Manajemen Keuangan dan Manajemen Kinerja Oleh : Aditya Yunianto Eko Budi Harianto Rahmat Budi Setyawan MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK Proses dan prosedur pengelolaan terhadap seluruh kekayaan negara dalam bentuk dan dengan nama apapun baik yang dipisahkan ataupun yang tidak dipisahkan, termasuk di dalamnya segala bagian kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban yang didasarkan pada prinsip prinsip manajemen (planning, organizing, actuating and controlling) demi tercapainya tujuan negara secara efficient dan effective) ANGGARAN Pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang (Bastian I,2010) ANGGARAN PEMERINTAH Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu FUNGSI ANGGARAN • Fungsi Ekonomi • Fungsi Keuangan Anggaran Pemerintah • Fungsi ekonomi anggaran : a. Kebijakan alokasi b. Kebijakan distribusi c. Kebijakan stabilisasi Kebijakan Alokasi Peran pemerintah dengan menjalankan pelayanan publik,dimana pemerintah mampu memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat secara umum Fungsi ini menitik beratkan pada ukuran sektor publik dan privat, dan siapa yang melaksanakannya Anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian. Yang terpenting adalah alokasi pada belanja dan pajak pemerintah dilakukan secara adil dan dengan alasan yang tepat sehingga dapat diterima oleh semua pihak Kebijakan Distribusi Fungsi distribusi adalah fungsi dalam rangka memperbaiki distribusi pendapatan masyarakat serta pemerataan pembangunan Semua pemerintahan berkeinginan untuk menurunkan kesenjangan kesejahteraan dan pendapatan antar warga negara Hal ini dilakukan dengan bantuan/subsidi untuk kalangan bawah dan pajak yang lebih tinggi untuk kalangan atas Peranan terbesar dari distribusi adalah untuk menjamin kesejahteraan sosial, contohnya penggunaan pajak yang diberikan kelompok tertentu seperti petani, jaminan sosial, dan kesehatan Tidak ada ketentuan yang pasti mengenai bagaimana seharusnya distribusi yang tepat antar sektor atau kelompok pendapatan, yang terpenting adanya azaz keadilan dalam perspektif sosial dan nilai yang berlaku Kebijakan Stabilisasi Fungsi dalam rangka menciptakan kestabilan ekonomi, pertahanan keamanan, dan lain-lain Fungsi ini bersifat antisiklis Berkaitan erat dengan fungsi mengatur variabel ekonomi makro dengan instrumenkebijakan moneter dan kebijakan fiskal FUNGSI KEUANGAN • Merupakan fungsi kedua dari anggaran • Mencakup akuntansi untuk pendapatan dan beban • Fungsi keuangan meliputi 1. Evaluasi total pengeluaran pemerintah dan otoritas publik 2. Sebagai instrumen legislatif untuk menilai akuntanbilitas dan mengontrol pemerintah dalam mengatur keuangan Manajemen Keuangan Tradisional Karakteristik (Owen E. Hughes, 2012) : 1. Orientasi pada Input 2. Bersifat Line Item 3. Bersifat Incremental ++ Mardiasmo (2002) : 4. Cenderung Sentralistis 5. Bersifat Spesifikasi 6. Tahunan 7. Prinsip anggaran bruto Kebaikan Sistem Keuangan Tradisional (menurut Wilenski 1982) 1. Mekanisme ideal untuk membatasi pengeluaran 2. Fleksibilitas pemotongan anggaran 3. Mudah dalam menyusun dan mengelola Problems Line Item 1. Menekankan input daripada output 2. Bersifat jangka pendek/tahunan 3. Tidak fleksibel dalam pemindahan sumber daya Kelemahan Anggaran Tradisional (Mardiasmo, 2002) 1. Hubungan terputus antara anggaran tahunan dengan rencana pembangunan jangka panjang 2. