2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kompetensi dasar “mengubah soal cerita kedaam kalimat matematika yang berhubungan dengan penjumlahan” di kelas III SD Negeri Sawangan 01, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang pada semester II tahun 2011/2012, menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran masih rendah. Dari 29 siswa yang mendapat nilai 7,5 atau yang telah mengalami belajar tuntas barus 9 siswa (31,0%), sementara 20 siswa (69%) mendapatkan nilai di bawah 75 atau belum mengalami belajar secara tuntas. Nilai rata-rata kelasnya 5,9. Untuk mengetahui secara lebih rinci kekurangan-kekurangan yang dialami oleh siswa, Peneliti melakukan refleksi diri dengan menjawab sejumlah pertanyataan refleksi. Pertanyaanpertanyaan yang di maksud anata lain : 1. Bagaimana perhatian siswa terhadap pembelajaran? 2. Bagaimana semangat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran? 3. Bagaimana kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan guru? 4. Bagaimana kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal latihan? 5. Bagaimana hasil ulangan siswa? Dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut diketahui berbagai kekurangan siswa dalam proses pcmbelajaran. Dalam proses pembelajaran 1. Siswa kurang memperhatikan pembelajaran 2. Siswa tidak bersemangat mengikuti pembelajaran 3. Siswa banyak yang tidak berani menjawab pertanyaan-pertanyaan guru 4. Sebagian besar siswa tidak tepat dalam menyelesaikan soal-soal latihan 5. Hasil ulangan siswa masih sangat rendah Dari jawaban di atas dapat dikatakan bahwa siswa beium berhasil belajar secara efektif, dengan indikator pokok nilai tes formatif rendah. Kerendahan hasil tes formatif ini terkait pula dengan perilaku siswa dalam proses pembelajaran, yaitu siswa kurang memperhatikan pembelajaran. 2 3 Siswa tidak berani menjawab pertanyaan-pertanyaan guru, dan siswa tidak tepat menyelesaikan soal-soal latihan. Hasil ulangan siswa masih rendah. Untuk mengetahui secara rinci sebab-sebab belum berhasilnya siswa tersebut, peneliti memberikan angket berkenaan dengan proses pembelajaran yang telah berlangsung. Siswa menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut: Tabel 1.1 DATA ANGKET SISWA KELAS III SD NEGERI SAWANGAN 01 KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG TAHUN PELAJARAN 2011 – 2012 No. Jawaban siswa Permasalahan yang dihadapi Ya 1. Apakah guru menjelaskan materi terlalu cepat? 2. Apakah guru dalam memanfaatkan alat peraga kurang memadai? 3. Apakah bahasa guru mudah dipahami siswa? 4. Apakah guru dalam memberikan contoh-contoh soal dan penyelesaiannya secara memadai? 5. √ √ √ √ Apakah guru dalam mengaktifkan siswa dalam √ membahas materi kurang? 6. Apakah guru menyediakan buku sumber untuk siswa? √ √ 7. Apakah guru selalu memberikan PR? 8. Apakah guru tidak mengajak siswa untuk lebih giat lagi dalam belajar? 9. Apakah guru dalam menyampaikan materi membosankan? 10. Apakah guru kurang perhatian Tidak terhadap siswanya? 1. Apakah guru membahas materi terlalu cepat? 2. Apakah bahasa guru mudah dipahami siswa? 3. Apakah guru memanfaatkan alat peraga secara memadai? 4. Apakah guru mengaktifkan siswa dalam membahas materi? √ √ √ 4 5. Apakah guru memberikan contoh-contoh soal dan penyelesaiannya secara memadai? 6. Apakah guru menyediakan buku sumber untuk siswa? 7. Apakah guru memberikan pekerjaan rumah (PR)? Dari jawaban pertanyaan-pertanyaan reflektif tersebut diketahui aspek-aspek pelaksanaan pembelajaran yang kurang efektif yang menyebabkar kekurangberhasilan siswa. Proses pembelajaran kurang efektif karena : 1. Guru membahas materi terlalu cepat 2. Bahasa guru masih sulit dipahami siswa 3. Guru kurang memanfaatkan alat peraga 4. Guru tidak mengaktifkan siswa pada saat membahas konsep yang dipelajari 5. Guru kurang memberikan contoh-contoh penyelesaian soal cerita 6. Guru kurang memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soalsoal latihan 7. Guru tidak menyediakan buku sumber untuk dibaca siswa 8. Guru tidak memberikan pekerjaan rumah Secara singkat, dapat dikatakan bahwa kekurangberhasilan siswa disebabkan oleh proses pembelajaran yang belum efektif. Kekurangefektifan ini tampak dalam bahasa guru masih sulit dipahami siswa dan guru membahas materi terlalu cepat. Guru tidak menyediakan buku sumber