Nico P. Mol and Johan A.M. de Kruijf Ratnawaty Dian Shinta P Navik Puryantini Elisa Nur Savitri Mahirsyah Pradana Hendy Kristiantoro Arlin Zulkarnain . OUTLINE Resume Isi Jurnal Kritisi Jurnal Pengembangan Penelitian OUTLINE 1 CONTENT JURNAL CONTENT JURNAL 1. Abstrak 2. Pendahuluan 3. Reformasi Akuntansi Pemerintah Pusat Belanda 4. Sistem Akuntansi 5. Konsumsi dan Produksi dlm Pemerintahan 6. Akrual dlm Anggaran Pemerintah Pusat Belanda 7. Evaluasi Reformasi 8. Penentuan Biaya Modal 9. Akuntansi untuk Sumber Daya Sebagai Konsep Akrual 10. Hibriditas yg belum terungkap 11. Hibriditas dlm Akuntansi Pemerintah 12. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan Content Jurnal, dilakukan resume jurnal dengan poin-poin sbb : A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Metodologi Penelitian D. Pembahasan E. Kesimpulan . Reformasi manajemen keuangan di Eropa memberi dampak pada penyelenggaran keuangan sektor publik di Belanda Reformasi ini menitikberatkan pada perubahan metode “cash basis” menjadi “accrual basis” Pemerintah Belanda berharap dapat mengadopsi “accrual basis” dalam penganggaran dan pelaporan keuangannya. . 1 2 3 • Bagaimana Pemerintah Belanda memandang Konsep “Accrual Basis”? • Apa itu Akuntansi Hibriditas? • Sejauhmana penerapan Akuntansi Hibriditas : Anggaran Akrual Pemerintah Pusat Belanda? . Metode Penelitian Kualitatif Paradigma Interpretivis Analisis dokumen atau literatur study . Pembahasan dalam jurnal ketiga ini terbagi dalam beberapa bagian, antara lain : 1. Reformasi Akuntansi Pemerintah Pusat Belanda 2. Sistem Akuntansi 3. Konsumsi dan Produksi dlm Pemerintahan 4. Akrual dlm Anggaran Pemerintah Pusat Belanda 5. Evaluasi Reformasi 6. Penentuan Biaya Modal 7. Akuntansi untuk Sumber Daya Sebagai Konsep Akrual 8. Hibriditas yg belum terungkap 9. Hibriditas dlm Akuntansi Pemerintah 10. Kesimpulan dan Saran Bagian 1 : Reformasi Akuntansi Pemerintah Pusat Belanda • Tahun 1980, Belanda mengalami defisit anggaran, untuk mengatasi hal tersebut maka penganggaraan dan akuntansi pemerintah pusat sebagian besar digunakan untuk mengontrol pengeluaran, dengan menerapkan adanya batas anggaran pengeluaran. • Tahun 1990, adanya kritisi terhadap kontrol pengeluaran, konsep efisiensi dan keefektifan kinerja pemerintah yaitu : 1. Persaingan investasi disebabkan oleh sistem 2. Kurangnya informasi mengenai efisiensi pemerintah yang dilaksanakan. 1... Untuk menjawab kritisi diatas maka : 1. Pengeluaran pemerintah pusat dalam bentuk investasi dapat dianggarkan dari dana-dana tertentu atau dari anggaran umum. 2. Untuk mengukur efisiensi, lembaga pemerintahan diikutkan dalam suplai barang dan jasa dan diwajibkan memberikan informasi biaya dan pendapatan. * Tahun 2001 berdasarkan memorandum anggaran , pengenalan akuntansi akrual “government wide” membuat solusi tersebut sedikit berlebihan. Karena nampak hanya sebagai kedok dan tidak menggambarkan hibriditas yang melekat dalam aktivitas-aktivitas pemerintahan. Bagian 2 : Sistem Akuntansi Akuntansi pengganggaran : adalah tentang menjawab pertanyaan “ bagaimana saya melacak pengeluaran saya” , saya dalam hal ini pemerintah. Pengeluaran harus selaras dengan pendapatan pajak yang dipungut dari masyarakat. Dalam hal ini fungsi akuntansi berperan dalam memberikan akuntabilitas pengeluaran, sehingga memastikan bahwa penggunaan pendapatan yang berasal dari pajak masyarakat digunakan secara efektif, efisien dan transparan. 