4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. SISTEM HIDROPONIK

advertisement
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. SISTEM HIDROPONIK
Hidroponik atau istilah asingnya hydroponics, adalah istilah yang
digunakan untuk menjelaskan beberapa cara bercocok tanam tanpa
menggunakan tanah sebagai tempat menanam tanaman. Hidroponik berasal
dari bahasa Latin yang terdiri dari kata hydro yang berarti air dan kata ponos
yang berarti kerja. Jadi definisi hidroponik adalah pengerjaan atau pengelolaan
air yang digunakan sebagai media tumbuh tanaman dan tempat akar tanaman
mengambil unsur hara yang diperlukan. Umumnya media tanam yang
digunakan bersifat poros, seperti pasir, arang sekam, batu apung, kerikil,
rockwool (Lingga, 1999).
Prinsip dasar budidaya tanaman secara hidroponik adalah suatu upaya
merekayasa alam dengan menciptakan dan mengatur suatu kondisi lingkungan
yang ideal bagi perkembangan dan pertumbuhan tanaman sehingga
ketergantungan tanaman terhadap alam dapat dikendalikan. Rekayasa faktor
lingkungan yang paling menonjol pada hidroponik adalah dalam hal
penyediaan nutrisi yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang tepat dan
mudah diserap oleh tanaman. Untuk memenuhi kebutuhan sinar matahari dan
kelembaban udara yang diperlukan tanaman selama masa pertumbuhannya,
perlu dibangun greenhouse yang berfungsi untuk mengatur suhu dan
kelembaban udara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman (Lingga, 1987).
Bertanam secara hidroponik sebenarnya sangat cocok dikembangkan baik
skala rumah tangga maupun skala industri. Menurut Hudoro (2003)
keuntungan hidroponik secara umum yaitu:
1.
Tidak memerlukan lahan yang luas, sehingga bertanam dengan cara
hidroponik dapat dilakukan di dalam ruangan sekalipun.
2.
Kebutuhan air, unsur hara, maupun sinar matahari dapat diatur menurut
jenis dan kebutuhan tanaman, baik secara manual, maupun mekanik
ataupun elektrik.
4
3.
Pengontrolan hama lebih mudah.
4.
Kebutuhan lahan dan tenaga dapat dihemat.
5.
Pada lahan yang relatif sama dapat ditanam lebih dari satu tanaman.
6.
Kondisi tanaman dan lingkungan lebih bersih.
7.
Media tertentu dapat dipakai berulang kali, seperti pecahan batu bata,
perlit dan batu koral split.
8.
Tidak diperlukan perlakuan khusus seperti penggemburan tanah karena
media tanamnya bukan tanah.
Berdasarkan penggunaan larutan nutrisinya, hidroponik digolongkan
menjadi dua, yaitu hidroponik sistem terbuka dan hidroponik sistem tetutup.
Pada hidroponik sistem terbuka, larutan nutrisi dialirkan ke daerah perakaran
tanaman dan kelebihannya dibiarkan hilang. Sedangkan hidroponik sistem
tertutup,
kelebihan
larutan
nutrisi
yang
diberikan,
ditampung
dan
disirkulasikan kembali ke daerah perakaran tanaman. Pada hidroponik sistem
tertutup, kandungan unsur-unsur hara dalam larutan nutrisi akan berubah
seiring dengan penyerapannya oleh tanaman (Chadirin, 2007).
Menurut Chadirin (2007) hidroponik juga dapat digolongkan menjadi dua
berdasarkan tempat tumbuh dan berkembangnya akar, yaitu:
1. Hidroponik kultur air/larutan, jika dalam sistem hidroponik tersebut akar
tanaman tumbuh dan berkembang dalam larutan nutrisi
2. Hidroponik substrat atau agregat, dimana akar tanaman tumbuh dan
berkembang di dalam media agregat seperti pasir, kerikil, rockwool,
ataupun campuran media organik.
Tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik sama halnya dengan
tanaman secara konvensional membutuhkan kecukupan nutrisi baik dari segi
jumlah maupun jenisnya. Nutrisi tersebut dibagi ke dalam dua bagian, yaitu
unsur mikro dan makro. Unsur makro diantaranya karbon (C), oksigen (O),
5
nitrogen(N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur
(S). Unsur mikro diantaranya boron (B), besi (Fe), tembaga (Cu), mangan
(Mn), seng (Zn) dan molybdenum (Mo).
Teknologi hidroponik menggunakan media tanam yang dapat menahan air.
Media tanam adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman,
tempat akar atau bakal akar agar tumbuh dan berkembang. Secara umum
media tanam memiliki fungsi utama sebagai penyedia air, unsur hara atau
nutrisi bagi kebutuhan tanaman, tempat untuk melakukan pertukaran gas dari
dan ke akar tanaman, pendukung tanaman untuk tegak berdiri.
Menurut Chadirin (2007), saat ini dikenal delapan macam teknik
hidroponik modern, yaitu Nutrient Film Tecknique (NFT), Static Aerated
Technique (SAT), Ebb and Flow Technique (EFT), Deep Flow Technique
(DFT), Aerated flow Technique (AFT), Drip Irigation Technique (DIT), Root
Mist Technique (RMT), dan Fog Feed Technique (FFT). Namun yang akan
dijelaskan dalam sub bab ini adalah Nutrient Film Tecknique (NFT) dan Deep
Flow Technique (DFT).
1. DFT (Deep Flow Technique)
Deep Flow Technique (DFT) merupakan salah satu metode hidroponik
yang menggunakan air sebagai media untuk menyediakan nutrisi bagi
tanaman dengan pemberian nutrisi dalam bentuk genangan. Tanaman
dibudidayakan di atas saluran yang dialiri larutan nutrisi setinggi 4-6 cm
secara kontinyu, dimana akar tanaman selalu terendam di dalam larutan
nutrisi. Larutan nutrisi akan dikumpulkan kembali ke dalam bak nutrisi,
kemudian dipompakan melalui pipa distribusi ke kolam penanaman secara
kontinyu (Chadirin,2007).
Deep Flow Technique (DFT) sebaiknya dilakukan pada kolam
berbentuk persegi empat dan berukuran besar, agar mudah melakukan
pengaturan dan tidak ada ruang yang terbuang. Perawatan pada sistem
DFT lebih mudah dibandingkan dengan sistem hidroponik yang lain, yaitu
6
dengan menngganti styrofoam, menguras kolam dan mengontrol instalasi
irigasi yaitu pada pompa dan pipa-pipa distribusi(Gunarto, 1999).
2. NFT (Nutrient Film Technique)
Menurut Chadirin (2007), Nutrient film technique (NFT) adalah
metode budidaya yang akar tanamannya berada di lapisan air dangkal
tersirkulasi yang mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman.
Perakaran bisa jadi berkembang di dalam larutan nutrisi dan sebagian
lainnya di atas permukaan larutan. Bagian atas perakaran berkembang di
atas air yang meskipun lembab tetap berada di udara dan di sekeliling
perakaran itu terdapat selapis larutan nutrisi.
Syarat-syarat yang diperlukan untuk membuat selapis nutrisi tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Kemiringan talang tempat mengalirnya larutan nutrisi ke bawah
benar-benar seragam
b. Kecepatan aliran nutrisi masuk tidak boleh terlalu cepat
c. Lebar talang memadai untuk menghindari terbendungnya aliran
nutrisi oleh kumpulan akar
d. Dasar talang harus rata dan tidak melengkung.
B. GREENHOUSE
Istilah greenhouse menurut Widyastuti (1993) berasal dari kata “green”
yang berarti hijau dan “house” yang berarti rumah. Greenhouse didefinisikan
sebagai suatu bangunan yang memiliki struktur atap atau dinding yang bersifat
tembus cahaya, memungkinkan cahaya yang dibutuhkan tanaman bisa masuk
ke dalam bangunan akan tetapi tanaman tetap dapat terhindar dari kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan seperti curah hujan yang deras, tiupan
angin yang kencang atau keadaan suhu yang terlalu tinggi yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman (Nelson, 1981).
