Chapter 4 Reformasi 4.1 Pada periode 1980-an sampai 1990

advertisement
Chapter 4
Reformasi
4.1
Pada periode 1980-an sampai 1990-an program reformasi diadakan untuk memecahkan
masalah inefisiensi, pelayanan publik yang buruk, akuntabilitas, dan tekanan fiscal. NPM
mendominasi kebijakan saat itu, yang kemudian diterapkan oleh beberapa Negara kecil yang
memiliki karakteristik : radikal top-down yang tidak memiliki kelembagaan dan konstitusi serta
struktur Negara yang relative sederhana, seperti Selandia Baru, Inggris, dan Australia. Dalam
contoh ‘Reformasi Kegiatan di Cina’ di ceritakan bahwa di Cina pada periode itu dilakukan
perampingan pada instansi pemerintah, yakni dengan memangkas besar-besaran pejabat dan
pegawai pemerintah dengan maksud pejabat tersebut dialihkan agar sektor swasta tumbuh.
Menetapkan usia produktif bagi para pegawai dalam penerimaan pegawai negeri sipil di Cina,
dilakukan secara terbuka dengan ujian yang kompetitif. Hal ini akan berpengaruh pada upah
pasar yang digunakan untuk gajih pegawai dan untuk melakukan pelatihan PNS
4.2
Sarana reformasi disektor public tersebut secara umum membidangi 4 bidang
pengaturan kelembagaannya :
1. Pengaturan pengeluaran
2. Manajemen personalian dan pelayanan sipil
3. Struktur organisasi eksekutif
4. Peran dan beban kebijkan yang dilakukan oleh pemerintah
‘Reformasi Kegiatan di Kanada’ terlihat contoh dari beberapa bidang pengaturan
kelembagaan sektor public dan kebijakan public yang setuju untuk melakukan perubahan
relative jangka pendek, yaitu sekitar tahun 1960 ampai 1970-an pemerintah banyak mengambil
kendali tentang pengaturan pengeluaran. Tapi, bukan berarti publik tidak mengambil tindakan
sama sekali, hanya saja tindakan yang diambil sedikit. Sampai pada tahun 1989, diluncurkan
“Pelayanan Publik 2000” dengan maksud untuk memperbaiki pelayanan public yang ada, tapi
lagi-lagi hanya sedikit perubahan yang tercipta. Hal tersebut bertolak belakang dengan keadaan
yang terjadi di Selandia Baru, Australia, dan Inggris yang antusianisme terhadap “manajemen
public baru” yang sangat tinggi. Setelah 1994 “Tinjauan Program” telah dilakukan sebagai upaya
restrukturisasi yang real yang menghasilkan perubahan yang signifikan dalam peran dan ukuran
public. Kuncinya ada dalam pikiran publik, yaitu menanamkan bahwa kemakmuran masa depan
berhubungan dengan pemulihan tanggung jawab fiscal. Selain itu, pemerintah juga berperan
dalam pengambilan kebijakan dangan mengurangi layanan sipil, pemerintah provinsi, dan
subsidi bisnis, serta menghilangkan subsidi pada pertanian dan transportasi.
4.3
Menurut Schick. 1998 bahwa dimana ada reformasi sektor publik maka akan terdapat
tidak disiplin kinerja pada pegawai negeri maupun politisi yang telah berakar dalam budaya
organisasi di sektor publik. Formalitas merupakan dasar yang diperlukan di mana reformasi
management public lainnya dapat dibangun. Dalam tahap pertama reformasi dimaksudkan
untuk mencapai atau memperkuat disiplin sektor publik.
Sedangkan dalam masalah pengeluaran diatur dari atasan kebawahan dan berorientasi
pada line-item anggaran yang diberlakukan. Dalam system penganggaran ada system baru yang
disebutdengan system remunerasi tujuannya adalah untuk menarik staff yang kompeten.
Tetapi dalam konsep penganggaran reformasi tidak menjadi aktivitas utama.
Rencana kerja tahunan adalah untuk menyediakan link langsung antara tujuan strategis
yang digariskan dalam rencana organisasi apa yang manager lakukan setiap hari.
Dalam management reformasi layanan sipil personil, reformasi dasar meliputi pekerjaan
peningkatan keamanan dan memperkuat perlindungan dari campur tangan politik dan
menciptakan hukum yang ditetapkan pelayanan sipil dengan syarat kondisi umum. Reformasi
yang mempengaruhi insentif individu dalam pelayanan sipil termasuk aplikasi standar dan
aturan promosi hadiah.Dan dorongan dari karir jangka panjang dalam pelayanan sipil.
