11 BAB II KAJIAN TEORI Dalam bab ini dipaparkan tentang : a) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah, b) Sifat-sifat Cahaya, d) Metode Mengajar, e) Metode Eksperimen. A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah 1. Konsep Pembelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering disebut dengan sains. Kata sains berasal dari kata latin scientia yang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa inggris kata science mula-mula berarti pengetahuan, tetapi lama kelamaan bila orang berkata tentang sains , maka pada umumnya yang dimaksud ialah apa yang dulu disebut natural sciences.1 Natural science dalam bahasa Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Alam. Ada orang yang mendefinisikan sains sebagai a pieces of theoretical knowledge atau “ sejenis pengetahuan teoretis”. Baginya sains bukanlah suatu ketrampilan praktis, bukan pula suatu kerajinan (craft).2 Meskipun kegiatan dalam sains hampir selalu berhubungan dengan eksperimen namun konsep 1 Sukarno, et. all, Dasar-Dasar Pendidikan Sains, (Jakarta : Bhatara Karya Aksara, 1981), 2 Ibid., hal. 1 hal. 1 12 sains adalah hasil tanggapan pikiran manusia atas gejala yang terjadi di alam ini. Sains merupakan suatu “ badan pengetahuan tentang benda-benda di alam, yang diperoleh dengan cara-cara tertentu. Sains mulai dengan fakta dan berakhir dengan fakta. Teori merupakan suatu bagian yang terpenting dari sains. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dengan alam sekitar, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Ada 7 karakteristik dalam pembelajaran IPA yang efektif, antara lain sebagai berikut : 1. Mampu memfasilitasi keingintahuan siswa-siswi. 2. Memberi kesempatan untuk menyajikan dan mengkomunikasikan pengalaman dan pemahaman tentang IPA. 3. Menyediakan wahana untuk unjuk kemampuan. 4. Menyediakan pilihan-pilihan aktivitas. 5. Menyediakan aktivitas untuk bereksperimen. 6. Menyediakan kesempatan untuk mengesplorasi alam sekitar. 13 7. Memberi kesempatan berdiskusi tentang hasil pengamatan.3 Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajarsecara langsung. Dalam pembelajaran tersebut siswa difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan ilmiah tentang dirinya dan alam sekitar. 2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA Dalam kurikulum berbasis kompetensi disebutkan bahwa mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat IPA dalam kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Selain itu juga bertujuan: a. Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. b. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap IPA dan teknologi. c. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. d. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. e. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. f. Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.4 Sunaryo, et. all, Modul Pembelajaran Inklusif Gender, ( Jakarta : LAPIS – Learning Assistance Program for Islamic Schools, tt), hal. 538. 3 14 Pembelajaran mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memeilihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.5 3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA 4 5 Ibid., hal. 538 Ibid., hal. 538-539 15 Ruang lingkup mata pelajaran IPA di SD-MI meliputi dua dimensi, yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep dan penerapannya dalam kegiatan pembelajaran, kedua dimensi ini dilaksanakan secara sinergi dan terintegrasi. a. Ruang lingkup kerja ilmiah, meliputi : penyelidikan/penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreatifitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah. b. Ruang lingkup pemahaman konsep dan penerapannya, mencakup : 1. Mahkluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan. 2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat dan gas. 3. Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. 4. Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. 5. Sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat merupakan penerapan konsep IPA dan saling keterkaitan dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi sederhana termasuk merancang dan membuat.6 B. Sifat-sifat Cahaya 1. Pengertian Cahaya 6 Ibid,. hal. 545-546 16 Cahaya adalah gelombang elektro magnetik yang dapat ditangkap oleh mata kita. Semua cahaya berasal dari sumber cahaya. Semua benda yang dapat memancarkan cahaya disebut sumber cahaya. Contoh sumber cahaya antara lain matahari, bintang, api, lampu dan kilat. 