Pamplet Nubuatan Kitab Wahyu “RAHASIA SEJARAH KEKRISTENAN YANG DI BUKAKAN” Studi Historis berdasarkan Nubuatan Wahyu pasal 2-3. Ketika buku Daniel dan Wahyu dipahami lebih baik, orang-orang percaya akan memiliki pengalaman keagamaan yang berbeda dari sebelumnya dalam hidup mereka. Mereka akan diberikan pengalaman terhadap satu pemandangan akan gerbang sorga yang terbuka. Sehingga hati dan pikiran akan terkesan oleh tabiat yang mana semua orang harus menyembangkannya dengan cara menyadari berkat-berkat yang akan menjadi pahala bagi yang murni hatinya.” Testimonies to Ministers, 113, 114. Sejarah Dosa harus Berakhir !!! “...Kami tidak berani mengubah Firman Allah ataupun mencampur-adukkan ajaran-Nya dengan tradisi dunia, membagi-bagi hukum-Nya yang Suci, menyebut satu bagian kurang penting sedangkan yang lain lebih penting untuk memperoleh persetujuan dunia... Kebenaran Yesus Kristus harus dinyatakan... Rahasia kemurtadan dunia tidak boleh disembunyikan... Fakta-fakta kasih karunia dari Yesus Kristus & kemurtadan dari si Pendurhaka harus dipaparkan dengan jelas... Karena sekaranglah waktunya Hari Penyelamatan bagi umat-umat Allah... Sejarah Dosa harus Berakhir ! Amaran Allah yang khidmat dan mendesak harus dikumandangkan dengan berani, agar semua manusia yang harus diselamatkan BERBALIK dan BERTOBAT... Kemudian dalam IMAN yang teguh dan perkasa, mereka akan MENINGGIKAN, MENGAGUNGKAN, DAN MENYEMBAH ALLAH yang hidup dalam TERANGNYA Yesus Kristus yang BENAR dan MURNI... Sejarah Dosa harus Berakhir ! Cukuplah kasih karunia Allah yang panjang sabar terhadap mereka yang menolak-Nya. Jika saja hati mereka masih dikeraskan...maka biarlah mereka menuai apa yang mereka tabur... Sejarah Dosa harus Berakhir ! Jika dunia mendesak kami, kami tidak akan gentar karena TUHAN kami yang kami layani,sanggup melepaskan kami... Biarlah terang Yesus Kristus ini tetap bersinar dan berbicara dalam hati umat-umat-Nya sekalipun kami tiada... Sejarah Dosa harus Berakhir ! AMEN. Di Sadur oleh: Pdt. Stenly Karwur, S.Th. Edisi Revisi ke-3, Juni 2013. Copyrighted. LATAR BELAKANG PENULISAN KITAB WAHYU Penulisan Kitab Wahyu secara historis di mulai pada akhir pemerintahan Kaisar Domitian (81-96 M). Yohanes menulis buku Wahyu di satu pulau karang kecil bernama Patmos (Wahyu 1:9), di laut Aegean, di mana ia dipaksa bekerja sebagai tahanan yang dihukum secara tidak adil oleh kaisar Domitian. Di sana ia bekerja di pertambangan bersama-sama dengan para tahanan lainnya sehingga ia pun mengabarkan Injil di sana. Di tengah-tengah penderitaan ini ia menulis buku Wahyu sekitar tahun 96-98 M (Victorinus, Commentary on Apocalypse, on ch. 10:11) Dalam kitab Wahyu 1:10,Yohanes menuliskan: “Pada hari Tuhan aku dikuasai Roh”. Dengan menulis hal ini Yohanes sedang merahasiakan dan menyembunyikan identitas buku Wahyu sebagai surat yang ditujukan untuk orang Kristen yang beribadah menyembah Tuhan mereka pada hari Sabat. Sebab kalau ia terang-terangan menyebutkan, “pada hari Sabat aku dikuasai Roh”, maka ini akan menimbulkan kecurigaan bahwa ia adalah orang Kristen. Pada masa itu orang-orang yang beragama Kristen yang mengikuti jalan keYahudi-an banyak yang dikejar-kejar untuk dibunuh. Mereka ini bukanlah orang-orang Yahudi asli tapi orang-orang Kristen pemelihara Sabat yang tidak mau mengikuti perintah kaisar untuk menyembah hari matahari atau hari Minggu hasil dari kekafiran yang di perintahkan oleh kaisar Domitian. (Ini di nyatakan oleh: Dio Cassius, seorang ahli sejarah Roma dalam tulisannya, “Roman History” xvii, 14. 1-3; Loeb ed. Vol 8, p. 349,). Catatan: Kaisar Domitian adalah salah satu kaisar paling kejam yang menganiaya orang-orang Kristen pemelihara Sabat mula-mula dan ia juga merupakan kaisar yang pertama kali menuntut penyembahan dari rakyatnya pada hari Minggu.. PARALEL DARI 7 PEKABARAN DI ASIA 1. Kota-kota dimana ketujuh jemaat ini dibangun (Why 1:11), terletak di pusat jalan-jalan Roma yang saling berhubungan dengan jarak dari satu tempat ke tempat lain + 30 – 40 mil dengan bentuk yang melingkar. Ketujuh jemaat ini juga mewakili posisi Ketujuh Kaki Dian (Why 1:20). Setiap lampu pada sisi-sisinya saling berhubungan secara paralel, sebagai berikut: a. Pekabaran pertama untuk Efesus dan terakhir untuk Laodekia pararel, keduanya dalam bahaya besar karena kehilangan kasih mula-mula dan menjadi legalis. b. Pekabaran kedua untuk Smirna dan keenam untuk Philadelphia mengomentari keadaan gereja-gereja karena kesetiaan dan mereka tidak menerima celaan. c. Pekabaran ketiga untuk Pergamus dan kelima untuk Sardis paralel dalam kemurtadan, dan hanya sedikit kebaikan yang dapat dikatakan untuk mereka. d. Sedangkan pekabaran keempat untuk Tiatira sangat berbeda: berdiri sendiri dan terpanjang dan mengamarkan sikap acuh dan tidak peduli. 