Proses Dasar Komunikasi Persuasif

advertisement
Proses Dasar Komunikasi
Persuasif
Retorika
• Yunani kuno menggunakan sistem persuasif
pertama yang disebut retorika. Ini dipelajari di
sekolah, diaplikasikan pada setiap proses
hukum, dan digunakan senat untuk
membangun demokrasi pertama kali di sana.
• Menurut Aristoteles, persuasif terdiri dari bukti
artistik (artistic proof) dan bukti inartistik
(artistic proof).
• Artistic proof, terdiri dari pilihan fakta,
mengorganisasikan persuasi, gaya penyampaian,
dan pilihan bahasa
• Inartistic proof, terdiri dari segala sesuatu yang
tidak dikontrol oleh pembicara, seperti ;
kesempatan, waktu yang diberikan pada
pembicara, dan tampilan fisik pembicara
• Menurut Aristoteles, persuasif yang paling efektif
adalah berdasarkan ‘common ground’, atau saling
berbagi kepercayaan, nilai dan kepentingan yang
disusun dengan berbagai taktik
• Cicero mengidentifikasi 5 elemen dari tuturan
persuasif ;
1. Menemukan bukti dan argumen
2. Mengorganisasikan keduanya
3. Corak (gaya) bukti dan argumen tersebut
secara artistik
4. Mengingat bukti dan argumen
5. Menyampaikan bukti dan argumen dengan
seluruh kemampuan yang dimiliki
• Dua puluh tahun kemudian, persuasi didefinisikan
sebagai komunikasi yang ditujukan untuk
mempengaruhi pilihan. Ada perubahan dari logic
in persuasion ke ‘emotional’ means of persuasion.
• Literary critic and language, Kenneth Burke
percaya bahwa jika receiver merasa mereka telah
berbicara dalam ‘bahasa mereka sendiri’ dan
mendengar referensi dari kepercayaan dan nilai
mereka, receiver akan mengembangkan rasa
‘identifikasi’ dengan persuader. Mereka
mempercayai jika persuader sama dengan
mereka
• Melihat dari pendapat Aristoles, Burke dan yang
lain, persuasif juga dapat didefinisikan sebagai
proses “co-creation” oleh sumber dan receiver
untuk menyatakan identifikasi pada seluruh
penggunaan simbol verbal dan atau visual
(Larson, 2010 : 22).
• The definition implies that persuasion between
both persuder and persudee that leads to shared
meaning and co-created indentification
Bagaimana cooperative dan co-creative persuasif bisa terjadi ?
• Tiga kondisi yang akan membuat seorang receiver
membuat keputusan yang bijak dan
berpengetahuan :
1. Persuasi yang bertanggungjwab akan terjadi jika
kedua pihak mempunyai kesempatan yang sama
untuk mempersuasi dan mempunyai persamaan
akses pada media komunikasi yang tersedia
2. Idealnya, persuader akan membuka agenda /
kepentingan ‘yang sebenarnya’ pada audiens.
Tapi pada kenyataannya, itu tidak sering
terjadi
3. Idealnya, persuder juga memperingatkan
pada audiens tentang kemungkinan efek
negatif dari advokasi kebijakan atau sebuah
keputusan politis. Tapi sayangnya, hal ini tidak
selalu terjadi
Model Dasar Persuasi
• Model ini diadaptasi dari model paling sederhana proses
komunikasi, Shannon and Weaver – SMCR Model :
1. A source (S) (or persuader), who or which is the encoder of
the message. The code can be verbal, nonverbal, visual, or
musical, or in some other modality
2. A message (M), which is meant to convey the
source’s meaning through any of the codes
3. A channel (C), which carries the message and
which might have distracting noise
4. A receiver (R) (or persuadee), who decodes
the message, trying to sift out channel noise
and adding his or her own interpretation.
