II. TINJAUAN PUSTAKA A. SISTEM HIDROPONIK Hidroponik atau istilah asingnya hydroponics, adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan beberapa cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai tempat menanam tanaman. Hidroponik berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari kata hydro yang berarti air dan kata ponos yang berarti kerja. Jadi definisi hidroponik adalah pengerjaan atau pengelolaan air yang digunakan sebagai media tumbuh tanaman dan tempat akar tanaman mengambil unsur hara yang diperlukan. Umumnya media tanam yang digunakan bersifat poros, seperti pasir, arang sekam, batu apung, kerikil, rockwool (Lingga, 1999). Prinsip dasar budidaya tanaman secara hidroponik adalah suatu upaya merekayasa alam dengan menciptakan dan mengatur suatu kondisi lingkungan yang ideal bagi perkembangan dan pertumbuhan tanaman sehingga ketergantungan tanaman terhadap alam dapat dikendalikan. Rekayasa faktor lingkungan yang paling menonjol pada hidroponik adalah dalam hal penyediaan nutrisi yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang tepat dan mudah diserap oleh tanaman. Untuk memenuhi kebutuhan sinar matahari dan kelembaban udara yang diperlukan tanaman selama masa pertumbuhannya, perlu dibangun greenhouse yang berfungsi untuk mengatur suhu dan kelembaban udara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman (Lingga, 1987). Bertanam secara hidroponik sebenarnya sangat cocok dikembangkan baik skala rumah tangga maupun skala industri. Menurut Hudoro (2003) keuntungan hidroponik secara umum yaitu: 1. Tidak memerlukan lahan yang luas, sehingga bertanam dengan cara hidroponik dapat dilakukan di dalam ruangan sekalipun. 2. Kebutuhan air, unsur hara, maupun sinar matahari dapat diatur menurut jenis dan kebutuhan tanaman, baik secara manual, maupun mekanik ataupun elektrik. 4 3. Pengontrolan hama lebih mudah. 4. Kebutuhan lahan dan tenaga dapat dihemat. 5. Pada lahan yang relatif sama dapat ditanam lebih dari satu tanaman. 6. Kondisi tanaman dan lingkungan lebih bersih. 7. Media tertentu dapat dipakai berulang kali, seperti pecahan batu bata, perlit dan batu koral split. 8. Tidak diperlukan perlakuan khusus seperti penggemburan tanah karena media tanamnya bukan tanah. Berdasarkan penggunaan larutan nutrisinya, hidroponik digolongkan menjadi dua, yaitu hidroponik sistem terbuka dan hidroponik sistem tetutup. Pada hidroponik sistem terbuka, larutan nutrisi dialirkan ke daerah perakaran tanaman dan kelebihannya dibiarkan hilang. Sedangkan hidroponik sistem tertutup, kelebihan larutan nutrisi yang diberikan, ditampung dan disirkulasikan kembali ke daerah perakaran tanaman. Pada hidroponik sistem tertutup, kandungan unsur-unsur hara dalam larutan nutrisi akan berubah seiring dengan penyerapannya oleh tanaman (Chadirin, 2007). Menurut Chadirin (2007) hidroponik juga dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan tempat tumbuh dan berkembangnya akar, yaitu: 1. Hidroponik kultur air/larutan, jika dalam sistem hidroponik tersebut akar tanaman tumbuh dan berkembang dalam larutan nutrisi 2. Hidroponik substrat atau agregat, dimana akar tanaman tumbuh dan berkembang di dalam media agregat seperti pasir, kerikil, rockwool, ataupun campuran media organik. Tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik sama halnya dengan tanaman secara konvensional membutuhkan kecukupan nutrisi baik dari segi jumlah maupun jenisnya. Nutrisi tersebut dibagi ke dalam dua bagian, yaitu unsur mikro dan makro. Unsur makro diantaranya karbon (C), oksigen (O), 5 nitrogen(N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S). Unsur