2. 7 pekabaran kepada jemaat-jemaat dalam wahyu 2-3, walaupun mengacu pada abad pertama, dapat juga dilihat atau diaplikasikan secara lebih terperinci untuk masa depan sesuai dengan ciri-cirinya. Merrill C. Tenney, dalam buku Interpreting Revelation (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1957), 50. Mengatakan: ”Ketujuh Jemaat mempersiapkan contuhcontoh atas hal-hal yang dapat menyimpang dalam setiap gereja.” Scofield menyatakan bahwa: “Sesuai dengan asal katanya, pekabaran-pekabaran ini, melampaui jemaat-jemaat lokal yang di maksudkan”. Dalam arti bahwa surat-surat ini memiliki tujuan nubuatan yang menyatakan tujuh fase dalam Sejarah Rohani gereja. (Scofield, W. I., The Scofield Study Bible (Neq York: Oxford University Press, 1996) p1331). 3. Beberapa ahli sejarah menerjemahkan Ke-tujuh Jemaat ini mewakili 7 periode berbeda dalam sejarah dari zaman Paulus sampai pada Kedatangan Yesus Ke-dua kali. (Lihat Merril Unger, Unger’s Bible Dictionary (Chicago: Moody Press, 1975), p 924). Beberapa penafsir lain yang menguatkan hal yang seirama mengenai ke-tujuh periode ini di antaranya adalah: • Schaff yang menggambarkan sejarah gereja Kristen pada ke-7 periode sebagai berikut: a. Periode kerasulan, b. Periode Masalah dan Penganiayaan dari Gereja, c. Periode kompromi serta penyatuan gereja dan negara, d. Periode Abad pertengahan, e. Periode Reformasi, f. Periode dari prostestan ortodox, saat itu doktrin menjadi lebih penting daripada praktek, g. Periode ketidakpercayaan dan misi sedunia. (Di kutib dari buku karangan Philip Schaff. Yaitu: History of the Christian Church, 3rd ed. (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1910), 13-20.) • Thomas Newton yang mengatakan bahwa ke-tujuh surat nubuatan tersebut berada dalam periode berurutan dari gereja dalam sejarah dari permulaan hinga kesudahan sejarah. (Thomas Newton, Dissertation on the Prophecies, Vol II Tenth Edition (London: F.. C. and J. Rivington, et. Al., 1804), 167), • Juga E. G. White yang mengatakan bahwa ke-tujuh surat dalam Wahyu pasal 2 dan 3 adalah melambangkan tujuh periode sejarah gereja sepanjang jangka waktu yang berbeda-beda dari Mashab Kriste. (Ellen G. White, “Kisah Para Rasul,” Alfa dan Omega jilid 7 (Bandung: Indonesia Publishing House, ), 461) JEMAAT EFESUS (31-100 AD) 4. Pekabaran untuk Jemaat di Efesus, Yesus berbicara sebagai pemegang 7 bintang dan berjalan di antara 7 Kaki Dian Emas. 7 Kaki Dian Emas adalah 7 gereja yang melambangkan gereja yang di harapkan bersinar dan cemerlang seperti bintang. Yesus menekankan bahwa Dia memegang ketujuh bintang ini di tangan kanan dan mereka aman dalam Dia manakala mereka bergantung sepenuhnya dalam Dia. 5. Arti kata Efesus adalah “Yang paling diinginkan”. Jemaat di Efesus didirikan olah Aquila dan Priscilla (Kisah 18:18-19) dan juga pengkhotbah muda Apollos (Kisah 18:23-26). Di organisir sebagai jemaat oleh Rasul Paulus pada pelayanannya dari tahun 52-55 AD saat Paulus melayani selama + 3 tahun (Kisah 20:31), dan kepada gereja ini dia kirimkan suratnya yang kita kenal sekarang sebagai Kitab Efesus. Namun di samping reputasi kota yang terkenal kejahatannya, jemaat di Efesus bertumbuh dengan pesat, dimana kemudian Timotius dan Rasul Yohanes dalam waktu yang sama melayani di tempat ini. 6. Ini adalah Kota yang terletak kurang lebih 60 mil dari Pulau Patmos. Kota Efesus adalah yang terluas dan merupakan kota yang paling penting dari Propinsi Roma di Asia. Terkenal dan penting secara politik, pusat perdagangan, serta pusat agama kafir, juga dikenal sebagai kota yang bebas dan di kunjungi oleh orang-orang dari berbagai negara. Kota ini merupakan tempat dari Dewi kesuburan yang memiliki banyak payudara yaitu : Dewi Artemis atau Diana yang disembah secara fanatik oleh seluruh Asia dan dunia (Kisah 19:27). Patungnya dipercayai jatuh dari Surga. 