2.2.1 Komunikasi Massa

advertisement
BAB2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya
No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
1.
Awaliya
Hubungan Antara -Perilaku
Frisnawati
2012 )
( Intensitas
Teori
-Intensitas
Metode Penelitian
Kesimpulan
Metode Kuantitatif
Bahwa
hubungan
Penonton
antara
REALITY
intensitas
SHOW
dengan
ada
penonton
Kecendrungan
reality
show
Perilaku Prososial
terhadap
pada Remaja
kecendrungan
perilaku
prososial pada
remaja,semaki
n
tinggi
intensitas
penonton
reality
show,maka
semakin tinggi
pula
kecenderungan
perilaku
prososial pada
remaja,semaki
n
intensitas
penonton
reality
tinggi
No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Teori
Metode Penelitian
Kesimpulan
show,maka
semakin tinggi
pula
kecendrungan
perilaku
prososial pada
remaja.
2.
Nurlailah
dan Pengaruh
-Media
Metode Kuantitatif
Dimensi
Suzy Azeharie Program
MTV Televisi
variabel
( 2011 )
Gaya -
independen
terhadap
Hidup
Jakarta
Remaja Hegemoni,
yang memiliki
Budaya
nilai
Massa dan
tertinggi,
Hedonism
dimensi musik
e
dimana
-
pernyataan
Globalisas
mengenai
i
musik
dan
rata-rata
yang
Neokoloni
ditampilkan
alisme
MTV
disesuaikan
dengan
selera
remaja sebagai
khalayak
sasaran
mempunyai
nilai
tertinggi
karena strategi
MTV
mendapatkan
khalayak
dengan
cara
No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Teori
Metode Penelitian
Kesimpulan
melakukan
survei
mengenai
yang
apa
sedang
disukai remaja
dan
musik
seperti
apa
yang
sesuai
dengan
selera
mereka.
3.
P.Tommy
Perbedaan Minat -
Metode Kuantitatif
Terdapat
Y.S.Suyasa dan dalam
Kepribadi
Perbedaan
Fransisca
an
minat
I.R.Dewi
Penggunaan
dan Fungsi
Internet -Minat
dalam
penggunaan
Susanti Savitri Berdasarkan Tipe -Remaja
fungsi internet
( 2005 )
antara
Kepribadian
remaja
yang memiliki
tipe
kepribadian
Introvert
remaja
dan
yang
memiliki
tipe
kepribadian
Ekstravert.
4.
Zizi
An
Papacharissi
Study of Reality Gratificati
And
Exploratory -Uses and Metode Kuantitatif
Andrew Appeal :
Survei
diberikan
ons
kepada realita
-The
pemirsa
L.Mendelson
Uses
( 2007 )
Gratifications
of realita TV
mengungkapka
Reality Shows
context
n bahwa motif
paling
menonjol
tv
No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Teori
Metode Penelitian
Kesimpulan
untuk
penontontv
realita
adalah
kebiasaan
di
waktu
telah
lulus
dan
realitaanalysis
entertainment.
Additional
menunjukan
bahwa mereka
yang
menikmatireali
ta
tv
yang
paling
untuk
hiburan
dan
santai
nilai
juga cenderung
untuk
melihat
konten
yang
diedit
dan
sering
direncanakan
interaksi realita
sebagai realita
eksternal
dengan
mobilitas
rendah
rendahnya
tingkat
interaksi
dan
No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Teori
Metode Penelitian
Kesimpulan
dimana
setiap
invidividu
yang lebih suka
untuk penonton
program
tv
realita
untuk
memenuhi
penggunaan
alternatif yang
dibutuhkan ,
Fungsional
voveuristic dan
persahabatan
dari realita tv
dan daya tarik
pemograman
realistis
didokumentasi
kan.
5.
Luca
Attracted
Stanca,Marco
Unsatisfied : The Consumpti
Gui
and Effects
but -Media
of on
-
Metode Kuantitatif
secara
eksperimental
efek
Marcello
Sensational
Galluci
Content
( 2012 )
Television
-
melihat pilihan
Consumption
Satisfactio
dan
Choices
n
dalam televisi
-Decision
consumption.
Making
We
on Television
sensasional
pada
konten
kepuasan
menemukan
bahwa
kehadiran
No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Teori
Metode Penelitian
Kesimpulan
kekerasan
verbal
satu
dalam
program
yang
menyebabkan
subyek
untuk
penonton lebih
dari
program.Howe
ver itu, subjek
tidak
mengalami
kepuasan yang
lebih
tinggi
dengan
program
ini.
Selain
itu,
mereka
melaporkan
kepuasan yang
lebih
rendah
dengan
experience.The
se
melihat
keseluruhan
temuan
kuat
yang
untuk
penggunaan
jenis
program
yang
berbeda
untuk
manipulation.O
No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Teori
Metode Penelitian
Kesimpulan
verall
eksperimental,
hasilnya
menjadi
tantangan bagi
penggunaan
angka
penonton
sebagai ukuran
kenikmatan
atau kepuasan.
6.
Jody
Baumgartner
C One
‘‘Nation,’’ -The
Under Stephen?
and Jonathan S. The Effects of
Morris
The
( 2008 )
Report
on
Youth
Metode Kuantitatif
Penelitian
effects
menguji
political
pengaruh
Colbert hummor
-The
American colbert
report
The
ini
Colbert
Report,
Mock Comedy
Central
konservatif talk
show,
pada
orang
dewasa
muda. Dengan
memberikan c
nya
haracter
sebagai
ideolog
hiperbolik,
Colbert
mengejek
kepribadian su
ch sebagai Bill
No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Teori
Metode Penelitian
Kesimpulan
O'Reilly.
Namun,
studi
ini menemukan
bahwa
ketika
orang
dewasa
muda
yang
terkena
untuk
Colbert
Laporan
ini
humor, mereka
tidak
menyebabkan
lebih
kritis
paling
kanan.
Sebaliknya,
yang
terjadi
sebaliknya, dan
ada
aff
meningkat
inity
untuk
Presiden
Bush,
Partai
Republik
di
Kongres,
dan
kebijakan
Partai
Republik.
Ir
onically,
Colbert
upaya
untuk
No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Teori
Metode Penelitian
Kesimpulan
mengolok-olok
komentator
konservatif
mungkin
ping
hel
mereka
komentator
yang
sama
menyebarkan
pesan mereka
2.2
Teori Umum
2.2.1
Komunikasi Massa
Tanpa disadari, setiap manusia selalu melakukan komunikasi dengan
manusia lainnya, bukan hanya dalam kegiatan berorganisasi namun dalam
kehidupan manusia secara umum.Tiada hari tanpa berkomunikasi, bahkan
orang yang sedang bermeditasi pun sedang melakukan komunikasi.Karena itu
komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Salah satu
jenis komunikasi yang dilakukan adalah dengan komunikasi massa.
Komunikasi massa melibatkan banyak komunikan, berlangsung melalui
sistem
bermedia
dengan
jarak
fisik
yang
rendah
(artinya
jauh),
memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi (penglihatan dan
pendengaran), biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera.
