BAB2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya No Nama Peneliti Judul Penelitian 1. Awaliya Hubungan Antara -Perilaku Frisnawati 2012 ) ( Intensitas Teori -Intensitas Metode Penelitian Kesimpulan Metode Kuantitatif Bahwa hubungan Penonton antara REALITY intensitas SHOW dengan ada penonton Kecendrungan reality show Perilaku Prososial terhadap pada Remaja kecendrungan perilaku prososial pada remaja,semaki n tinggi intensitas penonton reality show,maka semakin tinggi pula kecenderungan perilaku prososial pada remaja,semaki n intensitas penonton reality tinggi No Nama Peneliti Judul Penelitian Teori Metode Penelitian Kesimpulan show,maka semakin tinggi pula kecendrungan perilaku prososial pada remaja. 2. Nurlailah dan Pengaruh -Media Metode Kuantitatif Dimensi Suzy Azeharie Program MTV Televisi variabel ( 2011 ) Gaya - independen terhadap Hidup Jakarta Remaja Hegemoni, yang memiliki Budaya nilai Massa dan tertinggi, Hedonism dimensi musik e dimana - pernyataan Globalisas mengenai i musik dan rata-rata yang Neokoloni ditampilkan alisme MTV disesuaikan dengan selera remaja sebagai khalayak sasaran mempunyai nilai tertinggi karena strategi MTV mendapatkan khalayak dengan cara No Nama Peneliti Judul Penelitian Teori Metode Penelitian Kesimpulan melakukan survei mengenai yang apa sedang disukai remaja dan musik seperti apa yang sesuai dengan selera mereka. 3. P.Tommy Perbedaan Minat - Metode Kuantitatif Terdapat Y.S.Suyasa dan dalam Kepribadi Perbedaan Fransisca an minat I.R.Dewi Penggunaan dan Fungsi Internet -Minat dalam penggunaan Susanti Savitri Berdasarkan Tipe -Remaja fungsi internet ( 2005 ) antara Kepribadian remaja yang memiliki tipe kepribadian Introvert remaja dan yang memiliki tipe kepribadian Ekstravert. 4. Zizi An Papacharissi Study of Reality Gratificati And Exploratory -Uses and Metode Kuantitatif Andrew Appeal : Survei diberikan ons kepada realita -The pemirsa L.Mendelson Uses ( 2007 ) Gratifications of realita TV mengungkapka Reality Shows context n bahwa motif paling menonjol tv No Nama Peneliti Judul Penelitian Teori Metode Penelitian Kesimpulan untuk penontontv realita adalah kebiasaan di waktu telah lulus dan realitaanalysis entertainment. Additional menunjukan bahwa mereka yang menikmatireali ta tv yang paling untuk hiburan dan santai nilai juga cenderung untuk melihat konten yang diedit dan sering direncanakan interaksi realita sebagai realita eksternal dengan mobilitas rendah rendahnya tingkat interaksi dan No Nama Peneliti Judul Penelitian Teori Metode Penelitian Kesimpulan dimana setiap invidividu yang lebih suka untuk penonton program tv realita untuk memenuhi penggunaan alternatif yang dibutuhkan , Fungsional voveuristic dan persahabatan dari realita tv dan daya tarik pemograman realistis didokumentasi kan. 5. Luca Attracted Stanca,Marco Unsatisfied : The Consumpti Gui and Effects but -Media of on - Metode Kuantitatif secara eksperimental efek Marcello Sensational Galluci Content ( 2012 ) Television - melihat pilihan Consumption Satisfactio dan Choices n dalam televisi -Decision consumption. Making We on Television sensasional pada konten kepuasan menemukan bahwa kehadiran No Nama Peneliti Judul Penelitian Teori Metode Penelitian Kesimpulan kekerasan verbal satu dalam program yang menyebabkan subyek untuk penonton lebih dari program.Howe ver itu, subjek tidak mengalami kepuasan yang lebih tinggi dengan program ini. Selain itu, mereka melaporkan kepuasan yang lebih rendah dengan experience.The se melihat keseluruhan temuan kuat yang untuk penggunaan jenis program yang berbeda untuk manipulation.O No Nama Peneliti Judul Penelitian Teori Metode Penelitian Kesimpulan verall eksperimental, hasilnya menjadi tantangan bagi penggunaan angka penonton sebagai ukuran kenikmatan atau kepuasan. 6. Jody Baumgartner C One ‘‘Nation,’’ -The Under Stephen? and Jonathan S. The Effects of Morris The ( 2008 ) Report on Youth Metode Kuantitatif Penelitian effects menguji political pengaruh Colbert hummor -The American colbert report The ini Colbert Report, Mock Comedy Central konservatif talk show, pada orang dewasa muda. Dengan memberikan c nya haracter sebagai ideolog hiperbolik, Colbert mengejek kepribadian su ch sebagai Bill No Nama Peneliti Judul Penelitian Teori Metode Penelitian Kesimpulan O'Reilly. Namun, studi ini menemukan bahwa ketika orang dewasa muda yang terkena untuk Colbert Laporan ini humor, mereka tidak menyebabkan lebih kritis paling kanan. Sebaliknya, yang terjadi sebaliknya, dan ada aff meningkat inity untuk Presiden Bush, Partai Republik di Kongres, dan kebijakan Partai Republik. Ir onically, Colbert upaya untuk No Nama Peneliti Judul Penelitian Teori Metode Penelitian Kesimpulan mengolok-olok komentator konservatif mungkin ping hel mereka komentator yang sama menyebarkan pesan mereka 2.2 Teori Umum 2.2.1 Komunikasi Massa Tanpa disadari, setiap manusia selalu melakukan komunikasi dengan manusia lainnya, bukan hanya dalam kegiatan berorganisasi namun dalam kehidupan manusia secara umum.Tiada hari tanpa berkomunikasi, bahkan orang yang sedang bermeditasi pun sedang melakukan komunikasi.Karena itu komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Salah satu jenis komunikasi yang dilakukan adalah dengan komunikasi massa. Komunikasi massa melibatkan banyak komunikan, berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah (artinya jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi (penglihatan dan pendengaran), biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera. 2.2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukkan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media massa. Massa disini adalah kumpulan orang-orang yang hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu. Menurut Joseph Devito seperti dikutip oleh Nurudin : First, mass communication is communication addressed to masses, to an extremely large society. This does not mean that the audience include all people or everyone who reads or everyone who watches television; rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined. Second, mass communication mediated by audio and or visual transmitter. Mass communication is perhaps most easily and most logically defined by its; television, radio, news paper, magazines, films, books, tapes. (Ardianto dkk, 2004:5) Pertama komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukkan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak yang meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang penonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya; televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita. Sedangkan menurut Tan dan Wright, komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran atau media dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. (Ardianto dkk, 2004:3) 2.2.1.2Proses Komunikasi Massa Harold D. Laswell mengemukakan suatu ungkapan yang merupakan cara sederhana untuk memahami proses komunikasi massa adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: a. Siapa (Who); komunikator, orang yang menyampaikan pesan dalam proses komunikasi massa, bisa perorangan atau mewakili suatu lembaga, organisasi maupun instansi. b. Berkata Apa (Says What); pernyataan umum, dapat berupa suatu ide, informasi, opini, pesan dan sikap, yang sangat erat kaitannya dengan masalah analisis pesan. c. Melalui Saluran Apa (In Which Channel); media komunikasi atau saluran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi d. Kepada Siapa (To Whom); komunikan atau audience yang menjadi sasaran komunikasi e. Dengan Efek Apa? (With What Effect?); hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju. Jika dikaitkan dengan penelitian ini yang dimaksud dengan komunikator adalah program variety show “SLIDE SHOW” dimana pesan yang disampaikan itu akan dikonsumsi masyarakat secara luas. Sedangkan pesan adalah isivariety show games yang ada pada program variety show “SLIDE SHOW” dan media yang menyiarkan adalah TRANSTV. Sedangkan komunikannya adalah penonton program variety show “SLIDE SHOW”.Dan yang dimaksud dengan efek atau hasil yang dicapai adalah minat dan pengetahuan penonton SLIDE SHOW dalam meningkatkan mutu tayangan program variety show “SLIDE SHOW”. Dengan uraian penelitian diatas jika dikaitkan dengan unsur-unsur tersebut, masalah penelitian terletak pada efek yang berupa peningkatan mutu tayangan. Efek yang timbul dari pesan beraneka ragam disebarkan oleh komunikator melalui media massa di program variety show “SLIDE SHOW” kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi. 2.2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa terbagi menjadi: 1. Informasi: semua berita yang di informasikan merupakan komponen paling penting. Dalam berita tersebut istilah jurnalistik yang digunakan adalah (5W + 1H (What, Where, Who, When, Why, + How) atau Apa, Dimana, Siapa, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana. Bisa disebut straight news (berita singkat). (Dedy Nur Hidayat, 2007:66) 2. Hiburan: fungsi hiburan dalam media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi. Ini dikarenakan media massa mengemas program dengan ide dan kreatifitas yang berfungsi menghibur masyarakat. Mengapa paling tinggi karena sebagian besar waktu keluarga di jam primetime dimana keluarga berkumpul dirumah. (Dedy Nur Hidayat, 2007:69) 3. Persuasi (mengajak): persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Aktifitas Public Relation atau (PR) dan promosi khusus dalam komunikasi tatap muka juga menjadi bentuk dari fungsi persuasi yaitu mengajak. ( Dedy Nur Hidayat, 2007:72) 2. Transmisi budaya: salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Hal ini ditransmisikan oleh individu, orang tua, kawan sebaya, kelompok primer atau sekunder dan proses pendidikan yang secara rutin di modifikasikan oleh pengalaman baru yang didapat. ( Dedy Nur Hidayat, 2007:74) 3. Mendorong Kohesi Sosial: fungsi media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Paul Lazarfeld dan Robert K. Merton mengatakan bahwa media juga mempunyai fungsi narcotizing dysfunction (racun pembius). Meskipun ekstrim, tidak dipungkiri media massa tidak kelola secara bijak maka akan menjadi racun dan mengarahkan masyarakat justru menciptakan kemunduran. Tetapi bila dikelola dengan benar akan menjadi racun yang baik karena dapat mempersatukan