Tantangan Gereja

advertisement
Tantangan
Gereja
Pelajaran dari Gereja-gereja di
Akhir Abad Pertama
Naek R. Sijabat
Tantangan Gereja
Tantangan Gereja
(Pelajaran dari Gereja-gereja
di Akhir Abad Pertama)
H
idup memang penuh dengan tantangan. Namun,
meskipun demikian, tantangan-tantangan itu justru dapat
mendatangkan kebaikan, jika kita tetap teguh dan percaya
kepada Dia (band. Roma 8:28).
Mereka justru dapat
membantu proses pemurnian iman kita, asalkan kita tidak
menjadi kecewa dan berputus asa (band. 1 Pet 1:6-7).
Tidak mudah bagi orang Kristen untuk hidup benar di
hadapan Allah. Kabut-kabut tantangan seolah menghambat
jalan mendekat kepada Dia. Ada tiga alasan mengapa realita
ini terjadi. Yang pertama adalah karena lingkungan yang
seringkali menggoda dan mencoba mempengaruhi kita untuk
berubah dan meninggalkan iman kita. Yang kedua adalah
karena ancaman dari pihak-pihak yang antipati dan agresif
terhadap kita, yang mengintimidasi demi agenda dan
keyakinan yang salah, dan yang ketiga adalah karena
keberdosaan kita sendiri, yang cenderung enggan untuk
mengikuti kehendak dan kebenaran Allah.
Jemaat-jemaat di akhir abad pertama menghadapi
tantangan-tantangan yang seperti itu. Dari antara mereka, ada
yang tetap teguh dan setia seperti Antipas, tetapi ada pula yang
2
Tantangan Gereja
meninggalkan Tuhan dan menyangkal iman mereka. Selain itu,
ada pula yang terpengaruh dengan ajaran-ajaran yang palsu
seperti ajaran-ajaran Bileam, nabiah Izebel, dan ajaran-ajaran
dari para pengikut Nikolaus.
Tantangan-tantangan di Akhir Abad Pertama
Jemaat-jemaat di akhir abad pertama menghadapi situasi
politik yang tidak menguntungkan. Di masa itu, kaisar
Domitianus yang kejam dan narsis mengancam orang Kristen
untuk menyangkal iman mereka dan menyembah patung
kaisar.1 Hal itu tentu saja tidak dapat dilakukan oleh orangorang Kristen di masa itu, karena mereka percaya bahwa hanya
Yesus saja yang layak dan patut untuk disembah. Dia adalah
Tuhan yang telah menjelma menjadi manusia, sedangkan
kaisar hanyalah manusia biasa yang berdosa, sama seperti kita.
Dalam keadaan yang sulit dan mencekam seperti itu, hadir
pula nabi-nabi palsu dengan ajaran-ajaran mereka yang
berbahaya bagi iman. Mereka hadir seolah menawarkan obat
penenang di tengah situasi yang menyakitkan. Ada yang
terhasut, ada pula yang tidak terpengaruh sama sekali, bahkan,
di Efesus, pengajar-pengajar sesat tidak berkutik menghadapi
kekuatan dan kebenaran jemaat yang ada di sana.
1
Domitianus juga menginginkan supaya patung dirinya juga ditempatkan
di dalam Bait Allah milik orang Yahudi. Kaisar pada masa itu menilai dan
mengukur kesetiaan terhadap Roma adalah berdasarkan hal-hal tersebut
yaitu setia terhadap kaisar dan mau menyembah kaisar dan patung
dirinya.
3
Tantangan Gereja
Setelah Domitianus2 mati mengenaskan - dibunuh oleh para
senator yang membenci dia, Nerva tampil menggantikan kaisar
itu dengan membawa angin perubahan yang segar bagi para
pejabat kerajaan Romawi.3 Kebijakan-kebijakan Nerva sedikit
banyak juga berdampak kepada bangsa Yahudi, dan orang
Kristen.4
Namun, meskipun demikian, baik dalam situasi yang
mengancam maupun dalam situasi nyaman, keduanya memang
sama-sama mengancam iman. Jika dalam situasi yang
mengancam, orang-orang menjadi takut, kuatir, kecewa, putus
asa, dan menyangkal Kristus, maka di dalam situasi yang
nyaman, tidak sedikit pula dari orang-orang Kristen yang
menjadi suam-suam kuku, egois, materialistis, dan mencintai
dunia dan diri sendiri, yang pada akhirnya bermuara pada
kejatuhan ke dalam berbagai-bagai dosa (band. Wahyu 3:1516). Dan dalam kedua situasi yang berbeda, jemaat-jemaat
juga tidak luput dari godaan dan bujuk rayu para pengajar sesat
untuk meninggalkan iman dan kebenaran Kristus.