7
Menurut Slamet Soeseno (1985), istilah greenhouse digunakan untuk
menyatakan bangunan tempat menumbuhkan tanaman yang akan hijau terus,
dan tidak tergantung keadaan lingkungan di luar bangunan.
Fungsi greenhouse di daerah tropis seperti Indonesia lebih ditekankan
sebagai sarana pelindung tanaman terhadap iklim ekstrim, terutama
mengurangi intensitas cahaya matahari, terpaan curah hujan, dan mengurangi
intensitas serangan hama penyakit (Widyastuti, 1993).
Konsep greenhouse adalah berdasarkan greenhouse effect. Menurut Boutet
dan Terry (1987), radiasi gelombang pendek yang masuk ke dalam
greenhouse diubah menjadi gelombang panjang karena melewati bahan
penutup, yaitu atap dan dinding serta dipantulkan oleh lantai maupun bagian
kontruksi greenhouse. Radiasi gelombang panjang yang terperangkap di
dalam greenhouse menyebabkan naiknya suhu udara di dalam greenhouse.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diperhatikan bentuk greenhouse
maupun sirkulasi udara didalamnya.
Bentuk greenhouse bermacam-macam, yang membedakan satu sama lain
adalah tipe atapnya. Ada beberapa tipe greenhouse beriklim subtropika yang
telah dikenal, yaitu Flat, Shed, Uneven Span, Even Span, Venlo House,
Mansard, Arch, Tunnel, dan Cold. Bentuk dari masing-masing tipe
greenhouse tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Ketika greenhouse mulai diperkenalkan di kawasan yang beriklim tropika,
terjadi adaptasi rancangan atap dari berbagai greenhouse yang umum
digunakan di kawasan yang beriklim subtropika. Adaptasi tersebut menjadi
tiga jenis rumah tanaman yang yang kemudian umum digunakan di kawasan
yang beriklim tropika, yaitu semi monitor, modified standard peak, dan
modified arch. Masing-masing tipe greenhouse tersebut dilengkapi dengan
bukaan ventilasi pada bubungan (Suhardiyanto, 2009). Bentuk tipe
greenhouse tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
Menurut PT ASABI, saat ini telah banyak dikembangkan jenis greenhouse
tipe Bulbo. Greenhouse tipe ini hampir sama bentuknya seperti modified arch,
8
dimana atapnya berbentuk lengkung dengan kelengkungan yang berbeda
sehingga terdapat ventilasi diantara keduanya.
Greenhouse dibangun dengan adanya perencanaan terlebih dahulu, salah
satunya adalah perencanaan dalam kontruksi utama. Ada tiga bagian utama
kontruksi greenhouse, yaitu bagian atap, dinding, dan lantai. Atap adalah
bagian teratas pada greenhouse, berfungsi untuk melindungi bangunan dari
iklim, terdiri dari kuda-kuda, rangka atap, dan penutup. Dinding berfungsi
melindungi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti angin, hama, hujan, debu
dan lain-lain. Bahan pelindung itu adalah bahan yang dapat melewatkan angin,
misalnya kain kasa. Lantai berfungsi memperkeras dasar bangunan agar
kebersihan ruangan dapat terjaga. Bahan yang digunakan biasanya mulsa,
beton dan tanah.
9
a. Flat
d. Even Span
b. Shed
c. Uneven Span
e. Venlo House
f. Tunnel
g. Mansard
h. Arch
i.Cold frame
Gambar 1. Bentuk penampang melintang greenhouse di kawasan yang
beriklim subtropika (Suhardiyanto, 2009).
a. Semi b. Modified Standard Peak c. Modified Arch Gambar 2. Bentuk greenhouse yang umum digunakan di kawasan yang
beriklim tropika (Suhardiyanto, 2009).
10
Permasalahan yang biasanya terjadi dalam greenhouse dan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Permasalahan tersebut adalah tingginya suhu udara
didalam greenhouse yang dapat mencapai tingkat yang memicu stress pada
tanaman. Selain itu tingginya kelembaban udara dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman karena merangsang pertumbuhan jamur yang
menimbulkan penyakit pada tanaman. Suhu udara yang terlalu tinggi di dalam
greenhouse dapat dicegah dengan cara memperbesar laju ventilasi.
