Meningkatkan Motorik Kasar Berlari Lurus dengan Rintangan

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 MOTORIK KASAR
2.1.1 Motorik Kasar
Untuk merangsang motorik kasar anak menurut Sujiono, dkk,
(2008) dapat di lakukan seperti melatih anak untuk meloncat,
memanjat,berlari, berjinjit, berdiri diatas satu kaki dan berjalan dititian,
dan sebagainya. Sedangkan menurut Rahyubi (2012) menyatakan bahwa
keterampilan motorik kasar adalah keterampilan gerak atau gerakan
tubuh yang memakai otot-otot besar sebagai dasar utama gerakannya.
Keterampilan motorik kasar meliputi pola lokomotor (gerakan yang
menyebabkan perpindahan tempat) seperti berjalan, berlari, menendang,
naik turun tangga, melompat, meloncat, dan sebagainya. Juga
keterampilan menguasai bola seperti melempar, menendang, dan
memantulkan bola.
Motorik kasar pada dasarnya adalah gerakan dasar tubuh yang
terkoordinasi oleh otak, seperti berjalan, berlari, melompat, menendang,
melempar, memukul, mendorong, dan menarik, oleh karena itu gerakan
tersebut dikenal dengan gerakan dasar.
Sujiono, (2008), berpendapat bahwa gerakan-gerakan dasar
merupakan gerak pengulangan yang dilakukan terus menerus dari
kebiasaan serta menjadikan sebagai dasar dari pengalaman dan
lingkungan mereka. Pola gerak dasar adalah bentuk gerakan-gerakan
sederhana yang bisa dibagi ke dalam 3 bentuk gerak sebagai berikut:
7
1.
Keterampilan lokomotor meliputi gerak tubuh yang berpindah
tempat yaitu: berjalan, berlari, melompat, meluncur, berguling,
serta membantu mengembangkan kesadaran anak akan tubuhnya
dalam ruang.
2.
Keterampilan non lokomotor meliputi gerakan tubuh dengan
posisi tubuh diam di tempat seperti: berayun, mengangkat,
bergoyang,
merentang,
memeluk,
melengkung,
memutar,
membungkuk, mendorong. Keterampilan ini sering di kaitkan
dengan keseimbangan.
3.
Keterampilan
manipulatif,
meliputi
penggunaan
serta
pengontrolan gerakan otot-otot kecil yang terbatas, terutama yang
berada di tangan dan kaki meregang, memeras, menarik,
menggegam, memotong, meronce, membentuk, menggunting dan
menulis.
Perkembangan motorik kasar anak usia 5-6 tahun Sujiono, dkk
(2008) meliputi: (1)berlari dan langsung menendang bola. (2)
melompat-lompat dengan kaki bergantian.(3) melambungkan bola
dengan satu tangan dan menengkapnya dengan dua tangan. (4)
berjalan pada garis yang sudah ditentukan. (5) berjinjit dengan
tangan di pinggul. (6) menyentuh jari kaki tanpa menekuk lutut.
(7) mengayuhkan satu kaki kedepan atau kebelakang tanpa
kehilangan keseimbangan.
8
2.2 Pengertian Berlari Lurus Dengan Rintangan
2.2.1 Pengertian berlari lurus
Berlari adalah gerakan memindahkan tubuh dari satu titik ketitik
lainnya dengan cara melangkahkan kaki secara bergantian hanya pada satu
arah tanpa adanya belokan atau lengkungan dan pada gerakan berlari, langkahlangkah kaki yang kita gerakan ada saat kedua kaki tidak berhubungan dengan
tanah. Artinya berlari pada saat tertentu kedua kaki melayang di udara.
(Direktori/fpok/jur._pend._olahraga)
2.2.2 Pengertian rintangan
Rintangan adalah hal atau objek yang menggugah tekad untuk
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah dan sebagai rangsangan
agar kita belajar lebih giat. (Menurut Hasan, 2003)
Dari pengertian berlari lurus dan pengertian rintangan dapat di
jabarkan pengertian berlari lurus dengan rintangan adalah gerakan
memindahkan tubuh dari satu titik ketitik lainnya dengan cara
melangkahkan kaki secara bergantian hanya pada satu arah tanpa adanya
belokan atau lengkungan dan pada saat tertentu kedua kaki melayang
keudara untuk melewati objek yang ada di depannya.