2.2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukkan kepada
massa atau komunikasi yang menggunakan media massa. Massa disini
adalah kumpulan orang-orang yang hubungan antar sosialnya tidak jelas
dan tidak mempunyai struktur tertentu. Menurut Joseph Devito seperti
dikutip oleh Nurudin :
First, mass communication is communication addressed to masses, to an
extremely large society. This does not mean that the audience include all
people or everyone who reads or everyone who watches television;
rather it means an audience that is large and generally rather poorly
defined. Second, mass communication mediated by audio and or visual
transmitter. Mass communication is perhaps most easily and most
logically defined by its; television, radio, news paper, magazines, films,
books, tapes. (Ardianto dkk, 2004:5)
Pertama komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukkan
kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak
berarti bahwa khalayak yang meliputi seluruh penduduk atau semua
orang yang penonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa
khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan.
Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh
pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi barangkali
akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya;
televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita.
Sedangkan menurut Tan dan Wright, komunikasi massa
merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran atau media
dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal,
berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat
heterogen dan menimbulkan efek tertentu. (Ardianto dkk, 2004:3)
2.2.1.2Proses Komunikasi Massa
Harold D. Laswell mengemukakan suatu ungkapan yang
merupakan cara sederhana untuk memahami proses komunikasi massa
adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut:
a. Siapa (Who); komunikator, orang yang menyampaikan pesan
dalam proses komunikasi massa, bisa perorangan atau mewakili
suatu lembaga, organisasi maupun instansi.
b. Berkata Apa (Says What); pernyataan umum, dapat berupa suatu
ide, informasi, opini, pesan dan sikap, yang sangat erat kaitannya
dengan masalah analisis pesan.
c. Melalui Saluran Apa (In Which Channel); media komunikasi atau
saluran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi
d. Kepada Siapa (To Whom); komunikan atau audience yang menjadi
sasaran komunikasi
e. Dengan Efek Apa? (With What Effect?); hasil yang dicapai dari
usaha penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang
dituju.
Jika dikaitkan dengan penelitian ini yang dimaksud dengan
komunikator adalah program variety show “SLIDE SHOW” dimana
pesan yang disampaikan itu akan dikonsumsi masyarakat secara luas.
Sedangkan pesan adalah isivariety show games yang ada pada program
variety show “SLIDE SHOW” dan media yang menyiarkan adalah
TRANSTV. Sedangkan komunikannya adalah penonton program variety
show “SLIDE SHOW”.Dan yang dimaksud dengan efek atau hasil yang
dicapai adalah minat dan pengetahuan penonton SLIDE SHOW dalam
meningkatkan mutu tayangan program variety show “SLIDE SHOW”.
Dengan uraian penelitian diatas jika dikaitkan dengan unsur-unsur
tersebut, masalah penelitian terletak pada efek yang berupa peningkatan
mutu tayangan. Efek yang timbul dari pesan beraneka ragam disebarkan
oleh komunikator melalui media massa di program variety show “SLIDE
SHOW” kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.
2.2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa terbagi menjadi:
1. Informasi: semua berita yang di informasikan merupakan
komponen paling penting. Dalam berita tersebut istilah jurnalistik
yang digunakan adalah (5W + 1H (What, Where, Who, When,
Why, + How) atau Apa, Dimana, Siapa, Kapan, Mengapa, dan
Bagaimana. Bisa disebut straight news (berita singkat). (Dedy Nur
Hidayat, 2007:66)
2. Hiburan: fungsi hiburan dalam media elektronik menduduki
posisi yang paling tinggi. Ini dikarenakan media massa mengemas
program dengan ide dan kreatifitas yang berfungsi menghibur
masyarakat. Mengapa paling tinggi karena sebagian besar waktu
keluarga di jam primetime dimana keluarga berkumpul dirumah.
(Dedy Nur Hidayat, 2007:69)
3. Persuasi (mengajak): persuasif komunikasi massa tidak kalah
pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Aktifitas Public
Relation atau (PR) dan promosi khusus dalam komunikasi tatap
muka juga menjadi bentuk dari fungsi persuasi yaitu mengajak.
( Dedy Nur Hidayat, 2007:72)
2. Transmisi budaya: salah satu fungsi komunikasi massa yang
paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Hal ini
ditransmisikan oleh individu, orang tua, kawan sebaya, kelompok
primer atau sekunder dan proses pendidikan yang secara rutin di
modifikasikan oleh pengalaman baru yang didapat. ( Dedy Nur
Hidayat, 2007:74)
3. Mendorong Kohesi Sosial: fungsi media massa mendorong
masyarakat untuk bersatu. Paul Lazarfeld dan Robert K. Merton
mengatakan bahwa media juga mempunyai fungsi narcotizing
dysfunction (racun pembius). Meskipun ekstrim, tidak dipungkiri
media massa tidak kelola secara bijak maka akan menjadi racun
dan mengarahkan masyarakat justru menciptakan kemunduran.
Tetapi bila dikelola dengan benar akan menjadi racun yang baik
karena dapat mempersatukan masyarakat. ( Dedy Nur Hidayat,
2007:77)
4. Pengawasan: Bago Laswell, komunikasi massa mempunyai
fungsi pengawasan. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan
penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada
disekitar kita. Dibagi menjadi dua, yakni warning or beware
surveillance atau pengawasan peringatan dan instrumental
surveillance atau pengawasan instrumental. ( Dedy Nur Hidayat,
2007:78)
5. Korelasi: fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari
masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Hal ini berlaku
dalam iklan, karena iklan akan menghubungkan antara pemasang
iklan dengan sasaran iklan tersebut. ( Dedy Nur Hidayat, 2007:82)
6. Pewarisan Sosial: media massa berfungsi sebagai seorang
pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun
informal. (Dedy Nur Hidayat, 2007:86)
2.2.1.4 Elemen –Elemen Komunikasi Massa
Elemen-elemen komunikasi massa antara lain :
1. Komunikator: Komunikator dalam komunikasi massa berbeda
dengan komunikator dalam bentuk komunikasi lain. Komunikator
disini memiliki jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis
yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Komunikator
merupakan
gabungan
dari
berbagai individu dalam sebuah
lembaga media massa. Komunikator dalam media massa bukan
individu, tetapi kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain.
Meskipun ada orang yang dominan, pada akhirnya ia akan
terbatasi perannyaoleh aturan kumpulan orang. Kumpulan orang
itu bisa disebut organisasi, lembaga, institusi, atau jaringan.
Komunikator dalam komunikasi massa bersifat mencari
keuntungan.
Bukan
semata-mata
mencari
keuntungan,
tetapiorientasi keuntungan menjadi dasar pembentukan organisasi.
Media massa tentu tidak menyiarkan informasi semata, tetapi
membutuhkan pemasukan untuk kelangsungan hidup lembaga itu
sendiri.(Dedy Nur Hidayat,2007 : 96)
2. Isi: Media massa mempunyai mempunyai kebijakan sendirisendiri dalam mengelola isinya.
Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus
dimiliki oleh media massa.
Setiap
hari
media
massa
memberikan informasi dan berbagai kejadian diseluruh dunia
kepada audience nya. Televisi menyediakan laporan terkini
sebagai salah satu
tanggung jawab menyediakan berbagai
informasi kejadian di seluruh dunia kepada
Surat
penontonya.
kabar menyediakan berbagai bentuk informasi agar
masyarakat memahami dan lebih tahu. Media cetak tidak hanya
memberitakan dengan straight news semata, tetapi juga feature,
investigative reporting (laporan investigasi), tajuk rencana dan
ulasan lainnya.