masyarakat. ( Dedy Nur Hidayat, 2007:77) 4. Pengawasan: Bago Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada disekitar kita. Dibagi menjadi dua, yakni warning or beware surveillance atau pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau pengawasan instrumental. ( Dedy Nur Hidayat, 2007:78) 5. Korelasi: fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Hal ini berlaku dalam iklan, karena iklan akan menghubungkan antara pemasang iklan dengan sasaran iklan tersebut. ( Dedy Nur Hidayat, 2007:82) 6. Pewarisan Sosial: media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal. (Dedy Nur Hidayat, 2007:86) 2.2.1.4 Elemen –Elemen Komunikasi Massa Elemen-elemen komunikasi massa antara lain : 1. Komunikator: Komunikator dalam komunikasi massa berbeda dengan komunikator dalam bentuk komunikasi lain. Komunikator disini memiliki jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Komunikator merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa. Komunikator dalam media massa bukan individu, tetapi kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain. Meskipun ada orang yang dominan, pada akhirnya ia akan terbatasi perannyaoleh aturan kumpulan orang. Kumpulan orang itu bisa disebut organisasi, lembaga, institusi, atau jaringan. Komunikator dalam komunikasi massa bersifat mencari keuntungan. Bukan semata-mata mencari keuntungan, tetapiorientasi keuntungan menjadi dasar pembentukan organisasi. Media massa tentu tidak menyiarkan informasi semata, tetapi membutuhkan pemasukan untuk kelangsungan hidup lembaga itu sendiri.(Dedy Nur Hidayat,2007 : 96) 2. Isi: Media massa mempunyai mempunyai kebijakan sendirisendiri dalam mengelola isinya. Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh media massa. Setiap hari media massa memberikan informasi dan berbagai kejadian diseluruh dunia kepada audience nya. Televisi menyediakan laporan terkini sebagai salah satu tanggung jawab menyediakan berbagai informasi kejadian di seluruh dunia kepada Surat penontonya. kabar menyediakan berbagai bentuk informasi agar masyarakat memahami dan lebih tahu. Media cetak tidak hanya memberitakan dengan straight news semata, tetapi juga feature, investigative reporting (laporan investigasi), tajuk rencana dan ulasan lainnya. Disamping itu, media massa juga tidak sekedar memberitakan, tetapi juga mengevaluasi dan menganalisis setiap kejadian tersebut. Berita tidak sekedar berita, tetapi harus mempunyai nilai berita yakni membuat masyarakat gemar membaca, tergelitik untuk mengetahui lebih lanjut, memperluas cakrawala yang merangsang kemajuan, memperkuat setia kawan kemanusiaan, dan menggerakan kemajuan kualitatif manusia. (Dr.Dedy Nur Hidayat, M.Si, 2007:101) 3. Audience: Yang dimaksud audience dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran, atau jurnal ilmiah. Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audience dalam komunikasi massa memilik lima karakteristik yaitu : a) Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka. b) Audience cenderung besar. Besar disini berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Karena ada media tertentu yang khalayaknya mencapai ribuan bahkan jutaan. c) Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada. d) Audience cenderung anonim, yakin tidak mengenal satu sama lain. Sebab, bisa saja sesama audience TRANSTV, antara anggota keluarga saling mengenal. Akan tetapi, saling mengenal disini bukan seperti itu maksudnya. e) Audience secara fisik dipisahkan dari komunikatornya. Atau dapat dikatakan audience dipisahkan oleh ruang dan waktu.( Dedy Nur Hidayat, 2007 : 105) 4. Umpan balik: Ada dua macam umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yakni umpan balik langsung (immediate feedback) dan tidak langsung (delayed feedback). Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada kemungkinan bisa berbicara langsung. Misalnya, dalam komuikasi antarpersonil yang melibatkan dua orang atau komunikasi antar kelompok. Umpan balik secara tidak langsung, misalnya bisa ditunjukan dalam letter to the editor / surat pembaca/ pembaca menulis. Umpan balik merupakan bahan yang direfleksikan kepada sumber/komunikan setelah dipertimbangkan dalam waktu tertentu sebelum dikirimkan. 5. Gangguan saluran: Gangguan dalam saluran komunikasi massa biasanya selalu ada. Di dalammedia gangguan berupa sesuatu hal, seperti kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraph yang dihilangkan dari surat kabar. Hal itu juga termasuk gambar tidak jelas dipesawat televisi, gangguan gelombang radio, atau langganan majalah yang tidak datang. Salah satu solusi untuk mengatasi adanya gangguan terhadap saluran (misalnya) adalah pengulangan acara yang disajikan. Loyalitas kitapada stasiun televisi tertentu atau pada produk iklan tertentu merupakan salah satu usaha mengatasi gangguan. Cara lain untuk mengatasi gangguan adalah dengan mempertajam komunikasi massa. (Dedy Nur Hidayat,2007: 114) a) Gangguan semantik: Semantik bisa diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari tentang tata kalimat. Oleh karena itu, gangguan semantik adalah gangguan yang berhubungan dengan bahasa.Gangguan semantik lebih rumit, kompleks, dan sering kali muncul. Bisa dikatakan, gangguan semantika adalah gangguan dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu sendiri. Media massa dianggap sukses mengatasi semua itu karena memakai pesan yang sederhana dan umum, yang mengarahkan sasarannya pada nilai, mina yang melekat pada diri audience yang paling rendah sekalipun. Fakta yang paling penting dan menarik hati ditempatkan diawal tulisan atau paragraf sebagai perhatian pembaca.5 W + 1 H disebut pada awal tulisan. Kepentingan data semakin berkurang seperti yang dikenal dengan piramida terbalik. Kata-kata yang digunakan juga lebih sederhana dan denotative, struktur kalimat tidak terbelit-belit dan dengan paragraph yang singkat.