medical review Osteoartritis Lukman Zulkifli Amin Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia ABSTRAK ABSTRACT Osteoartiritis tidak hanya penyakit jaringan lunak sendi, namun juga melibatkan keseluruhan sendi. Penatalaksanaan dari masalah ini ditujukan khusus untuk pasien tertentu dan dapat termasuk terapi tambahan, strategi nonfarmakologis, yang khasiatnya sama dengan medikasi. Operasi dapat dilakukan untuk beberapa kasus. Osteoarthritis not only soft tissue joint disease but also involve the whole joint. Management for this disease was for some condition in particular patients and include addition therapy, non-pharmacology strategy that have same results with medication. In some cases, surgery was a choice. Kata Kunci : Osteoartritis, sendi, medikasi, non-farmakologis, operasi. Keywords : Osteoarthritis, joint, medication, nonpharmacology, surgery. PENDAHULUAN Osteoartritis dianggap sebagai penyakit jaringan lunak sendi, namun sekarang melibatkan keseluruhan sendi. Penatalaksanaan ditujukan khusus untuk pasien tertentu dan dapat termasuk terapi tambahan, strategi nonfarmakologis, yang khasiatnya sama dengan medikasi. Operasi dapat dilakukan untuk beberapa kasus. Diperkirakan 46 juta penduduk Amerika telah didagnosa dokter mengalami arthritis,2 sekurangnya 27 juta telah mengalami gejala klinis osteoarthritis (OA).3 Meskipun OA, arthritis paling sering dianggap sebagai penyakit yang timbul karena penuaan, penyakit ini juga sering mengenai penduduk dewasa yang masih aktif bekerja, menunjukkan penyebab terbesar disabilitas dan hilangnya hari kerja. Osteoartritis dulu dianggap sebagai penyakit jaringan sendi. Sekarang dianggap melibatkan keseluruhan sendi. Diagnosis harus dibuat se- Vol. 28, No. 2 | Edisi Desember 2015 cara klinis, karena tes laboratorium tidak banyak membantu dan temuan radiologis sering tidak berhubungan dengan gejala. Tujuan terapi adalah untuk mengurangi nyeri, mempertahankan dan memperbaiki fungsi dan mengurangi progresi penyakit. Usaha yang dilakukan harus multidisiplin dan, termasuk edukasi kepada pasien, terapi fisik dan okupasi serta intervensi farmakologis dan nonfarmakologis. Pada artikel ini, dijelaskan mengenai pendekatan terkini dalam diagnosis, penatalaksanaan OA dan berusaha mencari adanya potensi penatalaksanaan berikutnya. Penyebab Osteoartritis merupakan keadaan klinis terakhir yang sering muncul dari berbagai macam proses penyakit. Dalam pandangan masa lalu, hal ini dianggap primer jika tidak ada penyebab MEDICINUS 53 Technology MEDICAL REVIEW pemicu yang dapat diketahui atau sekunder jika ada sumber yang mendahuluinya (contoh trauma mayor) telah diketahui. Pada kasus lainnya, OA dianggap dianggap sebagai keadaan yang diperantarai sebagian besar melalui tekanan mekanis yang berlebihan yang melalui persendian. Faktor risiko untuk OA biasanya dipisah menjadi yang berhubungan dengan perkembangan penyakit (kejadian OA) atau progresi penyakit. Faktor utama yang dihubungkan dengan kejadian OA adalah penuaan, trauma sebelumnya, kecenderungan genetik dan obesitas. Untuk progresi penyakit, kebanyakan penelitian memberi perhatian pada kedua lutut dan pinggul; faktor utama termasuk mekanis, kekuatan otot kuadriseps dan intraartikular dan gambaran sumsum tulang belakang. Penelitian telah menunjukkan tidak hanya OA melibatkan seluruh struktur sendi dan hal ini bukan hanya penyakit degeneratif sendi, tapi juga biomekanik memiliki peranan penting pada onset penyakit dan progresi.4,5 Temuan ini (contohnya pada orang dengan gejala OA medial yang kelebihan beban pada kompartemen medial,6 progresi OA lutut dihubungkan dengan beban biomekanis, dan beban lutut yang berubah berhubungan dengan beratnya nyeri)7 telah membantu memperbaiki pemahaman