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah diteliti secara menyeluruh efektivitasnya 3. Orientasi pada input, sehingga anggaran tidak dapat dijadikan alat membuat kebijakan dan pilihan sumber daya atau memonitor kinerja 4. Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara keseluruhan sulit tercapai 5. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal 6. Mendorong praktek korupsi dan kolusi 7. Muncul budgetary slack atau padding 8. Gagal memberikan mekanisme pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai, sering revisi anggaran 9. Sistem informasi finansial yang tidak memadai yang menjadi dasar mekanisme pengendalian mutu, mengidentifikasi masalah dan tindakan Reformasi Manajemen Keuangan Kegagalam utama dari Anggaran tradisional yaitu tidak ada kaitan antara alokasi anggaran dengan kinerja. Dan tidak cukup mampu menyediakan informasi dengan tujuan pengambilan keputusan • Hoover Commission (USA) tahun 1949 dan 1950 menerapkan perfomance budgeting di dunia militer. Hasilnya gagal. • Tahun 1961, PPB system dikenalkan dalam Departemen Pertahanan US • Tahun 1965, Presiden Johnson memberlakukan sistem PPB pada agen federal lainnya • Tahun 1971, PBB gagal. Disebabkan karena faktor kurangnya pengetahuan dan komitmen dari pimpinan (Lee and Johnson, 1989). • ZBB diperkenalkan di Departemen Pertanian US tahun 1962 • 1977, Jimmy Carter memerintahkan ZBB diterapkan di semua agen federal, tetapi kenyataannya ZBB tidak pernah diterapkan sesuai harapan • 1981, ZBB ditinggalkan oleh Presiden Reagen Reformasi Manajemen Keuangan Publik • Pengembangan sistem laporan keuangan dengan sistem akuntansi basis akrual • Penentuan indikator kinerja dan melakukan benchmarking • Sistem manajemen berbasis pasar, harga pelayanan publik sesuai dengan standar komersial • Delegasi anggaran • Pelaksanaan audit yang lebih sistematis dan detil LAPORAN KEUANGAN BERBASIS KINERJA • Lebih menekankan pada manajemen oriented dan analisis program, fokus pada apa yang organisasi kerjakan dan hasilkan, dan adanya pengukuran kinerja • Pembiayaan secara langsung pada pencapaian output. Kegiatan pemerintah dibagi kedalam struktur hierarkis yang terdiri dari program, sub program, kegiatan, dan komponen. • Adanya alokasi pendanaan untuk identifikasi program. Sistem laporan manajemen memberikan feedback yang lebih baik pada kinerja program dan mengijinkan prinsipal melakukan evaluasi terhadap keefektifan manajer dan staf. • Keberlangsungan program dan anggaran untuk mencapai outcomes tergantung pada pembentukan indikator kinerja yang cocok. • Perspektif jangka panjang Keuntungan : • Alokasi sumberdaya yang lebih baik • Ada perencanaan untuk mencapai tujuan organisasi • Ada harapan praktek managemen yang lebih baik , pencapaian tujuan organisasi tidak hanya dari sisi keuangan tetapi juga ada pengukuran kinerja . • Adanya pertanggungjawaban anggaran kepada publik Reformasi Sistem Akuntansi • Reformasi dari sistem berbasis kas ke basis akrual • Akrual accounting di implementasikan pertama pada tahun 1992 di NZ. Asutralia tahun 19902000. UK adopsi thn 2000. Kettl 2005 menyatakan bahwa akrual akunting sebagai upaya pemerintah dalam mempertanggungjawabkan keuangannya lebih transparan. • Aspek lain dari akuntansi adalah lebih intens pada pelaksanaan auditing yaitu audit tidak hanya LK tetapi penilaian outcome program. Delegasi Anggaran • Memberikan delegasi peran manager lebih besar untuk mengendalikan anggaran dan