Disamping
itu,
media
massa
juga
tidak
sekedar
memberitakan, tetapi juga mengevaluasi dan menganalisis setiap
kejadian
tersebut. Berita tidak sekedar berita, tetapi harus
mempunyai nilai berita yakni membuat masyarakat gemar
membaca, tergelitik untuk mengetahui lebih lanjut, memperluas
cakrawala yang merangsang kemajuan, memperkuat setia kawan
kemanusiaan, dan menggerakan kemajuan kualitatif manusia.
(Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si, 2007:101)
3. Audience: Yang dimaksud audience dalam komunikasi massa
sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca
buku, majalah, koran, atau jurnal ilmiah.
Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audience dalam
komunikasi massa memilik lima karakteristik yaitu :
a) Audience cenderung berisi individu-individu yang condong
untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan
sosial diantara mereka.
b) Audience cenderung besar. Besar disini berarti tersebar ke
berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa.
Karena ada media tertentu yang khalayaknya mencapai
ribuan bahkan jutaan.
c) Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari
berbagai lapisan dan
kategori sosial. Beberapa media
tertentu mempunyai sasaran, tetapi heterogenitasnya juga
tetap ada.
d) Audience cenderung anonim, yakin tidak mengenal satu
sama lain. Sebab, bisa saja sesama audience TRANSTV,
antara anggota keluarga saling mengenal. Akan tetapi,
saling mengenal disini bukan seperti itu maksudnya.
e) Audience secara fisik dipisahkan dari komunikatornya.
Atau dapat dikatakan audience dipisahkan oleh ruang dan
waktu.( Dedy Nur Hidayat, 2007 : 105)
4. Umpan balik: Ada dua macam umpan balik
(feedback)
dalam komunikasi, yakni umpan balik langsung (immediate
feedback) dan tidak langsung (delayed feedback). Umpan balik
langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan
langsung atau ada kemungkinan bisa berbicara langsung.
Misalnya, dalam komuikasi antarpersonil yang melibatkan dua
orang atau komunikasi antar kelompok. Umpan balik secara tidak
langsung, misalnya bisa ditunjukan dalam letter to the editor /
surat pembaca/ pembaca menulis. Umpan balik merupakan bahan
yang
direfleksikan
kepada
sumber/komunikan
setelah
dipertimbangkan dalam waktu tertentu sebelum dikirimkan.
5. Gangguan saluran: Gangguan dalam saluran komunikasi massa
biasanya selalu ada. Di dalammedia gangguan berupa sesuatu
hal, seperti kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraph
yang dihilangkan dari surat kabar. Hal itu juga termasuk gambar
tidak jelas dipesawat televisi, gangguan gelombang radio, atau
langganan majalah yang tidak datang. Salah satu solusi untuk
mengatasi adanya gangguan terhadap saluran (misalnya) adalah
pengulangan acara yang disajikan. Loyalitas kitapada stasiun
televisi tertentu atau pada produk iklan tertentu merupakan salah
satu usaha mengatasi gangguan. Cara lain untuk mengatasi
gangguan adalah dengan mempertajam komunikasi massa. (Dedy
Nur Hidayat,2007: 114)
a) Gangguan semantik: Semantik bisa diartikan sebagai ilmu
bahasa yang mempelajari tentang tata kalimat. Oleh karena
itu, gangguan semantik adalah gangguan yang berhubungan
dengan bahasa.Gangguan semantik lebih rumit, kompleks,
dan sering kali muncul. Bisa dikatakan, gangguan semantika
adalah gangguan dalam proses komunikasi yang diakibatkan
oleh pengirim atau penerima pesan itu sendiri. Media massa
dianggap sukses mengatasi semua itu karena memakai pesan
yang sederhana dan umum, yang mengarahkan sasarannya
pada nilai, mina yang melekat pada diri audience yang paling
rendah sekalipun. Fakta yang paling penting dan menarik hati
ditempatkan diawal tulisan atau paragraf sebagai perhatian
pembaca.5 W + 1 H disebut pada awal tulisan. Kepentingan
data semakin berkurang seperti yang dikenal dengan piramida
terbalik. Kata-kata yang digunakan juga lebih sederhana
dan
denotative, struktur kalimat tidak terbelit-belit dan
dengan paragraph yang singkat.(Dedy Nur Hidayat,2007:116)
6. Gatekeeper: Gatekeeper adalah orang yang berperan penting
dalam media massa seperti surat kabar, majalah, televisi, radio,
internet, video tape, compact disk, dan buku. Semua saluran media
massamempunyai sejumlah gatekeeper. Mereka memainkan
peranan dalam beberapa fungsi. Mereka dapat menghapus pesan
atau mereka bahkan bisa memodifikasi dan menambah pesan yang
akan disebarkan. Mereka pun bisa menghentikan sebuah informasi
dan tidak membuka “pintu gerbang” (gate) bagi keluarnya
informasi yang lain. Gatekeeper mempunyai efek potensial di
dalam proses komunikasi massa, khususnya jika media seharusnya
milik masyarakat itu dikontrol dan dikendalikan oleh kekuatan
“elite minoritas” dengan melarang hak publik untuk mengetahui.
Misalnya, “elite minoritas” itu adalah pemilik modal. Pemilik
modal ada kalanya memengaruhi kerja gatekeeper. Pemilik modal
berharap apa yang disiarkan sesuai dengan
kebijakannya (Dedy
Nur Hidayat,2007 : 119 ).
2.2.2
Media Massa
Media massa(massmedia) merupakan berbagai macam media atau
wahana komunikasi massa seperti pers (secara sempit diartikan sebagai surat
kabar, sedangkan secara luas sebagai media-media pemberitahuan), mediamedia cetak pada umumnya (majalah dan jurnal), dan berbagai media
elektronik, seperti radio, bioskop dan televisi yang mampu menjangkau
masyarakat luas. (Jeffkins, 2004:420)
2.2.2.1Bentuk-Bentuk Media Massa
Media massa terdiri dari dua bentuk, antara lain :
1. Media Massa Cetak yaitu surat kabar dan majalah. Sebagai media
cetak, surat kabar dan majalah tetap berbeda karena memiliki
karakteristik yang khas, yang dimiliki masing-masing media.
2. Media Massa Elektronik yang terdiri dari Radio, Televisi, Film,
Komputer dan Internet.
2.2.3
Televisi
2.2.3.1 Definisi Televisi
Ciptono Setyobudi mendefinisikan televisi yaituTelevisi secara
harfiah artinya “melihat dari jauh”. Namun demikian, dalam
pengertian sederhana ini sebenarnya meliputi dua bagian utama, yaitu
pemancar televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyalsinyal gambar bersama-sama dengan sinyal suara yang sehingga
sinyal-sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima
ada jarak yang cukup jauh.
Kedua,televisi penerima menangkap sinyalnya tersebut dan
mengubahnya kembali sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi
televisi tadi dapat dilihat dan didengar seperti keadaan aslinya. Jadi,
televise adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan
mendengar dari tempat yang jauh. (Setyobudi, 2005:2).