bagi siswa dalam membahas konsep yang dipelajari. Guru kurang memberikan contoh penyelesaian soal cerita dan kurang memberikan latihan berupa soalsoal pelatihan serta kurang memberikan pekerjaan rumah. Solusi Berupa metode problem solving (ahli). Kesimpulan karena ada masalah dalam pembelajaran siswa dan solusi dari ahli, maka peneliti akan melakukan skripsi berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Dengan Metode Problem Solving di Kelas III SD Negeri Sawangan 01 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang Pada Semester II Tahun 2011-2012” 5 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan sebab-sebab kekurangefektifan pembelajaran di atas, untuk mem bantu siswa kelas III SD Negeri Sawangan 01, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang supaya menguasai materi dengan baik Peneliti merumuskan masalah perbaikan “Upaya-upaya apakah yang ditempuh guru untuk membantu siswa kelas III SD Negeri Sawangan 01 dalam pembelajaran matematika pokok bahasan mengubah soal cerita kedalam kalimat matematika yang berhubungan dengan penjumlahan supaya siswa dapat menguasai materi dengan baik?” 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah diperlukan agar penelitian lebih terarah. Adapun hal-hal yang membatasi dalam penelitian sebagai berikut: Penelitian ini dilakukan hanya pada kelas III SD Negeri Sawangan 01 semester II tahun pelajaran 2011/ 2012. Metode pembelajaran dalam penelitian ini adalah metode Problem solving. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi mengubah soal cerita ke dalam kalimat matematika yang berhubungan dengan penjumlahan di SD Negeri Sawangan 01 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. 1.4. Rumusan Masalah Apakah metode Problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Sawangan 01 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang pada tahun pelajaran 2011/ 2012? 1.5. Tujuan Penelitian Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Sawangan 01 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang dengan menerapkan metode problem solving. 6 1.6. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru (sebagai peneliti), institusi/ sekolah, dan dalam dunia pendidikan pada umumnya. 1. Bagi Guru Penelitian dilakukan untuk : a. Memperoleh pengalaman profesional dalam mengasai siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika kompetensi dasar “mengubah soal cerita kedalam kalimat matematika yang berhubungan dengan penjumlahan” melalui pemberian motivasi belajar yang efektif. b. Memperoleh pengalaman profesional dalam menerapkan metode diskusi secara efektif. c. Memperoleh pengalaman profesional dalam pembelajaran dengan metode demonstrasi yang efektif. d. Memperoleh materi untuk menulis makalah menenai mengatasi kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar “mengubah soal cerita ke dalam kalimat matematika yang berhubungan dengan penjumlahan”. e. Memperoleh materi untuk menulis makalah mengenai mengatasi kesulitan belaar siswa dalam pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar “mengubah soal cerita kedalam kalimat matematika yang berhubungan dengan penjumlahan”. 2. Bagi Sekolah Penelitian dilakukan untuk memajukan sekolah dengan mendorong guruguru mengembangkan wawasan profesionalnya. Mengingat pretasi sekolah dalam belajar masih rendah. Dengan contoh hasil penelitian ini diharapkan rekan-rekan guru mulai terbuka pandangannya mengenai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. Bila banyak guru secara serentak berupaya mengadakan perbaikan dapat diharapkan prestasi siswa akan baik. 3. Bagi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan kependidikan banyak guru. Guru-guru diberbagai tempat bergerak mengadakan 7 perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Dengan banyaknya guru melakukan PTK diharapkan proses pembelajaran di berbagai sekolah/kelas berjalan lebih efektif. Disamping itu, hasil-hasil penelitian dapat dilakukan dan dijadikan bahan pengajuan angka kredit untuk kenaikan pangkatnya. Keberhasilan kenaikan pangkat ini secara psikologis mendorong guru bekerja lebih baik di kelasnya masingmasing. Pada gilirannya perbaikan pembelajaran dimana-mana, ini membawa kemajuan pendidikan di mana-mana pula. 8 UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA (UKSW) SALATIGA