Bab 1 - Widyatama Repository

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Permasalahan serius yang dihadapi praktisi, akademisi akuntansi dan keuangan
selama beberapa dekade terakhir ini adalah manajemen laba. Manajemen laba seolaholah telah menjadi budaya perusahaan (corporate culture) yang dipraktikkan semua
perusahaan di dunia. Aktivitas ini tidak hanya di negara-negara dengan sistem bisnis
yang belum tertata, namun juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di negara
yang
sistem
bisnisnya
telah
tertata,
seperti
halnya
Amerika
Serikat
(Sulistyanto,2008:1).
Praktik manajemen laba terjadi di berbagai perusahaan, baik di sektor
perdagangan, manufaktur maupun sektor industri jasa. Rob (1998) dalam Zahara dan
Veronica (2009) mendapatkan bukti adanya indikasi pengelolaan laba pada sektor
jasa perbankan. Bertrand (2000) dalam Zahara dan Veronica (2009) juga menemukan
bukti secara empiris bank di Swiss yang sedikit kurang atau mendekati ketentuan
batasan kecukupan modal cenderung untuk meningkatkan rasio kecukupan modal
(CAR) mereka agar memenuhi persyaratan dengan cara manajemen laba.
1
2
Manajemen laba pada dasarnya adalah potensi penggunaan manajemen akrual
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi. (Belkaoui, 2011:201). Menurut
Healy dan Wahlen dalam (Sulistyanto, 2008:50) mendefinisikan Manajemen Laba
sebagai berikut:
“Manajemen laba muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam
pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan keuangan
untuk menyesatkan stakeholders yang ingin mengetahui kinerja ekonomi yang
diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan
angka-angka akuntansi yang dilaporkan itu.”
Di Indonesia, penelitian mengenai adanya indikasi manajemen laba pada
perbankan konvensional telah dilakukan oleh Nasution dan Setiawan (2007) dengan
hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 3 periode tahun 2000 sampai dengan tahun
2004 perusahaan perbankan di Indonesia melakukan tindak manajemen laba dengan
pola memaksimalkan labanya. Salah satu alasan perusahaan perbankan melakukan
manajemen laba adalah ketatnya regulasi perbankan dibandingkan industry lain,
misalnya suatu bank harus memenuhi kriteria CAR (Capital Adequancy Ratio)
minimum (Nasution dan Setiawan, 2007).
Selain bank konvensional, sejak tahun 1992 berdasarkan Undang-undang No.
7 tahun 1992 tentang Perbankan dan Peraturan Pemerintah No. 72 tentang Perbankan
telah berdiri bank syariah yang pertama dengan nama Bank Muamalat. Berdasarkan
data statistik yang dihimpun Bank Indonesia per September 2013, di Indonesia
terdapat 11 Bank Umum Syariah, 24 Unit Usaha Syariah dan 155 Bank Pembiayaan
3
Rakyat Syariah. Pesatnya pertumbuhan bank syariah di Indonesia dimotori oleh
adanya kebijakan dual banking system di industri perbankan (UU No. 21 tahun 2008
tentang Perbankan Syariah). Peraturan ini memperbolehkan bank konvensional untuk
membuka unit usaha syariah yang merupakan cikal bakal berdirinya bank umum
syariah pada umumnya (Peraturan Bank Indonesia No. 4/1/PBI/2002 Tentang
Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum
Berdasarkan Prinsip Syariah dan Pembukaan Kantor Bank Berdasarkan Prinsip
Syariah Oleh Bank Umum Pasal 1 Ayat 9).
Penelitian adanya indikasi manajemen laba di sektor perbankan syariah juga telah
dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain Padmantyo, (2010) dan Setiawati (2010).