Dosa dalam jemaat… Ketika Alkitab berkata,”Semua orang
telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”, itu
bukanlah hal yang biasa. Itu berarti bahwa di antara manusia
dan Allah terbentang jurang pemisah sangat jauh dan dalam.
2
Wikipedia. Domitianus. 2013. Web. 19 Apr 2013.
Wikipedia. Nerva. 2013. Web. 19 Apr 2013.
4
Domitianus menjadi kaisar sejak 81-96 M, sedangkan Nerva sejak 96-98
M. Nerva digantikan oleh Trajan yang kemudian mengangkatnya sebagai
dewa.
3
4
Tantangan Gereja
Manusia tidak dapat mencapai Allah dengan kekuatan dan
kemampuan mereka semata, demikian juga bahkan setelah
mengalami hidup dan lahir baru, manusia memang tidak luput
dari dosa.
Kristus pernah berkata,”Roh memang penurut tetapi daging
lemah.” Jiwa dan roh kita memang telah diperbaharui tetapi
daging kita adalah daging yang lama, yang akan mati dan
musnah, dan akan diganti dengan tubuh yang baru yaitu tubuh
sorgawi. Karena itu, hidup Kristen sesungguhnya adalah
perjuangan untuk mengikuti keinginan Roh, dipenuhi dan
dipimpin oleh Roh, bukan oleh keinginan daging.
Pelajaran dari Tujuh Jemaat di Kitab Wahyu
Tuhan bukan saja memandang dan menilai kita secara pribadi
tetapi juga secara jemaat. Dia mengoreksi dan menegur kita
sebagai jemaat. Dia mau kita bersatu dan bekerjasama
membangun jemaat secara bersama-sama... saling mengasihi,
saling menjaga, dan saling memperhatikan (band. Yoh 13:3435; Ibr 10:24-25).
Jemaat Efesus meski terkesan hebat dan mengagumkan masih
saja mempunyai kekurangan dan tidak sempurna di hadapan
Allah. Mereka meninggalkan kasih yang semula. Jemaat
Pergamus meski setia dan benar dalam Kristus, tetapi di antara
mereka ada yang menganut ajaran sesat seperti Bileam. Jemaat
Tiatira meskipun terkenal dalam iman, pelayanan, dan
keteguhan, namun mereka menolerir nabiah palsu yang
membujuk rayu ke dalam imoritas dan penyembahan berhala.
Jemaat Sardis meskipun mempunyai reputasi sebagai jemaat
5
Tantangan Gereja
yang hidup namun pada hakikatnya mati. Jemaat di Laodikia
adalah jemaat yang suam-suam kuku, dan meskipun mereka
kaya secara materi, namun mereka miskin, buta, dan telanjang
secara rohani.
Hanya jemaat Smirna dan Filadelfia yang tidak mendapat
koreksi atau teguran. Smirna teguh dalam kesusahan,
penderitaan, dan penganiayaan, sedangkan Filadelfia, meski
mempunyai kekuatan yang kecil, namun teguh berpegang
kepada perkataan Kristus dan tidak menyangkal nama-Nya. Di
Smirna, ada pemimpin rohani yang terkenal bernama
Polikarpus. Dia mati martir dengan cara dibakar dengan
meninggalkan perkataan yang menggugah… "Aku telah
melayani Kristusku 86 tahun lamanya, namun belum pemah
sekalipun Ia berbuat jahat kepadaku. Bagaimana aku dapat
mengutuk Kristusku, Juru Selamatku?"5
Antisipasi dari rasul yang terakhir
Yohanes: Dialah yang termuda dan dia pula yang terakhir kali
meninggalkan dunia. Ketika Petrus bertanya kepada Yesus
tentang Yohanes,”… apa yang terjadi dengan dia ini?”, Yesus
seolah melihat ke depan dan mengetahui bahwa Yohanes lah
yang akan menjadi paling terakhir mati dari antara rasul-rasul
yang lain.
