Urgensi Syahadatin Urgensi Asy-Syahadatain Pengantar Satu bahasan tauhid yang jarang sekali diulas, salah satunya adalah syahadatain. Apa fungsinya, tujuannya dan konsekwensi-konsekwensi yang dituntut dari syahadatain, menjadi bahasan yang hampir-hampir dilupakan oleh majelis-majelis ilmu. Tulisan ini ingin mengisi kekosongan itu, yaitu menyampaikan secara sederhana apa fungsi, tujuan dan konsekwensi sebuah kalimat dahsyat yang kita kenal dengan syahadatain. Kalimat syahadatain (2 kalimat syahadat) adalah kalimat yang tidak asing lagi bagi umat Islam.Kita senantiasa menyebutnya setiap hari, misalnya ketika shalat dan azan. Kalimat syahadatain sering diucapkan oleh ummat Islam dalam pelbagai keadaan. Seharusnya kita menghafal kalimat syahadah dan dapat menyebutnya dengan fasih, namun demikian sejauh manakah kalimat syahadatain ini difahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari ummat Islam ? Persoalan tersebut perlu dijawab dengan realita yang ada. Tingkah laku ummat Islam yang terpengaruh dengan jahiliyah atau cara hidup Barat yang memberi gambaran bahwa syahadatain tidak memberi pengaruh. Misalnya tidak menutup aurat, melakukan perbuatan yang dilarang dan meninggalkan perintah-Nya, memberi kesetiaan dan taat bukan kepada Islam, dan mengingkari rizki atau tidak menerima sesuatu yang terjadi kepada dirinya. Contoh ini adalah wujud dari seseorang yang tidak memahami syahadatain yang dibacanya dan tidak mengerti makna yang sebenarnya terkandung dalam syahadah tersebut. Kalimat Syahadatain merupakan asas utama dan landasan penting bagi rukun Islam. Tanpa syahadatain maka rukun Islam lainnya akan runtuh begitupun dengan rukun Iman. Tegaknya syahadatain dalam kehidupan seorang individu maka akan menegakkan ibadah dan dien dalam hidupnya. Dengan syahadatain maka wujud sikap ruhaniah yang akan memberikan motivasi kepada tingkah laku jasmaniah dan akal fikiran serta memotivasi kita untuk melaksanakan rukun Islam lainnya. Menegakkan Islam maka mesti menegakkan rukun Islam terlebih dahulu, dan untuk tegaknya rukun Islam maka mesti tegak syahadatain terlebih dahulu. Rasulullah SAW mengisyaratkan bahwa, Islam itu bagaikan sebuah bangunan. Untuk berdirinya bangunan Islam itu harus ditopang oleh 5 (lima) tiang pokok yaitu syahadatain, shalat, shaum, zakat dan haji ke baitul haram. Dalam hadits yang lain, Shalat sebagai salah satu rukun Islam merupakan tiangnya ad-dien. www.tarbiyah-online.com Page Penolakan Abu Jahal kepada kalimat ini, bukan kerana dia tidak faham akan makna dari kalimat itu, tetapi justru sebaliknya. Dia tidak mau menerima sikap yang mesti tunduk, taat dan patuh kepada Allah SWT saja, dengan sikap ini maka semua orang akan tidak tunduk lagi kepadanya. Abu Jahal ingin mendapatkan loyalitas dari kaum 1 Di kalangan masyarakat Arab di zaman Nabi SAW, mereka memahami betul makna dari syahadatain ini, terbukti dalam suatu peristiwa dimana Nabi SAW mengumpulkan ketua-ketua Quraisy dari kalangan Bani Hasyim, Nabi SAW bersabda: “Wahai saudara-saudara, maukah kalian aku beri satu kalimat, dimana dengan kalimat itu kalian akan dapat menguasai seluruh jazirah Arab?”. Kemudian Abu Jahal terus menjawab: “Jangankan satu kalimat, sepuluh kalimat berikan kepadaku.” Kemudian Nabi SAW bersabda: “Ucapkanlah Laa ilaha illa Allah dan Muhammad Rasulullah.” Abu Jahal pun terus menjawab: “Kalau itu yang engkau minta, berarti engkau mengumandangkan peperangan dengan semua orang Arab dan bukan Arab.” Urgensi Syahadatin dan bangsanya. Penerimaan syahadatain bermakna menerima semua aturan dan segala akibatnya. Penerimaan inilah yang sulit bagi kaum jahiliyah mengaplikasikan syahadah. Sebenarnya apabila mereka memahami bahwa loyalitas kepada Allah itu juga akan menambah kekuatan kepada diri kita. Mereka yang beriman semakin dihormati dan semakin dihargai. Mereka yang memiliki kemampuan dan ilmu akan mendapatkan kedudukan yang sama apabila ia sebagai muslim. Abu Jahal adalah tokoh di kalangan Jahiliyah dan ia memiliki banyak potensi diantaranya ialah ahli hukum. Setiap individu yang memahami syahadatain, maka ia menjadi khalifatullah fil Ardhi. Kalimah syahadatain mesti difahami dengan benar, kerana di dalamnya terdapat makna yang sangat tinggi. Dengan syahadatain maka kehidupan kita akan dijamin bahagia di dunia ataupun di akhirat. Syahadatain sebagai kunci kehidupan dan tiang dari pada dien. Oleh itu, marilah kita bersama memahami syahadatain ini. Tujuan Materi Tujuan dari materi ini adalah: 1. Untuk memahami pentingnya Syahadatain dalam kehidupan muslim. 