Ventilasi adalah proses pertukaran udara dari dalam ke luar greenhouse
dan sebaliknya untuk memindahkan panas akibat radiasi matahari, menambah
konsentrasi karbondioksida di udara, dan mencegah kelembaban udara agar
tidak terlalu tinggi. Ada dua jenis ventilasi, yaitu ventilasi alamiah dan
ventilasi mekanik. Ventilasi alamiah terjadi karena adanya perbedaan tekanan
di dalam dan di luar greenhouse akibat faktor angin dan termal. Ventilasi
mekanik terjadi karena bantuan kipas listrik. Kipas listrik membuang udara
panas keluar dari greenhouse sehingga tekanan udara di dalam greenhouse
turun dan udara luar dapat masuk melalui bukaan greenhouse. Selain dengan
memperbesar laju ventilasi, cara lain yang dapat dilakukan untuk menyikapi
massalah suhu udara yang tinggi dalam greenhouse adalah zone cooling.
Dalam zone cooling, penurunan suhu dilakukan secara terbatas dengan
mengalirkan larutan nutrisi yang didinginkan ke daerah perakaran. Meskipun
suhu udara di dalam rumah tanaman tinggi, tetapi apabila suhu di daerah
perakaran dapat dipertahankan cukup rendah, maka pertumbuhan tanaman
akan cukup baik (Suhardiyanto, 1994).
C. SAYURAN
1. Kailan
Tanaman kailan termasuk tanaman semusim (berumur pendek) yang
tingginya hanya 80 cm. Sepintas kailan mirip sawi dan dapat tumbuh
dengan baik pada suhu udara 15-25oC dan daerah yang memiliki suhu
udara ini berada pada ketinggian 300-1900 meter dpl. Semakin tinggi letak
11
suatu daerah dari permukaan laut akan menyebabkan kailan tidak dapat
tumbuh dengan baik karena proses fotosintesis tanaman berjalan tidak
sempurna. Sedangkan suhu udara yang sangat tinggi menyebabkan
tanaman banyak kehilangan air akibat penguapan yang melampaui batas.
Kailan dapat dibudidayakan baik itu dengan sistem apung ataupun
NFT. Dengan nutrisi yang diberikan pada tanaman tersebut, maka kailan
dapat tumbuh seperti halnya pada tanah. Adapun besarnya EC pada awal
pemindahan bibit dan beberapa hari setelah itu berbeda. Biasanya pada
awal bibit dipindahkan pada sistem hidroponik, EC-nya sebesar EC 1.01.2 dan ph 5.8-6.2, baru setelah 20 hari EC-nya ditambahkan menjadi 1.52.0 ms/cm. Baru setelah 35 hari kailan tersebut dapat dipanen
(www.edieskoe.blogpot.com).
2. Kangkung
Tanaman kangkung berasal dari daerah Asia tropik dan terdapat luas di
India, Asia Tenggara, Taiwan dan Cina yang kemudian menyebar ke Fuji,
Hawai dan Florida. Ada dua jenis tanaman kangkung yang dikenal dan
banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas yaitu kangkung air (Ipomeae
aquatic Forsk) dan kangkung darat (Ipomeae reptans Poir).
Kangkung darat dalam tatanan tumbuhan diklasifikasikan ke dalam
division:
Spermathophyta,
sub-divisi:
Angiospermae,
kelas:
Dicotyledoneae, famili: Convolvulaceae, dan genus: Ipomeae. Menurut
Oomen dan Grubben (1978), kangkung merupakan tanaman tropik dataran
rendah yang menjalar dan menurut Saisawat et al. (1988) merupakan
tanaman yang bersifat semiaquatik yaitu tumbuhan darat tetapi bijinya
tidak dapat tumbuh di tempat yang tergenang.
Kangkung termasuk tanaman yang sanggup melakukan adaptasi
dengan baik pada kondisi lingkungan dengan kisaran yang luas. Kangkung
dapat hidup dengan baik dari ketinggian tempat di dataran medium 800
meter diatas permulaan laut hingga ke daerah tepi pantai (Laksanawati dan
Dibiyantoro, 1989).