7. Di kota Efesus ini juga di temukan ajaran-ajaran para pengikut Kaum Nikolaus yang di benci oleh Yesus (ayat 6). Kaum ini adalah para pengikut guru besar Nikolaus yang mengaku sebagai Kristen namun mempraktekkan perzinahan dan memakan apa saja yang di persembahkan pada berhala. Mereka adalah orang-orang Kristen yang merasa bahwa Iman saja sudah membebaskan mereka dari penurutan pada Hukum Allah. Inti ajaran mereka adalah mengajarkan bahwa: a. b. c. Kematian Kristus di salib telah mengakhiri/memakukan/meniadakan 10 Hukum Allah (Ini yang di adopsi kebanyakan Protestan sekarang) Yesus telah menebus manusia dari dosa, jadi hanya perlu percaya saja dan tidak perlu melakukan apa-apa, karena sekali selamat tetap selamat. Bahwa para pelayan gereja haruslah menguasai para anggota jemaat. 8. Kota Efesus terkenal juga dengan praktek-praktek tahyul dan seni-seni sihir ( Kisah 19:19 ). Barclay, dalam buku Letters to the Seven Churches, 13, 14 mengatakan bahwa reputasi dari warga Efesus sangatlah buruk dan orang-orangnya dikenal sangat bertingkah, pengkhayal dan tidak bermoral. Di Efesus juga hidup seorang yang tidak pernah menangis. Menurut tulisan-tulisan kuno, dia tidak pernah tertawa ataupun tersenyum karena dia tinggal di tengah-tengah kenajisan yang mengerikan dari penduduk Efesus : yang hanya cocok untuk ditenggelamkan. 9. Beasley-Murray mengatakan tentang perkembangan jemaat Efesus sbb: “Adalah dapat dimengerti bahwa guru-guru dari berbagai macam latar belakang dan dari setiap doktrin datang ke Efesus, untuk mencari percontohan jemaat dan untuk mempengaruhinya...” (G. R. Beasley-Murray, The Book of Revelation, 2nd ed. Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1981) 10. Barclay juga menegaskan dalam bukunya, bahwa “kadang-kadang kita mengatakan bahwa sangat sulit menjadi orang kristen di lingkungan masyarakat yang modern, serba industri dan bersaing. Marilah kita mengingat Efesus, dan marilah kita ingat juga bahwa ada orang-orang kristen disana.” 11. Pekabaran Yesus kepada jemaat di Efesus cocok dengan periode tertentu dari sejarah kekeristenan, yaitu setelah kebangkitan Yesus sampai matinya rasul terakhir pada abad pertama, dan ini di sebut sebagai periode kerasulan. Tapi saat Yohanes menulis buku Wahyu ini, yaitu pada dekade terakhir dari abad pertama ini, jemaat kekeristenan masa itu mulai kehilangan semangat dari cinta mula-mula, dan kemudian menyimpang dari kesederhanaan dan kemurnian Injil. (Mengiringi Jemaat Efesus ini adalah Pembukaan Meterai ke-tiga (Wahyu 6:1, 2) yang menampakkan Penunggang Kuda Putih, ini menggambarkan pengumandangan Injil kepada dunia melalui jemaat yang setia. Namun saat injil itu dikhotbahkan, terjadi perpecahan, yang lain menerima sedangkan yang lain menolak. Ini gambaran bagi gereja yang mulai kehilangan kasih mula-mula.) JEMAAT SMIRNA (100-313 AD) 12. Pekabaran untuk jemaat di Smirna, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan yang hidup kembali. Artinya Yesus hidup dalam kuasa yang tak berakhir. Dan hanya Dialah yang berhak mengaruniakan mahkota kehidupan bagi mereka yang menang. 13. Smirna berarti “Bau yang manis” . Kota Smirna dise:but juga “The Beauty of Asia”/”yang terindah dari Asia”, nama modernnya Izmir, merupakan kota pelabuhan perdagangan yang berlokasi di pesisir Timur Laut tengah dan di persimpangan ke Phrygia dan Lydia. Arahnya kurang lebih 35 mil sebelah utara Efesus. Pada abad pertama, Smirna memiliki + 200.000 tempat tinggal. Statusnya sebagai kota bebas dan merupakan pusat politik, agama dan kebudayaan, pengetahuan serta pengobatan. Memiliki banyak bangunan-bangunan kebanggaan seperti stadion, perpustakaan, dan ampi-teater umum terbesar di propinsi tersebut, yang mempunyai tempat duduk + 20.000 orang. 14. Kota Smirna dikenal sebagai kota para martir. Disinilah terjadi pengeksekusian + 1500 orang setelah bapa gereja Policarpus. Policarpus adalah bapa gereja untuk Smirna, bekerja selama + 40 th, dia ditangkap oleh kaisar Status Quadratus. Di smirna ini juga terjadi penganiayaan “10 hari = 10 tahun” (th. 303-313) oleh kaisar Diolection dan Gelarius yang lebih kejam dari penganiayaan Roma kafir yang membunuh + 8000 orang-orang Kristen 15. Kehidupan kekeristenan di Smirna dalam “kesusahan dan kemiskinan” (Why 2:9). Ada 2 hal yang sangat mempengaruhi kondisi ini : 1. Kota itu pusat penyembahan pada Kaisar/para penguasa. Sekali setahun rakyat diperintahkan membawa sembahan pada dewa kaisar dan diberi penghargaan. Namun yang menolak perintah tersebut akan dihukum mati. 2. Kehadiran populasi bangsa Yahudi yang juga sangat bermusuhan dengan orang-orang kristen. Yang paling menyedihkan lagi orang-orang Yahudi ini bersekutu dengan kekafiran dalam membenci dan menganiaya orang-orang kristen. (Mengiringi Jemaat Smirna ini adalah Pembukaan Meterai ke-dua (Wahyu 6:3-4) menampakkan Penunggang Kuda Merah, ini menggambarkan peperangan perlawanan pada injil. Untuk mereka yang menolak Injil, kelaparan rohani mengikuti kematian rohani. Masa ini adalah masa dimana gereja mulai menyimpang dari semangat para pelopor mula-mula dan mulai menderita penganiayaan, Kisah Para Rasul 20: 29, 30). JEMAAT PERGAMUS (313-538 AD) 16. Pekabaran pada Jemaat di Pergamus adalah bahwa Yesus memakai Pedang tajam bermata Dua. Dia berada dalam posisi dan otoritas yang dapat memberi berkat bagi yang mengikuti dan kebinasaan bagi yang menolak. Bagi siapa saja yang menang dalam pergumulan ini, Dia akan berikan Manna baru dan Nama baru di sorga. 