TATA GEREJA GKI SULSEL PASAL 1 : HAKEKAT 1. Gereja Kristen Indonesia Sulawesi Selatan, selanjutnya disebut GKI SULSEL, berkedudukan di Makassar. 2. GKI SULSEL terdiri dari jemaat-jemaat anggota yang tersebar di beberapa kawasan wilayah Indonesia. Jemaat anggota adalah gereja dewasa atau yang telah didewasakan melalui keputusan Sidang Raya Sinode dan melalui kebaktian pendewasaan Pos PI menjadi gereja dewasa yang selanjutnya disebut juga Jemaat Anggota atau Jemaat. (SR XIX, 2008, Makassar) 3. Kristus adalah Kepala Gereja, dimana GKI SULSEL sebagai tubuh Kristus yang harus menunjukkan kesaksian dan pelayanan. PASAL 2 : PENGAKUAN IMAN 1. GKI SULSEL percaya bahwa Alkitab Perjanjian Lama dan Alkitab Perjanjian Baru adalah Firman Allah yang sempurna sebagai pedoman hidup. Dengan pusat pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Allah dan Manusia sejati dalam satu pribadi. 2. Mengakui keberadaan Allah Tritunggal yakni Bapa, Anak dan Roh Kudus. 3. Mengakui dan menghayati sepenuhnya akan pokok-pokok Pengakuan Iman Rasuli dalam ajaran-ajaran yang berpegang pada ajaran reformasi. PASAL 3 : HUBUNGAN ANTAR GEREJA ATAU LEMBAGA KRISTEN Dengan terang pasal 2 menjelaskan bahwa GKI SULSEL berazaskan Pancasila sebagai satu-satunya azas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia. PASAL 4 : PANGGILAN DAN TUGAS 1. GKI SULSEL terpanggil untuk menerima, memberitakan dan menyatakan kasih dan keselamatan di dalam Yesus Kristus, baik secara pribadi, maupun persekutuan kepada semua manusia. 2. Berdasarkan panggilan itu, GKI SULSEL bertugas untuk melengkapi anggota jemaat sehingga sanggup menyatakan persekutuan, pelayanan dan kesaksian. PASAL 5 : TATA GEREJA Pelaksanaan panggilan dan tugas GKI SULSEL untuk mewujudkan hakekatnya memerlukan pengaturan-pengaturan yang dituangkan dalam Tata Gereja GKI SULSEL sesuai dengan prinsip tata cara Presbiterial – Sinodal. PASAL 6 : PERSIDANGAN GEREJAWI 1. Persidangan Gerejawi di lingkungan Jemaat terdiri dari Rapat Majelis Jemaat, Rapat Badan Pembantu dan Rapat Bidang Pelayanan lainnya. 2. Persidangan Gerejawi di lingkungan Sinode ialah persidangan yang dilakukan sebagaimana ketentuannya dihadiri oleh Badan Pengurus Sinode, utusan dan peninjau yang diutus tiap jemaat anggota serta Rapat Badan Pengurus Sinode. PASAL 7 : KEPEMIMPINAN GEREJAWI 1. Kepemimpinan Gerejawi di lingkungan Jemaat anggota adalah Majelis Jemaat yang terdiri dari Hamba-Hamba Tuhan dan anggota Jemaat terpilih yang diteguhkan, serta dalam pelaksanaan tugas dibantu oleh Badan Pengurus, Badan Pembantu dan bidang pelayanan lainnya yang bertanggung jawab kepada Majelis Jemaat. (SR XIX, 2008, Makassar) 2. Kepemimpinan Gerejawi di lingkungan Sinode adalah Badan Pengurus Sinode yang dipilih dan disahkan pada Persidangan Raya Sinode. (SR XIX, 2008, Makassar) PASAL 8 : HARTA BENDA 1. Majelis Jemaat dan Badan Pengurus Sinode bersama-sama bertanggungjawab atas pengelolaan harta benda jemaat setempat. 2. Badan Pengurus Sinode bertanggungjawab atas harta benda Sinode. PASAL 9 : TATA TERTIB Pelaksanaan ketentuan-ketentuan di dalam Tata Gereja ini diatur lebih lanjut dalam Tata Tertib GKI SULSEL. PASAL 10 : PERUBAHAN TATA GEREJA DAN TATA TERTIB 1. Perubahan Tata Gereja dan Tata Tertib GKI SULSEL dapat dipertimbangkan atas usul Majelis Jemaat anggota atau Badan Pengurus Sinode. 2. Perubahan Tata Gereja dan Tata Tertib dilakukan sesuai kebutuhan serta disahkan dalam Persidangan Raya Sinode.