12
Kangkung darat mempunyai daun yang panjang dengan ujung runcing,
berwarna hijau keputihan dan bunganya berwarna putih dan ditanam di
tempat yang agak kering.
3. Pakcoy
Pakcoy merupakan sayuran pendatang dari luar negeri. Sayuran ini
pupuler terutama di kalangan masyarakat keturunan Cina. Di Indonesia,
pakcoy sudah banyak diusahakan oleh petani di daerah Cipanas, Jawa
Barat dengan pertumbuhan yang baik.
Pakcoy mempunyai tubuh tegak dan daun kompak. Tangkai daun
berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Tangkai daun lebar
dan kokoh.
Klasifikasi tanaman pakcoy:
Divisi
: Spermathophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Brassicales
Famili
: Brassicaceae
Genus
: Brassica
Spesies
: Brassica chinensis
Syarat tumbuh tanaman pakcoy:
1. Ketinggian tempat
: 1000-2000 m dpl
2. Suhu lingkungan
: 15-21oC
3. Penyinaran matahari
: 200-400 footcandles
4. Kelembaban
: >60%
13
4. Sawi Hijau
Tanaman sawi termasuk sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi. Daerah asal tanaman sawi diduga dari
Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, menyebar luas ke Filipina dan Taiwan
(Rukmana. 1994). Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun
lonjong, halus dan tidak berbulu.
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5-1200 m
dpl. Namun, biasanya tanaman ini dibudidayakan di daerah yang
berketinggian 100-500 m dpl. Derajat keasaman (pH) tanah yang optimum
untuk pertumbuhannya berkisar antara 6-7 (Haryanto, 2003). Kisaran suhu
untuk pertumbuhan tanaman sawi ialah antar 15-25oC.
D. SISTEM INFORMASI
Sistem merupakan gabungan komponen yang saling berhubungan dan
bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan (Valaich, 2001). Informasi
menurut Laundon (2002) adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk
yang paling penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau
yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang akan datang.
Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen atau
modul yang dapat mengumpulkan, mengelola, memproses, menyimpan,
menganalisa dan mendistribusikan informasi untuk tujuan tertentu (Turban,
2001). Menurut Schulties dan Summer (1992), tujuan utama sistem informasi
adalah untuk mentransformasi data menjadi informasi yang bernilai. Menurut
Rademacherdan Harry (1983), sistem informasi terdiri dari tiga komponen
fundamental yaitu input, proses, dan output. Selain itu di dalam rangkaian
sistem informasi tersebut terdapat komponen umpan balik. Keterkaitan antar
komponen dapat dilihat pada Gambar 3.
Input (Data)
Umpan Balik
Transformasi Data
14
Output (Data)
Gambar 3. Skema keterkaitan antar komponen dalam sistem informasi
(Rademacher dan Harry, 1983)
Data merupakan suatu fakta yang akan mempunyai arti bagi penerima
setelah mengalami proses operasi data. Operasi data meliputi: capturing
(pencatatan), verifying (pengecekan), classifying (pengelompokan), arranging
(penyusunan atau sortasi), summarizing, calculating (perhitungan), storing
(penyimpanan),
retrieving
(pengembalian
dessiminating/communicating
kembali),
(mengkomunikasikan),
reproduksi,
diperlukan
dan
untuk
mengubah informasi. Transformasi data menjadi informasi memerlukan
hardware, software, personel data file, dan prosedur. Sistem akan memproses
input tersebut dan menghasilkan output yang kemudian dikirimkan ke
pengguna atau didistribusikan ke sistem lain (Burch dan Starter, 1974).
Menurut Wilkinson (1982), sasaran yang harus dicapai untuk menentukan
kriteria penilaian suatu sistem informasi adalah: relevance (sesuai kebutuhan),
capacity (kapasitas dari sistem), efficiency (efisiensi dari sistem), time lines
(ketepatan waktu menghasilkan informasi), accessibility (kemudahan akses),
flexibility (keluwesan sistem), accurancy (ketepatan nilai dari informasi),
reliability (keandalan dalam sistem), security (keamanan dari sistem),
economy (nilai ekonomis dari sistem), simplicity (kemudahan sistem yang
digunakan).