17. Arti dari Pergamus adalah “Yang di tinggikan”. Ini adalah masa di mana Kaisar Konstantin berpura-pura menjadi Kristen namun tetap membawa cara-cara penyembahan kekafiran kedalam gereja.. Di masa inilah berkembangnya kekuasaan Kepausan dengan ide bahwa para Bishop Roma harus menguasai seluruh dunia sebagai “allah di atas bumu” 18. Pada masa Yohanes, kota pergamus adalah Ibu kota propinsi Roma di Asia, terletak + 40 mil utara-Timur laut dari Smirna. Pergamus adalah pusat Intelektual dari keseluruhan dunia Helenistik. Ada universitas terkenal dengan Fakultas kedokterannya di Asclepios. Disinilah hidup Galery, seorang ahli pengobatan terkenal. 19. Di pergamus ini ada perpustakaan yang berisi 200.000 surat gulungan (scroll) dari kulit haus. Ini perpustakaan ke 2 setelah yang ada di Aleksandria. Letaknya strategis, di dataran tinggi dengan satu jalah utama. 20. Kota pergamus ini juga merupakan pusat agama yang besar dan penting. Why. 2:13, menyebutkan: “Berdiam... di tempat tahta Iblis,” Hal ini benar karena disinilah berdiri kuil-kuil megah untuk menyembah Dewa Zeus, Athena, Dioysus, dan Asclepios atau dewa Ular (dari sinilah kedokteran menemukan lambang penyembuh, tonggak/cawan dan ular melingkar). Di puncak dari kota itu berdiri altar Zeus yang besar, terlihat seperti tahkta yang terus dipenuhi asap pengorbanan. Ada juga tempat suci untuk dewa ular penyembuh, Asclepios. Tidak heran kalau kedua dewa ini sangat dikenal sebagai “Juruslamat “ dengan lambang ular. Kota ini juga kota pertama di Asia yang mendukung penyembahan untuk Kaisar/penguasa. Itulah yang membuat kota ini disebut Tahta Iblis. 21. Bahaya besar untuk gereja Kristen zaman Pergamus adalah tuntutan Kaisar Domitian agar masyarakat menyembah kaisar sebagai allah, sebagai tes kesetiaan dan siapa saja yang tidak menurut akan dibunuh. Disinilah Antipas, saksi yang setia itu dibakar sampai mati. Antipas ini bukanlah satu orang, melainkan mereka yang menolak ide untuk mengakui para bishop Roma sebagai penguasa gereja. Di Pergamus ini juga muncul para penganut Balak yang mempunyai ajaran-ajaran sesat seperti kelompok Nikolaus ( Why 2:15). Sumber pengajaran Penganut Balak ini adalah ajaran Bileam yang menuntun bangsa Israel untuk merayakan pesta-pesta dan hari-hari raya di mana puncak dari perayaan ini adalah pesta topeng (haloween) yang akan berakhir dengan perzinahan besar-besaran dengan siapa saja sepanjang malam. 22. Harus diingat ! Zaman Pergamus adalah masa transisi/pergantian kekuasaan dari Roma kafir yang berubah menjadi Roma Modern (Kepausan). Dengan demikian agama menjadi gaya hidup dan penuh kompromi. Zaman Pergamus ini ditutup dengan dekrit kaisar Justinian, th. 538 yang berisi “Paus memiliki kekuasaan politik secara penuh dalam kerajaan Roma Barat,” – sejak saat itu resmilah Paus menjadi pemimpin agama sekaligus pemimpin politik. (Mengiringi Jemaat Pergamus ini adalah Pembukaan Meterai ke-tiga (Wahyu 6:5-6) yang menampakkan Penunggang Kuda Hitam, ini menggambarkan kelaparan akan firman Allah. Hal ini menunjukkan kondisi kelaparan yang serius (penggenapan dari Amos 8:11-13). Dimasa ini Gereja menjadi rusak, Firman Allah menjadi nomor dua setelah tradisi, itu sebabnya gereja harus bertobat). JEMAAT TIATIRA (538-1517 AD) 23. Pekabaran untuk Jemaat Tiatira, bahwa Yesus datang sebagai Anak Allah yang Mata-Nya bagaikan Nyala Api dan kakiNya bagaikan tembaga. Artinya bahwa Dia sedang melihat di kedalaman hati dan memiliki hikmad dalam segala sesuatu. Dia juga akan brtindak segera untuk menyelesaikan apa saja yang harus di kerjakan serta memberikan kuasa memerintah atas bangsa-bangsa. 