progresi penyakit dan strategi yang digunakan untuk mengubah perjalanan penyakit. Diagnosis Tanda klinis Karena tidak adanya definisi patologis atau hasil laboratorium untuk OA, diagnosis harus dibuat berdasarkan klinis. Gejala khas yang muncul adalah nyeri yang melibatkan satu atau beberapa sendi dan mulai terjadi selama aktivitas. Pada beberapa kasus, khususnya dengan terlibatnya sendi interphalangeal (IP), pasien dapat merasakan perubahan bentuk, seperti ketinggian tulang, sebelum mengalami nyeri. Osteoarthritis 54 MEDICINUS tidak dihubungkan dengan tanda sistemik atau gejala inflamasi; karenanya, tidak ada kekakuan di pagi hari yang signifikan atau lama. Osteofit, secara klinis sebagai pembesaran tulang pada tepi sendi, sering terjadi. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dan eritema pada kulit yang mendasarinya. Cairan sendi sering ada, tapi bersifat non-inflamasi. Pada penyakit lanjut, keterlibatan sendi memiliki batasan dalam pergerakan karena beratnya degenerasi kartilago artikular atau meniskus; tubuh kehilangan intra-artikular dan pertumbuhan osteofit juga memiliki peranan. Paling sering melibatkan persendian termasuk IP distal, IP proksimal dan karpo-metakarpal pertama pada tangan; lutut; pinggul; dan tulang belakang. Sementara bahu, pergelangan dan pergelangan kaki tampak terkecualikan, kecuali setelah trauma mayor atau cedera olahraga. Pencitraan Pada praktiknya, pencitraan sendi secara umum memberikan informasi tambahan daripada informasi diagnostik. Meskipun OA memiliki gambaran radiografi yang khas, namun radiografi juga digunakan untuk menentukan progresi struktur atau untuk menyingkirkan penyebab lain dari nyeri. Sebagai tambahan, tidak adanya temuan radiografi yang khas dari OA tidak menyingkirkan diagnosis, karena kartilago gambarannya radiolusen dan perubahan tulang dapat tidak muncul pada awal penyakit. Namun, radiografi OA diartikan dengan adanya ruang sendi yang menyempit, yang menandakan hilangnya kartilago, osteofit dan sklerosis tulang subkhondral. Tidak seperti artriti inflamasi, ruang sendi yang menyempit pada OA asimetris di dalam sendi. MRI adalah teknologi pencitraan yang ideal untuk kartilago, dan sekarang teknik yang lebih maju dapat dipercaya dan noninvasif dengan menghitung isi glikosaminoglikan dan hidrasi Vol. 28, No. 2 | Edisi Desember 2015 Technology MEDICAL REVIEW kartilago.8 Namun, ada sedikit tempat untuk MRI dalam diagnosa rutin atau manajemen OA. Ultrasonografi menunjukkan metoda invasif dalam menilai keutuhan kartilago dan meniskus. Dan kegunaannya untuk memandu arthrosentesis. Meski teknik ini belum populer untuk evaluasi dan manajemen klinis untuk OA di Amerika Serikat, teknik ini sudah diterima di Eropa.9 Temuan laboratorium Karena tidak ada hasil laboratorium rutin yang berguna dalam diagnosa atau menajemen klinis OA, usaha yang besar telah dilakukan dalam mencari biomarker yang dapat membantu. Pada dasarnya, biomarker ini dapat berasal dari serum, cairan sinovial atau urin. Beragam petanda biologis untuk kartilago dan metabolisme tulang dan inflamasi telah dievaluasi secara longitudinal, masing-masing dan dalam kombinasi, dan beberapa telah menunjukkan korelasi yang masuk akal dengan progresi penyakit pada populasi pasien OA dalam jumlah banyak.10 Saat ini, bagaimanapun, tidak ada petanda biologis yang berguna dalam perawatan klinis pada pasien OA, setidaknya sebagian karena meskipun OA tidak secara umum dipertimbangkan sebagai penyakit sistemik, ada peranan beban penyakit subklinis. Karenanya, sendi yang mengalami proses degeneratif biologis untuk tahunan (atau dekade) sebelum menjadi simtomatis; seluruh keadaan biologis yang berhubungan dengan sendi, simtomatis atau tidak, akan mempengaruhi level