mikro diantaranya boron (B), besi (Fe), tembaga (Cu), mangan (Mn), seng (Zn) dan molybdenum (Mo). Teknologi hidroponik menggunakan media tanam yang dapat menahan air. Media tanam adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman, tempat akar atau bakal akar agar tumbuh dan berkembang. Secara umum media tanam memiliki fungsi utama sebagai penyedia air, unsur hara atau nutrisi bagi kebutuhan tanaman, tempat untuk melakukan pertukaran gas dari dan ke akar tanaman, pendukung tanaman untuk tegak berdiri. Menurut Chadirin (2007), saat ini dikenal delapan macam teknik hidroponik modern, yaitu Nutrient Film Tecknique (NFT), Static Aerated Technique (SAT), Ebb and Flow Technique (EFT), Deep Flow Technique (DFT), Aerated flow Technique (AFT), Drip Irigation Technique (DIT), Root Mist Technique (RMT), dan Fog Feed Technique (FFT). Namun yang akan dijelaskan dalam sub bab ini adalah Nutrient Film Tecknique (NFT) dan Deep Flow Technique (DFT). 1. DFT (Deep Flow Technique) Deep Flow Technique (DFT) merupakan salah satu metode hidroponik yang menggunakan air sebagai media untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman dengan pemberian nutrisi dalam bentuk genangan. Tanaman dibudidayakan di atas saluran yang dialiri larutan nutrisi setinggi 4-6 cm secara kontinyu, dimana akar tanaman selalu terendam di dalam larutan nutrisi. Larutan nutrisi akan dikumpulkan kembali ke dalam bak nutrisi, kemudian dipompakan melalui pipa distribusi ke kolam penanaman secara kontinyu (Chadirin,2007). Deep Flow Technique (DFT) sebaiknya dilakukan pada kolam berbentuk persegi empat dan berukuran besar, agar mudah melakukan pengaturan dan tidak ada ruang yang terbuang. Perawatan pada sistem DFT lebih mudah dibandingkan dengan sistem hidroponik yang lain, yaitu 6 dengan menngganti styrofoam, menguras kolam dan mengontrol instalasi irigasi yaitu pada pompa dan pipa-pipa distribusi(Gunarto, 1999). 2. NFT (Nutrient Film Technique) Menurut Chadirin (2007), Nutrient film technique (NFT) adalah metode budidaya yang akar tanamannya berada di lapisan air dangkal tersirkulasi yang mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Perakaran bisa jadi berkembang di dalam larutan nutrisi dan sebagian lainnya di atas permukaan larutan. Bagian atas perakaran berkembang di atas air yang meskipun lembab tetap berada di udara dan di sekeliling perakaran itu terdapat selapis larutan nutrisi. Syarat-syarat yang diperlukan untuk membuat selapis nutrisi tersebut adalah sebagai berikut: a. Kemiringan talang tempat mengalirnya larutan nutrisi ke bawah benar-benar seragam b. Kecepatan aliran nutrisi masuk tidak boleh terlalu cepat c. Lebar talang memadai untuk menghindari terbendungnya aliran nutrisi oleh kumpulan akar d. Dasar talang harus rata dan tidak melengkung. B. GREENHOUSE Istilah greenhouse menurut Widyastuti (1993) berasal dari kata “green” yang berarti hijau dan “house” yang berarti rumah. Greenhouse didefinisikan sebagai suatu bangunan yang memiliki struktur atap atau dinding yang bersifat tembus cahaya, memungkinkan cahaya yang dibutuhkan tanaman bisa masuk ke dalam bangunan akan tetapi tanaman tetap dapat terhindar dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan seperti curah hujan yang deras, tiupan angin yang kencang atau keadaan suhu yang terlalu tinggi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman (Nelson, 1981). 