BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jantung adalah salah satu organ terpenting manusia yang letaknya di dalam dada terutama sebelah kiri. Jantung merupakan pemompa berotot yang bekerja secara terus menerus dan tanpa berhenti, bahkan tanpa kita sadari pada waktu tidur, untuk memompa darah manusia yang dialirkan ke seluruh pembuluh darah. Jika jantung berhenti berdenyut secara permanen, maka seseorang juga berhenti hidup. Itulah sebab kenapa orang mengatakan bahwa jantung adalah pusat kehidupan manusia. Ada juga istilah “jantung hatiku”, yang merupakan ungkapan kasih sayang seseorang terhadap orang lain, yang merupakan bagian dari “kehidupan”nya. Tetapi apa yg terjadi bila kerja jantung terganggu, bahkan apabila jantung terserang penyakit? Maka seluruh kinerja tubuh manusia akan menurun, dan akan mengalami kendala dalam melakukan aktivitas sehari-harinya. Menurut World Confederation for Physical Therapy (WCPT), penyakit kardiovaskular atau cardiovascular disease adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan penyakit yang mempengaruhi jantung dan sistem peredaran darah. Dan mencakup penyakit jantung, pembuluh darah (stroke), dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Berdasarkan World Heart Federation (WHF), penyakit kardiovaskular menyebabkan 29% dari jumlah total kematian di seluruh dunia setiap tahunnya, membuatnya menjadi pembunuh nomor 1 di dunia. Sekitar 17,2 juta orang di seluruh dunia meninggal tiap tahunnya karena penyakit kardiovaskular. Karena ada 31.557.600 detik dalam 1 tahun, berarti (rata-rata) setiap 1,83 detik, 1 orang di dunia ini meninggal karena penyakit kardiovaskular. 1 Dan berdasarkan Laporan Nasional Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007 yang dirilis tahun 2008 (Riskesdas 2010 sebenarnya ada, namun disitu jantung tidak dibahas) oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian terbesar di Indonesia. Penyakit jantung paling banyak terjadi dibanding penyakit lainnya seperti asma, diabetes, dan tumor. Menurut Yayasan Jantung Indonesia, untuk wilayah Indonesia, rumah sakit tiap harinya menerima 2-3 pasien baru dengan keluhan penyakit jantung. Kabar baiknya adalah “Setidaknya 80% dari kematian prematur dari penyakit jantung dan pembuluh darah (stroke) dapat dihindari jika faktor-faktor risiko utama (main risk factors) atau penyebab utama (major causes) yaitu tobacco use (penggunaan tembakau), unhealthy diet (diet yang tidak sehat) dan physical inactivity (ketidak-aktifan fisik) dapat terkontrol”, papar WHF di websitenya (www.world-heart-federation.org). Selain ketiga hal tersebut diatas, di websitenya, WHO menambahkan satu lagi penyebab utama penyakit kardiovaskular yaitu harmful use of alcohol. Dan menurut WHO di websitenya di dalam Key messages to protect heart health, dengan melakukan aktivitas fisik setidaknya selama 30 menit setiap harinya akan membantu untuk mencegah serangan jantung dan stroke. Selain itu makan setidaknya 5 porsi buah dan sayur-sayuran sehari, dan membatasi asupan garam yaitu lebih sedikit dari satu sendok teh sehari, juga membantu mencegah serangan jantung dan stroke. Namun, menurut Riskesdas 2007 yang merupakan riset berbasis komunitas dengan sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga yang dapat mewakili populasi di tingkat kabupaten/kota, terdapat fakta yang cukup mencengangkan tentang perilaku konsumsi buah dan sayur. Berdasarkan Prevalensi Kurang Makan Buah dan Sayur Penduduk berusia 10 tahun ke Atas menurut Provinsi (tabel 3.125), terdapat 94,5% di provinsi DKI Jakarta yang kurang makan buah dan sayur. Dan berdasarkan Prevalensi Kurang Makan Buah dan Sayur Penduduk berusia 10 tahun ke Atas menurut Karakteristik Responden (tabel 3.126) yang 2 kurang makan buah dan sayur, terdapat 93,4% pada kelompok umur 25-34 tahun dan 93,3% pada kelompok umur 35-44 tahun. Terdapat 90,3% dari yang tamat Perguruan Tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, terdapat 93,5% laki-laki dan 93,7% perempuan. Berdasarkan tempat tinggal, terdapat 93% di