Proses Dasar Komunikasi Persuasif 10 Oktober 2014 Retorika Yunani kuno menggunakan sistem persuasif pertama yang disebut retorika. Ini dipelajari di sekolah, diaplikasikan pada setiap proses hukum, dan digunakan senat untuk membangun demokrasi pertama kali di sana. Menurut Aristoteles, persuasif terdiri dari bukti artistik (artistic proof) dan bukti inartistik (artistic proof). Artistic proof, terdiri dari pilihan fakta, mengorganisasikan persuasi, gaya penyampaian, dan pilihan bahasa Inartistic proof, terdiri dari segala sesuatu yang tidak dikontrol oleh pembicara, seperti ; kesempatan, waktu yang diberikan pada pembicara, dan tampilan fisik pembicara Menurut Aristoteles, persuasif yang paling efektif adalah berdasarkan ‘common ground’, atau saling berbagi kepercayaan, nilai dan kepentingan yang disusun dengan berbagai taktik Cicero mengidentifikasi 5 elemen dari tuturan persuasif ; 1. Menemukan bukti dan argumen 2. Mengorganisasikan keduanya 3. Corak (gaya) bukti dan argumen tersebut secara artistik 4. Mengingat bukti dan argumen 5. Menyampaikan bukti dan argumen dengan seluruh kemampuan yang dimiliki Dua puluh tahun kemudian, persuasi didefinisikan sebagai komunikasi yang ditujukan untuk mempengaruhi pilihan. Ada perubahan dari logic in persuasion ke ‘emotional’ means of persuasion. Literary critic and language, Kenneth Burke percaya bahwa jika receiver merasa mereka telah berbicara dalam ‘bahasa mereka sendiri’ dan mendengar referensi dari kepercayaan dan nilai mereka, receiver akan mengembangkan rasa ‘identifikasi’ dengan persuader. Mereka mempercayai jika persuader sama dengan mereka Melihat dari pendapat Aristoles, Burke dan yang lain, persuasif juga dapat didefinisikan sebagai proses “cocreation” oleh sumber dan receiver untuk menyatakan identifikasi pada seluruh penggunaan simbol verbal dan atau visual (Larson, 2010 : 22). The definition implies that persuasion between both persuder and persudee that leads to shared meaning and co-created indentification Bagaimana cooperative dan co-creative persuasif bisa terjadi ? Tiga kondisi yang akan membuat seorang receiver membuat keputusan yang bijak dan berpengetahuan : 1. Persuasi yang bertanggungjwab akan terjadi jika kedua pihak mempunyai kesempatan yang sama untuk mempersuasi dan mempunyai persamaan akses pada media komunikasi yang tersedia 2. Idealnya, persuader akan membuka agenda / kepentingan ‘yang sebenarnya’ pada audiens. Tapi pada kenyataannya, itu tidak sering terjadi 3. Idealnya, persuder juga memperingatkan pada audiens tentang kemungkinan efek negatif dari advokasi kebijakan atau sebuah keputusan politis. Tapi sayangnya, hal ini tidak selalu terjadi Model Dasar Persuasi Model ini diadaptasi dari model paling sederhana proses komunikasi, Shannon and Weaver – SMCR Model : 1. A source (S) (or persuader), who or which is the encoder of the message. The code can be verbal, nonverbal, visual, or musical, or in some other modality 2. A message (M), which is meant to convey the source’s meaning through any of the codes 3. A channel (C), which carries the message and which might have distracting noise 4. A receiver (R) (or persuadee), who decodes the message, trying to sift out channel noise and adding his or her own interpretation. Menjadi receiver yang kritis berarti mempersiapkan 4 elemen : 1. Motivasi dari sumber (obvious or disguised) 2. Elemen pesan (makna pesan verbal dan visual) 3. Channel atau media yang digunakan untuk mengirim pesan 4. Apa yang dibawa receiver pada argumen sumber SMCR model menyarankan kita untuk melihat jenis dari motivasi, biases, dan perspektif yang kita persuasif Persuasi dan beberapa teori lain tentang pengaruh : 1. The Theory of reasoned action * Konsep kunci teori ini adalah behavioral intention yang menghasilkan pengaruh individu seperti perasaan, sikap atau predisposision dan norma – norma budaya kita 2. Teori Narasi * Fokus teori ini adalah memberi saran dengan menggunakan naratif, dramatik dan personal story dalam usaha untuk mempersuasi orang lain dan menyebabkan receiver menerima persuasi karena dibungkus oleh attractive story atau narasi Dalam studi persuasi tidak selalu dibedakan bentuk pengaruh. Dalam beberapa diskusi, influence dan persuasion saling dipertukarkan Kita perlu membedakan beberapa term terkait persuasif termasuk “influence”, “coercion”, “compliance-gaining”, “acquiessence”, “behavioral modeling”, dan “information integration”. Rank’s Model of Persuasion Model Rank ini merupakan cara / langkah pertama untuk proteksi diri. Hugh Rank menawarkan sebuah model, alat analisis yang diberi nama model intensify / downplay – tujuan dari model ini untuk menolong kita menjadi penerima yang lebih kritis dan analitis. Model ini mendefinisikan dan memberi contoh tentang 4 strategi utama dalam persuasi dan 6 taktik yang digunakan persuader, dimana receiver yang kritis bisa mengidentifikasikannya. Strategi Utama Rank 1. Intensify certain aspect of their product, cause or candidate or some aspect of the competition 2. Dwonplay certaim aspect of their brand cause or candidate, or to downplay positive aspect of the competing brands, causes, ideologies of candidates. Persuder memilih 4 strategi dari tindakan berikut : 1. Intensify their own good points 2. Intensify the weak points of the opposition 3. Downplay their own weak pints 4. Downplay the good points of the opposition • Persuader also use tactics such as repetition, association and composition to intensify their own good points or the bad points of the opposition. • They use the tactics of ommision, diversion and confusion to downplay their own bad points or the good points of the opposing brands, candidates, causes or ideologies Tugas : 1. Cari minimal satu (1) buku yang berisi tentang komunikasi persuasif, khususnya terkait dengan materi proses dasar komunikasi persuasif dan unsur – unsur dalam komunikasi persuasif 2. Bacalah dan buatlah review atas materi tersebut ! 3. Cantumkan daftar pustaka dari buku yang Saudara baca ! 4. Review maksimal 3 halaman, spasi 1,5, margin 3, font : Arial 10 5. Dikumpulkan paling lambat, Jumat 17 Oktober 2014. Keterlambatan akan mendapat pengurangan poin. 6. Selamat Belajar !