7 Menurut Slamet Soeseno (1985), istilah greenhouse digunakan untuk menyatakan bangunan tempat menumbuhkan tanaman yang akan hijau terus, dan tidak tergantung keadaan lingkungan di luar bangunan. Fungsi greenhouse di daerah tropis seperti Indonesia lebih ditekankan sebagai sarana pelindung tanaman terhadap iklim ekstrim, terutama mengurangi intensitas cahaya matahari, terpaan curah hujan, dan mengurangi intensitas serangan hama penyakit (Widyastuti, 1993). Konsep greenhouse adalah berdasarkan greenhouse effect. Menurut Boutet dan Terry (1987), radiasi gelombang pendek yang masuk ke dalam greenhouse diubah menjadi gelombang panjang karena melewati bahan penutup, yaitu atap dan dinding serta dipantulkan oleh lantai maupun bagian kontruksi greenhouse. Radiasi gelombang panjang yang terperangkap di dalam greenhouse menyebabkan naiknya suhu udara di dalam greenhouse. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diperhatikan bentuk greenhouse maupun sirkulasi udara didalamnya. Bentuk greenhouse bermacam-macam, yang membedakan satu sama lain adalah tipe atapnya. Ada beberapa tipe greenhouse beriklim subtropika yang telah dikenal, yaitu Flat, Shed, Uneven Span, Even Span, Venlo House, Mansard, Arch, Tunnel, dan Cold. Bentuk dari masing-masing tipe greenhouse tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Ketika greenhouse mulai diperkenalkan di kawasan yang beriklim tropika, terjadi adaptasi rancangan atap dari berbagai greenhouse yang umum digunakan di kawasan yang beriklim subtropika. Adaptasi tersebut menjadi tiga jenis rumah tanaman yang yang kemudian umum digunakan di kawasan yang beriklim tropika, yaitu semi monitor, modified standard peak, dan modified arch. Masing-masing tipe greenhouse tersebut dilengkapi dengan bukaan ventilasi pada bubungan (Suhardiyanto, 2009). Bentuk tipe greenhouse tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Menurut PT ASABI, saat ini telah banyak dikembangkan jenis greenhouse tipe Bulbo. Greenhouse tipe ini hampir sama bentuknya seperti modified arch, 8 dimana atapnya berbentuk lengkung dengan kelengkungan yang berbeda sehingga terdapat ventilasi diantara keduanya. Greenhouse dibangun dengan adanya perencanaan terlebih dahulu, salah satunya adalah perencanaan dalam kontruksi utama. Ada tiga bagian utama kontruksi greenhouse, yaitu bagian atap, dinding, dan lantai. Atap adalah bagian teratas pada greenhouse, berfungsi untuk melindungi bangunan dari iklim, terdiri dari kuda-kuda, rangka atap, dan penutup. Dinding berfungsi melindungi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti angin, hama, hujan, debu dan lain-lain. Bahan pelindung itu adalah bahan yang dapat melewatkan angin, misalnya kain kasa. Lantai berfungsi memperkeras dasar bangunan agar kebersihan ruangan dapat terjaga. Bahan yang digunakan biasanya mulsa, beton dan tanah. 9 a. Flat d. Even Span b. Shed c. Uneven Span e. Venlo House f. Tunnel g. Mansard h. Arch i.Cold frame Gambar 1. Bentuk penampang melintang greenhouse di kawasan yang beriklim subtropika (Suhardiyanto, 2009). a. Semi b. Modified Standard Peak c. Modified Arch Gambar 2. Bentuk greenhouse yang umum digunakan di kawasan yang beriklim tropika (Suhardiyanto, 2009). 10 Permasalahan yang biasanya terjadi dalam greenhouse dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Permasalahan tersebut adalah tingginya suhu udara didalam greenhouse yang dapat mencapai tingkat yang memicu stress pada tanaman. Selain itu tingginya kelembaban udara dapat mengganggu pertumbuhan tanaman karena merangsang pertumbuhan jamur yang menimbulkan penyakit pada tanaman. Suhu udara yang terlalu tinggi di dalam greenhouse dapat dicegah dengan cara memperbesar laju ventilasi. Ventilasi adalah proses pertukaran udara dari dalam ke luar