2.3 Tujuan Pembelajaran Berlari Lurus
Tujuan dari pembelajaran gerak berlari lurus adalah untuk
meningkatkan kemampuan gerak dasar fundamental yang paling banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
(Direktori/fpok/jur._pend._olahraga)
9
2.4 Metode meningkatkan motorik kasar
Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu, metode dipilih guru berdasarkan strategi kegiatan yang
sudah dipilih dan ditentukan. metode juga merupakan cara untuk
mencapai tujuan pembelajran tertentu.
Setiap guru akan menggunakan metode, sesuai dengan gaya
melaksanakan kegiatan pembelajarannya. Namun, harus diingat bahwa
pendidikan di TK mempunyai ciri khas sendiri. Oleh karena itu, ada
metode-metode yang lebih sesuai untuk digunakan di TK dibandingkan
metode-metode lainnya. Misalnya guru TK jarang sekali menggunakan
metode ceramah dikelasnya. Pemilihan metode juga ditentukan oleh
karakteristik tujuan kegiatan dan karakteristik anak yang akan diajar.
Karakteristik tujuan kegiatan pengembangan motorik anak TK
adalah untuk mengembangkan kemampuan motorik anak, melatih anak
gerakan-gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola,
mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan
keterampilan tubuh, dan cara hidup sehat.
Untuk mengembangkan kemampuan motorik anak guru dapat
menetapkan metode-metode yang menjamin anak tidak mengalami
cedera. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan lingkungan yang aman
dan menentang, bahan dan alat dipergunakan dalam keadaan baik, serta
tidak menimbulkan rasa takut dan cemas dalam menggunakannya.
Selain itu, dalam pemilihan metode untuk mengembangkan
keterampilan
motorik
anak,
guru
perlu
menyesuaikan
dengan
karakteristik anak TK yang selalu bergerak, susah untuk diam,
10
mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, senang bereksperimen dan
menguji, mampu mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai
imajinasi dan senang berbicara.
dalam menentukan metode untuk megembangkan keterampilan motorik
anak, guru memperhatikan tempat kegiatan apakah diruang kelas atau
diluar kelas, keterampilan apa yang hendak dikembangkan melalui
berbagai kegiatan, serta tema dan pola yang dipilih dalam kegiatan
pembelajaran itu.
Penentuan tempat kegiatan akan menentukan pula peralatan yang
akan digunakan guru. Misalnya, untuk pengembangan motorik halus
anak yang bertujuan agar anak dapat dapat berlatih menggerakan
pergelangan
tangan
dengan
menggambar
dan
mewarnai
atau
menggunting dan menempel maka guru dapat memilih kegiatan yang
diperlukan setiap anak, seperti gunting, kertas, pensil warna atau bukubuku untuk pola yang akan digunting anak jumlah dan peralatan
diharapkan sesuai dengan jumlah anak sehingga setiap anak dapat
berlatih sendiri-sendiri.
Perkembangan
motorik
merupakan
proses
memperoleh
keterampilan dan pola gerakan yang dilakukan anak, misalnya dalam
kemampuan motorik kasar anak belajar menggerakan seluruh atau
sebagian
besar
anggota
tubuh,
sedangkan
dalam
mempelajari
kemampuan motorik halus anak belajar ketetapan koordinasi tangan dan
mata. Anak juga belajar menggerakkan pergelangan tangan agar lentur
dan anak belajar berkreasi dan berimajinasi.
11
Metode yang digunakan adalah metode kegiatan yang dapat
memacu semua kegiatan motorik yang perlu dikembangkan anak, seperti
untuk
kegiatan
menggambar,
motorik
melipat,
halus
anak
membentuk,
dapat
diberikan
meronce,
dan
aktivitas
sebagainya.
