Ringkasan Khotbah Minggu, 08 Januari 2017, oleh Ps. dr. Liem Pik Jiang, M. Th. MELAKUKAN PEKERJAAN BAIK Efesus 2:1-10 Kitab Efesus terdiri atas dua tema dasar, pertama, bagaimana kita ditebus oleh Allah (Ef. 1-3) dan Kedua, Bagaimana kita harus hidup sebagai umat yang telah ditebus (Ef. 4-6). Jadi intinya Paulus menjelaskan bahwa: A. Manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari hukuman dosa. B. Manusia diselamatkan karena Tuhan berkorban untuk menebus manusia dari hukuman dosa (Ef. 2:15-16). Yang dimaksud dengan ayat ini: kematian Kristus telah mengakhiri masa berlaku hukum sipil, hukum upacara/ritual, dan segala perlambangan yang menggambarkan Kristus karena telah digenapi secara lengkap. Ritual dan aneka peraturan hanyalah lambang untuk mengingatkan Israel agar mereka memiliki moral yang baik. Tetapi tuntutan moral tidak dapat batal, sebab sebelum Taurat ada, tuntutan moral telah ada. Itulah sebabnya setelah diselamatkan maka kita perlu belajar untuk menuruti firman Allah dalam formulasi Hukum Kasih. C. Oleh karena itulah kita harus menjalani kehidupan yang benar sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan. Kehidupan yang harus kita jalani sebenarnya harus jauh lebih berkualitas dan baik dibandingkan dengan orang yang berbuat baik untuk memperoleh keselamatan. Belajar untuk hidup selaras dengan kehendak Allah inilah yang dimaksudkan ketika Paulus berkata bahwa kita dipanggil untuk melakukan pekerjaan baik. Apa saja pekerjaan baik itu? 1. Dipanggil untuk menjadi teladan bagi dunia ini. Hak kesulungan menjadi milik kita dalam Kristus. Dan memiliki hak kesulungan itu berarti kita dipanggil untuk menjadi teladan bagi dunia ini. Israel jasmani dipanggil menjadi teladan bagi dunia ini, tetapi mereka mengalami kegagalan berulang kali. Panggilan tersebut sekarang juga diberikan kepada kita. Israel menerima Taurat untuk mengingatkan mereka akan kehendak Tuhan ini, tetapi berulang kali justru mereka hidup lebih bejat dan jahat dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain yang harus mereka pimpin. Kita orang percaya tidak boleh menjadi serupa dengan dunia ini. Jangan ingin menjadi sama dengan mereka, tetapi kita harus memberi teladan bagaimana seharusnya hidup sesuai kehendak Tuhan (Rm. 2:1-2). Waktu perlambangan aneka ritual dan peraturan Taurat telah berakhir, tetapi tuntutan moral tersebut harus diwujudkan dalam tindakan nyata sehari-hari. Itulah sebabnya Paulus mengingatkan jemaat Efesus untuk menghindari hal-hal yang berdosa (Ef. 5:1-11). 2. Dipanggil untuk memberitakan kehendak Tuhan, yaitu kehendak Tuhan untuk menyelamatkan, kehendak Tuhan agar manusia hidup terpisah dari dunia, kehendak Tuhan untuk pemulihan Kerajaan Allah secara penuh (Mat. 28:19-20). Belajar bersaksi tentang Tuhan, bersaksi tentang apa yang Tuhan lakukan dalam keseharian kita, mendukung pelayanan dengan sebaik-baiknya, di manapun Anda perlu menjadi garam dan terang, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dll. 3. Dipanggil untuk bertahan dalam menghadapi rencana jahat iblis. Rencana jahat iblis adalah Perpecahan, penyesatan dari iman yang sehat, kekacauan, dll (Ef. 6:1-13). Di balik setiap penyesatan, ada kuasa gelap yang bekerja. Paulus memperingatkan jemaat Efesus secara khusus, dan seluruh jemaat yang menerima salinan surat ini secara umum, bahwa penyesatan dari pihak orang-orang Yahudi yang mencoba membawa orang percaya kembali pada Yudaisme merebak secara luas, dan jemaat harus berhati-hati. Tujuannya agar mereka tidak gugur dalam peperangan rohani melawan iblis dan para pengikutnya. Sebenarnya nasihat Paulus ini benar-benar diperhatikan dan ditaati jemaat Efesus, mereka tidak dapat disesatkan, tetapi jatuh dalam dosa lain, yaitu meninggalkan kasih yang mula-mula kepada Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menegor mereka agar bertobat (Why. 2:1-7). Ketika jemaat Efesus menyimpang, dengan penuh kasih Tuhan memperingatkan mereka dan menuntun mereka kembali pada kehendak-Nya. Untuk itu mari kita selalu bersatu sehingga dapat mematahkan muslihat iblis. Persatuan akan membuat kita kuat. Amin.