2.2.3.2Karakteristik Televisi
Berikut ini adalah karakteristik televisi yang diungkapkan oleh
Ardianto dan Erdinaya : (Ardianto dkk, 2004:15)
1. Audio visual
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat
dilihat. Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar katakata, musik, dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat
gambar yang bergerak.Namun demikian, tidak berarti gambar
lebih penting daripada kata-kata.Keduanya harus ada kesesuaian
secara harmonis.
2. Berpikir dalam gambar
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam
gambar.
Pertama
adalah
visualisasi
(visualization),
yakni
menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang
menjadi
gambar
secara
individual.Tahap
kedua
adalah
penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambargambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya
mengandung makna tertentu.
3. Pengoperasian lebih kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran
lebih kompleks karena lebih banyak melibatkan orang.
2.2.3.3 Kekuatan dan Kelemahan Televisi
Ada empat kekuatan televisi, yaitu :
a) Menguasai jarak dan waktu, karena teknologi televisi
menggunakan elektromagnetik, kabel-kabel dan fiber yang
dipancarkan transmisi melalui satelit.
b) Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar,
nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup
cepat.
c) Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini
disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak
(ekspresif).
d) Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat,
jelas, dan sistematis. (Syahputra, 2006:70)
Sedangkan kelemahan televisi, yaitu :
a) Media televisi terikat waktu tontonan.
b) Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan
sosial secara langsung dan vulgar.
c) Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis
massa.
d) Bersifat “transitory”, karena sifat ini membuat isi pesannya
tidak dapat dimemori oleh pemirsanya. Lain halnya dengan
media cetak, informasi dapat disimpan dalam bentuk kliping.
(Syahputra, 2006:31)
2.2.3.4 Fungsi Televisi
Tiga pokok fungsi televisi yaitu :
1. Fungsi Penerangan (The Information Function)
Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi
yang amat memuaskan.Hal ini disebabkan dua faktor yang
terdapat
di
dalamnya,
yaitu
“Immediacy”
dan
“Realism”.Immediacy mencakup pengertian langsung dan
dekat.Peristiwa yang disiarkan stasiun televisi dapat dilihat
dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung,
seolah-olah
mereka
berada
di
tempat
peristiwa
itu
terjadi.Sedangkan Realism mengandung makna kenyataan,
dimana televisi menyiarkan informasi secara audio visual
sesuai dengan fakta.Dengan melaksanakan fungsinya sebagai
media
penerangan,
stasiun
televisi
selain
menyiarkan
informasi dalam bentuk siaran pandang mata, berita dilengkapi
dengan gambar-gambar yang sudah tentu faktual.
2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function)
Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh
untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang
jumlahnya begitu banyak secara simultan. Sesuai dengan
makna
pendidikan,
yaitu
pengetahuan
dan
penalaran
masyarakat, televisi menyiarkan acara-acara tertentu secara
implisit mengandung pendidikan seperti film, kuis dan
sebagainya yang disebut Educational Television (ETV), yaitu
acara pendidikan yang disisipkan dalam siaran yang sifatnya
umum. Karena keampuhannya itulah, maka fungsi pendidikan
yang dikandung televisi ditingkatkan lagi, sehingga dinamakan
sarana pendidikan jarak jauh yang disebut instruction
television.
3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)
Fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran sangat
dominan.Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi
oleh acara-acara hiburan.Hal ini dapat dimengerti karena pada
layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup serta suara
bagaikan kenyataan dan dapat dinikmati sekalipun oleh
khalayak yang tidak mengerti bahasa asing bahkan yang tuna
aksara. (Ardianto dkk,2004:128)
2.2.4
Program Televisi
Kata program berasal dari bahasa inggris programme atau program
yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak
menggunakan kata program untuk acar tetapi menggunakan istilah ‘siaran’
yang didefinisikan sebagai pesan atau pesan atau rangkaian pesan yang
disajikan dalam berbagai bentuk.Namun kata ‘program’ lebih sering
digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata ‘siaran’ untuk
mengacu kepada pengertian acara.
Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk
memenuhi kebutuhan audiencenya.Program atau acara yang disajikan adalah
faktor yang mebuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan
stasiun penyiaran baik televisi maupun radio. (Morissan, 2005:97)
2.2.4.1Program Televisi Secara Umum
Pada prinsipnya penyelenggaraan di stasiun televisi umum terbagi
menjadi dua, yaitu siaran karya artistik dan siaran karya jurnalisitik.
a. Karya Jurnalistik
Karya jurnalistik (Baksin,Askurifai, 2006:79) merupakan
produksi
acara
televisi
yang
mengutamakan
kecepatan
penyampaian informasi, realitas atau peristiwa yang terjadi.
Berbeda dengan karya artistic yang menekankan pada aspek
keindahan dan lebih memainkan imanjinasi senimannya, karya
jurnalistik justru sebaliknya, Karya jurnalistik di produksi dengan
pendekatan
jurnalistik
kecepatanpenyampaian,
yang
mengusung
informasi
mengutamakan
dari
sumber
pendapat, realita dan peristiwa.
Karya jurnalistik diantaranya adalah :
1. Berita aktual yang bersifat time concern
2. Berita non aktual yang bersifat timeless
3. Penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya,
yang tertuang dalam acara monolog, dialog, laporan maupun
siaran langsung
b. Karya Artistik
Karya artistik (Baksin,Askurifai, 2006:81) merupakan
produksi acara televisi yang menekankan pada aspek artistik dan
estetik, sehingga unsur keindahan menjadi unggulan dan daya
tarik acara semacam ini.
Karya artistik diantaranya adalah :
1. Film
2. Sinema Elektronik (Sinetron)
3. Pergelaran Musik, Tari, Pantomim, Lawak, Sirkus, Sulap
dan Teater
4. Acara Keagamaan
5. Variety Show
6. Kuis
7. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
8. Penerangan Umum
9. Iklan
2.2.4.2Program Televisi Berdasarkan Jenisnya
Jenis program acara televisi terbagi kedalam 2 jenis yaitu sebagai
berikut :
1. Program acara berita (news program) :
Yaitu program acara yang berisikan tayangan liputan
berita– berita peristiwa terkini dan juga informasi lainnya
sepertiberita politik, budaya, kriminal, lalu lintas, olahraga,
danjuga perkiraan cuaca yang dimana semua itu untuk disampikan
kepada audiens.
Program acara berita atau news program dibagi kedalam 2
jenis yaitu :
a) Hard News : segala berita atau informasi yang penting dan
menarik yang baru saja terjadi atau sedang terjadi yang
harus segera langsung disiarkan karena sifat berita tersebut
ialah harus segera diketahui oleh audiens.
b) Soft News : segala informasi atau berita peristiwa yang
penting dan menarik serta ringan beritanya dan berita
tersebut tidak harus segera disampikan atau ditayangkan
kepada audiens.
2. Program acara non berita (artistic program) :
Yaitu program acara berita yang berisikan program
hiburan yang tujuannya untuk menghibur audiens.Kategori
program hiburan tersebut seperti program drama, game show,
entertainment, reality show, infotaiment, music program, talk
show, film dokumenter, dan juga variety show.