2. Untuk memahami bahwa Syahadatain merupakan gerbang pertama seseorang untuk masuk agama Islam. 3. Untuk memahami bahwa Syahadatain adalah intisari dari ajaran Islam. 4. Untuk meyakini bahwa Syahadatain merupakan konsep dasar reformasi total dalam kehidupan umat. www.tarbiyah-online.com Page Urgensi 2 Kalimat Syahadat (Ahamiyatusy Syahadatain) Syahadatain adalah rukun Islam yang pertama. Syahadatain ini sangat penting karena merupakan dasar bagi ruh, inti dan landasan bagi seluruh ajaran (syari’at) Islam. Oleh karenanya, syahadatain sangat penting bagi kehidupan seorang muslim. Karena seorang muslim akan menjadi saksi bagi manusia semuanya kelak. 2 Penjelasan Urgensi Syahadatin “Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)”. (An-Nisa: 41) “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyianyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia”. (Al-Baqoroh: 143) www.tarbiyah-online.com Page Pintu masuk ke dalam Islam (Madkholu ilal Islam) Syahadatain menjadi prasyarat dari status keislaman seorang manusia. Syahadatain menjadi pintu gerbang seseorang untuk mendapatkan banyak kelimpahan anugerah dan kasih sayang dari Allah SWT. Dengan syahadatain, seseorang diangkat status kemanusiaannya menjadi manusia yang “dipandang” oleh Allah SWT, dimana amal shaleh sekecil apapun memiliki potensi terkucurnya rahmat dari Allah SWT. Tanpa syahadatain seorang manusia menjadi tidak memiliki nilai. Tanpa syahadatain amal shaleh sebesar dan semulia apapun dinilai Allah seperti debu-debu yang berterbangan. 3 Secara garis besar, ada 5 fungsi syahadatain, yaitu : (QS. 4:41 , 2:143 ) 1. Pintu masuk ke dalam Islam, 2. Intisari ajaran Islam, 3. Titik tolak perubahan, 4. Hakikat da’wah rasul, 5. Keutamaan yang besar. Urgensi Syahadatin Syahadatain membedakan antara manusia kafir dan muslim, dan kesempurnaan iman seorang muslim tergantung pada pemahaman dan pengamalan syahadatain. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orangorang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (Al-Hujurat: 15) Keraguan terhadap kandungan syahadatin akan membatalkan keimanan seorang muslim kepada Allah dan Rasulullah. “Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: Laa ilaaha illallah (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri.” (Ash-Shoffaat: 35) Yang dimaksud menyombongkan diri dalam ayat di atas, tidak semata-mata karena tidak mau mengucapkan syahadatin, tetapi bersikap tidak mau taat dan tunduk pada perintah Allah dan melanggar apa yang dilarang-Nya. www.tarbiyah-online.com Page Intisari ajaran Islam (Kholasoh Ta’alimul Islam) Syahadatain menjadi hakikat Islam. Syahadatain merefleksikan sebuah ketundukan total kepada Tuhan termasuk dengan ketentuan-ketentuan-Nya (syariat Islam). Syahadatain menjadi pedoman atau referensi bentuk-bentuk penghambaan berupa prosesi ibadah yang benar, kaidah-kaidah dan prinsip-prinsipnya serta nilai-nilai akhlaknya. Puncak dari setiap amal shaleh dan ketaatan manusia kepada Tuhan adalah penyerahan hidup dan kehidupan manusia secara total kepada Allah SWT yang menjadi makna dari kalimat syahadatain. 4 “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Ali Imran: 18) Urgensi Syahadatin Rasulullah pernah memerintahkan Muaz bin Jabal untuk mengajarkan syahadatain sebelum mengajarkan yang lain. Seluruh ajaran Islam terkandung dalam syahadatain. Karena, ada 3 hal prinsip dalam syahadatain: 1. Pernyataan Laa Ilaha Illa Allah merupakan penerimaan penghambaan manusia kepada Allah dengan melaksanakan minhajillah berupa beribadah kepadaNya. 2. Mengakui Muhammad sebagai Rasulullah, merupakan dasar penerimaan cara penghambaan itu dari Rasulullah. Mengakui Rasulullah sebagai tauladan dalam mengikuti minhajillah. 3. Penghambaan kepada Allah, meliputi seluruh aspek kehidupan. “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” (Al-Baqoroh: 21) “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56) “Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku." (AlAnbiya: 25) www.tarbiyah-online.com Page Dalil-dalil tambahan: 33:21 => Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. 3:31 => Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 6:162 => Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. 3:19 => Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian 5 Rasulullah harus dijadikan suri tauladan dalam semua aspek kehidupan seorang muslim, secara individu, masyarakat maupun negara, sehingga akan terhindar kesalahan dalam melaksanakan syariat-Nya. Dengan ber-uswah pada Rasulullah, juga akan mendatangkan berkah dan rahmat Allah SWT. Urgensi Syahadatin (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayatayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. 