(Dedy Nur Hidayat,2007:116) 6. Gatekeeper: Gatekeeper adalah orang yang berperan penting dalam media massa seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, internet, video tape, compact disk, dan buku. Semua saluran media massamempunyai sejumlah gatekeeper. Mereka memainkan peranan dalam beberapa fungsi. Mereka dapat menghapus pesan atau mereka bahkan bisa memodifikasi dan menambah pesan yang akan disebarkan. Mereka pun bisa menghentikan sebuah informasi dan tidak membuka “pintu gerbang” (gate) bagi keluarnya informasi yang lain. Gatekeeper mempunyai efek potensial di dalam proses komunikasi massa, khususnya jika media seharusnya milik masyarakat itu dikontrol dan dikendalikan oleh kekuatan “elite minoritas” dengan melarang hak publik untuk mengetahui. Misalnya, “elite minoritas” itu adalah pemilik modal. Pemilik modal ada kalanya memengaruhi kerja gatekeeper. Pemilik modal berharap apa yang disiarkan sesuai dengan kebijakannya (Dedy Nur Hidayat,2007 : 119 ). 2.2.2 Media Massa Media massa(massmedia) merupakan berbagai macam media atau wahana komunikasi massa seperti pers (secara sempit diartikan sebagai surat kabar, sedangkan secara luas sebagai media-media pemberitahuan), mediamedia cetak pada umumnya (majalah dan jurnal), dan berbagai media elektronik, seperti radio, bioskop dan televisi yang mampu menjangkau masyarakat luas. (Jeffkins, 2004:420) 2.2.2.1Bentuk-Bentuk Media Massa Media massa terdiri dari dua bentuk, antara lain : 1. Media Massa Cetak yaitu surat kabar dan majalah. Sebagai media cetak, surat kabar dan majalah tetap berbeda karena memiliki karakteristik yang khas, yang dimiliki masing-masing media. 2. Media Massa Elektronik yang terdiri dari Radio, Televisi, Film, Komputer dan Internet. 2.2.3 Televisi 2.2.3.1 Definisi Televisi Ciptono Setyobudi mendefinisikan televisi yaituTelevisi secara harfiah artinya “melihat dari jauh”. Namun demikian, dalam pengertian sederhana ini sebenarnya meliputi dua bagian utama, yaitu pemancar televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyalsinyal gambar bersama-sama dengan sinyal suara yang sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima ada jarak yang cukup jauh. Kedua,televisi penerima menangkap sinyalnya tersebut dan mengubahnya kembali sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televisi tadi dapat dilihat dan didengar seperti keadaan aslinya. Jadi, televise adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang jauh. (Setyobudi, 2005:2). 2.2.3.2Karakteristik Televisi Berikut ini adalah karakteristik televisi yang diungkapkan oleh Ardianto dan Erdinaya : (Ardianto dkk, 2004:15) 1. Audio visual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat. Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar katakata, musik, dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak.Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting daripada kata-kata.Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. 2. Berpikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual.Tahap kedua adalah penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambargambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks karena lebih banyak melibatkan orang. 2.2.3.3 Kekuatan dan Kelemahan Televisi Ada empat kekuatan televisi, yaitu : a) Menguasai jarak dan waktu, karena teknologi televisi menggunakan elektromagnetik, kabel-kabel dan fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit. b) Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar, nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat. c) Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif). d) Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas, dan sistematis. (Syahputra, 2006:70) Sedangkan kelemahan televisi, yaitu : a) Media televisi terikat waktu tontonan. b) Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung dan vulgar. c) Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa. d) Bersifat “transitory”, karena sifat ini membuat isi pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam bentuk kliping. (Syahputra, 2006:31) 2.2.3.4 Fungsi Televisi Tiga pokok fungsi televisi yaitu : 1. Fungsi Penerangan (The Information Function) Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan.Hal ini disebabkan dua faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu “Immediacy” dan “Realism”.Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat.Peristiwa yang disiarkan stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung, seolah-olah mereka berada di tempat peristiwa itu terjadi.Sedangkan Realism mengandung makna kenyataan, dimana televisi menyiarkan informasi secara audio visual sesuai dengan fakta.Dengan melaksanakan fungsinya sebagai media penerangan, stasiun televisi selain menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandang mata, berita dilengkapi dengan gambar-gambar yang sudah tentu faktual. 2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function) Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yaitu pengetahuan dan penalaran masyarakat, televisi menyiarkan acara-acara tertentu secara implisit mengandung pendidikan seperti film, kuis dan sebagainya yang disebut Educational Television (ETV), yaitu acara pendidikan yang disisipkan dalam siaran yang sifatnya umum. Karena keampuhannya itulah, maka fungsi pendidikan yang dikandung televisi ditingkatkan lagi, sehingga dinamakan sarana pendidikan jarak jauh yang disebut instruction television. 3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function) Fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran sangat dominan.Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan.Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup serta suara bagaikan kenyataan dan dapat dinikmati sekalipun oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing bahkan yang tuna aksara. (Ardianto dkk,2004:128) 2.2.4 Program Televisi Kata program berasal dari bahasa inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acar tetapi menggunakan istilah ‘siaran’ yang didefinisikan sebagai pesan atau pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk.Namun kata ‘program’ lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata ‘siaran’ untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiencenya.Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang mebuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran baik televisi maupun radio. (Morissan, 2005:97) 2.2.4.1Program Televisi Secara Umum Pada prinsipnya penyelenggaraan di stasiun televisi umum terbagi menjadi dua, yaitu siaran karya artistik dan siaran karya jurnalisitik. a. Karya Jurnalistik Karya jurnalistik (Baksin,Askurifai, 2006:79) merupakan produksi acara televisi yang mengutamakan kecepatan penyampaian informasi, realitas atau peristiwa yang terjadi. Berbeda dengan karya artistic yang menekankan pada aspek keindahan dan lebih memainkan imanjinasi senimannya, karya jurnalistik justru sebaliknya, Karya jurnalistik di produksi dengan pendekatan jurnalistik kecepatanpenyampaian, yang mengusung informasi mengutamakan dari sumber pendapat, realita dan peristiwa. Karya jurnalistik diantaranya adalah : 1. Berita aktual yang bersifat time concern 2. Berita non aktual yang bersifat timeless 3. Penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya, yang tertuang dalam acara monolog, dialog, laporan maupun siaran langsung b. Karya Artistik Karya artistik (Baksin,Askurifai, 2006:81) merupakan produksi acara televisi yang menekankan pada aspek artistik dan estetik, sehingga unsur keindahan menjadi unggulan dan daya tarik acara semacam ini. Karya artistik diantaranya adalah : 1. Film 2. Sinema Elektronik (Sinetron) 3. Pergelaran Musik, Tari, Pantomim, Lawak, Sirkus, Sulap dan Teater 4. Acara Keagamaan 5. Variety Show 6. Kuis 7. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 8. Penerangan Umum 9. Iklan 2.2.4.2Program Televisi Berdasarkan Jenisnya Jenis program acara televisi terbagi kedalam 2 jenis yaitu sebagai berikut : 1. Program acara berita (news program) : Yaitu program acara yang berisikan tayangan liputan berita– berita peristiwa terkini dan juga informasi lainnya sepertiberita politik, budaya, kriminal, lalu lintas, olahraga, danjuga perkiraan cuaca yang dimana semua itu untuk disampikan kepada audiens. Program acara berita atau news program dibagi kedalam 2 jenis yaitu : a) Hard News : segala berita atau informasi yang penting dan menarik yang baru saja terjadi atau sedang terjadi yang harus segera langsung disiarkan karena sifat berita tersebut ialah harus segera diketahui oleh audiens. b) Soft News : segala informasi atau berita peristiwa yang penting dan menarik serta ringan beritanya dan berita tersebut tidak harus segera disampikan atau ditayangkan kepada audiens. 2. Program acara non berita (artistic program) : Yaitu program acara berita yang berisikan program hiburan yang tujuannya untuk menghibur audiens.Kategori program hiburan tersebut seperti program drama, game show, entertainment, reality show, infotaiment, music program, talk show, film dokumenter, dan juga variety show. 2.2.4.3 Program Televisi Berdasarkan Proses Penyiarannya Pada televisi broadcasting program acara dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu Program Acara Siaran Tidak Langsung (Recording) baik berjenis drama dan non-drama serta Program Acara Siaran Langsung (Live), baik yang berasal dari studio maupun luar studio yang dapat melalui transmisi satelit atau microwave. (Setyobudi, 2006:43) a. Program Siaran Tidak Langsung (Recording) Program acara tersebut kejadiannya sudah dilakukan terlebih dahulu,baru kemudian dilakukan