24. Arti Tiatira adalah ”Pengorbanan dan Kerendahan Hati”. Di sini adalah gambaran gereja di padang belantara. Kota Tiatira terletak + 40 mill kearah Tenggara dari Pergamus serta merupakan pusat pertemuan 2 jalan utama yang menjadi urat nadi pengadaan barang-barang dagangan. Namun kota ini adalah kota terkecil dan kurang penting dari antara 7 kota. Tidak mempunyai agama yang istimewa serta kurang menonjol dalam hal politik. Masyarakatnya adalah pekerja-pekerja yang miskin (kebalikan dari Pergamus) namun hasil perindustriannya sangat terkenal, seperti: Royal Purple (dibuat dari kerang dan berwarna ungu) dan woolen goods(kain-kain ungu mahal yang dicelup dalam cairan ungu). Penjual kain ungu di Filipi, Lydia juga merupakan orang Kristen pertama yang ditobatkan di Eropa dan dia berasal dari kota Tiatira (Kisah Para Rasul 16:14). 25. Orang-orang di Tiatira tidak menghadapi bahaya agama kafir ataupun gaya hidup kafir. Mereka tidak juga di bawah tekanan penguasa atau bangsa yahudi. Bencana untuk jemaat ini tidak datang dari luar tapi datang dari dalam. Kota Tiatira ini terkenal dengan serikat-serikat buruhnya dan bahaya yang bisa terjadi pada jemaat adalah dari serikat buruh ini karena tidak seorangpun akan dapat memperoleh pekerjaan atau menghasilkan uang kalau tidak menjadi anggota serikat buruh. 26. Orang-orang kristen di Tiatira tidak bisa bergabung dengan serikat-serikat buruh karena beberapa alasan : (1). Setiap anggota serikat buruh diharuskan hadir dalam festival perserikatan di kuil-kuil dan membagikan makanan-makanan yang biasa dipersembahkan pada dewa-dewa perserikatan. Puncak acara dalam festival ini sering berakhir dengan mabukmabukkan serta perbuatan-perbuatan maksiat yang tidak bermoral (seks bebas). (2). Mereka yang tidak mau bergabung dalam festival ini akan menderita ejekan, kesulitan dalam penghasilan sosial dan sanksi ekonomi. 27. Izebel di Tiatira adalah lambang wanita yang mengaku memiliki karunia bernubuat dan mempraktekkan kuasa yang besar yang menurutnya diberikan oleh Tuhan.. Dinamakan Izebel sama seperti istri raja Ahab di Perjanjian Lama ( I Raja-raja 16:31-33) yang melemahkan iman bangsa Israel dengan memperkenalkan penyembahan dewa baal dan dewi Astarte (dewi cinta/ nafsu birahi). Di Tiatira ajaran Izebel mengajarkan agar seluruh anggota perserikatan tersebut mempraktekkan percabulan, dan perzinahan massal sebagai bentuk penyembahan berhala. 28. Abad pertengahan atau yang disebut “Abad kegelapan” (Abad 6-16) sangat cocok dengan ciri-ciri jemaat Tiatira. Inilah periode yang gelap dan sulit dalam sejarah gereja kristen saat tradisi gereja dan kuasa negara/kekafiran menggantikan Alkitab sebagai sumber dan penuntun iman. Tejadi percabulan rohani, Alkitab dan ajaran/dokterin yang murni di gabungkan dengan ajaran kekafiran sehingga menghasilkan kemurtadan agama. Orang-orang dituntun menyimpang dari kesederhanaan Injil. Saat inilah ‘usaha pribadi’ dinggap memiliki arti untuk memperoleh keselamatan. Mereka yang menentang akan di kucilkan dan dianggap bidat serta dianiaya. Disinilah periode Pernganiayaan Umat-umat Allah oleh Roma Kepausan berlangsung selama seribu tahun lebih yang dimulaikan tahun 538 saat Paus mulai berkuasa sampai tahun 1798 saat Paus ditangkap dan kehilangan kekuasaan politiknya.. 29. Diperiode Tiatira inilah berakhir dengan Reformasi oleh Martin Luther th 1517 dengan 95 thesisnya di pintu gerbang Wittenberg. Namun ada beberap ahli yang setuju bahwa periode Tiatira ditutup th 1563, saat konsili Trent diadakan saat itulah Roma menolak reformasi dan menyatakan ‘semua yang terlibat dalam reformasi harus dibinasakan.’ Sejak saat itu para reformator Protestan seperti Tyndale, John Wiclift, John Huss, dll... dianiaya dan dibunuh. (Mengiringi Jemaat Tiatira ini adalah Pembukaan Meterai ke-empat (Wahyu 6:7-8) yang menampakkan Penunggang Kuda Hijau Kuning (Warna Pucat), ini menggambarkan penyakit sampar dan kematian yang dihasilkan oleh kelaparan dari meterai ketiga disini keadaan kerohanian Gereja mati karena sedikit kompromi, dan muncul penganiayaan dari Gereja murtad. Ini adalah gambaran gereja yang di penuhi nabi-nabi palsu). JEMAAT SARDIS (1517-1830 AD) 30. Pekabaran untuk Jemaat di Sardis, bahwa Yesus memiliki ke-tujuh Roh Allah dan ke-tujuh bintang. Artinya Dia memimpin ketujuh Jemaat itu dalam tangan-Nya dan Dia juga menyediakan tujuh anugrah Roh pada jemaat-Nya untuk menjadi bagian dalam kitab kehidupan di hadapan Bapa dan para Malaikat-Nya. 31. Sardis berarti: “Apa yang masih tinggal”. Ini adalah masa munculnya Gereja Protestan sebagai hasil dari reformasi. Namun nasehat bagi Tiatira adalah: “Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah”. Ini berarti akan tiba masanya tatkala mereka berhenti mencari kebenaran dan memutuskan untuk tidak lagi mengikuti apa yang bapa-bapa iman mereka ikuti. Ini di mulai dengan gerakan penipuan reformasi dari Roma di mana munculnya para reformator dari Roma yang menolak pemeliharaan Sabat hari ke tujuh yang di pelihara gereja di padang belantara dan menggantinya dengan penyembahan hari Minggu. 