2. Sifat-sifat Cahaya a. Cahaya Merambat Lurus Cahaya matahari yang masuk dalam ruangan atau celah-celah rumah yang gelap akan tampak seperti garis-garis putih yang lurus. Berkas cahaya merambat lurus, dengan demikian bila terhalang benda cahaya tidak dapat dilihat. Cahaya dari sumber cahaya, gelombang cahaya dapat merambat ke seluruh arah, apabila medium yang dilewati cahaya serba sama maka gelombang cahaya merambat lurus. Berkas cahaya yang merambat lurus dapat dilihat pada cahaya lampu mobil atau senter di malam hari. Percobaan sederhana yang dapat membuktikan cahaya merambat lurus antara lain melubangi garis tengah tiga buah karton yang telah disejajarkan dan meletakkan lilin di depan deretan karton tersebut. b. Cahaya Menembus Benda Bening Benda-benda yang dapat ditembus cahaya disebut benda bening. Contoh benda bening antara lain air jernih, gelas, kaca dan lensa. Sedangkan benda-benda yang tidak dapat ditembus oleh cahaya disebut benda gelap.7 Misalnya kayu, batu dan tembok. Benda-benda yang dapat meneruskan 7 Haryanto. Sains Jilid 5. (Jakarta : Erlangga, 2004), Hal.162 17 cahaya tetapi tidak sempurna disebut benda keruh. Misalnya air sabun dan air teh. Percobaan sederhana yang dapat membuktikan cahaya dapat menembus benda bening adalah menyinari benda-benda seperti gelas bening kosong, dengan gelas berisi air kopi dengan senter. c. Cahaya Dapat Dibiaskan Bila cahaya merambat melalui dua medium yang berbeda, misalnya dari udara ke air, maka cahaya tersebut mengalami pembiasan atau pembelokan. Medium adalah zat perantara yang dilalui. Kerapatan zat berbeda-beda.8 Bila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya, cahaya merambat dari udara ke air. Bila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya, cahaya merambat dari kaca ke udara. Percobaan sederhana yang membuktikan cahaya dapat dibiaskan antara lain mengisi gelas bening dengan air kemudian masukkan pensil atau uang logam dan perhatikan perbedaannya, sebelum gelas diisi air dan sesudah gelas diisi air. d. Cahaya Dapat Dipantulkan 8 Ibid ., hal. 167 18 Ketika cahaya mengenai permukaan yang licin, seperti cermin datar, cahaya akan dipantulkan. Cermin datar akan memantulkan sinar pada satu arah saja. Pemantulan cermin ini disebut pemantulan teratur. Akan tetapi, jika cahaya mengenai permukaan yang kasar, pantulan cahayanya akan terhambur ke segala arah. Pemantulan cahaya seperti ini disebut pemantulan baur (difus).9 Benda yang mempunyai permukaan licin dan mengkilap disebut cermin. Cermin dapat membentuk bayangan benda. Bayangan benda itu tampak sama dengan benda asli. Hal itu terjadi karena cermin mempunyai permukaan licin yang dapat menghasilkan pemantulan teratur. Berdasarkan permukaannya cermin digolongkan menjadi tiga, yaitu cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung. 1. Cermin datar adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya yang datar. Bayangan yang dibentuk cermin datar bersifat semu, tegak, dan sama dengan bendanya. Contoh: cermin yang digunakan untuk berkaca. 2. Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya berupa cekungan. Jika benda dekat dari cermin cekung,maka bayangannya semu, lebih besar dan tegak. Jika letak benda jauh dari cermin cekung maka bayangan yang terbentuk nyata dan terbalik. Contoh : bagian dalam lampu mobil dan lampu senter. 9 http://118.98.173.43/bse/pdf/01SD-MI81/kelas05_senang-belajar-ipa_siti.pdf), diakses tanggal 05 Mei 2011 19 3. Cermin cembung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya yang berupa cembungan. Bayangan yang terbentuk pada cermin cembung bersifat semu, lebih kecil dan tegak seperti bendanya. Contoh : kaca spion.10 Percobaan sederahana yang membuktikan cahaya dapat dipantulkan adalah menutup kaca senter dengan kertas hitam yang telah diberi celah kecil kemudian menyorotkan cahaya senter ke dalam cermin datar. Kemudian diperhatikan berkas cahaya yang terpantul pada cermin. e. Cahaya Putih Terdiri atas Beberapa Warna. Cahaya putih bila melewati benda bening misalnya air atau prisma akan terurai menjadi tujuh warna yaitu merah, kuning, jingga, hijau, biru, nila dan ungu. Warna-warna cahaya yang membentuk cahaya putih itu disebut spektrum.11 Peristiwa peruraian cahaya putih menjadi beberapa warna disebut dispersi. Percobaan sederhana yang dapat membuktikan cahaya putih terdiri dari beberapa warna antara lain meletakkan cermin yang berukuran kecil ke dalam baskom dengan kemiringan 45º lalu isi dengan air dan hadapkan pada kertas putih maka cahaya matahari akan terurai menjadi titik air yang berwarna-warni 10 11 Haryanto. Sains . . .,hal. 164 Ibid., hal.169 20 C. Metode Mengajar Kata metode berasal dari kata latin methodos, yang berarti “jalan yang dilalui”. Metode secara harfiah berarti ‘cara’. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.12 Method dalam bahasa Inggris berarti suatu bentuk khusus cara kerja. Metode adalah teknik-teknik tertentu yang dipergunakan agar penyajian informasi menjadi efektif.13 Dalam kegiatan pengajaran diperlukan suatu metode yang disebut metode mengajar. Sementara itu, mengajar ialah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah.14 Dalam pengertian lain Oemar Hamalik mendefinisikan mengajar sebagai proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan kepada siswa. Mengajar menurut pengertian mutakhir merupakan suatu perbuatan yang kompleks.15 Atau dengan gaya bahasa lain, mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan seorang guru atau instruktur.16 Pengertian lain ialah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau untuk menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau kelompok, agar 12 Pupuh Fathurrohman. M. sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar,(Bandung : PT Refika Aditama, 2009), hal.55 13 Nana Sudjana.Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2009), hal. 64 14 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), hal. 44 15 Pupuh Fathurrohman. M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar…, hal. 8 16 Abu Ahmadi. Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar. (Bandung :Pustaka Setia. 1997), hal 52 21 pelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan siswa dengan baik. Secara umum dapatlah dirumuskan bahwa pengertian metode pembelajaran adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan berdasarkan pertimbangan rasional tertentu, masing-masing jenisnya bercorak khas, dan kesemuanya berguna untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.17 Dalam kegiatan pembelajaran metode mempunyai kedudukan antara lain : 1. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman. A. M. adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. 2. Metode sebagai strategi pembelajaran. Menurut Roestiyah, guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian yang biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 3. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan. 17 A. Samana. Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional (PPSI) dan Pertimbangan metodologisnya. ( Yogyakarta : Kaniasus. 1992), hal.123 22 Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, guru sebaiknya menggunakan metode yang menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masingmasing metode tersebut. Winarto Surakhmad mengatakan bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu siswa, tujuan, situasi, fasilitas dan guru. Di dalam penggunaan suatu metode ada beberapa syarat yang harus diperhatikan antara lain, metode yang digunakan haruslah : 1. Dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa. 2. Dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa. 3. Dapat memberikan bagi siswa untuk memberikan hasil karya. 4. Dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi 5. Dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi. 6. Dapat mentiadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan. 23 7. Dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sangat beragam. Macam-macam metode dalam proses belajar mengajar meliputi ceramah, tanya jawab, demonstrasi, eksperimen,drill. 1. Metode ceramah adalah metode dalam pengajaran di mana cara menyampaikan pengertian-pengertian materi pelajaran kepada siswa dilaksanakan dengan lisan oleh guru di depan kelas. Cara ini kadang-kadang membosankan, maka dalam pelaksanaanya memerlukan ketrampilan tertentu, agar gaya penyajiannya tidak membosankan dan menarik perhatian siswa. 2. Metode tanya jawab adalah mengajukan pertanyaan kepada peserta didik. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang untuk berfikir dan membimbingnya dalam mencapai kebenaran.18 3. Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan. 4. Metode eksperimen adalah metode yang siswanya mencoba mempraktekan suatu proses tersebut, setelah melihat/mengamati apa yang telah didemonstrasikan oleh seorang demonstrator .19 18 Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran, ( Bandung : Remaja Rosda Karya. 2009), hal.138 24 5. Metode drill ialah suatu cara mengajar di mana siswa melaksakan kegiatankegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari, latihan yang praktis, mudah dilakukan, serta teratur melaksanakannya membina anak dalam meningkatkan penguasaan ketrampilan itu bahkan mungkin siswa dapat memiliki ketangkasan dengan sempurna. D. Metode Eksperimen 1. Pengertian Metode Eksperimen Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan membuat segala sesuatu memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas digunakan metode eksperimen. Ditinjau dari arti katanya “eksperimen” berarti percobaan. Eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan 19 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar – Mengajar ,(Jakarta : PT Rineka Cipta. 