greenhouse dan sebaliknya untuk memindahkan panas akibat radiasi matahari, menambah konsentrasi karbondioksida di udara, dan mencegah kelembaban udara agar tidak terlalu tinggi. Ada dua jenis ventilasi, yaitu ventilasi alamiah dan ventilasi mekanik. Ventilasi alamiah terjadi karena adanya perbedaan tekanan di dalam dan di luar greenhouse akibat faktor angin dan termal. Ventilasi mekanik terjadi karena bantuan kipas listrik. Kipas listrik membuang udara panas keluar dari greenhouse sehingga tekanan udara di dalam greenhouse turun dan udara luar dapat masuk melalui bukaan greenhouse. Selain dengan memperbesar laju ventilasi, cara lain yang dapat dilakukan untuk menyikapi massalah suhu udara yang tinggi dalam greenhouse adalah zone cooling. Dalam zone cooling, penurunan suhu dilakukan secara terbatas dengan mengalirkan larutan nutrisi yang didinginkan ke daerah perakaran. Meskipun suhu udara di dalam rumah tanaman tinggi, tetapi apabila suhu di daerah perakaran dapat dipertahankan cukup rendah, maka pertumbuhan tanaman akan cukup baik (Suhardiyanto, 1994). C. SAYURAN 1. Kailan Tanaman kailan termasuk tanaman semusim (berumur pendek) yang tingginya hanya 80 cm. Sepintas kailan mirip sawi dan dapat tumbuh dengan baik pada suhu udara 15-25oC dan daerah yang memiliki suhu udara ini berada pada ketinggian 300-1900 meter dpl. Semakin tinggi letak 11 suatu daerah dari permukaan laut akan menyebabkan kailan tidak dapat tumbuh dengan baik karena proses fotosintesis tanaman berjalan tidak sempurna. Sedangkan suhu udara yang sangat tinggi menyebabkan tanaman banyak kehilangan air akibat penguapan yang melampaui batas. Kailan dapat dibudidayakan baik itu dengan sistem apung ataupun NFT. Dengan nutrisi yang diberikan pada tanaman tersebut, maka kailan dapat tumbuh seperti halnya pada tanah. Adapun besarnya EC pada awal pemindahan bibit dan beberapa hari setelah itu berbeda. Biasanya pada awal bibit dipindahkan pada sistem hidroponik, EC-nya sebesar EC 1.01.2 dan ph 5.8-6.2, baru setelah 20 hari EC-nya ditambahkan menjadi 1.52.0 ms/cm. Baru setelah 35 hari kailan tersebut dapat dipanen (www.edieskoe.blogpot.com). 2. Kangkung Tanaman kangkung berasal dari daerah Asia tropik dan terdapat luas di India, Asia Tenggara, Taiwan dan Cina yang kemudian menyebar ke Fuji, Hawai dan Florida. Ada dua jenis tanaman kangkung yang dikenal dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas yaitu kangkung air (Ipomeae aquatic Forsk) dan kangkung darat (Ipomeae reptans Poir). Kangkung darat dalam tatanan tumbuhan diklasifikasikan ke dalam division: Spermathophyta, sub-divisi: Angiospermae, kelas: Dicotyledoneae, famili: Convolvulaceae, dan genus: Ipomeae. Menurut Oomen dan Grubben (1978), kangkung merupakan tanaman tropik dataran rendah yang menjalar dan menurut Saisawat et al. (1988) merupakan tanaman yang bersifat semiaquatik yaitu tumbuhan darat tetapi bijinya tidak dapat tumbuh di tempat yang tergenang. Kangkung termasuk tanaman yang sanggup melakukan adaptasi dengan baik pada kondisi lingkungan dengan kisaran yang luas. Kangkung dapat hidup dengan baik dari ketinggian tempat di dataran medium 800 meter diatas permulaan laut hingga ke daerah tepi pantai (Laksanawati dan Dibiyantoro, 1989). 12 Kangkung darat mempunyai daun yang panjang dengan ujung runcing, berwarna hijau keputihan dan bunganya berwarna putih dan ditanam di tempat yang agak kering. 