Pendekatan reformasi ini bertujuan untuk fragmentasi, menyediakan layanan sipil yang
diperkuat dengan kapasitas manajemen, dan untuk menyediakan dasar yang lebih baik bagi
pengembangan manajemen pelayanan sipil. Di beberapa Negara menemukan kesulitan
rekruitmen dan retensi, walaupun sudah ada pendekatan terpadu untuk membayar pelayanan
sipil dan kondisi yang lebih kompetitif seperti yang berlau di sektor swasta. Beberapa Negara
berusaha menerapkan system merit melalui penggunaan cek dan keseimbangan bagi eksekutif,
seperti sipil, Negara, public, maupun penyedia layanan. Dalam pengaturan lain desentralisasi
untuk manajemen bias menyebabkan melemahnya prinsip merit tersebut.
Hal ini juga dapat memberikan tekanan pada etika pelayanan, hal ini sebagai tanggapan
dari keprihatinan
yang muncul dari melemahnya etos sektor publik. Dalam mereformasi
struktur organisasi eksekutif, yang paling mendasar adalah penyederhanaan dan konsolidasi
struktur pelayanan.
4.4
ADVANCED REFORMASI
Kegiatan reformasi merupakan kegiatan yang terdiri dari serangkaian perubahan yang
dilihat dari sudut pandang politis itu merupakan suatu perubahan yang menantang. Dan
generasi kedua ini membangun sebuah reformasi yang mengakar disiplin dalam perilaku
pegawai negeri sipil dan budaya organisasi yang kuat.
‘Advanced’ reformasi dalam manajemen pengeluaran publik, untuk mencapai
pengurangan biaya agregat termasuk “blok” atau “bingkai” penganggaran, dimana sumbersumber anggaran yang disediakan untuk garis lembaga dalam satu blok, lebih sedikit dalam
kendala baris item pada manajer tentang bagaimana sumber daya dapat diterapkan. Dalam
banyak kasus, format anggaran diubah untuk menunjukkan lebih jelas ke parlemen dan aktoraktor lain selama persiapan anggaran kemungkinan efektifitas dana yang dialokasikan untuk
tujuan yang berbeda. Reformasi akuntansi lanjutan meliputi double-entry yaitu pembukuan dan
pengenalan akuntansi akrual. Reformasi audit canggih termasuk institusionalisasi audit, kinerja
tertinggi lembaga audit dan audit internal.
Pemerintah pusat beroperasi melalui berorientasi pada sistem penganggaran dimana
kementerian memiliki kewenangan untuk mengalokasikan sumber daya administrasi dalam
pedoman anggaran yang diputuskan oleh pemerintah. Pemerintah menetapkan sistem plafon
anggaran untuk mengikat kementerian. Tujuan dari plafon anggaran dan pedoman adalah
kementerian memiliki tanggung jawab penuh dalam mengalokasikan dana untuk masingmasing instansi dan memiliki tanggung jawab penuh untuk mengarahkan dan mengendalikan
proses anggaran disektor mereka. Sistem ini mengintegrasikan proses anggaran perencanaan
tahun dan perencanaan strategis dalam proses anggaran tahunan. Sistem ini meningkatkan
disiplin anggaran dikementerian dan peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber daya
yang ada
Reformasi maju menunjukkan keanekaragaman dalam kaitannya dengan politisasi. Di
satu sisi, peningkatan penggunaan penasihat politik dalam jumlah yang meningkat sama
dengan banyaknya metode yang digunakan untuk mengisi posting senior dengan pelamar
eksternal pada kontrak jangka tetap, mungkin menyebabkan meningkatnya politisasi pegawai
negeri senior. Sejumlah negara lain telah menggunakan pengenalan posisi Sekretaris Negara
sebagai layanan posisi sipil paling senior di Kementerian Pusat untuk memperjelas pasti batas
antara pegawai sipil dan pejabat karir politik.
Akhirnya, reformasi maju yang mengubah peran dan beban kebijakan yang dilakukan
oleh pemerintah termasuk realokasi utama tanggung jawab dari pusat ke pemerintah daerah,
layanan radikal, penumpahan tugas pemerintahan yang sebelumnya diterima, dan ekstensif
menggunakan kontrak di sektor publik, tidak hanya di daerah tertentu pemeliharaan dan
pembersihan dilaksanakan dengan mudah. Para prinsip subsidiaritas – desentralisasi
penyediaan pelayanan publik ke tingkat terendah yang tepat dari pemerintah telah menjadi
komponen penting dari program reformasi.