2002), hal 112 25 sendiri mengenai objek, keadaan atau proses sesuatu. Secara umum metode eksoperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar.20 Menurut Roestiyah, metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Sedangkan menurut Palendeng, metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains. Karena, metode ini mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreatifitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsepkonsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya akan diaplikasikan dalam kehidupannya. Dalam metode eksperimen guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik, mental, dan emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilannya untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik, mental, dan emosional siswa dalam metode ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan perilaku siswa yang inovatif dan kreatif. 20 Paul Suparno. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktifistik & menyenangkan.( Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, 2007 ), hal.77 26 2. Tujuan Metode Eksperimen Pengunaan metode eksperimen bertujuan yaitu agar siswa mampu dan menemulkan sendiri berbagai jawaban atau persoalan yang dihadapi dengan melakukan percobaan sendiri. Selain itu siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah, dengan eksperimen iswa menemukan bukti kebenaran dan teori tentang sesuatu yang dipelajari. Agar pengguanaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, perlu pelaksana memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a. Dalam eksperimen siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi siswa. b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan atau hasilnya tidak membahayakan maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih. c. Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses perubahan, maka diperlukan waktu yang cukup lama. d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih objek yang dieksperimenkan e. Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia. 27 Kemungkinan masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.21 3. Prosedur Pelaksanaan Metode Eksperimen. Bila siswa melakukan suatu eksperimen perlu meperhatikan prosedur sebagai berikut : a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen. b. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang : 1. Alat- alat serta bahan- bahan yang akan digunakan dalam percobaan. 2. Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variabelvariabel yang harus dikontrol dengan ketat. 3. Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung. 4. Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat. 5. Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik dan sebagainya. c. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. 21 Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), hal. 81 28 d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya jawab.22 4. Pembagian Metode Eksperimen. Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu eksperimen yang terencana atau terbimbing dan eksperimen bebas. 1. Eksperimen Terbimbing Dengan eksperimen terbimbing seluruh jalanya percobaan sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa. Langkahlangkah yang harus dibuat siswa , peralatan yang harus digunakan, apa yang harus diamati dan diukur semuanya sudah ditentukan sejak awal. Maka siswa tidak akan bingung tentang langkah-langkah yang dibuat. Data yang harus dikumpulkan dan kesimpulan mana yang akan dituju mereka cukup jelas. Tentu hasil kesimpulan tergantung data yang mereka lakukan. Biasanya ada petunjuk langkah-langkah yang harus dilakukan oleh siswa, ada Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk melakukan pembelajaran dengan eksperimen terbimbing, guru punya peran sangat penting. Beberapa hal yang harus dilakukan guru antara lain : 1. Memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada siswa. 22 Ibid., hal. 82 29 2. Merencanakan langkah-langkah percobaan seperti : apa tujuannya, peralatan yang digunakan, bagaimana merangkai percobaan, data yang harus dikumpulkan siswa, bagaiman menganalisis data, dan apa kesimpulannya. 3. Mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan sehingga pada saat siswa mencoba semua siap dan lancar. 4. Pada saat percobaan sendiri guru dapat berkeliling melihat bagaimana siswa melakukan percobaannya dan memberikan masukan kepada siswa. 5. Bila ada peralatan yang macet guru membantu siswa agar alat dapat jalan dengan baik. 6. Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dengan percobaan yang dilakukan. 7. Bila siswa membuat laporan, maka guru harus memeriksanya. 