2... Akuntansi komersial didukung oleh sistem akuntansi akrual karena dianggap akrual dapat memberikan kemungkinan untuk mencocokkan antara biaya dan pendapatan untuk mempertanggunggjawabkan perubahan nilai aset yang dimiliki oleh suatu organisasi. • akuntansi penganggaran terkait dengan pengeluaran pendapatan sebagai aktivitas yang rlevan untuk diawasi. • Akuntansi komersial fokus terhadap penghasilan pendapatan. Bagian 3 : Konsumsi dan Produksi dalam Pemerintah • Anggaran untuk konsumsi public barang dan jasa masyarakat menggunakan pendapatan pajak pemerintah. • Produksi dilakukan oleh sector swasta atau lembagalembaga otonomi pemerintah • Hibriditas dapat timbul dalam 2 hal, yaitu : a. jika konsumsi masyarakat diberikan melalui produksi pemerintah, efisien dlm produksi dapat sama relevannya pada wajib pajak dengan menggunakan uang mereka untuk barang&jasa dlm paket masyarakat b. pemerintah dapat menyuplai produk yang diproduksi di bawah anggaran&mekanisme pasar sec. bersamaan. 3... Relevansi actual dari hibriditas di Belanda dibedakan pada tingkat : • Supra-nasional Uni Eropa (UE) • Tingkat nasional pemerintah pusat Belanda • Tingkat sub nasional provinsi dan kotamadya 3... Supra-nasional Uni Eropa (UE) Pada tingkat Uni Eropa, pendapatan hampir secara ekslusif berasal dari hasil bagi pajak ke atas dan pengeluaran yang terdiri dari transfer pembayaran yang sangat banyak. oleh karenanya, efisiensi dalam produksi UE dapat dianggap kurang penting. Kebutuhan untuk memasukkan unsur akuntansi akrual pada tingkat pemerintahan ini dapat diabaikan. Sebaliknya, masalah dalam menegakkan ketaatan dalam pengeluaran pendapatan menuntut penguatan pada mekanisme kontrol penganggaran. 3... Tingkat nasional pemerintah pusat Belanda Lebih dari 80% pendapatan pemerintah lokal Belanda dihasilkan melalui transfer dari pemerintah nasional dan hanya 8% yang dihasilkan dari perpajakan (kebanyakan pajak properti perumahan). Bahkan, perpajakan lokal dikenai regulasi yang ketat yang diatur oleh pemerintah pusat. Konsekuensinya, hampir tidak mungkin untuk menutupi defisit dengan perpajakan tambahan. 3... Tingkat sub nasional provinsi dan kotamadya Secara umum, untuk organisasi-organisasi ini, pendapatan didasarkan pada kebijakan produk dan jasa untuk atau atas nama pemerintah pusat. Karena organisasi-organisasi otonomi pemerintahan ini biasanya tidak memiliki asas hukum untuk memungut pajak, mereka juga harus menggunakan sistem akuntansi akrual. Bagian 4 : Akrual dlm Anggaran Pemerintah Pusat Belanda Dua tujuan utama dari akuntansi akrual yang dinyatakan dalam Memorandum Anggaran 2001 1. untuk menghindari investasi pemerintah yang mendesak keluar karena konsumi 2. untuk meningkatkan efisiensi dalam produksi pemerintah 4... • Sehubungan dengan tujuan-tujuan ini, kebutuhan untuk membedakan antara pengeluaran semasa dan modal ditekankan, begitu juga dengan relevansi dari kalkulasi biaya penuh termasuk biaya penyusutan dan modal. • Pembatasan kas akan terus dibebankan dalam pandangan persyaratan defisit serta perencanaan likuiditas Persatuan Ekonomi dan Moneter (Eropa) (EMU). • Laporan tersebut menganggap kira-kira sebanyak 97% dari pengeluaran pemerintah pusat, persamaan “kas = biaya” akan dipertahankan. Oleh karena itu, akuntansi akrual akan relevan hanya untuk sekitar 2 Milyar euro dalam anggaran tahunan. Bagian 5 : Evaluasi Reformasi a. b. c. Kalkulasi biaya modal yang diajukan akan memberikan kemungkinan untuk menilai biaya penuh dari aktivitas-aktivitas pemerintahan. Penentuan biaya penuh dianggap sebagai kunci pengemudi dalam reformasi untuk kedua tujuan yaitu peningkatan efisiensi dan penaikan investasi pemerintah. Relevansi dari biaya penuh terhadap tujuan-tujuan ini, akan tetapi, disalahpahami dan dibesarbesarkan. Kesalahpahaman terjadi dalam argumen bahwa kalkulasi biaya modal akan memungkinkan penilaian terhadap biaya siklus hidup untuk pengajuan investasi. 