Sedangkan untuk kegiatan motorik kasar anak dapat belajar menangkap
bola, menendang, melocat, melompat, dan sebagainya. Guru saat
mengembangkan perkembangan motorik anak adalah keamanan anak.
Misalnya, saat anak berlari-lari diluar kelas, anak-anak perlu didampingi
oleh beberapa guru untuk menjaga keamananya.
Untuk
menerapkan
pengembangan
motorik
beberapa
anak
metode
guru
yang
perlu
sesuai
utuk
menentukan dan
merencanakan:
a.
tujuan kegiatan
b. tema atau topik kegiatan
c.
metode
d. tempat kegiatan
e.
peralatan dan bahan yang akan digambar
f.
urutan langkah kegiatan apa saja yang nantinya akan dilakukan
guru dan anak didiknya.
selanjutnya, guru perlu melaksanakan kegiatan yang meliputi:
a.
kegiatan pembukan/awal
b. kegiatan inti
c.
kegiatan penutup.
Terakhir, guru perlu menentukan evaluasi hasil belajar anak
dengan menentukan dan mengembangan bentuk evaluasi untuk melihat
12
kemampuan anak. Ada beberapa metode pembelajaran yang sesuai untuk
mengembangkan motorik anak, misalnya metode bermain, karya wisata,
demonstrasi, proyek atau pemberian tugas.
Pemilihan suatu metode pembelajaran ditentukan oleh tujuan yang
dicapai anak, sedankan metode merupakan cara untuk mencapai tujuan
pembelajran tertentu. Untuk mengembangkan motorik anak guru dapat
menerapkan metode-metode yang akan menjamin anak yang tidak
mengalami cedera dan menyesuaikannya degan karakteristik anak TK.
Hal- hal yang perlu dilakukan guru dalam pemilihan metode untuk
meningkatkan motorik anak TK adalah menciptakan lingkungan yang
aman dan kegiatan yang menantang, menyediakan tempat, bahan dan
alat yang dipergunakan dalam keadaan baik, serta membimbing anak
mengikuti kegiatan tanpa menimbulkan rasa takut dan cemas dalam
menggunakannya. Untuk memilih metode pembelajaran yang sesuai
tujuan pengembangan motorik anak. Selain itu, metode yang akan dipilih
harus memungkinkan anak bergerek dan bermain karena gerak adalah
unsur utama pengembangan motorik anak. (Novikasari, 2011)
2.5 Manfaat bermain jalur rel kereta api
Menurut Ray,2013 ada 6 manfaat yang didapat dari permainan
jalur rel kereta api:
1. Fisik motorik
Anak akan kita ajak untuk memperagakan cara kereta api
berjalan untuk motorik kasarnya, dan motorik halusnya ketika anak
memindahkan dan menyusun gerbong-gerbong menjadi satu rangkaian
kereta yang utuh.
13
2. Aspek moral dan agama
Dapat kita ajarkan kepada anak ketika mengenalkan lokomotif,
anak kita kenalkan bahwa adat naik kendaraan adalah membaca doa.
3. Bahasa
Bahasa dapat kita kenalkan dengan bermain menggunakan
metode bercerita tentang kereta api.
4. Kognitif
Anak dapat kita ajak untuk menghitung roda, menyebutkan
macam-macam bentuk geometri.
5. Sosial emosional
Anak akan kita ajak belajar kerja sama dengan teman dan
saling menghargai serta berbagi saat bernain dengan menggunakan
kereta api.
6. Seni
Anak kita ajak untuk bernyanyi bersama lagu kereta api.
Yang menjadi fokus pada permainan jalur Rel kereta Api adalah
manfaat pengembangan fisik motorik.
2.6 Manfaat Berlari
Menurut lembaga American Heart Association (dalam Sari 2011),
aktivitas berlari dapat menurunkan tekanan darah dan menurunkan kadar
gula serta mengurangi risiko terkena diabetes. Berlari juga dapat
melindungi lapisan terdalam dari pembuluh darah, menjaga dinding sel
tetap utuh sehingga mengurangi risiko penyumbatan atau gumpalan
pembuluh darah yang dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung.