biomarker, yang akan meningkatkan level yang dihitung secara salah. Penatalaksanaan Pendekatan penatalaksanaan harus ditujukan untuk pasien secara spesifik karena OA bersifat heterogen, melibatkan sendi yang berbeda dan ringan beratnya penyakit. Namun, dasar dalam pentalaksanaan OA adalah meringankan nyeri Vol. 28, No. 2 | Edisi Desember 2015 dan memperbaiki fungsi dan memperlambat progresi penyakit yang tidak berubah dalam beberapa dekade. Strategi untuk meringankan nyeri termasuk terapi tambahan, pendekatan non-farmakologis yang sama baiknya seperti medikasi. Walaupun penggunaan analgesik dan non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) telah digunakan secara luas dan penting, terapi tambahan yang dianjurkan seperti edukasi dan dukungan bagi pasien, menurunkan berat badan jika pasien kelebihan berat badan, penggunaan es atau diatermi, olahraga non-traumatik, bantuan mengurangi beban, terapi fisik dan terapi okupasi tidak boleh dilupakan. Strategi nonfarmakologis Edukasi dan dukungan bagi pasien Program untuk membantu diri sendiri dapat memperbaiki hasil keadaan OA.11 Pasien harus diberikan informasi tentang terjadinya OA, peranan pasien terhadap penatalaksanaan penyakit dan harapan yang tepat. Kebanyakan pasien lebih nyaman mencari sumber-sumber dari internet, dan beragam website menyediakan informasi yang berguna tentang OA ditujukan untuk pembacanya. Hal ini termasuk The Arthritis Foundation (www.arthritis.org/osteoarthritisdisease-focus.php), the US National Institutes of Health (NIH; www.niams.nih.gov/Health_info/ Osteoarthritis) dan The American College of Rheumatology. Terapi fisik Pasien harus diberitahukan dan dilatih untuk melakukan olahraga nontraumatik untuk memperbaiki kemampuan bergerak. Terapi tambahan, seperti diatermi (terapi panas) dan ultrasonografi, dapat didiskusikan. Terapi Okupasi Hal ini sering digunakan unutk pasien yang mengalami arthritis inflamasi untuk menyedia- MEDICINUS 55 Technology MEDICAL REVIEW kan penilaian yang dapat membantu aktivitas sehari-hari, hal ini berguna pada OA. Terapi okupasi dapat menilai kemampuan fungsional pasien, menyediakan peralatan yang dapat membantu sesuai kebutuhan dan mengajarkan cara melindungi sendi dan kemampuan menjaga energi. Menurunkan berat badan Obesitas adalah faktor risiko mayor pada OA. Menurunkan berat badan, pada prakteknya, dapat memperbaiki fungsi sebaik mengurangi nyeri.12 Es dan Diatermi Untuk alasan teori, es dapat diharapkan membantu mengurangi komponen inflamasi dihubungkan dengan OA. Sama juga keadaannya, kebanyakan pasien berpikir bahwa terapi panas akan memberikan manfaat, mekipun bukti-buktinya tidak kuat. Olahraga Olahraga dan terapi memperkuat sendi akan mengurangi nyeri pada OA, dan pasien harus aktif melakukan program memperkuat sendi.13 Sebagaimana menurunkan berat badan, komplians jangka panjang pada pasien buruk, tapi olahraga merupakan cara efektif untuk memotivasi pasien. Pengobatan alternatif dan komplementer dan suplemen nutrisi Pada kebanyakan pasien dengan arthritis telah mencoba pengobatan alternatif dan komplementer (CAM) untuk mengurangi nyerinya.14 Pada satu penelitian, setidaknya separuh pasien dengan OA lutut telah digunakan sekurangnya satu macam CAM dalam 20 minggu sebelumnya.15 Beragam penelitian telah dilaporkan memiliki beberapa manfaat dengan penggunaan banyak CAM ini, termasuk akupunktur dan be- 56 MEDICINUS berapa suplemen herbal, meski besarnya manfaat rendah dan tetap ada kekhawatiran bias sistematik pada laporan ini. Kebanyakan suplemen yang dibicarakan adalah glukosamin dan kondroitin sulfat, yang tetap populer bahkan setelah NIH mensponsori glucosamine/chondroitin arthritis intervention trial (GAIT) dilaporkan tidak ada manfaat yang signifikan