5... d. e. f. g. penilaian investasi harus didasarkan pada (nilai yang berlaku dari) aliran biaya dan manfaat dibandingkan biaya tahunan untuk pengeluaran investasi awal. reformasi dapat memungkinkan kalkulasi biaya penuh produksi. Akan tetapi, dalam anggaran, hanya biaya sumber daya untuk kategori-kategori program yang diikutkan. produksi pemerintah yang termasuk dalam program tidak diukur dalam program; hanya satu set indikator untuk hasil yang dimaksudkan yang akan diberikan. Kontribusi reformasi terhadap peningkatan efisiensi—jika ada— semestinya akan dibatasi untuk kenaikan ekonomi yang diperoleh dari biaya tahunan dibandingkan perbandingan total pengeluaran yang terkait dengan pengeluaran modal itu sendiri. 5... • kalkulasi ini relevansinya akan terbatas untuk pengambilan keputusan; karena dalam keputusan apa saja hanya biaya yang dapat dihindari terkait dengan masalah yang diputuskan saja yang dipertimbangkan. Sehingga dalam pengambilan keputusan penganggaran, biaya modal hanya akan dapat dihindari dalam keputusan awal pada investasi. • Dalam reformasi, hanya akuntansi tunai yang dipertaruhkan, sistem akuntansi komitmen yang ada—tidak dikenali dalam akuntansi komersial—akan diteruskan. Alokasi pengeluaran untuk tujuan investasi dan konsumsi, masing-masing, tidak akan ditentukan oleh biaya modal dalam anggaran tahunan, tetapi sebagian besar dari kewajiban timbul. 5... • Menurut ESA, diharapkan modal dipisahkan dari pengeluaran karena ESA telah mendasari persyaratan EMU untuk penganggaran sektor publik. Karena rekening pemerintah diatur berdasarkan definisi ESA dan prinsip-prinsip untuk menilai surplus atau defisit dalam pandangan batasan defisit EMU, definisi yang sama dapat digunakan untuk menentukan investasi yang relevan dan prinsipprinsip yang sama untuk menilai nilai aset untuk investasi tersebut. • Penerapan ESA—berbeda dengan Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik (IPSAS) —selanjutnya dipertahankan dalam laporan Penganggaran Mutakhir karena pedoman yang rinci yang ditetapkan dalam sistem. Untuk menjamin sifat anggaran yang sehat prinsip-prinsip yang sangat khusus untuk penilaian aset dibutuhkan. Dalam hal ini IPSAS dianggap terlalu kabur. 5... • Secara umum, pedoman rinci yang diberikan oleh ESA tidak secara khusus disetel untuk karakteristik modal yang dimiliki pemerintah. Di masa lalu, Menteri Keuangan Belanda telah menekankan perbedaan karakteristik investasi pemerintah dalam “infrastruktur fisik, ekonomi, dan sosial” yang disediakan oleh pemerintah. Dalam menilai pengeluaran apapun sebagai sebuah investasi sosial, berbagai argumen dapat dikemukakan. Pada akhirnya, pelayanan sosial yang akan datang yang mendasari penciptaan modal sosial akan dipertimbangkan secara politis. Bagian 6 : Penentuan Biaya Modal Sesuai dengan ESA, biaya modal akan harus didasarkan pada beberapa ‘nilai aktual’ penilaian aset, berbeda dengan IPSAS 17 dan GASB 34 yang menggunakan biaya historis sehingga menyebabkan kesulitan dalam hal penilaian aset pemerintah. Solusi kesulitan ini adalah dengan menggunakan: 1. Nilai aktual pasar – kapanpun mereka dapat dinilai – atau 2. inflasi biaya historis yang disesuaikan (menunjukkan beragam akuntansi kekuatan daya beli saat ini) Solusi ini akan ditinjau dari dua perspektif: a. Kesewenangan dan kebutuhan membangun otoritas pengawasan independen untuk memonitor penerapannya, dan b. Relevansi terkait pengambilan keputusan. 6... Penentuan biaya modal berdasarkan nilai aktual pasar dari perspektif pertama (kesewenangan dan kebutuhan pengawasan independen) • Badan Pengawas Independen dianggap kurang independen karena bekerja atas nama Parlemen. • Independensi yang dicari hanya dapat diberikan oleh pengawas akuntansi swasta, seperti yang ditetapkan di Selandia Baru dan Inggris (White & Hollingworth, 2001, hal 52-53). • Penilaian aset yang berdasarkan pada nilai-nilai aktual pasar yang tidak relevan akan mengganggu transparansi akun pada pengambil keputusan politis. • Menurut Jones (1998, hal 13-14), tujuan akhir (akuntansi manajemen) adalah untuk menentukan biaya jasa yang disediakan, tetapi dibatasi kerangka IAS (akuntansi keuangan) dengan penilaian aset secara independen. 