TELAAH LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI SEMESTER

advertisement
TELAAH LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI
SEMESTER GANJIL KELAS X UNTUK SMA NEGERI
DI KOTA MALANG
Sulastri1, Mimien Henie Irawati2
Jurusan Biologi, FMIPA, Unversitas Negeri Malang
Jalan Semarang 5 Malang 65145, Indonesia
E-mail: [email protected]
ABSTRAK: Penelitian tentang telaah Lembar Kerja Siswa (LKS) Biologi kelas
X SMA Negeri di kota Malang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
rinci mengenai kesesuaian struktur LKS yang disusun oleh guru SMA Negeri di
kota Malang dengan Kurikulum 2013. Telaah terhadap struktur LKS mencakup
penilaian terhadap judul, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran
dalam LKS, materi pada LKS, tugas, kebenaran dalam penggunaan bahasa dan
desain tampilan LKS. Data hasil penilaian terhadap struktur LKS diperoreh
dengan menghitung komponen struktur LKS dengan menghitung jumlah skor
jawaban pada asesmen untuk setiap LKS Biologi kelas X di SMA Negeri kota
Malang. Pendekatan penelitian tergolong kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) kesesuaian judul LKS
yang disususn oleh guru SMA Negeri di kota Malang dengan Kurikulum 2013
adalah 97,6 % dan dinyatakan sangat baik, (2) kesesuaian indikator pencapaian
kompetensi LKS yang disusun oleh guru SMA Negeri di kota Malang dengan
Kurikulum 2013 adalah 11,1 % dan dinyatakan kurang, (3) kesesuaian tujuan
pembelajaran LKS yang disusun oleh guru SMA Negeri di kota Malang dengan
Kurikulum 2013 adalah 70,4 % dan dinyatakan baik, (4) kesesuaian materi LKS
yang disusun oleh guru SMA Negeri di kota Malang dengan Kurikulum 2013
adalah 56,5 % dan dinyatakan cukup, (5) kesesuaian tugas LKS yang disusun
oleh guru SMA Negeri di kota Malang dengan Kurikulum 2013 adalah 79,3 %
dan dinyatakan baik, (6) kebenaran dalam penggunaan bahasa pada LKS yang
disusun oleh guru SMA Negeri di kota Malang dengan Kurikulum 2013 adalah
79,3 % dan dinyatakan baik, dan (7) kegrafisan pada LKS yang disusun oleh
guru SMA Negeri di kota Malang dengan Kurikulum 2013 adalah 51,8 % dan
dinyatakan cukup.
Kata kunci: Telaah, Lembar Kerja Siswa (LKS), Biologi
Pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan yang bermutu mampu menfasilitasi perkembangan dan kemajuan
suatau bangsa. Pendidikan yang bermutu ditentukan oleh penyelenggaraan proses
pembelajaran yang berkualitas serta memperdayakan siswa. Pembelajaran yang
berkualitas yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center) (Permendikbud No.81A, 2013). Pembelajaran biologi diharapkan berpusat pada siswa,
sehingga siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan beberapa
bahan ajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Bahan ajar tersebut dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis
(Majid, 2008). Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu bahan ajar cetak
yang digunakan dalam proses pembelajaran. Struktur LKS berdasarkan
Kurikulum 2013 terdiri dari judul LKS, mata pelajaran, petunjuk belajar,
kompetensi yang akan dicapai, indikator yang akan dicapai oleh siswa, informasi
pendukung, tugas-tugas, langkah-langkah kerja serta penilaian. Oleh karena itu
1
2
sebelum membuat LKS diawali terlebih dahulu dengan menganalisis kurikulum,
Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator, materi pembelajaran
serta menentukan judul LKS, selanjutnya menyusun LKS dan menentukan
instrumen penelitiannya (Kemendikbud, 2014).