32. Kota Sardis terletak + 30 mil sebelah tenggara dari Tiatira. Kota ini memiliki sejarah yang menarik. Kurang lebih 6 abad sebelum kitab Wahyu ditulis, kota Sardis adalah satu dari kota-kota terbesar zaman purba. Sardis saat itu merupakan Ibu kota kerajaan Lydia, yang diperintah oleh Croesus yang kaya-raya. Pada periode Roma, kota Sardis pada masa itu telah kehilangan pengaruhnya di dunia purba. Meskipun demikian penduduknya masih tetap dapat menikmati harta dan kekayaan mereka. Pada masa Rasul Yohanes, kemuliaan dan kebanggaan Sardis lebih besar dan berakar dari sejarah masa lampau gantinya kenyataan yang sebenarnya yang ada waktu itu. 33. W. M. Ramsay dalam buku The letters to the Seven Churches. 2nd ed. (Peabody, MA: Hendricksen, 1994), mengatakan : “Tidak ada kota di Asia yang pada waktu itu menunjukkan perbedaan yang sangat tajam antara kemuliaan masa lalu dan kemunduran masa sekarang seprti Sardis.” 34. Pada abad pertama saat Rasul Yohanes menuliskan kitab Wahyu, kota Sardis adalah pusat pengerajin wol dan industriindustri cat. Dewa pelindung kota ini adalah Dewi Cybele dimana kuilnya ditempati imam-imam yang di kebiri. Menurut Robert H. Mounce dalam The Book of Revelation Vol. 17 (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1977), bahwa Dewi Cybele tersebut sama dengan dewi Artemis dalam bahasa Grika, yang dipercayai memiliki kekuatan istimewa yang mampu menghidupkan kembali orang yang sudah mati. 35. Arti kata Sardis adalah “mereka yang menyelamatkan diri atau sisa”. Orang-orang protestan pertama kali keluar dari zaman ini. Reformasi protestan yang berpusat pada Pembenaran Oleh Iman dan Penyucian Oleh Iman juga dimulai dari sini, namun sebagaimana amaran yang diberikan untuk Sardis (Why 3:1-2) bahwa “pekerjaannya tidak sempurna dihadapan Allah”, begitu juga orang-orang Protestan zaman Sardis ini. Karena setelah Martin Luther meninggal, reformasi dilanjutkan oleh Melancton namun tidak terlalu kuat dan berakar sehingga pekerjaan “Pembenaran Oleh Iman” mulai ditinggalkan. Reformasi menurun dan muncullah kaum protestan orthodoks. Di periode ini, penipuan Reformasi yang merusak metode penafsiran Historis kaum Reformasi yang asli itu lahir, yaitu: a. Paham Futuris yang banyak dianut golongan Pentakosta dan Karismatik. Dikembangkan oleh Francisco Riberia (1537-1591). Paham ini di dukung oleh Manuel De Lacunza (1731-1801) yang menggunakan nama samaran Yahudi: Juan Josafa, Ben-Ezra tahun 1791, yang menulis buku: “The Coming of the Messiah in Glory and Majesty” atau Kedatangan Mesias di dalam Kemuliaan dan Keagungan yang menempatkan antikris itu bukan secara historis (Sejarah) seperti yang di tuduhkan para reformator asli, tapi mengusulkan antikristus itu di masa depan. Ini kemudia di adopsi dan di kembangkan oleh: Edward Irving (1792-1834) seorang Penganut Presbiterian dari Skotlandia dan pendahulu gerakan Pentakosta dan Kharismatik, dll (di ambil dari: “The Catholic Origins of Futurism and Preterism,” Bible Speaks Prophecy diakses dalam http: //www.aloha.net/~mikesch/) b. Paham Preteris yang di anut kaum Protestan pada umumnya. Paham ini diusulkan oleh seorang penganut Katholik dari ordo Yesuit bernama Luis de Alcazar (1554-1613), yang menulis sebuah komentar yang disebut Penyelidikan akan Pengertian Tersembunyi dari Apokalips, ada 900 halaman. Idenya ialah semua nubuatan kitab Wahyu diterapkan kepada zaman Roma kafir dan terhadap enam abad pertama dari Kekristenan. (di kutip dari: http://www.cephasministry.com/index_preterism.html). Preterist ini yang di kembangkan oleh kaum Idealis yang mengatakan bahwa nubuatan di Alkitab hanyalah lambang belaka dan Alkitab hanyalah sastra kuno yang mempunyai nilai rohani yang baik untuk manusia. 