, Fandy, 1997, Strategi Pemasaran, Andi, Yogyakarta.
13
Download
Study collections