Keuntungan adanya LKS bagi guru adalah memudahkan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, sedangkan bagi siswa adalah siswa dapat belajar
secara mandiri, belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis. Guru
sebaiknya cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai
dalam membuat LKS, karena sebuah LKS harus memenuhi paling tidak kriteria
yang berkaitan dengan tercapai/tidaknya sebuah KD yang harus dikuasai oleh
siswa (Depdiknas, 2008). Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
yang lebih rinci tentang kesesuaian struktur LKS yang disusun oleh guru SMA
Negeri di kota Malang dengan Kurikulum 2013.
METODE
Pendekatan penelitian termasuk kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Penelitian mendeskripsikan Lembar Kerja Siswa (LKS) Biologi kelas
X untuk Kompetensi Dasar (KD) 3.6 dan 4.6 yang disusun oleh guru di SMAN
Kota Malang. Peneliti bertindak sebagai instrumen serta pengumpul data,
instrumen lainnya yang ada digunakan sebatas sebagai pendukung tugas peneliti
sebagai instrumen. Sugiyono (2012) instrumen dalam penelitian kualitatif adalah
human instrument, yaitu peneliti berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas
data, analisis data, menafsirkan data, membuat kesimpulan atas temuannya, dan
akhirnya peneliti menjadi pelapor hasil penelitiannya.
SMA Negeri yang akan dijadikan lokasi pengambilan data yaitu SMAN 1
Malang, SMAN 2 Malang, SMAN 3 Malang, SMAN 4 Malang, SMAN 5 Malang,
SMAN 7 Malang, SMAN 8 Malang, SMAN 9 Malang dan SMAN 10 Malang.
Pengambilan data tidak dilakukan di SMA Negeri 6 karena guru tidak
menggunakan LKS pada pembelajaran KD 3.6 dan 4.6 tetapi hanya menggunakan
buku paket sebagai bahan ajar. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada
bulan Oktober-November 2014.
Data yang diperoleh berupa data verbal, yaitu berupa informasi yang
diperoleh dari LKS Biologi yang disusun oleh guru SMAN di Kota Malang.
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah LKS Biologi kelas X untuk KD
3.6 dan 4.6 yang disusun oleh guru di SMAN Kota Malang dan digunakan di
sekolah tersebut sejumlah 14 LKS. LKS dianalisis sesuai dengan item-item
pernyataan yang ada di lembar penilaian LKS. Indikator kesesuaian aspek yang
dinilai (item pernyataaan) berupa tanda centang (√) dan tanda minus (-) jika
tidak sesuai. Skor yang diperoleh untuk masing-masing item diperoleh dengan
menjumlahkan tanda centang (√). Nilai kesesuaian LKS dengan standar
penyusunan LKS menurut Kurikulum 2013 didapat dengan menggunakan rumus
analisis persentase yang diambil dari Sudijono (2001), yaitu sebagai berikut:
Persentasi Kesesuaian LKS=
Skor yang diperoleh
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
× 100%
Hasil perhitungan dimasukkan dalam tabel presentase sesuai dengan kriteria
kesesuaian. Berdasarkan rumus tersebut, maka kriteria yang diterapkan untuk
3
penilaian LKS adalah sebagai berikut. Berdasarkan rumus di atas maka kriteria
yang diterapkan untuk asesmen LKS dapat dilihat pada Tabel 2.1 (Pedoman
Pendidikan UM, 2011) adalah:
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian LKS
Kriteria Penilaian LKS (Persentase)
80% - 100%
65% - 79%
55% - 64%
0% - 54%
Kriteria
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
(Sumber: Pedoman Pendidikan UM, 2011).
Keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara sebagai berikut. Pertama, penulis membaca dan menelaah semua sumber
data secara berulang-ulang sehingga menjadi wujud dari perpanjangan
pengamatan. Kedua, penulis membaca secara intensif dan mengamati secara teliti
dan mendalam seluruh LKS yang telah dikumpulkan. Ketiga, penulis
menggunakan teknik trianggulasi. Penelitian kualitatif yang dilakukan penulis
menggunakan teknik triangulasi sumber.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil telaah menunjukkan bahwa kesesuaian LKS Biologi kelas X yang
disusun oleh guru SMA Negeri di kota Malang dengan Kurikulum 2013 adalah
sebagai berikut: (1) kesesuaian judul LKS yang disususn oleh guru SMA Negeri
di kota Malang dengan Kurikulum 2013 adalah 97,6 % dan dinyatakan sangat
baik, (2) kesesuaian indikator pencapaian kompetensi LKS yang disusun oleh
guru SMA Negeri di kota Malang dengan Kurikulum 2013 adalah 11,1 % dan
dinyatakan kurang, (3) kesesuaian tujuan pembelajaran LKS yang disusun oleh
guru SMA Negeri di kota Malang dengan Kurikulum 2013 adalah 70,4 % dan
dinyatakan baik, (4) kesesuaian materi LKS yang disusun oleh guru SMA Negeri
di kota Malang dengan Kurikulum 2013 adalah 56,5 % dan dinyatakan cukup, (5)
kesesuaian tugas LKS yang disusun oleh guru SMA Negeri di kota Malang
dengan Kurikulum 2013 adalah 79,3 % dan dinyatakan baik, (6) kebenaran dalam
penggunaan bahasa pada LKS yang disusun oleh guru SMA Negeri di kota
Malang dengan Kurikulum 2013 adalah 79,3 % dan dinyatakan baik, dan (7)
kegrafisan pada LKS yang disusun oleh guru SMA Negeri di kota Malang dengan
Kurikulum 2013 adalah 51,8 % dan dinyatakan cukup.
Hasil telaah menunjukkan bahwa kesesuaian LKS Biologi kelas X yang
disusun oleh guru SMA Negeri di kota Malang dengan Kurikulum 2013 adalah
67,3% dalam kategori baik. LKS SMA Negeri 4 Malang dinyatakan sangat baik,
sedangkan untuk SMA Negeri 1 Malang, SMA Negeri 3 Malang, SMA Negeri 9
Malang dan SMA Negeri 10 Malang dinyatakan baik. LKS SMA Negeri 2
Malang, SMA Negeri 5 Malang, SMA Negeri 7 Malang, dan SMA Negeri 8
Malang dinyatakan cukup. Hasil telaah terhadap LKS yang tertinggi merupakan
LKS yang dibuat oleh guru SMA Negeri 4 kota Malang 88,1% dan dinyatakan
LKS dalam kategori sangat baik, sedangkan nilai yang terendah merupakan LKS
yang dibuat oleh guru SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 7 kota Malang. Struktur
LKS SMA Negeri 5 Malang dan SMA Negeri 7 Malang memiliki beberapa
kekurangan antara lain: LKS tidak mencantumkan indikator pencapaian
4
kompetensi, LKS tidak mencamtumkan tujuan pembelajaran, LKS tidak terdapat
materi, serta desain tampilan LKS yang kurang menarik bagi siswa.
Alokasi waktu dalam penyelesaian tugas perlu dicantumkan dalam LKS.
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai (Permendikbud No. 65, 2013). Prinsip
yang perlu diperhatikan dalam penentuan alokasi waktu adalah tingkat kesukaran
materi, frekuensi penggunaan materi baik untuk belajar maupun di lapangan.
Materi yang memerlukan kegiatan praktek di laboratorium membutuhkan waktu
yang lebih banyak dibandingkan materi yang tidak membutuhkan pengalaman di
laboratorium (Majid, 2008).
Indikator pencapaian kompetensi pada LKS sebaiknya dicamtumkan untuk
mengetahui ketercapaian Kompetensi Dasar (KD) tertentu. Indikator pencapaian
kompetensi merupakan perilaku yang dapat diukur atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dapat dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Kemendikbud, 2014).
Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan yang
menggambarkan arah dan target yang dicapai dalam seluruh rangkaian kegiatan
(dalam satu atau berberapa minggu/pertemuan) dalam satu materi
pokok/tema/teks, serta memuat penjelasan proses dan hasil yang diharapkan
(Permendikbud, No. 65, 2013). Peraturan Menteri dan Kebudayaan No. 81A
tahun 2013 lebih lanjut menjelaskan mengenai cara menyusun tujuan
pembelajaran yaitu tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau
diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada indikator, paling
tidak mengandung dua aspek: Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek
kemampuan).
Materi pembelajaran merupakan semua sumber yang apabila digunakan
secara tepat dapat membantu guru mengubah perilaku siswa sesuai yang
diharapkan. Guru sebaiknya cermat dan kreatif dalam menyusun materi pada LKS
sebagai materi utama maupun materi pendamping dipadu dengan pengalaman
mengajar yang dimiliki, dengan tujuan untuk menciptakan proses pembelajaran
yang lebih efektif bagi guru dan efisien bagi siswa (Retsoatmojo, 2010). LKS
yang disusun sebaiknya memiliki desain tampilan yang menarik sehingga dapat
memotivasi siswa untuk belajar aktif dan mandiri. Tujuan dari penyusunan bahan
ajar termasuk LKS adalah pembelajaran menjadi menarik dan mempermudah guru
dalam melaksankan pembelajaran (Majid, 2008). LKS memuat informasi dan
interaksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu aktivitas
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran (Supiati, dkk. 2013).
Pemanfaatan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam
penyusunan LKS sangat dianjurkan karena dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran. (Permendikbud. No.65, 2013). Selain itu, desain
tampilan LKS yang menarik disertai dengan gambar, deskripsi dan fenomena
yang relevan dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa aktif dalam
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Yasir, dkk. 2013).
LKS yang disusun oleh guru SMA Negeri di kota Malang secara
keseluruhan termasuk dalam kategori baik, akan tetapi perlu ditingkatkan lagi
5
kualitasnya dari segi struktur LKS, kebenaran dalam penggunaan bahasa serta
desain tampilan yang lebih menarik sehingga dapat memotivasi siswa untuk lebih
aktif belajar. Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses
pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama
semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan
dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi
pada kesejahteraan hidup umat manusia (Permendikbud. No 81A, 2013).
Kelemahan dari penelitian ini belum menelaah mengenai proses pembelajaran
yang ada pada LKS yang terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: (a)
mengamati, (b) menanya, (c) mengumpulkan informasi, (d) mengasosiasi, dan (e)
mengomunikasikan. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai
telaah LKS dari aspek pengalaman belajar.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan kesesuaian struktur LKS Biologi SMA kelas X yang disusun oleh
guru SMA Negeri di kota Malang dengan standart penyusunan menurut
Kurikulum 2013 adalah 67,3% dalam kategori baik dengan rincian setiap
komponen sebagai berikut : (1) kesesuaian judul LKS yang disusun oleh guru
SMA Negeri di kota Malang dengan Kurikulum 2013 adalah 97,6 % dan
dinyatakan sangat baik, (2) kesesuaian indikator pencapaian kompetensi LKS
yang disusun oleh guru SMA Negeri di kota Malang dengan Kurikulum 2013
adalah 11,1 % dan dinyatakan kurang, (3) kesesuaian tujuan pembelajaran LKS
yang disusun oleh guru SMA Negeri di kota Malang dengan Kurikulum 2013
adalah 70,4 % dan dinyatakan baik, (4) kesesuaian materi LKS yang disusun oleh
guru SMA Negeri di kota Malang dengan Kurikulum 2013 adalah 56,5 % dan
dinyatakan cukup, (5) kesesuaian tugas LKS yang disusun oleh guru SMA Negeri
di kota Malang dengan Kurikulum 2013 adalah 79,3 % dan dinyatakan baik, (7)
kebenaran dalam penggunaan bahasa pada LKS yang disusun oleh guru SMA
Negeri di kota Malang adalah 97,8 % dan dinyatakan sangat baik, (8) kegrafisan
(desain tampilan) pada LKS yang disusun oleh guru SMA Negeri di kota Malang
adalah 58,1 % dan dinyatakan cukup.