Banyak pendekatan di daerah pusat sekitar privatisasi. Peluang di daerah ini untuk
Negara-negara reformasi akan ditentukan oleh bagaimana melihat minimalis mereka
mengambil peran negara dalam bermain. Pandangan ini mungkin dibentuk oleh
keterjangkauan, keprihatinan dan / atau keinginan untuk mencapai satu kali pendapatan untuk
anggaran, bersama-sama dengan penilaian ini ditingkat elit politik, biaya politik dan manfaat
kepada mereka yang mencari seperti inisiatif.
Tingkat perubahan juga mencakup kontrak keluar dari fungsi inti jauh melampaui
generasi pertama, layanan kebersihan dan administrasi dengan kebijakan dan program
dilakukan oleh pemerintah. Ini untuk daerah lebih maju untuk penggajian yang mencakup
outsourcing, beberapa aspek perumusan kebijakan, dan beberapa daerah audit dan inspeksi.
Sebuah wilayah kunci di sini adalah deregulasi lebih lanjut, yang secara signifikan
meningkatkan lingkungan bisnis negara itu, sementara secara signifikan mengurangi jumlah
(dan biaya agregat) dari sektor publik, dan mengurangi juga korupsi administrasi.
4.5
Pilihan dalam “Advance” Reformasi
Dalam reformasi semua sektor publik harus benar-benar dilakukan perubahan secara
keseluruhan baik dari segi aparatur (pemerintah) maupun kinerja dari organisasi publik itu
sendiri. Reformasi dimaksudkan untuk mencapai atau memperkuat disiplin sektor publik.
Disiplin sektor publik nantinya akan mengubah kinerja pegawai untuk semakin intensif dalam
melakukan pekerjaannya. Namun saat ini reformasi yang ada perlu diadakannnya peningkatan.
Peningkatan reformasi itu bisa dilakukan melalui
1. agregat biaya,pengurangan pengerasan anggaran yang selalu menuai kendala baik
transparansi penganggaran biaya maupun efisiensi dalam mengimplementasikannya di
publik. Peningkatan dalam melakukan perubahan dengan melakukan perbaikan yang
berorientasi pada line-item penganggaran dengan mengubah format anggaran yang
melihat jangka panjang yaitu ke masa depan
2. reformasi keuangan dalam lembaga juga dapat dilakukan dengan memperkenalkan
double-entry pembukuan dan akrual akuntansi
3. Dalam bidang manajemen reformasi dapat dilakukan dengan reformasi audit penguatan
tradisional keuangan dan kepatuhan audit dan melakukan kinerja beberapa audit.
4. Advance reformasi dapat juga dilakukan dengan melembagakan audit kinerja di lembaga
audit tertinggi dan lembaga audit internal karir
5. Mengubah kinerja pembangunan dari sistem tertutup ke arah “positionbased” dengan
dorongan dari lateral yang masuk dalam suatu instansi.
Dalam new publik manajemen sektor swasta mempunyai peranan besar dalam kinerja
maupun pemeberian keputusan. Pemerintah hanya saja memberikan pengawasan dalam
kinerja mereka. Organisasi pemberi pelayanan selalu melakukan persaingan dengan organisasi
lain agar bisa memberikan pelayanan yang benar-benar memuaskan. Seperti dalam intern
organisasi mempunyai suatu kebijakan dengan memberikan sistem outsourcing pada pegawai
agar memiliki kinerja yang bagus, karena dengan kebijakan ini memberikan motivator kepada
pegawai untuk menaikan tingkatannya sebagai pegawai tetap.
Reformasi dimaksudkan untuk mencapai atau memperkuat disiplin sektor publik
advanced reformasi. Reformasi dasar yang terkandung kecenderungan umum untuk mngurangi
jumlah pusat departemen, diantara Negara – Negara reformator maju, selandia baru
memberikan kasus ekstrem kontraktualisme dalam memperkenalkan kontrak formal antara
organisasi dalam sector publik. Reformasi telah mengikat multiklien yang ada penyedia layanan
dan direstrukturasi mereka atas dasar klien tertentu orientasi.
Reformasi pemerintahan saat ini berpusat di sekitar kerangka manajemen kinerja yang
disediakan oleh perjanjian layanan masyarakat. ILM menyediakan kerangka kerja untuk
perencanaan bisnis dalam departemendan alokasi sumber dayauntuk lembaga eksekutif dan
penetapan target kinerja mereka. Tercermin dalam rencana kerja pribadi individu pegawai
negeri sipil, termasuk kepala departemen, dimana kinerja mereka dan beberapa elemen
remunisasi dihakimi.
Reformasi dapat juga dilakukan dengan kontraktualisasi namun dalam kenyataannya
kontraktualisasi tersebut tidak selalu berhasil seperti dalam kasus di negara Belanda dimana
manajemen instansi pusat memblokir ide yang telah direncanakan. Di lain kasus juga terjadi
pendelegasian penyediaan layanan untuk unit bisnis otonom yang akan memberikan pengaruh
perubahan bentuk pemerintah dalam penyediaan layanan. Kontarktualism tentu bukan satu –
satunya cara untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam menjalankan reformasi.