6.... Penentuan biaya modal berdasarkan nilai aktual pasar dari perspektif kedua (relevansi terkait pengambilan keputusan) • Robbinson (1998), berdasarkan teori aturan emas Musgrave (para wajib pajak di setiap periode waktu harus mendanai semua pengeluaran semasa dan harus berkontribusi terhadap pendanaan aset produktif yang diwariskan yang sepadan dengan keuntungkan yang mereka dapatkan dari aset-aset tersebut), berpendapat bahwa menyebarkan biaya dari aset-aset tersebut melebihi rentang hidupnya menunjukkan bahwa metodologi penilaian harus didasarkan pada biaya aktual (secara riil) dari aset-aset produktif. • Penulis tidak sependapat dengan Robbinson, karena prinsipnya, generasi mendatang dapat memutuskan kembali jika mereka mau mengganti modal dan membebani diri mereka sendiri pada saat itu dengan mendanai penggantian tersebut. Penilaian sesuai dengan biaya historis akan memastikan bahwa aturan emas dipatuhi. 6... Isu Penilaian Aset (asal mula penyusutan dan biaya modal dari nilainilai aset) • Menurut Robbinson (1998), Biaya modal dianggap sebagai ‘nominal’ yang murni atau biaya peluang yang terkait dengan penggunaan modal. • Biaya untuk penggunaan modal tidak harus dikenakan untuk semua aset (secara hukum) yang dimiliki oleh pemerintah, tetapi hanya pada yang (sec.ekonomis) digunakan dlm produksi layanan pemerintahan. • ESA secara eksplisit memisahkan aset atas dasar kepemilikan hukum. Maka biaya modal harus dianggarkan untuk partisipasi pemerintah yang dinilai sebagai aset pada akun administratif pemerintah. • Nominal (yang ditentukan sec. administratif) biaya modal dlm anggaran menghalangi kewenangan yg pada akhirnya dibawa melalui anggaran tersebut. Mereka tidak menggambarkan obyek pengambilan keputusan dimana pembelanja eksekutif mungkin bertanggung jawab. 6... Isu Penilaian Aset (asal mula penyusutan dan biaya modal dari nilainilai aset) • Biaya sumber daya ditentukan untuk masa pakai ekonomi aset ketika keputusan investasi dibuat, karena itu penganggaran pengeluaran modal harus menyampaikan pengeluaran modal sendiri. • Kewenangan investasi kemudian dapat secara langsung ditujukan pada keputusan jangka panjang yang terlibat dengan memisahkan anggaran modal dari yang terkin, contoh: dengan pembentukan dana investasi dalam anggaran pemerintah pusat Belanda saat ini. • Penganggaran modal dibutuhkan sebagai kontrol pengeluaran. . • Dalam “State of the Art Budgeting”, penghitungan biaya akrual disederhanakan dengan ketat: pengeluaran pada semua sumber daya personel dan non fixed material diidentifikasi sebagai: “biaya”. • Penyederhanaan ini dapat dikritisi secara mendasar dengan fokus pada konsepsi “akrual” yang diimplikasikan dalam pembedaan arus/modal. • Karena pembedaan ini berlaku untuk sumber daya dan bukan untuk aktivitas, nilai yang diciptakan dan hilang melalui aktivitas ini tidak dapat diketahui. 7... • Dasar-dasar pencocokan dan realisasi yang mengikat biaya sumber daya dan penerimaan tidak dapat diaplikasikan kepada “current cost” yang diperhitungkan di dalam sistem penganggaran yang ditujukan untuk sumber daya. • Nilai tambah tidak dapat dinilai. Sehingga dapat dipertanyakan apakah label” akuntansi akrual” disalah arahkan ketikan diaplikasikan kepada pembaruan ini serta untuk sistem yang serupa dari penganggaran sumber daya di Australia, Selandia Baru dan Inggris. 