8. Guru sebaiknya mempersiapkan petunjuk dan langkah percobaan dalam satu lembar kerja sehingga memudahkan siswa bekerja. Dalam eksperimen, siswa entah sendiri atau dalam kelompok kecil melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru. Ada baiknya kelompok dibuat kecil sehingga siswa dapat sungguh melakukan percobaan dan bukan hanya melihat percobaan teman. Dalam percobaan, siswa antara lain akan melakukan tindakan berikut: 1. Membaca petunjuk percobaan dengan teliti 2. Mencari alat yang diperlukan 30 3. Merangkai alat-alat sesuai dengan skema percobaan 4. Mulai mengamati jalanya percobaan 5. Mencatat data yang diperlukan 6. Mendiskusikan dalam kelompok untuk ambil kesimpulan dari data yang ada 7. Membuat laporan percobaan dan mengumpulkan 8. Dapat juga mempresentasikan percobaanya di depan kelas 2. Eksperimen Bebas Dalam eksperimen bebas, guru tidak memberikan petunjuk pelaksanaan percobaan secara rinci. Dengan kata lain, siswa harus lebih banyak berpikir sendiri, bagaimana akan merangkai alat, apa yang harus diamati, diukur, dan dianalisis serta disimpulkan. Guru hanya memberikan tugas misalnya, siswa harus membuktikan apakah arus induk sama dengan jumlah arus cabang pada rangkaian paralel. Keuntungan dengan percobaan bebas adalah siswa ditantang untuk merencakan percobaan sendiri tanpa banyak dipegaruhi arahan guru. Dengan demikian, akan tampak bagaimana kreativitas, kepandaian, dan kemampuan siswa dalam memecahkan tugas yang diberikan. Jelas model ini lebih konstruktivis dari pada percobaan yang sudah dibuatkan langkahlangkahnya. 31 5. Tahap-tahap Pelaksanaan Eksperimen. Dengan metode eksperimen, siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa menemukan sendiri konsep sesuai hasil yang diperoleh selama pembelajaran. Menurut Palendeng, pembelajaran dengan metode eksperimen meliputi tahap-tahap sebagai berikut : 1. Percobaan awal. Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. 2. Pengamatan. Pengamatan merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut. 3. Hipotesis awal. Siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. 4. Verifikasi. Yakni, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya. 5. Aplikasi konsep. Setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. 32 6. Evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan akhir setelah selesai menemukan satu konsep. Penerapan pembelajaran pada metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun mengaplikasikan dalam kehidupan nyata. Dengan kata lain, siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberi contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.23 7. Kelebihan dan kekurangan metode eksperimen. a. Kelebihan metode eksperimen adalah : 1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. 2. Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. 3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia. b. Kekurangan metode eksperimen adalah : 1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi. 2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal. 23 Jamal Makmur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif,Kreatif,dan Inovatif, (Jogjakarta : Diva press, 2011), hal. 149-150 33 3. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan kesabaran. 4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan, karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian. E. Hasil Belajar Hasil belajar dapat dinyatakan sebagai kemampuan yang dipilih seseorang sebagai akibat dari belajar. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu ”hasil” dan ”belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.24 Sementara itu, belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Menurut Gage, belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Henry E, Garret berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa pada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Kemudian Lester D. Crow mengemukakan belajar ialah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, 24 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 44 34 pengetahuan, dan sikap-sikap.25 Belajar dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi kembali materi yang talah dipelajarinya. Kemudian jika yang telah dipelajari itu mampu disampaikan dan diekspresikan dalam bahasa sendiri. Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang itu. Maka berdasarkan perilaku yang disaksikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang telah belajar. Winkel berpendapat, bahwa belajar pada manusia merupakan suatu aktifitas mental/psikis yang berlangung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan konstan.26 Belajar menurut Robert M. Gagne adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjalin setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa. Stimulus itu merupakan input yang berada di luar individu, sedangkan respon adalah outputnya, yang juga berada di luar individu sebagai hasil belajar yang dapat diamati. Oleh karena itu dapat disimpulkan, bahwa belajar terdiri dari tiga komponen penting yakni kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dalam acara belajar, kondisi 25 26 Syaiful Sagala, Makna Dan Konsep Pembelajaran, ( Bandung : Alfabeta, 2005), hal. 13 Winkle, Psikologi Pengajaran, ( Jakarta : Gramedia, 1989), hal 36 35 internal yang menggambarkan keadaan internal dan proses kognitif siswa, dan hasil belajar. Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, dapat diambil kata kunci dari belajar yaitu perubahan perilaku. 