2.2.4.3 Program Televisi Berdasarkan Proses Penyiarannya
Pada televisi broadcasting program acara dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu Program Acara Siaran Tidak Langsung
(Recording) baik berjenis drama dan non-drama serta Program Acara
Siaran Langsung (Live), baik yang berasal dari studio maupun luar studio
yang dapat melalui transmisi satelit atau microwave. (Setyobudi,
2006:43)
a. Program Siaran Tidak Langsung (Recording)
Program acara tersebut kejadiannya sudah dilakukan terlebih
dahulu,baru kemudian dilakukan proses penyempurnaan baik sistem
audio melalui mixing atau dubbing dan sistem video melalui proses
editing, titling, chroma key, pemberian effect dan sebagainya, yang
dalam TV Production dikenal dengan istilah Post Production.
b. Program Siaran Langsung (Live)
Siaran langsung atau banyak disebut orang “Live Event” adalah
suatu kegiatan program yang dilakukan secara langsung tanpa
melalui media studio rekaman, dimana semua peristiwa tersebut
terjadi pada tempat kejadian yang sesuai dengan kenyataan
(realitanya), tanpa melalui rekayasa fasilitas pengeditan (program
realita).
Sejak pertama kali ditayangkan sampai sekarang, “SLIDE
SHOW” selalu disiarkan secara Recordingdari tempat lokasi syuting.
Sehingga segala hambatan, kendala, maupun kesalahan dapat
diperbaiki saat proses editing oleh tim yang bertugas.
2.2.4.4Program Televisi Berdasarkan Asal Mula Program Televisi
Jika dilihat asal mula program televisi, ditinjau dari siapa yang
memproduksi program, maka kita dapat membagi program sebagai
berikut (Morissan,2008:268):
1. Program yang dibuat sendiri (In-House Production), biasanya
adalah program berita (news programme) dan program yang
terkait dengan informasi misalnya: laporan khusus, infotainment,
laporan kriminalitas, fenomena sosial, perbincangan (talk show),
biografi tokoh, feature, film dokumenter. Program
yang
menggunakan studio, misalnya game show, kuis, musik, variety
show juga termasuk program yang dibuat sendiri.
2. Program yang dibuat pihak lain utamanya jenis program hiburan
misalnya: program drama (film, sinetron, telenovela), program
musik (videoklip), program variety show, dan lain-lain.
Program Variety Show” SLIDE SHOW “ adalah program yang
dibeli dari perancis(Franchise) oleh TRANSTV. Sehingga seluruh proses
produksi mulai dari pra produksi,pasca produksi dan produksi diolah
kembali mengikuti adaptasi di Indonesia dilakukan oleh tim produksi
TRANSTV.
2.2.4.5 Program Televisi Berdasarkan Format
Berdasarkan Format Acara, Program Televisi dibagi menjadi 3
yaitu: (Naratama, 2004 : 65-66)
1.
Fiksi (Drama)
Fiksi (Drama) adalah sebuah format acara televisi yang
diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisahkisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format
yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang
diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan.
Adegan-adegan tersebut akan menggabungkan antara realitas
kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi khayalan para
kreatornya. Contoh : Drama Percintaan (love story), Tragedi, Horor,
Komedi, Legenda, Aksi (action), dan sebagainya.
2.
Non Fiksi (Non Drama)
Non Fiksi (Non Drama) adalah sebuah format acara televisi
yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi
kreatif
dari
realitas
kehidupan
sehari-hari
tanpa
harus
menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan.
Non drama bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap
pelakunya. Untuk itu, format-format program acara Non Drama
merupakan
sebuah
runtutan
pertunjukkan
kreatif
yang
mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya, dan
musik. Contoh :Talkshow, Konser Musik, dan Variety Show.
3.
Berita Olahraga
Berita dan Olahraga adalah sebuah format acara televisi yang
diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan
peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat seharihari.Format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan aktual yang
disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan
sifat liputan yang independen.Contoh : Reportase dan Laporan
Olahraga.
Berdasarkan hasil penelitian Nurlailah dan Suzy Azeharie (
2011:71 ) program acara tv operasional konsep dengan dimensi dan
indikatornya adalah sebagai berikut :
1) Media exposure adalah Frekuensi penontontayangan dalam
waktu seminggu atau sehari atau dua hari dan seterusnya.
2) Ide/Konsep adalah Suatu program acara yang ditampilkan
untuk
menarik
minat
penonton
dengan
menghadirkan
musik,presenter dan tema.
3) Audio adalah Suatu program yang didukung dengan
suara,tampilan gambar.
2.2.4.6 Mutu Tayangan Program
2.2.4.6.1 Mutu Teknik
Mutu teknik produksi mencakup unsur audio dan video
yang ditetapkan berdasarkan standar tertentu. (Morrisan,
2008:150)
a.
Audio
Mutu audio dalam suatu program ditentukan oleh
banyak unsur, antara lain:
1. Volume adalah keras lunaknya suara
2. Balanced berkaitan dengan keseimbangan antara
frekuensi rendah dan tinggi sinyal audio
3. Noise adalah gangguan dari sinyal yang bukan
merupakan bagian dari informasi suara.
b.
Video
Mutu teknik video dalam suatu program juga
menyangkut banyak unsur, antara lain :
1. Contras adalah perbedaan hitam dan putih ataupun
antar warna.
2. Brightness adalah terang gelapnya gambar.
3. Focus adalah ketajaman suatu gambar.
4. Noise adalah gangguan dari sinyal yang bukan
merupakan bagian dari informasi gambar.
2.2.4.6.2 Mutu Produksi
Mutu produksi merupakan mutu program yang
berkaitan dengan artistik dan estetika.
a.
Ide
Semua acara siaran televisi baik dari bentuk yang
paling sederhana, selalu didahului munculnya sebuah ide
atau gagasan, ide bisa saja tidak datang dari anggota
satuan kerja produksi, tetapi dapat datang dari luar.Ide
merupakan buah pikiran dari seorang perencana acara
siaran dalam hal ini produser. Ide merupakan rencana
pesan yang akan disampaikan kepada pemirsa, melalui
media televisi dengan maksud dan tujuan tertentu.
Sewaktu akan menuangkan idenya dalam bentuk sebuah
naskah siaran, harus selalu memperhatikan faktor
pemirsa, agar apa yang akan disajikan dalam bentuk acara
siaran dapat mencapai sasarannya.
b.
Naskah
Dalam menulis naskah untuk program televisi,
keselarasan antara gambar dan bentuk narasi adalah
tuntutan utama, karena keduanya akan saling mendukung.
Namun diatas itu semua, yang paling penting diperhatikan
adalah untuk siapa tulisan tersebut.Oleh karena itu, untuk
siapa program tersebut dibuat adalah hal pertama yang
harus diketahui. Tidak jauh beda dengan radio, media audio
visual
menggunakan
bahasa
tutur
dalam
penulisan
narasinya.
c.
Pembawa Acara
Penampilan pembawa acara pada layar televisi
sangat berpengaruh di dalam suatu program bahkan penentu
terhadap sukses atau tidaknya suatu program, karena itu
tidak selalu mudah untuk menemukan pembawa acara
untuk televisi, harus disesuaikan dengan konsep dan
karakter program.Ada beberapa hal dalam menentukan
pembawa
acara,
yaitu
terdapatnya
bakat,
serta
berpenampilan dan mempunyai suara yang baik.