3. Pakcoy Pakcoy merupakan sayuran pendatang dari luar negeri. Sayuran ini pupuler terutama di kalangan masyarakat keturunan Cina. Di Indonesia, pakcoy sudah banyak diusahakan oleh petani di daerah Cipanas, Jawa Barat dengan pertumbuhan yang baik. Pakcoy mempunyai tubuh tegak dan daun kompak. Tangkai daun berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Tangkai daun lebar dan kokoh. Klasifikasi tanaman pakcoy: Divisi : Spermathophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Brassicales Famili : Brassicaceae Genus : Brassica Spesies : Brassica chinensis Syarat tumbuh tanaman pakcoy: 1. Ketinggian tempat : 1000-2000 m dpl 2. Suhu lingkungan : 15-21oC 3. Penyinaran matahari : 200-400 footcandles 4. Kelembaban : >60% 13 4. Sawi Hijau Tanaman sawi termasuk sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Daerah asal tanaman sawi diduga dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, menyebar luas ke Filipina dan Taiwan (Rukmana. 1994). Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun lonjong, halus dan tidak berbulu. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5-1200 m dpl. Namun, biasanya tanaman ini dibudidayakan di daerah yang berketinggian 100-500 m dpl. Derajat keasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya berkisar antara 6-7 (Haryanto, 2003). Kisaran suhu untuk pertumbuhan tanaman sawi ialah antar 15-25oC. D. SISTEM INFORMASI Sistem merupakan gabungan komponen yang saling berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan (Valaich, 2001). Informasi menurut Laundon (2002) adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang paling penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang akan datang. Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen atau modul yang dapat mengumpulkan, mengelola, memproses, menyimpan, menganalisa dan mendistribusikan informasi untuk tujuan tertentu (Turban, 2001). Menurut Schulties dan Summer (1992), tujuan utama sistem informasi adalah untuk mentransformasi data menjadi informasi yang bernilai. Menurut Rademacherdan Harry (1983), sistem informasi terdiri dari tiga komponen fundamental yaitu input, proses, dan output. Selain itu di dalam rangkaian sistem informasi tersebut terdapat komponen umpan balik. Keterkaitan antar komponen dapat dilihat pada Gambar 3. Input (Data) Umpan Balik Transformasi Data 14 Output (Data) Gambar 3. Skema keterkaitan antar komponen dalam sistem informasi (Rademacher dan Harry, 1983) Data merupakan suatu fakta yang akan mempunyai arti bagi penerima setelah mengalami proses operasi data. Operasi data meliputi: capturing (pencatatan), verifying (pengecekan), classifying (pengelompokan), arranging (penyusunan atau sortasi), summarizing, calculating (perhitungan), storing (penyimpanan), retrieving (pengembalian dessiminating/communicating kembali), (mengkomunikasikan), reproduksi, diperlukan dan untuk mengubah informasi. Transformasi data menjadi informasi memerlukan hardware, software, personel data file, dan prosedur. Sistem akan memproses input tersebut dan menghasilkan output yang kemudian dikirimkan ke pengguna atau didistribusikan ke sistem lain (Burch dan Starter, 1974). Menurut Wilkinson (1982), sasaran yang harus dicapai untuk menentukan kriteria penilaian suatu sistem informasi adalah: relevance (sesuai kebutuhan), capacity (kapasitas dari sistem), efficiency (efisiensi dari sistem), time lines (ketepatan waktu menghasilkan informasi), accessibility (kemudahan akses), flexibility (keluwesan sistem), accurancy (ketepatan nilai dari informasi), reliability (keandalan dalam sistem), security (keamanan dari sistem), economy (nilai ekonomis dari sistem), simplicity (kemudahan sistem yang digunakan). Menurut Long (1989), untuk mencapai efektifitas yang tinggi maka sistem informasi harus memenuhi kriteria: 1. Dapat menampung pemprosesan data dalam menangani semua kegiatan dan perlindungan dokumen. 