14
2.7 Penelitian yang relevan
Penelitian
oleh
Noviasari
(2013)
berjudul
“Peningkatan
Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Lari Zig-Zag dan
Bakiak Pada Siswa Kelompok B1 Ra Masyithoh Segoroyoso II”. Subyek
16 anak kelompok B1, pada siklus II kemampuan motorik kasar
meningkat sejumlah 13 anak (81,25%).
Penelitian Oleh Sofiah (2012) ini bertujuan untuk mengembangkan
motorik kasar melalui bermain papan titian pada anak kelompok B TK
Piri Nitikan Yogyakarta. Subjek penelitian 20 anak, yang terdiri dari 13
anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Pelaksanaan tindakan siklus 2,
berjalan dengan langkah pendek 19 anak (95%). Pada kegiatan berjalan
dengan langkah panjang 19 anak (95%) dan berjalan dengan posisi
menyamping 18 anak (90%).
Penelitian oleh Pratiwi, M. Kristanto (2014) ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana permainan engklek dapat meningkatkan
kemampuan motorik kasar (keseimbangan tubuh) anak di TK Tunas
Rimba II Semarang. Subjek dalam penelitian ini adalah kelompok B TK
Tunas Rimba II Semarang dengan jumlah anak 25 anak. pada siklus I
diperoleh sebesar 65,33% sedangkan pada siklus II menggunakan
kegiatan bermain engklek berkelompok dengan dilombakan diperoleh
sekitar 83,17%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
kemampuan motorik kasar (keseimbangan tubuh) yang dilakukan pada
siklus I dan II pada kelompok B TK Tunas Rimba II Semarang.
15
2.8 Kerangka Pikir
Gerakan motorik kasar anak lebih melibatkan aktivitas otot tangan,
kaki, dan seluruh anggota tubuh anak. Dalam melakukan gerakan anak
mengandalkan kematangan dalam koordinasi. Berbagai macam gerakan
motorik anak yang sudah di capai dapat berguna bagi kehidupan anak
kelak. Pada usia TK perkembangan fisik motorik anak lebih di tekankan
pada
koordinasi
gerakan
tubuh
seperti,
memanjat,
melompat,
bergantung, melempar, menangkap, berlari, berjalan dan menjaga
keseimbangan.
Kemampuan motorik pada anak dapat berkembang apabila dilatih
dengan stimulus. Kemampuan motorik kasar merupakan kemampuan
untuk mengkoordinasikan gerak otot-otot dalam tubuh. Seiring dengan
kematangan dan pengalaman anak, kemampuan gerak tersebut
berkembang dengan baik dan terkoordinasi dengan baik. Bermain jalur
rel kereta api merupakan salah satu sarana untuk dapat mengembangkan
kemampuan motorik kasar anak usia TK karena secara tidak langsung
akan belajar mengoptimalkan kemampuan berlari lurus dan koordinasi
gerak yang dimilki.
KONDISI
AWAL
Kemampuan Berlari Lurus
Berada Pada Kategori
Kurang Sampai Pada
Cukup
TINDAKAN
-Berdiri Statis, -Berjalan Dinamis, Berjalan Lurus, -Berlari Lurus, -Berlari
Lurus Dengan Waktu Yang Ditentukan, Berlari Lurus Dengan Rintangan.
KONDISI
AKHIR
Keterampilan Berlari
Lurus Dengan Rintangan
Meningkat melebihi
standar 80%.
16
2.9 Kriteria Keberhasilan
Tindakan pada penelitian ini adalah kegiatan bermain jalur rel
kereta api dapat meningkatkan motorik kasar berlari lurus dengan
rintangan melalui bermain jalur rel kereta api pada anak TK B Dharma
Wanita 1 Kalongan Purwodadi, standar kriteria keberhasilan ditentukan
80%. Siswa mampu menunjukan keterampilan motorik kasar berlari
lurus dengan rintangan.
17
Download