2.3
Teori Khusus
2.3.1
Teori Stimulus - Respon
Teori ini mengatakan dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli
tertentu.Dengan
demikian,seseorang
dapat
mengharapkan
atau
memperkirakan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi
audience.Elemen-elemen utama dalam teori ini adalah :
a. Isi pernyataan/pesan > Stimulus (S) = Rangsangan = Dorongan
b. Penerima atau komunikan > Organisme (O) = Manusia = Komunikan
c. Efek > Responden (R) = Tanggapan = Pengaruh = Efek
Teori ini digambarkan,sebagai berikut :
Keterangan :
S : Stimulus = Rangsangan = Dorongan
O : Organisme = Manusia = Komunikan
R : Respon = Reaksi = Tanggapan = Jawaban = Pengaruh = Efek
Media massa pada mulanya dianggap mempunyai pengaruh yang
sangat luar biasa kepada khalayaknya, yang diungkapkan dalam gambar
sebuah jarum suntik.Keterangan sebagai berikut,Isi pernyataan dalam media
disuntikkan ke dalam urat arah khalayak,dan khalayak dikira akan member
reaksi dengan cara sebagaimana telah diperkirakan sebelumnya.
Jika teori ini dikaitkan dalam permasalahan penelitian,maka dapat
dipahami bahwa stimulus(S) yaitu gaya penyampaian presenter SLIDE
SHOW,mampu atau tidak mempengaruhi penontonnya,yaitu Siswa SMA 10
Bekasi sebagai organism(O) dan selanjutnya bagaimana efek atau respons(R)
yang berhubungan dengan minat membantu sesama untuk tayangan SLIDE
SHOW.
2.3.2
Program Talk Show
Menurut Fred Wibowo dalam bukunya Teknik Produksi Program
Televisi (2009:81), mengatakan bahwa program talk show di televisi swasta
menjadi program yang cukup sulit, karena tempat pembicaraan dan orang
yang berbicara tidak berpindah-pindah selama beberapa waktu dan belum
tentu wajah tokoh itu menarik, maka sangat mungkin penonton cepat menjadi
bosan apabila pemilihan topik diskusi tidak menarik dan cara membawakan
program tersebut juga tidak menarik.
Apabila dikaitkan dengan penelitian ini,maka program “SLIDE
SHOW” ini merupakan salah satu bentuk program talk show yang mampu
menyedot perhatian khalayak karena gaya penyampaian Raffi Ahmad yang
Atraktif dengan presenter lainnya sehingga mampu menarik perhatian
khalayak dan juga akan membuat penonton tidak menjadi bosan dikarenakan
aksi-aksi yang dibawakan oleh presenter talk show SLIDE SHOW sangat
unik dan penonton akan dibuat terhibur dengan aksi-aksi tersebut.
2.3.3
Pengertian Program Talk Show
Menurut Morissan dalam bukunya Manajemen Media Penyiaran
(2008:222),memberikan definisi bahwa program talk show adalah program
yang menampilkan satu atau beberapan orang untuk membahas suatu topik
tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host).Mereka
yang
diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa
atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang
tengah dibahas.
Fred
Wibowo
dalam
bukunya
Teknik
Produksi
Program
Televisi(2009:82),juga memberikan definisi bahwa program talk show adalah
program
pembicaraan
tiga
orang
atau
lebih
mengenai
suatu
permasalahan.Dalam program ini masing tokoh yang diundang dapat saling
berbicara mengemukakan pendapat dan presenter bertindak sebagai
moderator yang kadang-kadang juga melontarkan pendapat atau membagi
pembicaraan.
Program talk show sebetulnya program yang dapat memperkaya
wawasan penonton akan suatu permasalahan.Namun,tetap saja program
tersebut tidak menarik jika tidak dilakukan upaya-upaya untuk membuat
program menjadi menarik.Kunci utama dari kesuksesan program talk show
ini adalah kemampuan moderator dalam hal ini presenter dalam
mengendalikan dan menjaga pembicaraan agar tetap segar,tetapi bisa jadi
tegang juga.Tentu saja topik dan pemilihan tokoh yang saling berhadapan
dalam topik tersebut akan menjadikan perdebatan sangat menarik.Oleh
karena itu perencanaan juga merupakan bagian yang penting.
Program talk show ini dapat menjadi program yang membosankan
apabila
tidak
dilakukan
upaya-upaya
yang
membuat
program
ini
menarik.Daya tarik program talk show ini terletak pada topik pembicaraan
atau permasalahan yang dibicarakan.Dalam hal ini,ada tiga kategori untuk
mengetahui sampai seberapa jauh permasalahan itu menarik.Pertama,masalah
itu merupakan masalah yang sedang menjadi pergunjingan di masyarakat atau
masalah yang sedang hangat di masyarakat.Kedua,masalah itu mengandung
kontroversial
dan
konflik
diantara
masyarakat.Ketiga,masalah
itu
menyangkut atau bersangkut-paut dengan kepentingan masyarakat banyak
dan masyarakat membutuhkan informasi serta jawaban yang jelas mengenai
permasalahan tersebut.Selain permasalahan menarik,program talk show juga
harus menghadirkan tokoh yang menarik.Ada tiga kategori tokoh yang
menarik,yang pertama adalah ia adalah public figure atau idola(panutan)
masyarakat.Kedua, salah satu tokoh yang paling ahli atau dianggap paling
menguasai bidang permasalahan.Ketiga, tokoh yang kontroversi,kritis dan
vokal.Pembicaraan akan menjadi hangat,menarik dan penuh tantangan lewat
tokoh-tokoh semacam itu.Daya tarik program talk show ini di samping topik
dan tamu tokoh yang menarik,adalah pertanyaan-pertanyaan cerdas dan
humor dari presenter (Fred Wibowo,2009:83).
Program talk show ini juga akan menarik apabila presenter yang
membawakan dan memoderatori program ini menarik.Mampu mengimbangi
pembicaraan para tokoh.Hal itu hanya terjadi terjadi jika presenter juga
menguasai bidangnya dan dapat mengajukan pertanyaan atau menyajikan
permasalahan secara menarik.Presenter yang tidak menguasai permasalahan
dalam program acara semacam ini hanya akan menurunkan suasana,membuat
acara tidak hidup membosankan.Tentu saja kemampuan sedemikian ini bukan
hanya bakat,melainkan juga latihan,eksperimen dan pengalaman sambil tak
henti-henti terus belajar memperbaiki kemampuan maupun kecerdasan (Fred
Wibowo, 2009:84)
Apabila dilihat dari karakter program tersebut ,maka program“SLIDE
SHOW”ini merupakan salah satu bentuk program talk show yang mampu
menyedot perhatian khalayak karena gaya penyampaian Raffi Ahmad yang
berbeda dengan persenter lainnya sehingga mampu menarik perhatian
khalayak.
2.3.4Minat
Menurut slameto yang dikutip oleh Djaali dalam bukunya Psikologi
Pendidikan (2008:121),menyatakan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan
rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh,atau
dengan kata lain minat adalah perasaan ingin tahu,mempelajari,atau
mengagumi sesuatu.