proses penyempurnaan baik sistem audio melalui mixing atau dubbing dan sistem video melalui proses editing, titling, chroma key, pemberian effect dan sebagainya, yang dalam TV Production dikenal dengan istilah Post Production. b. Program Siaran Langsung (Live) Siaran langsung atau banyak disebut orang “Live Event” adalah suatu kegiatan program yang dilakukan secara langsung tanpa melalui media studio rekaman, dimana semua peristiwa tersebut terjadi pada tempat kejadian yang sesuai dengan kenyataan (realitanya), tanpa melalui rekayasa fasilitas pengeditan (program realita). Sejak pertama kali ditayangkan sampai sekarang, “SLIDE SHOW” selalu disiarkan secara Recordingdari tempat lokasi syuting. Sehingga segala hambatan, kendala, maupun kesalahan dapat diperbaiki saat proses editing oleh tim yang bertugas. 2.2.4.4Program Televisi Berdasarkan Asal Mula Program Televisi Jika dilihat asal mula program televisi, ditinjau dari siapa yang memproduksi program, maka kita dapat membagi program sebagai berikut (Morissan,2008:268): 1. Program yang dibuat sendiri (In-House Production), biasanya adalah program berita (news programme) dan program yang terkait dengan informasi misalnya: laporan khusus, infotainment, laporan kriminalitas, fenomena sosial, perbincangan (talk show), biografi tokoh, feature, film dokumenter. Program yang menggunakan studio, misalnya game show, kuis, musik, variety show juga termasuk program yang dibuat sendiri. 2. Program yang dibuat pihak lain utamanya jenis program hiburan misalnya: program drama (film, sinetron, telenovela), program musik (videoklip), program variety show, dan lain-lain. Program Variety Show” SLIDE SHOW “ adalah program yang dibeli dari perancis(Franchise) oleh TRANSTV. Sehingga seluruh proses produksi mulai dari pra produksi,pasca produksi dan produksi diolah kembali mengikuti adaptasi di Indonesia dilakukan oleh tim produksi TRANSTV. 2.2.4.5 Program Televisi Berdasarkan Format Berdasarkan Format Acara, Program Televisi dibagi menjadi 3 yaitu: (Naratama, 2004 : 65-66) 1. Fiksi (Drama) Fiksi (Drama) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisahkisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Adegan-adegan tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya. Contoh : Drama Percintaan (love story), Tragedi, Horor, Komedi, Legenda, Aksi (action), dan sebagainya. 2. Non Fiksi (Non Drama) Non Fiksi (Non Drama) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Non drama bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu, format-format program acara Non Drama merupakan sebuah runtutan pertunjukkan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya, dan musik. Contoh :Talkshow, Konser Musik, dan Variety Show. 3. Berita Olahraga Berita dan Olahraga adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat seharihari.Format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan aktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independen.Contoh : Reportase dan Laporan Olahraga. Berdasarkan hasil penelitian Nurlailah dan Suzy Azeharie ( 2011:71 ) program acara tv operasional konsep dengan dimensi dan indikatornya adalah sebagai berikut : 1) Media exposure adalah Frekuensi penontontayangan dalam waktu seminggu atau sehari atau dua hari dan seterusnya. 2) Ide/Konsep adalah Suatu program acara yang ditampilkan untuk menarik minat penonton dengan menghadirkan musik,presenter dan tema. 3) Audio adalah Suatu program yang didukung dengan suara,tampilan gambar. 2.2.4.6 Mutu Tayangan Program 2.2.4.6.1 Mutu Teknik Mutu teknik produksi mencakup unsur audio dan video yang ditetapkan berdasarkan standar tertentu. (Morrisan, 2008:150) a. Audio Mutu audio dalam suatu program ditentukan oleh banyak unsur, antara lain: 1. Volume adalah keras lunaknya suara 2. Balanced berkaitan dengan keseimbangan antara frekuensi rendah dan tinggi sinyal audio 3. Noise adalah gangguan dari sinyal yang bukan merupakan bagian dari informasi suara. b. Video Mutu teknik video dalam suatu program juga menyangkut banyak unsur, antara lain : 1. Contras adalah perbedaan hitam dan putih ataupun antar warna. 2. Brightness adalah terang gelapnya gambar. 3. Focus adalah ketajaman suatu gambar. 4. Noise adalah gangguan dari sinyal yang bukan merupakan bagian dari informasi gambar. 2.2.4.6.2 Mutu Produksi Mutu produksi merupakan mutu program yang berkaitan dengan artistik dan estetika. a. Ide Semua acara siaran televisi baik dari bentuk yang paling sederhana, selalu didahului munculnya sebuah ide atau gagasan, ide bisa saja tidak datang dari anggota satuan kerja produksi, tetapi dapat datang dari luar.Ide merupakan buah pikiran dari seorang perencana acara siaran dalam hal ini produser. Ide merupakan rencana pesan yang akan disampaikan kepada pemirsa, melalui media televisi dengan maksud dan tujuan tertentu. Sewaktu akan menuangkan idenya dalam bentuk sebuah naskah siaran, harus selalu memperhatikan faktor pemirsa, agar apa yang akan disajikan dalam bentuk acara siaran dapat mencapai sasarannya. b. Naskah Dalam menulis naskah untuk program televisi, keselarasan antara gambar dan bentuk narasi adalah tuntutan utama, karena keduanya akan