7... • Konsep biaya hanya dapat digunakan dalam sistem akuntansi sumber daya dalam lingkup yang terbatas. Akun biaya yang terlibat hanya akan menjawab sumber daya mereka sendiri (pengeluaran pada personil dan material), bukan biaya pada peroduksi yang diperoleh secepatnya. . yaitu sistem kas dengan komitmen yang merupakan pengejawantahan dari basis akrual. 8... Prinsip penandingan (Matching) tidak dapat terpenuhi dalam mengaplikasikan penganggaran sumber daya. Beban tidak dapat ditandingkan dengan pendapatan (revenue/benefit) sehingga sulit untuk menilai efisiensi dalam penggunaan sumber daya. Kesulitan dalam mengukur efisiensi menyebabkan keraguan terhadap penerapan penganggaran akrual dengan mengaplikasikan penganggaran sumber daya. 8... Terdapat kendala penerapan pemerintahan Belanda yang Memorandum Budget 2001 dual system pada kontradiktif dengan Untuk memudahkan tercapainya tujuan pengawasan (control) dan transparansi perlu adanya beberapa koreksi terhadap sistem penganggaran yang telah diaplikasikan. Terdapat dua solusi parsial yang diberikan dalam sistem akuntansi pemerintah Pusat Belanda untuk defisiensi akuntansi kas/komitmen, yaitu: 1. Penciptaan investment fund untuk mengcounter investasi yang diterima untuk konsumsi;dan 2. pengaplikasian akuntansi akrual dalam organisasi pemerintah diberikan (oleh hukum) dengan sebuah “status agensi” 9... Dalam penganggaran sumberdaya, tidak ada informasi efisiensi tetapi hanya pengeluaran ekonomi dibandingkan pembelanjaan untuk tujuan produksi. KESIMPULAN Penggantian penganggaran kas/komitmen saat ini dengan sistem penganggaran sumber daya sudah tepat dengan harapan adanya peningkatan alokasi penganggaran pada investasi dalam pembelanjaan pemerintah dan peningkatan efisiensi produksi pemerintah, namun terdapat syarat yang harus dipenuhi yaitu menghilangkan “hibriditas“ dalam spending tax income dan menciptakan nilai tambah. Akuntansi untuk hibriditas ini memerlukan aplikasi kombinasi (ganda) untuk akuntansi penganggaran dan komersial dengan beberapa penyesuaian minor (akuntansi kas/komitmen untuk departemen inti pemerintah dan akuntansi akrual untuk Executive Agencies) KRITIK JURNAL • Judul Pemilihan judul kami nilai baik karena sesuai dengan tema permasalahan yang diteliti, telah memuat objek penelitian yaitu “In The Dutch Central Goverment”, dan menggunakan istilah yang mampu membuat pembaca penasaran dan tertarik untuk mengetahui lebih dalam, yaitu pemilihan istilah “Accounting for Hybridity” • Penulis Jurnal disusun peneliti tidak diikuti dengan institusi afiliasinya sehingga menyulitkan pembaca mengetahui asal institusi afiliasi peneliti. • Abstrak Penyajian abstrak kami nilai belum optimal. Peneliti kurang memaparkan bagaimana hasil penelitian diperoleh, bagaimana metodologinya, bagaimana analisis datanya. • Kata Kunci tidak ada kata kunci . • Pendahuluan Pendahuluan disajikan dengan cukup baik, dimulai dengan hal yang melatarbelakangi penelitian ini, tujuan penelitian ini sampai apa saja yang akan dibahas dalam penelitian ini. • Hasil Penelitian Hasil penelitian disajikan dalam bentuk pembahasan bagian-bagian yang menjadi pokok-pokok pikiran dalam jurnal • Simpulan dan Saran Peneliti sudah memaparkan simpulan, keterbatasan dan saran penelitian. • Referensi Referensi penelitian telah disajikan. Namun, ada beberapa referensi yang belum disajikan. OUTLINE 3 : PENGEMBANGAN PENELITIAN • Penggunaan pendekatan kuantitatif dalam mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas accrual budgeting. • Penelitian studi komparatif antara kondisi pra dan pasca accrual budgeting yang diterapkan di Belanda • Penelitian Harmonisasi antara accrual budgeting dengan accrual reporting dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pelayanan publik. Wassalamualaikum Wr. Wb. TERIMA KASIH