Sementara menurut Jahja dalam bukunya Psikologi perkembangan
(2011:63),mengatakan
bahawa
minat
adalah
suatu
dorongan
yang
menyebabkan trikatnta pada perhatian individu pada objek tertentu seperti
pekerjaan,pelajaran,benda dan orang.
Shaleh
dkk
dalam
bukunya
Psikologi
Suatu
Pengantar
(2004:262),mengatakan bahwa minat dapat diartikan sebagai kecendrungan
untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang,aktivitas atau
situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan
senang.
Definisi minat dalam buku Psikologi Perkembangan edisi pertama
adalah suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian pada objek
tertentu seperti pekerjaan, pelajaran,benda, dan orang. Minatberhubungan
dengan aspek kognitif , afektif , dan motorik dan merupakan sumber motivasi
untuk melakukan apa yang diinginkan. (Jahja: 2011 :63)
2.3.5
Remaja
2.3.5.1 Pengertian Remaja
Istilah remaja atau Adolescence(Inggris) berasal dari bahasa
latin
“adolescere”
yang
berarti
tumbuh
menjadi
dewasa
(
Hurlock,1980 ).Proses menuju dewasa ini terjadi di dalam suatu
periode peralihan, yaitu dari masa anak-anak menuju dewasa yang
ditandai dengan perubahan fisik,mental dan perubahan penyesuaian
sosial.Periode peralihan ini menyebabkan remaja tidak lagi memiliki
status anak-anak,namun juga memperoleh status dewasa (Monks,
Knoers & Haditomo,1996).
Definisi yang ditetapkan WHO(1982) menyatakan bahwa
masa remaja adalah masa yang ditandai oleh berkembangnya individu
saat pertama kali menunjukan tanda-tanda
seksual sekundernya
sampai mencapai titik kematangan seksual,mengalami perkembangan
psikologik dan pola identifikasi dari anak-anak ke dewasa,serta
peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi pada keadaan yang
lebih mandiri(Sarwono,1997).
Sulaeman (1995)mengungkapkan bahwa remaja adalah suatu
masa dalam rentang hidup yang berlangsung
pada saat individu
mencapai kematangan dalam proses pertumbuhannya dan berlangsung
antara usia 12-21 tahun.Monks,et al(1996) mendefinisikan remaja
berdasarkan aturan yang berlaku di Indonesia,yaitu “seseorang
dikatakan dewasa apabila memasuki batas usia 21 tahun”.Hal ini
berarti pada usia tersebut seseorang sudah dianggap dewasa yang
mempunyai tanggung jawab terhadap perbuatannya.Selanjutnya ia
menyatakan bahwa remaja akhir memiliki rentang usia
18-21
tahun.Sedangkan Gunarsa dan Gunarsa (2001) mengungkapkan batas
usia remaja adalah 11-21 tahun.
Secara tradisional,masa remaja adalah suatu masa di mana
ketegangan
emosi
meninggi
sebagai
akibat
dari
perubahan
fisik.Ketegangan emosi yang terjadi disebabkan adanya kesadaran
pada remaja bahwa perubahan fisik dapat menurunkan daya
tariknya,padahal daya tarik fisik berperan penting dalam hubungan
sosial karena paling mudah dikenali oleh individu lain dalam interaksi
sosial (Hurlock,1994).
Banyaknya
perubahan
yang
terjadi
pada
fisiknya
menimbulkan masalah pada remaja dan mengakibatkan perubahanperubahan pada mental dan kehidupan sosialnya.Bagi remaja
(Hurlock,1994),interaksi sosial dengan teman sebaya memiliki arti
penting karena pada umumnya aktivitas remaja dilakukan bersama
dengan teman sebaya,baik di lingkungan sekolah maupun di
lingkungan masyarakat.
Hal ini membuat ikatan dan pengaruh teman menjadi kuat
pada remaja dan akan semakin kuat apabila hubungan baik dan
kelancara komunikasi dapat terjadi apabila remaja yang ingin
merenggangkan ikatan dan menunjukan ketidaktergantungan pada
orangtua,sebagai wujud dari ketidaksukaan pada hal yang telah
dianggap mapan,memperlihatkan sikap menentang dan menantang
(Gunarsa & Gunarsa,1995).
Kuatnya
mempengaruhi
pengaruh
pola
dan
ikatan
kepribadian
dengan
teman
remaja.Remaja
sebaya
cenderuung
menggunakan standar kelompok sebagai dasar konsep mengenai
kepribadian yang ideal.Hal ini menyebabkan remaja akan mengubah
ciri-ciri kepribadiannya yang tidak dapat diterima oleh lingkungan
teman sebayanya dan akan mempertahankan bila yang terjadi adalah
hal yang sebaliknya(Hurlock,1980).
Mengubah suatu pola kepribadian merupakan tugas yang sulit
bagi remaja.Hal ini disebabkan karena pola kepribadian yang sudah
dibentuk selama masa kanak-kanak sudah mulai stabil dan cenderung
menetap.Perubahan kepribadian yang mengacu pada konsep ideal
yang tidak realistik dapat menimbulkan perbedaaan yang mencolok
antara kepribadia yang sebenarnya dengan ego ideal.Hal ini dapat
mengakibatkan timbulnya perasaan kurang percaya diri,cemas dan
ketidakbahagiaan pada remaja.
Dari berbagai pendapat tersebut diatas,peneliti menyimpulkan
bahwa remaja adalah suatu masa peralihan dari masa anak-anak
menuju masa dewasa dengan usia 11-21 tahun,disertai dengan proses
perubahan
fisik,kepribadian,kognitif,psikososial
dalam
rangka
pembentukan identitas diri.
2.3.5.2 Pengelompokan Usia Remaja
Monks,et al (1996)mengemukakan pengelompokan remaja
berdasrkan usia,yaitu: (a) kelompok remaja awal dengan usia 12-15
tahun; (b) kelompok remaja pertengahan dengan usia 15-18 tahun; (c)
kelompok remaja akhir dengan usia 18-21 tahun.Hal yang sama juga
diungkapkan oleh Gunarsa dan Gunarsa (2001) mengelompokan usia
remaja awal (11-15 tahun); remaja akhir ( 18-21 tahun).
Berdasarkan pendapat para tokoh tersebut maka peneliti
menyimpulkan bahwa usia remaja awal adalah 11 sampai dengan 15
tahun,usia remaja pertengahan 15 sampai dengan 18 tahun dan usia
remaja akhir adalah 18 sampai 21 tahun.Subyek penelitian ini adalah
remaja dalam arti umum yaitu individu dalam usia 11 sampai dengan
21 tahun.
1. Kognitif
Teori ini menekankan proses berpikir sebagai dasar
yang menentukan semua tingkah laku. Manusia dipandang
sebagai suatu akal pikiran yang mencoba memecahkan
masalah disekitarnya secara rasional. (Ahmadi,2007:212)
2. Afektif
Komponen yang terdiri dari seluruh perasaan atau
emosi seseorang terhadap objek, terutama penilaian komponen
ini bersifat sederhana, namun merupakan penentu pembentuk
perilaku utama, yang menyebabkan perubahan sikap menjadi
lebih sulit.(sarwono,2006).
3. Konatif
Merupakan kesiapan orang dalam bereaksi atau
kecenderungan untuk bertindak terhadap objek dengan kata
lainbertingkah
laku.