saling mendukung. Namun diatas itu semua, yang paling penting diperhatikan adalah untuk siapa tulisan tersebut.Oleh karena itu, untuk siapa program tersebut dibuat adalah hal pertama yang harus diketahui. Tidak jauh beda dengan radio, media audio visual menggunakan bahasa tutur dalam penulisan narasinya. c. Pembawa Acara Penampilan pembawa acara pada layar televisi sangat berpengaruh di dalam suatu program bahkan penentu terhadap sukses atau tidaknya suatu program, karena itu tidak selalu mudah untuk menemukan pembawa acara untuk televisi, harus disesuaikan dengan konsep dan karakter program.Ada beberapa hal dalam menentukan pembawa acara, yaitu terdapatnya bakat, serta berpenampilan dan mempunyai suara yang baik. 2.3 Teori Khusus 2.3.1 Teori Stimulus - Respon Teori ini mengatakan dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu.Dengan demikian,seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience.Elemen-elemen utama dalam teori ini adalah : a. Isi pernyataan/pesan > Stimulus (S) = Rangsangan = Dorongan b. Penerima atau komunikan > Organisme (O) = Manusia = Komunikan c. Efek > Responden (R) = Tanggapan = Pengaruh = Efek Teori ini digambarkan,sebagai berikut : Keterangan : S : Stimulus = Rangsangan = Dorongan O : Organisme = Manusia = Komunikan R : Respon = Reaksi = Tanggapan = Jawaban = Pengaruh = Efek Media massa pada mulanya dianggap mempunyai pengaruh yang sangat luar biasa kepada khalayaknya, yang diungkapkan dalam gambar sebuah jarum suntik.Keterangan sebagai berikut,Isi pernyataan dalam media disuntikkan ke dalam urat arah khalayak,dan khalayak dikira akan member reaksi dengan cara sebagaimana telah diperkirakan sebelumnya. Jika teori ini dikaitkan dalam permasalahan penelitian,maka dapat dipahami bahwa stimulus(S) yaitu gaya penyampaian presenter SLIDE SHOW,mampu atau tidak mempengaruhi penontonnya,yaitu Siswa SMA 10 Bekasi sebagai organism(O) dan selanjutnya bagaimana efek atau respons(R) yang berhubungan dengan minat membantu sesama untuk tayangan SLIDE SHOW. 2.3.2 Program Talk Show Menurut Fred Wibowo dalam bukunya Teknik Produksi Program Televisi (2009:81), mengatakan bahwa program talk show di televisi swasta menjadi program yang cukup sulit, karena tempat pembicaraan dan orang yang berbicara tidak berpindah-pindah selama beberapa waktu dan belum tentu wajah tokoh itu menarik, maka sangat mungkin penonton cepat menjadi bosan apabila pemilihan topik diskusi tidak menarik dan cara membawakan program tersebut juga tidak menarik. Apabila dikaitkan dengan penelitian ini,maka program “SLIDE SHOW” ini merupakan salah satu bentuk program talk show yang mampu menyedot perhatian khalayak karena gaya penyampaian Raffi Ahmad yang Atraktif dengan presenter lainnya sehingga mampu menarik perhatian khalayak dan juga akan membuat penonton tidak menjadi bosan dikarenakan aksi-aksi yang dibawakan oleh presenter talk show SLIDE SHOW sangat unik dan penonton akan dibuat terhibur dengan aksi-aksi tersebut. 2.3.3 Pengertian Program Talk Show Menurut Morissan dalam bukunya Manajemen Media Penyiaran (2008:222),memberikan definisi bahwa program talk show adalah program yang menampilkan satu atau beberapan orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host).Mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas. Fred Wibowo dalam bukunya Teknik Produksi Program Televisi(2009:82),juga memberikan definisi bahwa program talk show adalah program pembicaraan tiga orang atau lebih mengenai suatu permasalahan.Dalam program ini masing tokoh yang diundang dapat saling berbicara mengemukakan pendapat dan presenter bertindak sebagai moderator yang kadang-kadang juga melontarkan pendapat atau membagi pembicaraan. Program talk show sebetulnya program yang dapat memperkaya wawasan penonton akan suatu permasalahan.Namun,tetap saja program tersebut tidak menarik jika tidak dilakukan upaya-upaya untuk membuat program menjadi menarik.Kunci utama dari kesuksesan program talk show ini adalah kemampuan moderator dalam hal ini presenter dalam mengendalikan dan menjaga pembicaraan agar tetap segar,tetapi bisa jadi tegang juga.Tentu saja topik dan pemilihan tokoh yang saling berhadapan dalam topik tersebut akan menjadikan perdebatan sangat menarik.Oleh karena itu perencanaan juga merupakan bagian yang penting. Program talk show ini dapat menjadi program yang membosankan apabila tidak dilakukan upaya-upaya yang membuat program ini menarik.Daya tarik program talk show ini terletak pada topik pembicaraan atau permasalahan yang dibicarakan.Dalam hal ini,ada tiga kategori untuk mengetahui sampai seberapa jauh permasalahan itu menarik.Pertama,masalah itu merupakan masalah yang sedang menjadi pergunjingan di masyarakat atau masalah yang sedang hangat di masyarakat.Kedua,masalah itu mengandung kontroversial dan konflik diantara masyarakat.Ketiga,masalah itu menyangkut atau bersangkut-paut dengan kepentingan masyarakat banyak dan masyarakat membutuhkan informasi serta jawaban yang jelas mengenai permasalahan tersebut.Selain permasalahan menarik,program talk show juga harus menghadirkan tokoh yang menarik.Ada tiga kategori tokoh yang menarik,yang pertama adalah ia adalah public