perkotaan dan 94% di pedesaan. Data frekuensi dan porsi asupan sayur dan buah dikumpulkan dengan menghitung jumlah hari konsumsi dalam seminggu dan jumlah porsi rata-rata dalam sehari. Penduduk dikategorikan ‘cukup’ konsumsi sayur dan buah apabila makan sayur dan/atau buah minimal 5 porsi per hari selama 7 hari dalam seminggu. Dikategorikan ’kurang’ apabila konsumsi sayur dan buah kurang dari ketentuan di atas. Karena itu dapat disimpulkan bahwa frekuensi dan porsi asupan buah dan sayur yang sangat baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah dapat dikategorikan masih sangat kurang. Dan juga dapat disimpulkan bahwa, tampak bahwa tidak ada perbedaan konsumsi buah dan sayur antara laki-laki dan perempuan. Dan juga tidak tampak adanya perbedaan mencolok antara perilaku konsumsi buah dan sayur di perkotaan dan pedesaan. Di lain pihak, berdasarkan Prevalensi Penduduk berusia 10 Tahun ke Atas dengan Konsumsi Makanan Berisiko menurut Provinsi (tabel 3.139) Riskesdas 2007, di provinsi DKI Jakarta terdapat 74,3% manis, 27,8% asin, 21,4% berlemak, 16,2% diawetkan, dan 83,5% penyedap. Dan berdasarkan Prevalensi Penduduk berusia 10 Tahun ke Atas dengan Konsumsi Makanan Berisiko menurut Karakteristik Responden, (tabel 3.140) Riskesdas 2007, pada kelompok umur 25-34 terdapat 66,5% manis, 24,7% asin, 13,1% berlemak, 6,6% diawetkan, dan 79,5% penyedap. Pada kelompok umur 35-44 terdapat 66,8% manis, 24,9% asin, 12,9% berlemak, 6,0% diawetkan, dan 79,7% penyedap. Berdasarkan pendidikan yang tamat perguruan tinggi, terdapat 71,5% manis, 21,0% asin, 14,6% berlemak, 6,1% diawetkan, dan 71,9% penyedap. Berdasarkan tipe daerah perkotaan, terdapat 69,7% manis, 23,0% asin, 14,8% berlemak, 7,4% diawetkan, dan 78,8% penyedap. 3 Penduduk yang “sering” makan makanan/minuman manis, makanan asin, makanan berlemak, makanan yang diawetkan, dan bumbu penyedap dianggap sebagai berperilaku konsumsi makanan berisiko. Perilaku konsumsi makanan berisiko dikelompokkan “sering” apabila penduduk mengonsumsi makanan tersebut satu kali atau lebih setiap hari. Karena itu dapat disimpulkan bahwa pola konsumsi makanan berisiko dapat dikategorikan masih tinggi. Dan juga dapat disimpulkan bahwa, menurut umur, perilaku sering mengonsumsi makanan manis cenderung menurun setelah usia 45 tahun, demikian halnya perilaku sering mengonsumsi makanan asin, berlemak, dan makanan diawetkan. Sedangkan perilaku sering mengonsumsi penyedap makanan nampak meningkat sesuai peningkatan usia, namun setelah usia 55 tahun prevalensi cenderung menurun. Menurut tingkat pendidikan, pola prevalensi sering mengonsumsi makanan manis, dan berlemak cenderung meningkat sesuai dengan meningkatnya pendidikan. Menurut tipe daerah, pola prevalensi sering mengonsumsi makanan manis, makanan berlemak, dan makanan yang diawetkan ditemukan lebih tinggi di perkotaan dibanding pedesaan. Sedangkan pola prevalensi sering mengonsumsi makanan asin, minum minuman berkafein dan makanan dipanggang cenderung lebih tinggi di pedesaan dibanding perkotaan. Sementara pola prevalensi jenis konsumsi lainnya nampak tidak berbeda menurut tempat tinggal. Yayasan Jantung Indonesia atau biasa disingkat YJI adalah sebuah organisasi non-profit yang senantiasa melakukan kegiatan yang bersifat informatif dan edukatif kepada masyarakat mengenai kesehatan jantung dan pembuluh darah. YJI menyadari bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah kini mulai menyerang kalangan yang lebih muda yang masih tergolong dalam usia produktif. Ada pasien berusia 30 tahun sudah mengalami serangan jantung. Kasus serangan jantung pada orang berusia muda lebih kerap disebabkan oleh faktor gaya hidup yang kurang sehat, misalnya terbiasa mengonsumsi makanan berlemak, merokok, dan kurang olahraga. 