dari obat-obatan ini dalam penggunaan 2 tahun baik tunggal maupun kombinasi.16 Kontroversi tetap ada tentang preparat yang digunakan pada GAIT dan apakah sub kelompok spesifik memiliki manfaat yang signifikan. Meskipun, pasien dalam persentase besar dengan OA melanjutkan penggunaan obat ini dan menganggap obat ini memberi manfaat. Jika preparat ini diolah dengan kontrol kualitas adekuat, efek sampingnya ringan. Terapi farmakologis Karena tujuan utama terapi ini untuk mengurangi nyeri secara efektif dengan toksisitas yang rendah, obat topikal sering digunakan sebelum medikasi oral. Di Amerika Serikat, krim capsaicin terbukti ampuh dalam penanganan nyeri OA yang bekerja lokal dengan deplesi neurotransmiter substans P. Krim tersebut harus diberikan dalam jangka panjang untuk mendapatkan respon. NSAID topikal telah tersedia untuk OA di wilayah Eropa dan Kanada untuk beberapa waktu. Di Amerika Serikat, preparat diklofenak topikal telah disetujui penggunaannya oleh FDA untuk OA. Ketika menggunakan obat topikal atau hasilnya kurang baik, analgesik murni biasanya dibutuhkan. Asetaminofen adalah terapi farmakologis sistemik pertama yang direkomendasikan untuk OA lutut dan pinggul oleh The American College of Rheumatology, European League Against Rheumatism, American Academy of Orthopaedic Surgeons dan organisasi lainnya.17 Sebuah penelitian awal menyarankan bahwa asetaminofen dapat memberikan hasil yang sama dengan NSAID dalam 4 minggu.18 Namun, Vol. 28, No. 2 | Edisi Desember 2015 Technology MEDICAL REVIEW sejumlah besar literatur yang membandingkan asetaminofen dengan plasebo dan dengan NSAID pada jangka lama menunjukkan asetaminofen inferior terhadap NSAID dan secara klinis tidak superior terhadap plasebo untuk mengurangi nyeri OA dalam jangka panjang.19,20 Analgesik murni lainnya telah menunjukkan kefektifannya yaitu tramadol, analgesik yang bekerja di sentral, dan analgesik opioid. Namun, keduanya memiliki insidensi yang tinggi terhadap efek samping yang tidak bisa ditoleransi. Meski ada kekhawatiran terhadap keamanan dan publisitas terbaru tentang risiko kardiovaskular, NSAID dan inhibitor siklo-oksigenase-2 (COX-2) tetap menjadi terapi OA; obat ini adalah satu-satunya obat yang secara konsisten telah menunjukkan dapat mengurangi nyeri OA dalam jangka panjang. Pada GAIT, untuk contoh, baik glukosamin maupun kondroitin sulfat tidak ada yang lebih baik dibandingkan plasebo, COX-2 meringankan nyeri lebih baik dalam 2 tahun.16 Pemilihan dalam menggunakan NSAID untuk harus didasarkan pada beberapa faktor, seperti kecocokan dosis, kenyamanan dokter dan pasien, dan harga. Ketika NSAID digunakan pada pasien risiko kejadian gastrointestinalnya meningkat, dapat ditambahkan proton pump inhibitor atau misoprositol. Pasien yang menggunakan NSAID harus diawasi untuk toksisitas ginjal, khususnya jika pasien lajut usia, dengan hipertensi atau diabetes mellitus. Terapi intra-artikular a. Kortikosteroid Injeksi kortikosteroid intra-artikular menunjukkan mengurangi nyeri dalam jangka pendek, terutama pada rasa nyeri yang sangat; terapi ini juga berguna untuk mengurangi nyeri yang tidak responsif dengan terapi sistemik optimal. Injeksi intra-artikular pada sendi yang sama lebih dari 3 atau 4 kali setahun tidak dianjurkan karena kekhawatiran efek sampingnya terhadap kartilago artikular dan struktur sendi yang mengelilinginya. Vol. 28, No. 2 | Edisi Desember 2015 b. Hialuronan Injeksi intra-artikular hialuronan ditujukan sebagai suplementasi viskous karena dimaksudkan untuk meningkatkan viskositas cairan sinovial pada OA untuk mengembalikan keadaan mendekati normal. Namun, karena waktu paruh hialuronan secara in vivo pendek, efek mengurangi nyerinya mungkin hasil dari mekanisme yang