Menurut Long (1989), untuk mencapai efektifitas yang tinggi maka sistem
informasi harus memenuhi kriteria:
1. Dapat menampung pemprosesan data dalam menangani semua kegiatan
dan perlindungan dokumen.
2. Dapat digunakan untuk memadukan berbagai macam data.
15
3. Fleksibel dan dapat disesuaikan dengan perubahan informasi yang
dibutuhkan.
4. Dilengkapi dengan sistem pengaman yang dapat digunakan oleh orangorang tertentu saja, sehingga terhindar dari penyalahgunaan.
Sistem informasi dapat disimpulkan sebagai suatu sistem yang dapat
mengubah suatu data menjadi informasi yang berguna bagi pemakai tertentu
atau dapat menjadi bahan dasar untuk proses konversi data menjadi informasi
yang lain (Burch dan Starter, 1974).
16
E. SISTEM PAKAR
Menurut Kusumadewi (2003), sistem pakar (expert system), adalah sistem
yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer
dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli.
Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu
permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem
pakar ini, orang awampun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit
yang sebernarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi
para ahli, sistem pakar ini juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten
yang sangat berpengalaman.
Sistem pakar adalah yang mengakuisisi dan mendayagunakan kepakaran
manusia dalam komputer untuk memecahkan masalah yang biasanya
membutuhkan keahlian manusia. Sistem yang didesain tersebut harus
mencontoh dengan baik proses penalaran ahli yang digunakan dalam
memecahkan masalah spesifik (Turban, 1993).
Sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok, yaitu lingkungan
pengembangan (development environtment) dan lingkungan konsultasi
(consultation environtment). Lingkungan pengembangan digunakan sebagai
pembangunan sistem pakar baik dari segi pembangunan komponen maupun
basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh seorang yang bukan
ahli untuk berkonsultasi (Kusumadewi, 2003).
Adapun tahapan pengembangan sistem pakar (Marimin, 2005), antara lain:
1. Identifikasi Masalah
Pada tahap identifikasi masalah perlu dipertimbangkan hal seperti jenis
penerapan baru (terminologi, pengembangan alat, arsitektur sistem dan
interface
pemakai)
untuk
pemakai
umum
dan
sistem perorangan,
pengembangan sistem pakar yang sesuai dengan model pengetahuan pakar,
desain yang erat kaitannya dengan versi data sistem pakar yang akan
17
dikembangkan, dan keterpaduan sistem dengan lingkungan produksi yang
dimiliki pengguna.
18
2. Analisa Kebutuhan
Dalam analisa kebutuhan ini, pengembangan sistem pakar akan
mengetahui arah pengembangan dari sistem pakar, yaitu menyesuaikan
dengan kebutuhan pengguna yang terkait, karena kebutuhan dari satu
pengguna ada yang bertentangan dengan kebutuhan pengguna lain.
3. Perumusan Masalah
Hal yang diperjelas dalam perumusan masalah adalah spesifikasi
kebutuhan pemakai (termasuk sistem), spesifikasi paket program (fungsi
paket program klasik dan fungsi sistem pakar), dan strukturisasi pengetahuan.
4. Identifikasi Sistem
Sistem yang akan dikembangkan umumnya mempunyai banyak unsur.
Dalam hal ini identifikasi unsur yang saling berkaitan mulai dilakukan beserta
keterkaitan diantara unsur.
5. Tahapan Pengembangan
Tahap pengembangan sistem pakar terdiri dari pemilihan ahli, akuisisi
pengetahuan, representasi pengetahuan, pengembangan mesin inferensi,
implementasi dan pengujian.
F. WEB
World Wide Web, yang disebut pula sebagai Web dan WWW, adalah
informasi yang dapat diakses melalui internet dimana dokumen-dokumen
hypermedia (file-file komputer) disimpan dan kemudian diambil dengan caracara yang menggunakan metode penentuan alamat yang unik (Raymond dan
George, 2008).