Reformasi pada intinya akan meningkatkan flesibilitas untuk manajer dalam meningkatkan
pemantauan kinerja yang menyeimbangkan peningkatan dengan menekankan lebih besar pada
hasil dan mengukur prestasi.
4.6 koherensi reformasi
Ada beberapa program reformasi yang pada umumnya dilakukan secara khas berurutan,
pertama aliran reformasi inisiatif yang logis dan tidak lanjut kesebelumnya dan aliran reformasi
yang lebih staccato alam dengan rangkaian episodic, intervensi oportunitistik.
Kegiatan reformasi Australia
Tahap reformasi yang pertama yang dilakukan di Australia dengan melakukan
peningkatan fleksibilitas keuangan bagi pemerintah departemen, lingkungan operasi yang lebih
tertentu melalui pengenalan bergulir maju perkiraan penganggaran berbasis dan meningkatkan
fokus pada identifikasi tujuan program dan laporan hasil program. Dengan taahap pertama
tersebut telah mengubah fokus dari persiapan anggaran tahunan dari pembiayaan program
pemerintah untu meningakatkan program-program pemrintah.
Tahap reformasi yang kedua dilakukan pada tahun 1990-an, yang bertujuan untuk
meningkatkan efesiensi pengiriman barang dan jasa pemerintah dengan mengenalkan prinsip
komersial. Prinsip-prinsip komersial lebih fleksibel dengan perjanjian layanan pengiriman
berdasarkan biaya dan juga ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi akrual.
Sebuah reformasi tidak seutuhnya penting hanya ditingkat eksekutif saja, akan tetapi
di berbagai negara melakukan reformasi daerah lebih penting dengan cara memperkuat checks
and balances. Hal tersebut meruapakan cara untuk memastikan akuntabilitas eksekutif kepada
lembaga legislatif dengan perluasan kewenangan tertinggi audit lembaga terhadap efisiensi dan
efektifitas diluar kepatuhan dan pemantauan.
4.7
Level dari aktivitas reformasi
Bahwa Negara-nergara seperti Selandia baru, Australia, Inggris, itu lebih ektesif dalam
melakukan reformasinya, berbeda dengan Negara-negara Korea Selatan, Belanda, dan Jerman
lebih selktif dalam aktivitas reformasinya. Sedangkan Negara-negara seperti China, Finland,
Hungaria, Kanada, Amerika Serikat, Cili, Brazil, dan Polandia ini berada di tengah-tengah
ekstensif dan selektif dalam proses reformasinya.
Hasil Diskusi dan kesimpulan kelompok :
Pelajaran yang didapat adalah bahwa setiap reformasi birokrasi melihat seluruh aspek,
yaitu pada Pengaturan pengeluaran, Manajemen personalian dan pelayanan sipil, Struktur
organisasi eksekutif, Peran dan beban kebijkan yang dilakukan oleh pemerintah. reformasi
birokrasi di Indonesia yaitu dengan cara sejauh mana pelayan publik dapat diimplementasikan
dengan baik tidak hanya pada sektor pusat akan tetapi pada daerah, jenjang karir suatu
pegawai negeri sipil pun haruslah diperhatikan dengan adanya pengaturan masa produktif
pegawai, juga dalam penerimaan pegawai diadakan pengujian yang kompetitif yang nantinya
akan menghasilkan pegawai yang kompeten dalam bidangnya. Dalam proses reformasi
kebijakan yang dibuat tidak hanya berimplikasi pada pusat pemerintahan tapi juga menyeluruh
ke daerah-daerah yang ada, tidak adanya unsur-unsur KKN dalam birokrasi pemerintah.
Mungkin dengan memperhatikan aspek-aspek seperti itu Negara kita akan lebih baik
dalam penyelenggaraan pemerintahnya, sehingga nantinya tidak hanya pemerintah saja yang
sejahtera tapi rakyatnya pun sejahtera.
KELOMPOK II , Chapter 4
1. Taufiq Ade Nurfahmi F1B007019
2. Tito Adityo W F1B007083
3. Ade Luthfi J. Arif F1B008018
4. Nanda Dian Sari F1B008034
5. Abd. Bunga F1B008061
6. Adrian Arvin F1B008078
7. Miya Venny F F1B008095
8. Adila C F1B009005
9. R . A. Yuninda F1B009030
10. Masfufah F1B009048
11. Fatwa Lutvie F1B009067
Download