Di masa itu, Yohanes adalah seperti satu-satunya jenderal
senior yang tersisa yang memimpin perang melawan
kejahatan, kesesatan, penghianatan, dan ketidaksetiaan. Dia
telah menjadi tua, tetapi semangatnya tidak pernah padam bagi
5
Sabda. Biokristi. ”Polikarpus”. 2013. Web. 19 Apr 2013.
6
Tantangan Gereja
Allah. Kenangan-kenangan indah dia bersama Kristus dan
rasul-rasul yang lain tidak pernah hilang meski waktu 60 tahun
telah berlalu. Dia tetap setia.
Seperti halnya Paulus, rasul Yohanes mungkin juga
berpikir,”Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.”
Adalah baik dan menguntungkan pergi meninggalkan dunia
untuk berada bersama Kristus dan rasul-rasul yang lain di
Sorga, namun adalah benar dan mulia juga untuk hidup…
bekerja dan melayani jemaat bagi kemuliaan Allah.
Walau sendiri, rasul Yohanes masih terus setia memimpin dan
membimbing jemaat. Dia menjaga mereka seperti gembala
yang baik yang menjaga domba-domba kepunyaan tuannya
yaitu Kristus.
Di tengah kebisingan ancaman dan godaan untuk mengikuti
ajaran-ajaran sesat, dalam ketiga suratnya kepada jemaat, rasul
Yohanes meneriakkan dua hal penting yang tidak boleh
ditinggalkan atau dikompromikan. Yang pertama adalah iman
dalam Kristus yang telah berinkarnasi menjadi manusia, dan
yang kedua adalah… kasih persaudaraan di antara sesama
orang yang beriman di dalam Dia. Iman dan kasih yang sejati
memang tidak dapat terpisahkan antara satu dengan yang lain.
Dalam kondisi darurat yang seperti itu, rasul Yohanes
melakukan antisipasi dengan beberapa cara. Dia membantu
jemaat dalam mengidentifikasi antikris sebagai orang yang
tidak percaya akan inkarnasi Kristus dan yang tidak teguh setia
kepada kepercayaan itu (band. Yoh 2:18-19). Dia juga
berpesan kepada jemaat untuk menutup pintu rumah mereka
7
Tantangan Gereja
dari para pengajar yang menentang kepercayaan akan inkarnasi
Kristus (band. 2 Yoh 1:10).
Kesimpulan
Gereja memang sarat dengan tantangan. Dalam situasi yang
mengancam maupun juga dalam situasi yang nyaman, dosa
seringkali mengintip di depan pintu… kalau-kalau kita sedang
lemah atau pun lengah secara rohani, dia akan datang
mendekat untuk menghampiri dan menggoda kita.
Jagalah hati dan jangan terpengaruh dengan situasi… Situasi
tidak selalu dapat kita kontrol karena dia memang seringkali
berubah-ubah. Faktor-faktor eksternal di luar kita seperti
situasi politik, ekonomi, dan lain sebagainya, biasanya tidak
ada dalam kendali tangan kita. Kadangkala itu mungkin
tampak menguntungkan kita secara langsung tetapi seringkali
juga tampak tidak menguntungkan sama sekali.
Artinya, di dalam segala sesuatu yang sering dan serba
berubah-ubah ini, kita harus menjaga apa yang dapat kita jaga
yaitu hati kita… iman kita kepada Allah (band. Ams 4:23).
Jangan sombong dan berpuas diri tetapi melakukan yang
terbaik… Tujuh jemaat yang digambarkan dalam kitab Wahyu
adalah alasan mengapa kita harus terus memberi yang terbaik
dan jangan pernah menjadi sombong dan berpuas diri.
Di zaman sekarang ini, mungkin tidak ada satu jemaat pun
yang berani meng-klaim dirinya sebagai jemaat yang hebat
seperti jemaat yang ada di Efesus pada akhir abad pertama.
Namun meskipun mereka tampak sempurna dalam berbagai
8
Tantangan Gereja
hal kecuali satu, yaitu bahwa mereka telah kehilangan kasih
mereka yang semula.
Kasih memang tidak dapat dipisahkan daripada iman dan
kebenaran. Kebenaran tanpa kasih adalah sia-sia dan kosong
(band. Why 2:2-4; 1 Kor 13:2).