dihubungkan dengan nonviskositas. Beberapa hialuronan tersedia untuk penggunaan pada OA lutut. Masing-masing telah menunjukkan mengurangi rasa nyeri yang merupakan hasil dari penggunaan obat ini dalam 6 bulan atau lebih lama. Meskipun kontroversi tetap ada mengenai batasan pengurangan rasa nyeri yang merupakan hasil penggunaan obat ini, obat ini agak aman dan ditoleransi baik. Operasi Pasien dengan gejala tidak terkontrol secara adekuat dengan terapi medis dan dengan derajat sedang sampai berat dan gangguan fungsional harus dipertimbangkan menjalani operasi, terutama pada lutut atau pinggul yang sendinya bergejala. Implan modern mengurangi nyeri dan telah terbukti dapat tahan lama dan memeperbaiki fungsional. Artroplasti telah terbukti memperbaiki kualitas hidup pasien dengan OA lutut dan pinggul dan merupakan satu dari beberapa penalaksanaan yang maju dalam 30 tahun terakhir.21 Sebagai tambahan pada artroplasty, beragam prosedur digunakan pada OA termasuk debridement artroskopi, artrodesis dan teknik penyusunan kembali sendi. Beberapa pendekatan lain pada terapi OA sedang diteliti oleh industri farmasi dan bioteknologi dan oleh peneliti akademik. Terapi osteoartritis pada masa mendatang Pendekatan terbaru pada terapi osteoarthritis (OA) terus dicari termasuk usaha untuk mengenali Disease-Modifying OA drugs (DMOADs), teknik memperbaiki jaringan untuk rekonstitusi kartilgo dan jaringan sendi, Sasaran terapi MEDICINUS 57 Technology MEDICAL REVIEW DMOAD termasuk langkah pada jalur degradasi kartilago dan pada remodelling tulang yang terkena OA; sebagai contoh, beragam inhibitor aggrecanase dan protease terlibat pada degradasi tahap awal matriks kartilago pada segala tingkatan perkembangan. Usaha untuk mengembangkan konstruksi kartilago fungsional secara biomekanis menggunakan bera-gam teknologi dalam membangun jaringan, sel punca mesenkim atau kondrosit autolog telah banyak diperhatikan karena aplikasi teknik ini dengan mengisolasi defek kondral22 dan karena jaringan yang berasal dari mesenkim merupakan sasaran yang baik untuk teknologi sel punca. Namun, seluruh solusi jangka panjang untuk memperbaiki progresi OA mungkin perlu menggabungkan strategi aktif secara biomekanis, karena mengganti struktur sendi yang terdegradasi hanya dengan konstruksi fungsional saja tidak akan mencegah disintegrasi cepat pada adanya tekanan biomekanis yang menyimpang dan sedang berlangsung. beban pada kaki saat berjalan melalui sepatu yan dimodifikasi,23 mengubah beban lutut medial melalui penggunaan ortotik yang dimasukkan ke dalam sepatu dan penggunaan penahan beban pada lutut. Di Indonesia, panduan pelayanan medik yang diterbitkan oleh PB PAPDI (Pengurus Besar Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia) untuk dokter spesialis penyakit dalam pada tahun 2009 memberikan panduan terapi yaitu:24 • Penyuluhan • Proteksi sendi, terutama pada stadium akut • Obat antiinflamasi nonsteroid, diantaranya : sodium diklofenak 50 mg t.i.d, piroksikam 20 mg o.d, meloksikam 7,5 mg o.d, dan sebagainya • Steroid intraartikular untuk OA inflamasi • Fisioterapi, terapi okupasi, bila perlu diberikan ortosis • Operasi untuk memperbaiki deformitas. Beragam strategi biomekanis sedang diselidiki. Hal ini termasuk usaha untuk membuta tiruan daftar pustaka 1. Kokebie R, Block JA. Managing Osteoarthritis : Current and Future Directions. Medical Progress 2009;36(8):409-415. 2. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Prevalence of doctordiagnosed rthritis and arthritis-attributable activity limitation-United States, 2003-2005 [published correction appears in MMWR Morb Mortal Wkly Rep 2006;55:1129]. MMWR Morb Mortal Wkly Rep 2006;55:1089-1092. 