Perilaku
nyata
dapat
mengontrol
komponen afektif dan kognitif yang berarti individu dapat
berperilaku dengan cara tertentu dan sikap mereka mungkin
sejalan. (Severin,Tankard,2011:16)
Apabila dikaitkan dengan penelitian ini maka pengaruh gaya
penyampaian presenter
talk show SLIDE SHOW ini akan
mendatangkan minat yang besar untuk penonton tayangan talk show
SLIDE SHOW ini.Dengan kemampuan Raffi Ahmad yang ceplas
ceplos terhadap perkataan yang menghibur serta sikap raffi yang
atraktif dalam membawakan program ini hingga menimbulkan minat
kepada seseorang atas ketertarikan dari gaya penyampaian di dalam
studio dan diluar studio dengan kata lain audience yang berada di
rumah yang penonton lewat media elektronik yaitu televisi.Penonton
yang hadir di dalam studio berasal dari berbagai macam lapisan dan
kategori sosial begitu juga dengan penonton yang ada diluar studio.
2.3.6 Motivasi
Motivasi, dalam pengertian umum, mengacu pada proses-proses
yangterlibat dalam inisiasi, pengarahan, dan energisasi perilaku individu
(Geen
dalam
Gross,
2012).Memiliki
motivasi
berprestasi
akanmemunculkankesadaran bahwa dorongan untuk selalu mencapai
kesuksesan
dapat
menjadisikap
dan
perilaku
permanen
pada
diri
individu.Motivasi berprestasi dapatmenjadi factor pendorong seorang
individu dalam menghadapi tantangan Motivasi Berprestasi.
2.3.6.1 Pengertian Motivasi Berprestasi
Menurut Santrock (2003), motivasi berprestasi
adalah
keinginan untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai suatu usaha
dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan.Menurut beberapa ahli
psikologi,pada diri seseorang terdapat penentuan tingkah laku yang
bekerja untuk mempengaruhi tingkah laku itu. Faktor penentu tersebut
adalah motivasi atau daya penggerak tingkah laku manusia.Misalnya,
seseorang berkemauan keras atau kuat dalam belajar karena adanya
harapan penghargaan atas prestasinya (Uno, 2008).McClelland yang
merupakan
prionir
dalam
studi
motivasi
berprestasi
dan
mengembangkan metode pengukurannya, memberi batasan motivasi
berprestasi sebagai usaha untuk mencapai sukses dan bertujuan untuk
berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan. Ukuran
keunggulan itu dapat berupa prestasinya sendiri sebelumnya atau
prestasi orang lain(Haditono, 1979). Selain itu McClelland (dalam
Sukadji dkk, 2001) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai
motivasi yang mendorong seseorang untuk mencapai keberhasilan
dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan (standard of
excellence).Dari uraian mengenai motivasi berprestasi di atas dapat
disimpulkanbahwa motivasi berprestasi adalah daya penggerak yang
mendorong seseorang untuk dapat mencapai sesuatu keberhasilan atau
taraf prestasi dengan tujuan mencapai kesuksesan dan keunggulan
dalam bersaing.Ukuran keunggulan dapat berupa prestasi diri
sebelumnya atau dapat pula melihat dari prestasi orang lain serta
adanya harapan penghargaan atas prestasinya.
Motivasi berprestasi merupakan suatu proses psikologis yang
mempunyaiarah dan tujuan untuk sukses sebagai ukuran terbaik.Syah
(2005)mengatakan banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar yaitu inteligensi, bakat, minat, motivasi serta lingkungan siswa
yang terdiri dari lingkungan sekolah dan lingkungan rumah.Aspekaspek Motivasi Berprestasi menurut Frendsen (dalam Subini, 2012)
terdapat beberapa aspek dalam motivasi berprestasi, yaitu :
a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih
luas.Sifat ingin tahu mendorong seseorang untuk belajar,
sehingga
setelah
mereka
mengetahui
segala
hal
yang
sebelumnya tidak diketahui maka akan menimbulkan kepuasan
tersendiri pada dirinya.
b. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan
untukselalu maju.Manusia terus menerus menciptakan sesuatu
yang baru karena adanya dorongan untuk lebih maju dan lebih
baik dalam kehidupannya.
c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orangtua,
guru danteman-teman.Jika seseorang mendapatkan hasil yang
baik dalambelajar, maka orang-orang disekelilingnya akan
memberikanpenghargaan berupa pujian, hadiah dan bentukbentuk rasa simpatiyang lain.
d. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu
denganusaha
yang
baru
baik
dengan
kooperasi
atau
kompetisi.Suatu kegagalan dapat menjadikan seseorang merasa
kecewa dan depresi atau sebaliknya dapat menimbulkan
motivasi baru agar berusaha lebih baik lagi.Usaha untuk
mencapai hasil yang lebih baik tersebut dapat diwujudkan
dengan kerjasama bersama orang lain (kooperasi), atau bersaing
dengan orang lain (kompetisi).
e. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran.Apabila
seseorang
menguasai
pelajaran
dengan
baik,maka orang tersebut tidak akan merasa khawatir bila
menghadapi ujian,pertanyaan-pertanyaan dari guru dan lain-lain
karena merasa yakin akan dapat menghadapinya dengan
baik.Hal inilah yangmenimbulkan rasa aman pada individu.
f. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.
Suatu perbuatan yang dilakukan dengan baik pasti akan
mendapatkan ganjaran yang baik, dan sebaliknya.Bila dilakukan
kurang sungguh-sungguh maka hasilnya pun kurang baik
bahkan mungkin berupa hukuman.
Motivasi berprestasi adalah keinginan untuk menyelesaikan
sesuatuuntuk mencapai suatu usaha dengan tujuan mencapai
kesuksesan
dengan
dukungan
dari
beberapa
faktor.Dalam
perkembangan prestasinya, remaja memposisikan secara istimewa jika
prestasi tersebut memberikan kepuasan terhadap dirinya dan
ketenarannya, yaitu perasaan berharga dalam pandangan seseorang
atau kelompok.
Untuk mencapai kesuksesan setiap orang mempunyai hambatanhambatan yang berbeda-beda, dengan memilikimotivasi yang tinggi
diharapkan hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi.Seseorang yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung untuk selalu berusaha
mencapai apa yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan
kesulitan dalam meraihnya.Pada kenyataannya motivasi berprestasi
yangdimiliki oleh seseorang cenderung sering mengalami penurunan
dan di waktulain mengalami peningkatan.
2.4
Kerangka Pemikiran
Minat membantu sesama (Y)
Program Slide Show (X)
Siswa SMA 10 Bekasi
Media Exposure
Kognitif
Ide Konsep
Afektif
Tema
Konatif
Audio
Motivasi
Tampilan Gambar
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.5
Hipotesis
Berdasarkanlatarbelakang,
perumusan
masalah,
identifikasi
masalah,penelitian sebelumnya, teori-teori dan kerangka Pemikiran maka dapat
disumpulkan hipotesis yang dapat dibentuk sebagai jawaban sementara penelitian
adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada pengaruh Program Slide Show Terhadap minat membantu
sesamaterhadap siswa SMA 10 Bekasi.
Ha : ada pengaruh Program Slide Show Terhadap minat membantusesama
terhadap siswa SMA 10 Bekasi.
Download