36. Pekabaran Yesus untuk jemaat Sardis adalah “Berjaga-jagalah (Why 3:3). Lokasi kota itu membuat penduduknya terlalu percaya diri, sehingga tembok benteng tidak dijaga oleh tentara. Akibatnya kota itu pernah ditaklukkan 2 kali oleh Cyprus dari persia ( 549 BC ) dan Antiokus ( 218 BC ). Sifat yang lalai dan terlalu percaya diri dari Sardis merembes masuk ke dalam tubuh jemaatnya sehingga tidak heran mereka disuruh untuk “berjaga-jaga”. (Mengiringi Jemaat Sardis ini adalah Pembukaan Meterai ke-lima (Wahyu 6:9-11) yang menggambarkan permohonan dari para Martir untuk penghakiman. Ini menunjukkan situasi umat-umat Allah dalam pertentangan dunia dalam 2 kelompok pada zaman reformasi dimulaikan; mereka yang menganiaya dan mereka yang dianiaya). JEMAAT FILADELFIA (1830-1850 AD) 37. Pekabaran untuk Jemaat di Filadelfia, bahwa Yesus adalah Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud, ini adalah pernyataan bahwa apabila Dia membuka, tak seorangpun dapat menutup, dan apabila Dia menutup, tak seorangpun dapat membuka. Ini adalah janji bagi umat-Nya agar tetap setia karena tak seorangpun dapat mengambil mahkota yang telah Dia sediakan. 38. Arti Filadelfia adalah: “Kasih Persaudaraan”. Kota Filadelfia (sekarang Alaseir) adalah yang termuda dari ke-7 kota lainnya. Terletak kurang lebih 25 mill sebelah tenggara dari Sardis. Di daerah perbukitan tinggi volkanik (pegunungan berapi) yang luas, juga merupakan kota dengan benteng yang kuat. Kota ini dibangun oleh Raja Attalus II (159-138 BC) yang karena cintanya pada saudaranya Eumenes II memberinya nama belakang Philadelphus. Dari sinilah nama Filadelfia diambil yang artinya “cinta persaudaraan”. 39. Filadelfia adalah lambang Kota Misionaris yang mempromosikan bahasa Grika serta kebudayaan bangsa Grika ke daerah Lydia dan Phrygia. Wahyu 3:8 mengatakan “membuka pintu”, Posisi kota yang strategis itu menghadapkan pintu gerbangnya ke arah timur. Pintunya selalu terbuka untuk penyebaran bahasa dan kebudayaan. Itulah sebabnya pekabaran pada jemaat Filadelfia memberikan kesempatan besar bagi para misionaris membawa pekabaran Injil dari Yesus ke seluruh dunia (I Kor. 16:9; 2 Kor 2:12; Kolose 4:3) 40. Jemaat Filadelfia juga melambangkan jemaat Reformasi. Disinilah penghkotbah bersaudara, Wesley, mendirikan gereja Metodis. Dari sini juga muncul pengkhotbah tentang kedatangan Yesus ke-2 kali yaitu William Miller.serta Pergerakan Advent. 41. Banyak yang mengerti bahwa jemaat Filadelfia cocok pada periode abad ke 18 dan 19 yang merupakan kebangunan besar dari protestan. Banyak pergerakan yang muncul dengan iman yang sungguh-sungguh yang membentuk persaudaraan kekristenan dan pengorbanan diri. Masa inilah kemajuan pekabaran Injil tersebar dicapai seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kekristenan. Kalau di Sardis adalah amaran bagi gereja yan gmulai mati secara rohani, maka di Filadelfia ini adalah amaran bagi kebanyakan gereja-gereja hasil Reformasi yang mulai jatuh karena menolak pekabaran kedatangan Yesus Ke-dua kali (Mengiringi Jemaat Filadelfia ini adalah Pembukaan Meterai ke-enam (Wahyu 6:12-16) yang membawa kita pada bagian akhir dari sejarah dunia (akhir zaman). Itu menggambarkan penghakiman yang datang saat “mereka yang diam di bumi” mencari cara bagi diri mereka untuk menghindari murka Anak Domba (6:17)) JEMAAT LAODEKIA (1852-PENUTUPAN PINTU RAHMAT) 42. Di Jemaat Laodekia Yesus sebagai Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dan penguasa dari ciptaan Allah. Ini menyatakan bahwa Dia-lah puncak pernyataan dari apa yang Allah Firmankan. Dan Dia memiliki otoritas yang besar yang memberi jaminan istimewa pada umat-Nya yang menang untuk duduk di atas tahta Allah bersama dengan-Nya. 43. Kota Laodikia (sekarang Eskihisar), terletak kurang lebih 45 mill sebelah tenggara dari Filadelfia dan kurang lebih 40 mill sebelah timur dari Efesus. Kota ini merupakan pusat perdagangan dan sumber keuangan terbesar pada waktu itu. Karena kekayaannya, mereka bangga dan bahkan tidak mau menerima bantuan pemerintah Roma dan membangun kota mereka dengan uang mereka sendiri (Catatan Tacitus, Annals 14.27) 44. Kebanyakan hasil kekayaan itu didapatkan dari pabrik-pabrik pakaian dan transaksi-transaksi perbankan. Di kota Laodikia ini juga terkenal dengan Kualitas busa terbaik dan wol hitam licinnya yang digunakan untuk membuat berbagai macam pakaian dan karpet-karpet yang dieksport ke seluruh dunia. Dunia perdagangan membuat kota itu pusat perbankan yang penuh emas. 45. Di Kota Laodekia ini juga terkenal dengan sekolah kedokterannya yang mempunyai reputasi terbaik untuk perawatan luka mata dengan menggunakan salep yang dibuat dari “Phyrgian powder” yang dicampur dengan minyak. 