bertanggungjawab terhadap hasil. Sehingga dalam membelanjakan anggaran tepat sesuai kebutuhan. • Pada sektor privat, anggaran operasional terutama sebagai alat untuk memotivasi manager dalam membuat kebijakan untuk mencapai tujuan. • Reformasi keuangan bertujuan ingin membuat sektor publik seperti sektor privat. Manajemen Kinerja • Sebuah proses yang digunakan untuk mengukur seberapa tinggi tingkat pencapaian kinerja yang dilakukan oleh organisasi publik. • Kinerja pada dasarnya merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai baik individu atau organisasi dalam melaksanakan tugasnya. Manajemen Kinerja Pada Model Manajemen Tradisional • Pengukuran kinerja organisasi maupun individu, kurang sistematis, informasi yang dihasilkan tidak cukup memadai • Selalu dikaitkan sebagai bagian birokrasi, apapun hasil pengukurannya, tidak obyektif, tiada tujuan yang jelas. Reformasi Sektor Publik Menurut Kettl (2005) reformasi sektor publik mengarah kepada satu tujuan utama yaitu pengukuran kinerja, utamanya adalah manfaat yang dapat dirasakan (outcome). • Ditetapkan terlebih dahulu indikator kinerja untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan/sasaran kinerja. • Pengukuran secara sistematis ke seluruh individu. Titik awal pengukuran kinerja di UK pada tahun1982 yaitu FMI (Financial Management Initiative ), dimana untuk setiap pimpinan departemen (treasury and civil service) wajib membuat : • Tujuan yang jelas yang dapat diukur, baik kinerja maupun output yang terkait dengan tujuan tersebut • Pertanggung jawaban yang jelas atas penggunaan sumber daya (ekonomis) • Informasi anggaran dan akses publik untuk mendapat pertimbangan dari pakar/pihak luar agar pelaksankan efektif Kemudian seiring reformasi sektor publik di UK, mengadopsi PSA (Public Service Agreement ) tahun 1998. Didalamnya terdapat 4 prinsip kinerja pelayanan publik, yaitu : • Pemerintah menetapkan tujuan, manfaat kinerja (outcome) yang jelas dan berfokus pada pencapaian tujuan nasional • Pelimpahan tanggungjawab pelayanan kepada operator publik, dengan memberi fleksibiltas untuk menetapkan kebijaksanaan dalam berinovasi agar sasaran pelayanan tercapai • Pengaturan audit (keuangan) yang efektif dan independen untuk meningkatkan akuntabilitas • Memberi informasi yang transparan atas pencapaian kinerja, baik lokal maupun nasional. Indikator Kinerja • Harus terukur secara kuantitatif dan dapat dimengerti oleh berbagai pihak yang terkait, sehingga bila nanti dievaluasi dapat diketahui apakah kinerja sudah dapat mencapai target atau belum. Indikator Kinerja Menurut Bellamy dan Taylor (1998) • Indikator kinerja pada sektor publik terbuka untuk dikritisi demi menspesifikasi tujuan. Hal ini merupakan kesulitan tersendiri. • Banyak kinerja yang tidak bisa diukur secara kualitatif dan dijadikan tolak ukur kinerja keseluruhan, karena pengukuran hanya berfokus kepada kuantitas terukur yang bisa dihitung pada sistem informasi. Pengukuran Kinerja Kenapa pengukuran kinerja tetap diperlukan pada sektor publik ? • Penetapatan indikator justru menjadi tekanan untuk melakukan perbaikan,inovasi,menuju pelayanan yang prima, yang tentu saja akan mendapat penghargaan. • Pada beberapa fungsi atau posisi yang kurang bagus kinerjanya, rentan terhadap ancaman dicabut atau dihilangkan, hal ini mendorong nilai pelayanan publik yang lebih bermutu. • Dalam penetapan tujuan, selalu terkait dengan pelaksanaan dan monitring