4 Sesuai dengan visi YJI sebagai “Pelopor Gaya Hidup Sehat” dan misinya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah. Karena itu, berkaitan dengan Hari Jantung Sedunia pada bulan September tahun 2012 di Indonesia, YJI berencana untuk kembali mengingatkan, meningkatkan kesadaran, dan mengajak masyarakat untuk peduli akan kesehatan jantung dan pembuluh darah dengan mengkampanyekan gaya hidup sehat. Salah satunya adalah dengan program Panca Usaha Jantung Sehat yang meliputi : a. Seimbang gizi, b. Enyahkan rokok, c. Hadapi & atasi stres, d. Awasi tekanan darah, dan e. Teratur berolahraga. Kelima hal ini termasuk di dalam gaya hidup sehat, yang dapat menghindarkan kita dari faktor-faktor risiko utama (main risk factors) atau penyebab utama penyakit jantung dan pembuluh darah. Akan diadakan juga event-event olahraga massal, pemeriksaan kesehatan, talkshow di radio, dan lain sebagainya di tahun 2012 ini. Sebelumnya, di tahun 2010, telah diadakan pameran, seminar kesehatan, dan aktivitas-aktivitas lainnya. Dan untuk pertama kalinya YJI telah mengadakan event olahraga bersama berkaitan dengan Hari Jantung Sedunia 2010. Selain event, berkaitan dengan Hari Jantung Sedunia 2010, ada juga kampanye dengan tema “workplace wellness” dan slogan “I Work With Heart”, dengan target employers dan para pekerja kantoran, inilah visualnya: 5 Gambar 1.1 Brosur World Heart Day 2010 6 Sedangkan di tahun 2011, berkaitan dengan Hari Jantung Sedunia 2011, visualnya hanyalah kartu (berukuran 10 x 15cm) yang berisi sedikit tulisan dan alamat website dan facebook YJI, inilah visualnya: Gambar 1.2 Kartu Hari Jantung Sedunia 2011 7 Dan inilah visual websitenya: Gambar 1.3 Website Yayasan Jantung Indonesia – World Heart Day 2011 8 1.2. Identifikasi Masalah • Masih tingginya tingkat kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular masih merupakan penyebab kematian terbesar, baik di dunia maupun di Indonesia. Bahkan penyakit jantung dan pembuluh darah kini mulai menyerang kalangan yang lebih muda yang masih tergolong dalam usia produktif. • Kurang diketahuinya informasi mengenai gaya hidup sehat yang ada di website YJI, brosur dan materi YJI lainnya. Ini disebabkan karena kurang komunikatifnya visual yang ada, misalnya hirarki informasi yang kurang baik dan tidak mudah dimengerti. Sehingga pesan mengenai gaya hidup sehat yang ada di website, brosur, dan materi visual lainnya tidak sampai / diterima dengan baik. Oleh sebab itu, perlu ada visualisasi yang menarik, estetik, informatif, komunikatif (mudah dimengerti), efektif, efisien, dan kreatif untuk menarik perhatian dan membangkitkan rasa keingintahuan target audience untuk membaca informasi bahkan mencari lebih lanjut mengenai gaya hidup sehat yang ada di website YJI, brosur, dan materi lainnya dari YJI. 1.3. Batasan Masalah Karena terbatasnya waktu, masalah dibatasi hanya pada visualisasi untuk menyadarkan publik khususnya para pekerja kantoran di daerah Jakarta terhadap pentingnya gaya hidup sehat, khususnya lewat healthy eating untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Jadi, visual yang akan dibuat akan lebih bersifat seperti PSA. Sedangkan untuk pemberitahuan, promosi, atau publikasi mengenai event dan program kegiatannya tidak dibahas disini. Jadi, yang diselesaikan bukan masalah sosial atau masalah kampanyenya tetapi masalah visual dari kampanyenya. Masalah visual yang akan diselesaikan juga hanya yang berkaitan dengan World Heart Day (Hari Jantung Sedunia) 2012 saja. 9 1.4. Tujuan 1. Perancangan visual yang menampilkan kesan / citra yang friendly dan welcoming sehingga target audience membaca dan mencari tahu lebih lanjut mengenai informasi tentang gaya hidup sehat di website. Sehingga pesan yang ingin disampaikan YJI, yaitu pentingnya pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah dengan menerapkan gaya hidup sehat, khususnya dengan healthy eating (sesuai dengan salah satu poin dari program Panca Usaha Jantung Sehat yaitu Seimbang Gizi) dapat sampai kepada target audience. Dengan ini diharapkan akan mengingatkan sekaligus menambah pengetahuan / pengertian / kesadaran / kepedulian target audience akan pesan tersebut sehingga perilakunya juga berubah, yaitu mulai take action menerapkan gaya hidup sehat. 2. Menginformasikan program YJI, yaitu Panca Usaha Jantung Sehat, melalui visual. 10