46. Masalah untuk Laodikia adalah air. Kurang lebih 6 mil ke utara terdapat kota Hierapolis di pegunungan. Dari sana keluar air bersih (mata air) yang panas dan dapat digunakan untuk pengobatan. Sejak kota Laodikia tidak mempunyai persediaan air alamiah, mereka menggunakan air yang melewati sungai sepanjang 6 mil itu. Namun saat air Hearapolis itu mencapai kota Laodekia, airnya sudah berubah menjadi hangat (tidak panas, tidak dingin), walaupun masih baik untuk mandi, tapi tidak bisa diminum, juga tidak berguna lagi buat pengobatan. Itulah sebabnya kondisi Jemaat Laodikia disebut sebagai jemaat yang suam-suam kuku (Why. 3:16). 47. Arti Laodekia berarti “Di hakimi”. Ini adalah masa yang sangat penting karena kita hidup di masa di mana “Penghakiman Pemeriksaan” sedang berlangsung untuk melihat siapa-siapa yang akan di selamatkan dan siapa yang tidak. Yohanes menempatkan pekabaran untuk jemaat Laodikia sebagai model bagi gereja pada periode terakhir dari sejarah dunia dan ini didukung dengan konsep paralel antara pekabaran Laodikia ini dan amaran terakhir bagi orang-orang kristen yang tinggal di masa tiga roh najis pada perang Armagedon (Why 16:15). Jemaat terakhir ini disebut sebagai jemaat yang paling bermasalah; melewati gerak politik yang besar, keagamaan yang besar dan pancaroba sekularisasi serta menghadapi tantangan-tantangan yang tidak pernah dilakukan oleh generasi kekeristenan yang sebelumnya. Disamping itu mereka juga diindikasaikan: setengah hati, gereja yang mencukupkan diri sendiri sebagaimana ciri-ciri yang terdapat pada kota Laodekia dahulu. (Mengiringi Jemaat Laodekia ini adalah Pembukaan Meterai ke-tujuh (Wahyu 8) menandai munculnya kegelapan yang menggambarkan “keteduhan setelah badai penghancuran yang disebabkan oleh kedatangan Kristus kedua kali. Pembukaan meterai ketujuh ini juga diikuti dengan peniupan 7 Sangkakala. Ini mengingatkan kita pada Hari Raya Meniup Serunai yang dilakukan 10 hari sebelum hari pendamaian dumulai. Sedangkan 7 sangkakala melambangkan peristiwa-peristiwa besar yang terjadi sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali). KESIMPULAN LATAR BELAKANG KE-7 JEMAAT Masalah-masalah dari dalam yang menyerang jemaat-jemaat di Asia ini memberikan gambaran keadaan umat-umat Allah sepanjang zaman sejak semua nubuatan-nubuatan dalam Perjanjian Lama mulai digenapi dalam Perjanjian Baru dimana sejarah kekristenan abad pertama dimulai dan akan terus berlangsung hingga Yesus datang pada kali yang ke-2 Beberapa jemaat, sebagian besar anggota-anggotanya setia, tetapi ada beberapa orang termasuk pemimpinpemimpin dari Jemaat itu tidak setia ataupun menjadi pembuat masalah. Di lain pihak jemaat-jemaat seperti Tiatira, Sardis, dan Filadelfia, justru sebagian besar anggotanya dalam kemurtadan, bahkan ketika sampai di jemaat Laodekia, tidak ada gambaran yang baik walau sedikitpun yang dapat dikatakan untuk dipuji. Keadaan umat-umat Allah Zaman Akhir ini haruslah menjadi pelajaran yang paling istimewa bagi kita sekarang agar kita tidak membuat kekeliruan seperti yang mereka lakukan, dengan demikian kita akan bersedia tanpa cacat pada kedatangan Yesus nanti. Amaran-amaran ini di berikan secara khusus kepada: (1). Gereja-gereja Di Asia Kecil. Secara harafiah, Pekabaran-pekabaran dalam buku Wahyu diberikan sebagai amaran untuk gereja-gereja di kota-kota ke mana alamat-alamat yang tertulis dalam surat itu, untuk menyadari kondisi keberadaan mereka sebagai umat pilihan. Namun secara Rohani, itu di tujukan pada Gereja-gereja Tuhan sebelum kedatangan ke-dua kali agar jangan mengulangi kegagalan jemaat-jemaat tersebut sehingga mengakibatkan kebinasaan. (2). Untuk tiap-tiap Pribadi/Individu. Berbahagialah Ia yang mendengarkan “apa yang dikatakan roh kepada jemaatjemaat” (Wahyu 2:7). Pelajaran-pelajaran di seluruh isi surat itu dapat terjadi kepada setiap orang di mana saja. Itu sebabnya kita harus selalu membuka diri untuk terus menyelidiki maksud Roh tersebut sehingga dapat di terangi dengan lebih baik lagi. (3). Kepada denominasi-denominasi dan gerakan-gerakan keagamaan sekarang. Kita bertanggung jawab untuk mengajarkan pekabaran dalam kitab Wahyu tenang kesalahan-kesalahan mereka dan kita juga berhak atas pahala yang dijanjikan kepada denominasi-denominasi, gereja-gereja itu bilamana mereka tidak mau bertobat. Jika Saudara/i ingin belajar atau menyelidiki pelajaran-pelajaran nubuatan ini lebih lanjut, silahkan menghubungi gereja Masehi Advent Zhari Ke-Tujuh terdekat atau hubungi: Pdt. Stenly Karwur Email: [email protected] Web site: skarwurcorps.webs.com Telp: +62 813 5695 3006