Berdasarkan hasil pembahasan penulis menyarankan yaitu : (1) guru dalam
menyusun LKS sebaiknya mencantumkan indikator pencapaian kompetensi untuk
mengetahui ketercapaian Kompetensi Dasar (KD), (2) guru sebaiknya
merumuskan tujuan pembelajaran dalam bentuk kalimat pernyataan yang
menggambarkan arah dan target yang dicapai dalam seluruh rangkaian kegiatan,
(3) guru sebaiknya cermat dan kreatif dalam menyusun materi pada LKS dipadu dengan
pengalaman mengajar yang dimiliki, dengan tujuan untuk menciptakan proses
pembelajaran yang lebih efektif bagi guru dan efisien bagi siswa (4) desain tampilan
LKS sebaiknya dapat memberi motivasi pada siswa untuk belajar secara , dan (5)
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kesalahan konsep dan penulisan
nama takson pada materi di LKS untuk KD 3.6 dan 4.6.
6
DAFTAR RUJUKAN
Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Anderson, L. W. dan Krathwohl, D. R. 2010. Pembelajaran, Pengajaran, dan
Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar.
Jakarta: Departemen Pendidikan RI.
Hamalik. O. 2011. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Jasmito. 2013. Kajian Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Biologi SMP/MTs Kelas VII
Se-kecamatan Semanding Kabupaten Tuban. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: Progam S1 Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Dokumen Kurikulum 2013.
(Online), (http://tania.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/dokumenkurikulum-2013.pdf), diakses pada tanggal 5 Januari 2014.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014.Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu.
Majid, A. 2008. Perencanaan Pembeajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pedoman Pendidikan Universitas Negeri Malang. 2011. Pedoman Pendidikan
UM. Malang: Biro Administrasi, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan
Sistem informasi.
Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah UM. Malang: Biro Administrasi, Kemahasiswaan,
Perencanaan, dan Sistem informasi.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54.
2013. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Departemen Pendidikan RI.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65.
2013. Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Departemen Pendidikan RI.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69.
2013. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas
dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Departemen Pendidikan RI.
Rustaman, N.Y. 2005. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri
dalam Pendidikan Sains. Bandung. (Online),
(http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/1950123),
diakses pada tanggal 6 Januari 2014.
Rohaeti, E. Widjajanti, E. dan Padmaningrum, R.T. 2009. Pengembangan Lembar
Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP. Inovasi
Pendidikan, 10 (1): 1-11.
Retsoatmojo, T.N. 2010. Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Bandung: PT
Refika Aditama
Sudijono, A. 2001. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Supiati, A., Wisanti, dan Budijastuti, W. 2013. Pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS) Berbasis Konstruktivisme untuk Melatihkan Ketrampilan
Proses Sains. BioEdu Vol.2 No.2 Mei 2013.
7
Susilo, H. 2003. Bahan Ajar Metode Penelitian Pendidikan. Malang: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Peningkatan ManajemenPendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Widyantini, T. 2013.Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Sebagai Bahan
Ajar.(Online),(http://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/Artikel%20Pendi
dikan/penyusunan%20LKS%20sebagai%20bahan%20ajar_wiwik_untung.
pdf), di akses pada tanggal 5 Januari 2014.
Yasir, M., Susantini, E., dan Isnawati. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) Berbasis Strategi Belajar Metakognitif untuk Meningkatakan Hasil
Belajar Siswa pada Materi Pewarisn Sifat Manusia. BioEdu Vol. 2/No.
1/Januari 2013.
Download