3. Lawrence RC, Felson DT, Helmick CG, et al. Estimates of the prevalence of arthritis and other rheumatic conditions in the United States, part II. Arthritis Rheum 2008;58:26-35. 4. Herwitz DE, Sumner DR, Block JA. Bone density, dynamic joint loading and joint degeneration a review. Cells Tissues Organs 2001; 169:201-209. 5. Shakoor N, Hurwitz DE, Block JA, et al. Asymmetric knee loading in advanced unilateral hip osteoarthritis. Arthritis Rheum 2003;48:1556-1561. 6. Baliunas AJ, Hurwitz DE, Ryals AB, et al. Increased knee joint loads during walking are present in subjects with knee osteoarthritis. Osteoarthritis Cartilage 2002;10:573-579. 7. Hurwitz DE, Ryals AR, Block JA, et al. Knee pain and joint loading in subjects with osteoarthritis of the knee. J Orthop Res 2000;18:572-579. 8. Gray ML, Burstein D, Kim YJ, Maroudas A. 2007 Elizabeth Winston Lanier Award Winner : magnetic resonance imaging of cartilage glycosaminoglycan : basic principles, imaging technique, and clinical applications. J Orthop Res 2008;26:281-291. 9. Grassi W, Filippucci E, Farina A. Ultrasonography in osteoarthritis. Semin Arthritis Rheum 2005;34(6 Suppl 2):19-23. 10. Rousseau JC, Delmas PD. Biological markers in osteoarthritis. Nat Clin Pract Rheumatol 2007;3:346-356. 11. Devos-Comby L, Cronan T, Roesch SC. Do exercise and self-management interventions benefit patients with osteoarthritis of the knee? A metaanalytic review. J Rheumatol 2006;33:74-756. 12. Christensen R, Astrup A, Bliddal H, Weight loss : the treatment of choice for knee osteoarthritis? A randomized trial. Osteoarthritis Cartilage 2005;13:20-27. 58 MEDICINUS 13. Fransen M, McConnell S, Bell M. Exercise for osteoarthritis of the hip or knee. Cochrane Database Syst Rev 2003;(3):CD004286. 14. Quandt SA, Chen H, Grzywacz JG, et al. Use of complementaryand alternative medicine by persons with arthritis : results of the National Health Interview Survey. Arthritis Rheum 2005;53:748-755. 15. Ramsey SD, Spencer AC, Topolski TD, et al. Use of alternative therapies by older adults with osteoarthritis. Arthritis Rheum 2001;45:222-227. 16. Clegg DO, Reda DJ, Harris CL, et al. Glucosamine, chondroitin sulfate, and the two in combinationfor painful knee osteoarthritis. N engl J Med 2006;354:795-808. 17. Poitras S, Avouac J, Rossignol M, et al. A critical appraisal of guidelines for the management of knee osteoarthritis using Appraisal of Guidelines Research and Evaluation criteria. Arthritis Res Ther 2007;9:R126. 18. Bradley JD, Brandt KD, Katz BP, et al. Comparison of an anti-inflammatory dose of ibuprofen, an analgesic dose of ibuprofen, an analgesic dose of ibuprofen, and acetaminophen in the treatment of patients with osteoarthritis of the knee. N Engl J Med 1991;325:87-91. 19. Case JP, Baliunas AJ, Block JA. Lack of efficacy of acetaminophen in treating symptomatic knee osteoarthritis: a randomized, double-blind, placebo-controlled comparison trial with diclofenac sodium. Arch Intern Med 2003;163:169-178. 20. Towheed TE, Judd MJ, Hocberg MC, Wells G, Acetaminophen for osteoarthritis. Cochrane Database Syst Rev 2003;(2):CD004257. [Update in Cochrane Database Syst Rev 2006;(1):CD004257.] 21. Crawford RW, Murray DW. Total hip replacement indications for surgery and risk factors for failure. Ann Rheum Dis 1997;56:455-457. 22. Brittberg M, Lindahl A, Nilsson A, et al. Treatment of deep cartilage defects in the knee with autologous chondrocyte transplantation. N engl J Med 1994;331:889-895. 23. Shakoor N, Block JA. Walking barefoot decreases loading on the lower extremity joints in knee osteoarthritis. Arthritis Rheum 2006;54:2923-2927. 24. Rani AA, Soegondo S, Nasir AUZ, Wijaya IP, Nafrialdi, Mansjoer A. Ileus Paralitik. Panduan Pelayanan Medik. 2009; 131-32. Vol. 28, No. 2 | Edisi Desember 2015