2. Dapat digunakan untuk memadukan berbagai macam data. 15 3. Fleksibel dan dapat disesuaikan dengan perubahan informasi yang dibutuhkan. 4. Dilengkapi dengan sistem pengaman yang dapat digunakan oleh orangorang tertentu saja, sehingga terhindar dari penyalahgunaan. Sistem informasi dapat disimpulkan sebagai suatu sistem yang dapat mengubah suatu data menjadi informasi yang berguna bagi pemakai tertentu atau dapat menjadi bahan dasar untuk proses konversi data menjadi informasi yang lain (Burch dan Starter, 1974). 16 E. SISTEM PAKAR Menurut Kusumadewi (2003), sistem pakar (expert system), adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awampun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebernarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman. Sistem pakar adalah yang mengakuisisi dan mendayagunakan kepakaran manusia dalam komputer untuk memecahkan masalah yang biasanya membutuhkan keahlian manusia. Sistem yang didesain tersebut harus mencontoh dengan baik proses penalaran ahli yang digunakan dalam memecahkan masalah spesifik (Turban, 1993). Sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok, yaitu lingkungan pengembangan (development environtment) dan lingkungan konsultasi (consultation environtment). Lingkungan pengembangan digunakan sebagai pembangunan sistem pakar baik dari segi pembangunan komponen maupun basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh seorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi (Kusumadewi, 2003). Adapun tahapan pengembangan sistem pakar (Marimin, 2005), antara lain: 1. Identifikasi Masalah Pada tahap identifikasi masalah perlu dipertimbangkan hal seperti jenis penerapan baru (terminologi, pengembangan alat, arsitektur sistem dan interface pemakai) untuk pemakai umum dan sistem perorangan, pengembangan sistem pakar yang sesuai dengan model pengetahuan pakar, desain yang erat kaitannya dengan versi data sistem pakar yang akan 17 dikembangkan, dan keterpaduan sistem dengan lingkungan produksi yang dimiliki pengguna. 18 2. Analisa Kebutuhan Dalam analisa kebutuhan ini, pengembangan sistem pakar akan mengetahui arah pengembangan dari sistem pakar, yaitu menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna yang terkait, karena kebutuhan dari satu pengguna ada yang bertentangan dengan kebutuhan pengguna lain. 3. Perumusan Masalah Hal yang diperjelas dalam perumusan masalah adalah spesifikasi kebutuhan pemakai (termasuk sistem), spesifikasi paket program (fungsi paket program klasik dan fungsi sistem pakar), dan strukturisasi pengetahuan. 4. Identifikasi Sistem Sistem yang akan dikembangkan umumnya mempunyai banyak unsur. Dalam hal ini identifikasi unsur yang saling berkaitan mulai dilakukan beserta keterkaitan diantara unsur. 5. Tahapan Pengembangan Tahap pengembangan sistem pakar terdiri dari pemilihan ahli, akuisisi pengetahuan, representasi pengetahuan, pengembangan mesin inferensi, implementasi dan pengujian. F. WEB World Wide Web, yang disebut pula sebagai Web dan WWW, adalah informasi yang dapat diakses melalui internet dimana dokumen-dokumen hypermedia (file-file komputer) disimpan dan kemudian diambil dengan caracara yang menggunakan metode penentuan alamat yang unik (Raymond dan George, 2008). Menurut Sidik dan Pohan (2002), Informasi Web disimpan dalam dokumen yang disebut dengan halaman-halaman web (web pages), yang merupakan file-file hypertext. Komputer tempat penyimpanan file-file tersebut, disebut server (web