Hasil penelitian Padmanyo (2010), pada laporan perbankan syariah terdapat praktik
manajemen laba. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan rata-rata total accrual
selama lima tahun pengamatan pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat
Indonesia yang bernilai positif dan negatif. Sedangkan hasil penelitian yang
dilakukan Setiawati (2010) menunjukkan bukti empiris bahwa penetapan rasio
CAMEL terhadap tingkat kesehatan bank syariah yang diperbolehkan beroperasi oleh
Bank Indonesia berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba di bank umum
syariah di Indonesia berdasarkan laporan keuangan bulanan bank umum syariah yang
dipublikasikan Bank Indonesia selama tahun 2008 hingga 2009. Namun pengaruh
tersebut tidak signifikan. Zahara dan Veronica (2009) telah meneliti adanya indikasi
4
praktik manajemen laba di perbankan syariah selama periode 2005-2206 yang
diproksikan dengan akrual diskresioner.
Akrual diskresioner adalah suatu cara untuk mengurangi atau menyatakan
pelaporan laba yang sulit dideteksi melalui manipulasi kebijakan akuntansi yang
berkaitan dengan akrual, misalnya dengan cara menaikkan biaya depresiasi Listyani
(2007) dalam Koosrini (2010). Akrual diskresioner yang digunakan dalam penelitian
Zahara dan Veronica (2009) adalah model Healy (1985) dan Jones (1991) yang telah
disesuaikan dengan karakteristik perbankan.
Dalam Undang-Undang nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah bab 1
pasal 1 dinyatakan bahwa Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut
tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan kegiatan usahanya.
Sedangkan Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan Prinsip Syariah. Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam
kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.
Fenomena-fenomena dan penelitian-penelitian tersebut sangat menarik untuk
dikaji ulang, mengingat praktik manajemen laba itu sangat mungkin dilakukan oleh
manajer sebagai pengelola bahkan pada perbankan syariah yang dijalankan
berdasarkan prinsip syariah, untuk itu perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai
5
adanya indikasi manajemen laba di bank syariah dan bank konvensional. Di samping
itu juga untuk mengetahui perbedaan manajemen laba yang dilakukan oleh bank
umum syariah dengan bank konvensional.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya mengenai manajemen laba baik pada Bank Umum Syariah maupun pada
Bank Konvensional, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitan dan
menuangkannya dalam skripsi berjudul : “PERBEDAAN MANAJEMEN LABA
PADA BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, penulis dapat
mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana praktik manajemen laba di Bank Umum Syariah.
2. Bagaimana praktik manajemen laba di Bank Konvensional.
3. Apakah ada perbedaan manajemen laba yang dilakukan Bank Umum Syariah
dengan Bank Konvensional.
6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mempelajari, menganalisis dan meyimpulkan
apakah ada perbedaan manajemen laba pada Bank Umum Syariah dengan Bank
Konvensional.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam melakukan penelitian ini
adalah untuk mendapat jawaban permasalahan yang telah diidentifikasikan di atas
yaitu :
1. Untuk mengetahui manajemen laba yang dilakukan oleh Bank Umum Syariah.
2. Untuk mengetahui manajemen laba yang dilakukan oleh Bank Konvensional.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan manajemen laba pada Bank Umum
Syariah dengan Bank Konvensional.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh atau diharapkan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
7
1.
Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat pada waktu
perkuliahan dikaitkan dengan kondisi di lapangan. Selain itu dapat menambah
wawasan dan pengetahuan di bidang manajamen laba pada dunia perbankan.
2. Bagi Dunia Perbankan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang berguna agar
dapat lebih meningkatkan kinerja dan menambah informasi tentang
manajemen laba di dunia perbankan.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan
kajian teoritis, terutama yang berkaitan dengan bidang akuntansi perbankan.
4. Bagi Pihak Lain
Hasil-hasil informasi tersebut dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran
untuk perkembangan ilmu pengetahuan umumnya, khususnya mengenai dunia
perbankan serta sebagai bahan masukan untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut tentang topik yang saling berhubungan.
8
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk keperluan penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh data berupa
laporan keuangan bank umum syariah dan bank konvensional dari Indonesia Stock
Exchange atau Bursa efek Indonesia (www.idx.co.id), statistik perbankan syariah di
www.bi.go.id
dan website masing-masing bank yang diteliti, dengan waktu
penelitian dimulai dari bulan November sampai selesai.
Download