Jangan terpesona dengan impresi dan performa… Kehebatan
sebuah jemaat juga tidak berdasar atas penilaian manusia.
Tidak berarti bahwa kita kehilangan obyektivitas kita yang
didasari atas kebenaran Firman. Akan tetapi, kalau kita
berpuas diri dan larut di dalam rasa bangga akan kualitas dan
kehebatan gereja, tanpa punya hati yang senantiasa rindu untuk
terus belajar dan bertumbuh, dan terus melakukan yang terbaik
bagi kemuliaan Tuhan, maka mungkin saja kita akan terjatuh
seperti jemaat Sardis, yang mempunyai reputasi yang hidup
padahal mati di hadapan Allah.
Impresi dan performa bukanlah jaminan meskipun kedua hal
itu dapat dijadikan sebagai indikator dari gereja yang sehat dan
bertumbuh. Cobalah perhatikan bagaimana Tuhan menilai
jemaat Efesus. Dia justru menegor jemaat yang besar itu
meskipun mereka mempunyai performa yang hebat. Dia juga
menegor Sardis meskipun mereka mempunyai impresi yang
mengesankan.
Kita mungkin saja hanya menyangka, mengira, dan
menganggap diri kita sebagai jemaat yang hebat dan luar biasa
di hadapan Allah hanya karena berdasar atas impresi dan
performa yang kelihatan yang dinilai oleh orang lain, akan
tetapi, Tuhanlah yang mempunyai pandangan dan penilaian
yang sempurna terhadap kita.
9
Tantangan Gereja
Jemaat Smirna yang penuh penderitaan dan Jemaat Filadelfia
yang kecil kekuatannya justru disanjung dan dinilai baik oleh
Allah. Bukankah itu tidak tampak seperti cara kita pada
umumnya dalam melakukan pengukuran dan penilaian
terhadap gereja yang hebat?
Secara manusiawi, kita tentunya mempunyai acuan-acuan yang
dapat dilihat untuk mengukur dan menilai pertumbuhan gereja.
Kita memang perlu melakukan hal itu. Akan tetapi, penting
juga bagi kita untuk memperhatikan kualitas-kualitas rohani
yang dimiliki oleh jemaat Smirna dan Filadelfia, yang
mungkin bukan merupakan data yang menarik bagi para
pengamat pertumbuhan gereja, yang cenderung hanya berpikir
seperti statistician, marketer, dan para pakar di bidang
korporasi.
Karena itu, jangan pernah menjadi sombong dan angkuh dan
berpuas diri tetapi mari terus belajar, bertumbuh, dan
melakukan yang terbaik bagi kemuliaan Allah.
10
Tantangan Gereja
Work Cited
Wikipedia. “Domitianus”. (2013). Web. 19 Apr 2013.
Wikipedia. “Nerva”. (2013). Web. 19 Apr 2013.
Sabda. Biokristi. ”Polikarpus”. (2013). Web. 19 Apr 2013.
Lynn, Mac. “The Church to 120 CE”. NU, 2012. Print.
Alkitab. Terjemahan Baru. Lembaga Alkitab Indonesia. Print.
11
Tantangan Gereja
Pesan untuk Pembaca
Jika Anda merasa diberkati dengan tulisan ini dan ingin
memberikan
donasi
untuk
mendukung
pelayanan
beritakanfirman.com, Anda dapat menyalurkannya melalui
BCA 7660207371. Donasi Anda akan kami salurkan
sepenuhnya untuk pelayanan, pengembangan, dan peningkatan
beritakanfirman.com
Terima kasih. Tuhan memberkati.
12
Tantangan Gereja
Tentang Penulis
Naek R. Sijabat adalah Gembala Jemaat GKDI Jambi
dan juga Dosen Pendidikan Agama Kristen di Universitas
Jambi. Pernah bekerja dan melayani Tuhan di bidang multi
media Kristen – menjadi editor sejumlah buku, menulis, dan
menjadi manager dan produser sejumlah album rohani Kristen.
Secara akademis pernah menyelesaikan study Alkitab dan
meraih gelar Master di bidang Biblical Studies. Sudah menikah
dan dikarunia dua orang anak.
13
Tantangan Gereja
Copyright ©2012. beritakanfirman.com
14
Download