server). Setiap halaman web tersebut memiliki 19 alamat unik yang disebut URL (Uniform Resource Locator), yang terdiri atas nama protokol yang digunakan, nama domain untuk web server, dan informasi petunjuk lainnya. Komputer-komputer pembaca web pages disebut sebagai web client, yang melakukan suatu permintaan penampilan halaman web dari URL. Web client menampilkan halaman depan menggunakan program yang disebut web browser. Untuk dapat menghubungkan halaman hypertext antara server dan client, maka digunakan suatu protocol yang bernama HTTP (Hypertext Transfer Protocol). G. HTML, PHP, DAN MYSQL HTML kependekan dari HyperText Markup Language adalah bahasa perancangan atau pemograman umum yang digunakan dalam membangun halaman web berbasiskan standar World Wide Web (Tito, 2004). HTML dapat menampilkan teks, citra, multimedia, dan menyediakan instruksi bagi browser untuk mengontrol bagaimana dokumen ditampilkan dan bagaimana dokumen tersebut berhubungan dengan dokumen lain (Arpajian dan Mullen, 1996). PHP (Profesional Home Page) adalah bahasa pemograman yang memungkinkan para web developer untuk membuat aplikasi web yang ditampilkan dengan cepat (Schewendiman, 2001). PHP dikenal sebagai bahasa pemograman yang menyatu dengan tag-tag HyperText Markup Language (HTML), dieksekusi di server, dan akan digunakan untuk membuat halaman web yang dinamis (Suwarno, 2003). Dalam PHP ada empat terminologi yang mendefinisikan PHP adalah: 1. Cross Platform, berarti bisa berjalan dalam sistem operasi yang berbeda, tanpa adanya perubahan 2. HTML Embedded, artinya kode PHP dapat ditulis dalam file yang berisi campuran instruksi PHP dan HTML 3. Server side, berarti instruksi PHP dieksekusi di web server 20 4. Web sprinting language, artinya script PHP dijalankan via web browser, mengakses server yang menjalankan program, dan mengirim output program tersebut ke browser. Menurut Suwarsih (2004), MySQL merupakan salah satu perangkat lunak untuk membuat sebuah basis data yang bersifat open source. Keunggulan dari basis data MySQL adalah mudah digunakan, cepat dan dapat diandalkan. MySQL mencangkup dua hal, yaitu: 1. MySQL sebagai sistem manajemen basis data. Basis data merupakan suatu kumpulan data yang terstruktur. MySQL diperlukan untuk memudahkan dalam pengaksesan, penambahan dan pemrosesan data 2. MySQL sebagai perangkat lunak open source. Open source berarti memungkinkan siapapun untuk menggunakan dan memodifikasinya sesuai dengan kebutuhan. H. PENELITIAN TERDAHULU Penelitian tentang pengembangan web untuk informasi sayuran hidroponik dalam greenhouse belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun, telah ada penelitian yang merancang sistem informasi mengenai tanaman greenhouse. Sistem informasi mengenai tanaman greenhouse tersebut dibangun oleh Veny Nurcahyani (2006), yaitu rancang bangun sistem informasi budidaya tanaman dalam greenhouse berbasis web. Sistem tersebut berisi informasi mengenai tanaman baik itu sayuran maupun tanaman hias yang dibudidayakan dalam greenhouse. Dalam sistem informasi ini belum ada informasi yang menjelaskan tentang hidroponik. Oleh karena itu, sistem informasi yang dibangun pada panelitian ini, selain informasi mengenai sayuran greenhouse juga diberi tambahan informasi mengenai hidroponik dan greenhousenya sendiri. Terdapat kelebihan pada sistem informasi yang baru ini, yaitu adanya sistem pakar yang menyediakan informasi tentang rincian bahan material yang dibutuhkan untuk 21 mendirikan greenhouse sekaligus perkiraan biayanya. Adapun informasi tersebut disesuaikan dengan input dari pengguna. 22