Menurut Sidik dan Pohan (2002), Informasi Web disimpan dalam
dokumen yang disebut dengan halaman-halaman web (web pages), yang
merupakan file-file hypertext. Komputer tempat penyimpanan file-file
tersebut, disebut server (web server). Setiap halaman web tersebut memiliki
19
alamat unik yang disebut URL (Uniform Resource Locator), yang terdiri atas
nama protokol yang digunakan, nama domain untuk web server, dan informasi
petunjuk lainnya. Komputer-komputer pembaca web pages disebut sebagai
web client, yang melakukan suatu permintaan penampilan halaman web dari
URL. Web client menampilkan halaman depan menggunakan program yang
disebut web browser. Untuk dapat menghubungkan halaman hypertext antara
server dan client, maka digunakan suatu protocol yang bernama HTTP
(Hypertext Transfer Protocol).
G. HTML, PHP, DAN MYSQL
HTML kependekan dari HyperText Markup Language adalah bahasa
perancangan atau pemograman umum yang digunakan dalam membangun
halaman web berbasiskan standar World Wide Web (Tito, 2004). HTML dapat
menampilkan teks, citra, multimedia, dan menyediakan instruksi bagi browser
untuk mengontrol bagaimana dokumen ditampilkan dan bagaimana dokumen
tersebut berhubungan dengan dokumen lain (Arpajian dan Mullen, 1996).
PHP (Profesional Home Page) adalah bahasa pemograman yang
memungkinkan para web developer untuk membuat aplikasi web yang
ditampilkan dengan cepat (Schewendiman, 2001). PHP dikenal sebagai bahasa
pemograman yang menyatu dengan tag-tag HyperText Markup Language
(HTML), dieksekusi di server, dan akan digunakan untuk membuat halaman
web yang dinamis (Suwarno, 2003).
Dalam PHP ada empat terminologi yang mendefinisikan PHP adalah:
1. Cross Platform, berarti bisa berjalan dalam sistem operasi yang berbeda,
tanpa adanya perubahan
2. HTML Embedded, artinya kode PHP dapat ditulis dalam file yang berisi
campuran instruksi PHP dan HTML
3. Server side, berarti instruksi PHP dieksekusi di web server
20
4. Web sprinting language, artinya script PHP dijalankan via web browser,
mengakses server yang menjalankan program, dan mengirim output
program tersebut ke browser.
Menurut Suwarsih (2004), MySQL merupakan salah satu perangkat lunak
untuk membuat sebuah basis data yang bersifat open source. Keunggulan dari
basis data MySQL adalah mudah digunakan, cepat dan dapat diandalkan.
MySQL mencangkup dua hal, yaitu:
1. MySQL sebagai sistem manajemen basis data. Basis data merupakan suatu
kumpulan data yang terstruktur. MySQL diperlukan untuk memudahkan
dalam pengaksesan, penambahan dan pemrosesan data
2. MySQL sebagai perangkat lunak open source. Open source berarti
memungkinkan siapapun untuk menggunakan dan memodifikasinya sesuai
dengan kebutuhan.
H. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian tentang pengembangan web untuk informasi sayuran hidroponik
dalam greenhouse belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun, telah ada
penelitian yang merancang sistem informasi mengenai tanaman greenhouse.
Sistem informasi mengenai tanaman greenhouse tersebut dibangun oleh Veny
Nurcahyani (2006), yaitu rancang bangun sistem informasi budidaya tanaman
dalam greenhouse berbasis web. Sistem tersebut berisi informasi mengenai
tanaman baik itu sayuran maupun tanaman hias yang dibudidayakan dalam
greenhouse.
Dalam sistem informasi ini belum ada informasi yang menjelaskan tentang
hidroponik. Oleh karena itu, sistem informasi yang dibangun pada panelitian
ini, selain informasi mengenai sayuran greenhouse juga diberi tambahan
informasi mengenai hidroponik dan greenhousenya sendiri. Terdapat
kelebihan pada sistem informasi yang baru ini, yaitu adanya sistem pakar yang
menyediakan informasi tentang rincian bahan material yang dibutuhkan untuk
21
mendirikan greenhouse sekaligus perkiraan biayanya. Adapun informasi
tersebut disesuaikan dengan input dari pengguna.
22
Download