penggunaan anggaran, sehingga pengukuran mutlak diperlukan terkait dengan manajemen keuangan. Menurut Behn (2003), ada 8 tujuan utama pengukuran kinerja : 1. Evaluasi 2. Kontrol 3. Budget 4. Motivasi 5. Promosi 6. Keberhasilan 7. Pelajaran 8. Improvisasi Kritik terhadap manajemen keuangan dan kinerja Reformasi anggaran • Menurut Wildavsky (1979), Performance Budgeting memaksakan untuk merasionalkan pekerjaan yang pada dasarnya irasional (politis). • Proses penganggaran wajib melalui kebijakan politis sampai kemudian disetujui. Kritik terhadap manajemen keuangan dan kinerja • Sistem incremental mempunyai kelebihan yaitu untuk melengkapi proses penganggaran yang rasional diperlukan informasi tentang beragam pos/kegiatan apa saja yang memerlukan anggaran, kemudian mengidentifikasi kelebihan serta kekurangan setiap pos, dan memilih dan mengurutkan berdasarkan tingkat prioritas yang paling tinggi kemudian diputuskan untuk menganggarkan pada pos-pos yang terpilih. • Dalam negara demokrasi, pengaruh politik sangan kental dalam proses penganggaran, sehingga penganggaran berbasis kinerja dianggap tidak cocok. Disamping itu dibutuhkan pula komitmen yang tinggi yang belum tentu bisa berubah secara drastis. Permasalahan Masalah perubahan akuntansi • Perubahan basis akuntansi menjadi akrual, tidak mudah dilaksanakan, dan perlu waktu untuk menyesuaikan. Aplikasi akuntansi akrual tidak mudah karena cukup banyak karakteristik pemerintahan dan pelayanan publik dengan kondisi yang bermacam-macam pula. Permasalahan Masalah dalam pengukuran kinerja • Tidak mudah menetapkan indikator kinerja. Indikator harus terukur tetapi tetap efektif, dan mempunyai pengaruh langsung yang bisa dirasakan oleh publik. • Dibutuhkan indikator untuk mengukur kepuasan publik terhadap pelayanan, kecepatan, dan ketepatannya, disamping indikator realisasi keuangan. Permasalahan Masalah krisis global • Krisis keuangan global akan mempengaruhi penganggaran pemerintah, terutama jika negara telah mempunyai hutang luar negeri yang cukup besar. Hal ini memaksa pemangkasan anggaran operasional, serta tuntutan memaksimalkan pendapatan dalam negeri (pajak). Di sisi lain dampak krisis akan membuat aktivitas ekonomi lesu. Kesimpulan 1. Manajemen keuangan tidak hanya tentang bagaimana merealisasikan anggaran dan mengaitkan dengan kinerja, tetapi bagaimana menggunakan anggaran untuk kepentingan publik secara tepat, menguatkan kinerjanya, serta merekonsiliasi dengan akuntabilitas keuangannya. 2. Terjadi perubahan manajemen keuangan dari model tradisional, karena dianggap tidak memberikan informasi yang memadai tentang seberapa jauh pencapaian tujuan dari aktivitas pemerintah, apakah sudah mencapai target atau belum. Kesimpulan 3. Penganggaran dengan menitikberatkan pada program kinerja akan bisa memberikan informasi yang memadai, dan dapat dievaluasi untuk pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. 4. Perubahan basis akuntansi ke arah akrual dalam jangka panjang diharapkan membantu mengungkap lebih akurat pendapatan serta beban, meskipun implementasinya tidak mudah. 5. Reformasi manajemen keuangan masih belum sempurna,masih ada pengaruh politis dalam proses manajemen keuangan. Diperlukan komitmen tinggi untuk memperbaiki proses menajemen keuangan untuk mencapai kinerja yang telah ditetapkan. Terima Kasih Matur Nuwun Hatur Nuhun Sakalangkong Suksema Meuliate Tarimo Kasi Teurimong Gaseh beh Tampiaseh