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.27 Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung tampak pada seseorang itu melakukan tindakan atau memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Namun demikian, hasil belajar merupakan perubahan yang mengakibatkan orang berubah dalam perilaku, sikap, dan kemampuannya. Kemampuan-kemampuan yang menyebabkan perubahan tersebut menjadi kemampuan kognitif yang meliputi pengetahuan dan pemahaman, kemampuan sensori-motori yang meliputi ketrampilan melakukan gerak badan dalam urutan tertentu dan kemampuan dinamik-afektif yang meliputi sikap dan nilai yang meresapi perilaku dan tindakan.28 Oemar Hamalik, Proses Belajar…, hal. 30 Rosma Hartini Syam’s. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). (Yogyakarta : teras. 2010). Hal.34-35 27 28 36 Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) ketrampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan citacita.29 . Merujuk pemikiran gagne, hasil belajar berupa : a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintetis fakta-konsep dan mengembangkan prinsipprinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakuakan aktivitas kognitif bersifat khas. c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah pemecahan masalah. d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 29 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2005), hal 22 37 e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.30 Sedangkan menurut Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor, beserta tingkatan aspek-aspeknya. Ranah kognitif berkaitan dengan perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Ranah afektif yang berisi perilakuperilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Sedangkan ranah psikomotor berkenaan dengan ketrampilan motorik dan manipulasi bahan atau objek.31 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang meliputi enam aspek yaitu, (1) pengetahuan : mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan, (2) pemahaman : mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari, (3) penerapan : mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus, (4) analisa : mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik, (5) sintesa : mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru, (6) evaluasi : mencakup kemampuan 30 Agus Suprojono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2009), hal. 5-6 31 Endang Kandar. Taksonomi Bloom. http://endang965.wordpress.com/2009/03/18/taksonomibloom. diakses tanggal 05 Juli 2011 38 untuk membentuk pendapat mengenai sesuatu bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasar kriteria tertentu. Ranah afektif berkenaan dengan pembentukan sikap melalui proses pembelajaran yang meliputi lima aspek yaitu, (1) penerimaan : mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, (2) partisipasi : mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu keadaan, (3) penilaian : mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu, (4) organisasi : kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman, (5) Pembentukan pola hidup.32 Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Ranah psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek keterampilan motorik yang mencakup, (1) persepsi : penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan, (2) kesiapan : kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan , (3) gerakan terbimbing : imitasi dan gerakan coba-coba, (4) gerakan terbiasa : membiasakan gerakangerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap. , (5) gerakan kompleks : gerakan motoris yang terampil, (6) penyesuaian, (7) Kreatifitas : membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi. 32 Winkle, Psikologi . . ., hal.152-153 39 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar. a. Faktor raw input (faktor murid/anak itu sendiri) di mana tiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam : 1. Kondisi fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima,tidak dalam keadaan capai, tidak dalam keadaan cacat jasmani, ( karena ini akan mengganggu kondisi fisiologis) dan sebagainya, akan sangat membantu dalam proses hasil belajar. 2. Kondisi psikologis Setiap manusia atau siswa pada dasarnya memiliki kondisi yang berbedabeda (terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis). Beberapa faktor psikologis yang dianggap utama dalm mempengaruhi proses dan hasil belajar antara lain tinggi rendahnya minat siswa, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif siswa. b. Faktor environmental input (faktor lingkungan) baik itu lingkungan alami ataupun lingkungan sosial. c. Faktor instrumental input, yang di dalamnya antara lain terdiri dari : (1) Kurikulum, (2) program/bahan pengajaran, (3) sarana dan fasilitas, (4) guru (tenaga pengajar).33 33 Abu Ahmadi. Joko Tri Prasetya. Strategi..., hal. 103