3:85 => Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. 45:18 => Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. 6:153 => dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. Titik tolak perubahan (Asaasul Inqilab) Syahadatain seorang manusia akan membawa perubahan pada dirinya, dari makhluk yang tidak memiliki nilai, menjadi makhluk yang sempurna. Karena kesempurnaan fisik dan jiwa kemudian dilengkapi oleh kemuliaan nilai, pedoman, tuntunan atau ajaran yaitu Islam melalui pintu transformasinya berupa syahadat. Syahadatain akan merubah manusia dalam aspek keyakinan, pemikiran dan jalan hidupnya. Sebagaimana umat terdahulu. Ketika menerima syahadatain, mereka berubah yang tadinya jahiliyah (bodoh) menjadi pandsai, yang kufur menjadi beriman, yang sesat mendapat hidayah, yang tadinya bermusuhan menjadi bersaudara. www.tarbiyah-online.com Page Dalil-dalil tambahan: 33:23 => Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggununggu dan mereka tidak merobah (janjinya). 37:35-37 => Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri, dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" Sebenarnya dia (Muhammad) telah 6 “Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekalikali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (AlAn’aam: 122) Urgensi Syahadatin datang membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul (sebelumnya). 85:6-8 => ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. 18:2 => sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik. 8:30 => Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. Hadits: Laa ilaaha illa Allah adalah kalimat yang dibenci penguasa zalim. Hadits: janji Rasulullah bahwa kalimat tauhid akan memuliakan kaumnya. www.tarbiyah-online.com Page “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah." (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan 7 Hakikat da’wah para Rasul (Haqiiqotu da’watir rusuli) Syahadatain sebagai sebuah ajaran ketundukan pada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa, menjadi hakikat ajaran yang disampaikan oleh seluruh Nabi dan Rasul. Dari sejak Nabi dan Rasul pertama hingga penutupnya, hakikat dakwah dan pedoman risalah yang mereka bawa adalah makna yang terkandung dalam syahadatain, menjadikan Allah sebagai ilah. Berdasarkan fakta ini pelajaran yang dapat diambil adalah bahwa kehancuran kehidupan manusia yang selalu terjadi sepanjang sejarah pada intinya berawal dari kelalaian mereka pada pesan syahadatain, yang akhirnya tergambar pada kehancuran praktek-praktek kehidupan manusia, baik pada aspek ibadah, akhlak maupun ketentuan hukum kehidupan. Urgensi Syahadatin kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali." (Al-Mumtahanah: 4) Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." (Al-Kahfi: 110) Keutamaan yang besar (Fadhoo ilu ‘adhiimah) Hadits: Man qala Lailaha illallah, dakhalal jannah. (barangsiapa yang mengucapkan “Tiada tuhan selain Allah” akan memperoleh syurga). janji Allah melalui lisan Rasulullah seperti yang telah terekam dalam hadits tadi, mengindikasikan keutamaan dan besarnya bobot kalimat syahadatain. Bagaimana tidak, dengan syahadatain lah keutamaan lain dalam ibadah dan amal shaleh yang dilakukan manusia menjadi memiliki nilai (berat) di hadapan Allah SWT. Banyak ganjaran pahala yang diberikan Allah SWT dan dijanjikan Rasulullah SAW. Material maupun moral, kebahagiaan di dunia berupa rejeki yang barokah maupun di akhirat berupa kenikmatan surge-Nya. Dalil-dalil: Hadits: Allah SWT akan menghindarkan neraka bagi mereka yang menyebut kalimat syahadatain. Hadits: orang yang pada akhir hayatnya mengucapkan Laa ilaaha illa Allah akan dijamin masuk surge. Hadits: Dua perkara yang pasti, kata Rasulullah. Maka ketika seorang sahabat bertanya, “Apakah perkara itu ya Rasulullah?” Rasulullah SAW menjawab, “Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, ia tetap masuk surge. (HR. Ahmad) www.tarbiyah-online.com Page Maraji’ : Al-Quran Kepribadian Muslim, Irwan Prayitno 8 Kesimpulan Dengan penjelasan makna syahadatain bagi kita ini, masihkah kita meremehkan kalimat mulia ini, atau bahkan sampai melalaikan konsekwensi-konsekwensinya dan menggadaikannya dengan kenikmatan-kenikmatan semu dunia?. Syahadatain adalah anugrah terindah dan terbesar yang dihadiahkan kepada semua muslim, maka mari jaga, pelihara dan tunjukkan pada Allah SWT bahwa kita sangat bertanggung-jawab terhadap anugerah ini.