• Menjadi receiver yang kritis berarti mempersiapkan 4
elemen :
1. Motivasi dari sumber (obvious or disguised)
2. Elemen pesan (makna pesan verbal dan visual)
3. Channel atau media yang digunakan untuk mengirim
pesan
4. Apa yang dibawa receiver pada argumen sumber
SMCR model menyarankan kita untuk melihat jenis dari
motivasi, biases, dan perspektif yang kita persuasif
• Persuasi dan beberapa teori lain tentang pengaruh :
1. The Theory of reasoned action
* Konsep kunci teori ini adalah behavioral
intention yang menghasilkan pengaruh individu
seperti perasaan, sikap atau predisposision dan
norma – norma budaya kita
2. Teori Narasi
* Fokus teori ini adalah memberi saran
dengan menggunakan naratif, dramatik
dan personal story dalam usaha untuk
mempersuasi orang lain dan
menyebabkan receiver menerima
persuasi karena dibungkus oleh
attractive story atau narasi
• Dalam studi persuasi tidak selalu dibedakan
bentuk pengaruh. Dalam beberapa diskusi,
influence dan persuasion saling dipertukarkan
• Kita perlu membedakan beberapa term terkait
persuasif termasuk “influence”, “coercion”,
“compliance-gaining”, “acquiescence” (persetujuan
tanpa protes), “behavioral modeling”, dan
“information integration”.
Rank’s Model of Persuasion
• Model Rank ini merupakan cara / langkah
pertama untuk proteksi diri. Hugh Rank
menawarkan sebuah model, alat analisis yang
diberi nama model intensify / downplay – tujuan
dari model ini untuk menolong kita menjadi
penerima yang lebih kritis dan analitis.
• Model ini mendefinisikan dan memberi contoh
tentang 4 strategi utama dalam persuasi dan 6
taktik yang digunakan persuader, dimana receiver
yang kritis bisa mengidentifikasikannya.
Strategi Utama Rank
1. Intensify certain aspect of their product, cause or
candidate or some aspect of the competition
2. Downplay certain aspect of their brand cause or
candidate, or to downplay positive aspect of the
competing brands, causes, ideologies of candidates.
• Persuder memilih 4 strategi dari tindakan berikut:
1. Intensify their own good points
2. Intensify the weak points of the opposition
3. Downplay their own weak points
4. Downplay the good points of the opposition
• Persuader also use tactics such as repetition,
association and composition to intensify their own
good points or the bad points of the opposition.
• They use the tactics of ommision, diversion and
confusion to downplay their own bad points or the
good points of the opposing brands, candidates,
causes or ideologies
Downplaying
• kadang-kadang persuder ingin menghindari
intensitas atau menarik perhatian pada
sesuatu, karena merusak tujuan persuasif
mereka.
• Downplaying dapat “memperhalus” titik
lemah persuader, di sisi lain dapat
“mengecilkan” poin kuat dari pesaing
 Taktik downplaying :
1. Omission ; persuader akan meninggalkan
informasi kritis untuk menghindari sorotan
atas kekurangan mereka sendiri atau kekuatan
pesaing.
* Contoh ; “food cosmetics” dengan teknik
atau efek kamera.
Iklan obat yang tidak menyebutkan efek
samping.
Propaganda senjata pemusnah massal, yang
tidak menyebutkan kualitas dan kekuatan
senjata tsb
2. Diversion ; menggeser perhatian persuadee dari
kekuatan lawan atau kelemahan sendiri,
menggunakan isu pengganti untuk mengalihkan
pengawasan persuadee.
Contoh ; perusahaan dengan polusi belerang
tinggi, mengalihkan perhatian dengan isu “Save
the species”.
Politisi yang teindikasi korup, mengalihkan
dengan mendukung program “universal health
care”
3. Confusion ; Menciptakan kebingungan
dalam benak audiens.
contoh ; jargon – jargon tertentu
bahasa iklan – She’s Beautiful ! She’s
Engaged! She Uses Earth Balsam Hand
Creme
Download