figure atau idola(panutan) masyarakat.Kedua, salah satu tokoh yang paling ahli atau dianggap paling menguasai bidang permasalahan.Ketiga, tokoh yang kontroversi,kritis dan vokal.Pembicaraan akan menjadi hangat,menarik dan penuh tantangan lewat tokoh-tokoh semacam itu.Daya tarik program talk show ini di samping topik dan tamu tokoh yang menarik,adalah pertanyaan-pertanyaan cerdas dan humor dari presenter (Fred Wibowo,2009:83). Program talk show ini juga akan menarik apabila presenter yang membawakan dan memoderatori program ini menarik.Mampu mengimbangi pembicaraan para tokoh.Hal itu hanya terjadi terjadi jika presenter juga menguasai bidangnya dan dapat mengajukan pertanyaan atau menyajikan permasalahan secara menarik.Presenter yang tidak menguasai permasalahan dalam program acara semacam ini hanya akan menurunkan suasana,membuat acara tidak hidup membosankan.Tentu saja kemampuan sedemikian ini bukan hanya bakat,melainkan juga latihan,eksperimen dan pengalaman sambil tak henti-henti terus belajar memperbaiki kemampuan maupun kecerdasan (Fred Wibowo, 2009:84) Apabila dilihat dari karakter program tersebut ,maka program“SLIDE SHOW”ini merupakan salah satu bentuk program talk show yang mampu menyedot perhatian khalayak karena gaya penyampaian Raffi Ahmad yang berbeda dengan persenter lainnya sehingga mampu menarik perhatian khalayak. 2.3.4Minat Menurut slameto yang dikutip oleh Djaali dalam bukunya Psikologi Pendidikan (2008:121),menyatakan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh,atau dengan kata lain minat adalah perasaan ingin tahu,mempelajari,atau mengagumi sesuatu. Sementara menurut Jahja dalam bukunya Psikologi perkembangan (2011:63),mengatakan bahawa minat adalah suatu dorongan yang menyebabkan trikatnta pada perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan,pelajaran,benda dan orang. Shaleh dkk dalam bukunya Psikologi Suatu Pengantar (2004:262),mengatakan bahwa minat dapat diartikan sebagai kecendrungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang,aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Definisi minat dalam buku Psikologi Perkembangan edisi pertama adalah suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran,benda, dan orang. Minatberhubungan dengan aspek kognitif , afektif , dan motorik dan merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan. (Jahja: 2011 :63) 2.3.5 Remaja 2.3.5.1 Pengertian Remaja Istilah remaja atau Adolescence(Inggris) berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti tumbuh menjadi dewasa ( Hurlock,1980 ).Proses menuju dewasa ini terjadi di dalam suatu periode peralihan, yaitu dari masa anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik,mental dan perubahan penyesuaian sosial.Periode peralihan ini menyebabkan remaja tidak lagi memiliki status anak-anak,namun juga memperoleh status dewasa (Monks, Knoers & Haditomo,1996). Definisi yang ditetapkan WHO(1982) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa yang ditandai oleh berkembangnya individu saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya sampai mencapai titik kematangan seksual,mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari anak-anak ke dewasa,serta peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi pada keadaan yang lebih mandiri(Sarwono,1997). Sulaeman (1995)mengungkapkan bahwa remaja adalah suatu masa dalam rentang hidup yang berlangsung pada saat individu mencapai kematangan dalam proses pertumbuhannya dan berlangsung antara usia 12-21 tahun.Monks,et al(1996) mendefinisikan remaja berdasarkan aturan yang berlaku di Indonesia,yaitu “seseorang dikatakan dewasa apabila memasuki batas usia 21 tahun”.Hal ini berarti pada usia tersebut seseorang sudah dianggap dewasa yang mempunyai tanggung jawab terhadap perbuatannya.Selanjutnya ia menyatakan bahwa remaja akhir memiliki rentang usia 18-21 tahun.Sedangkan Gunarsa dan Gunarsa (2001) mengungkapkan batas usia remaja adalah 11-21 tahun. Secara tradisional,masa remaja adalah suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik.Ketegangan emosi yang terjadi disebabkan adanya kesadaran pada remaja bahwa perubahan fisik dapat menurunkan daya tariknya,padahal daya tarik fisik berperan penting dalam hubungan sosial karena paling mudah dikenali oleh individu lain dalam interaksi sosial (Hurlock,1994). Banyaknya perubahan yang terjadi pada fisiknya menimbulkan masalah pada remaja dan mengakibatkan perubahanperubahan pada mental dan kehidupan sosialnya.Bagi remaja (Hurlock,1994),interaksi sosial dengan teman sebaya memiliki arti penting karena pada umumnya aktivitas remaja dilakukan bersama dengan teman sebaya,baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Hal ini membuat ikatan dan pengaruh teman menjadi kuat pada remaja dan akan semakin kuat apabila hubungan baik dan kelancara komunikasi dapat terjadi apabila remaja yang ingin merenggangkan ikatan dan menunjukan ketidaktergantungan pada orangtua,sebagai wujud dari ketidaksukaan pada hal yang telah dianggap mapan,memperlihatkan sikap menentang dan menantang (Gunarsa & Gunarsa,1995). Kuatnya mempengaruhi pengaruh pola dan ikatan kepribadian dengan teman remaja.Remaja sebaya cenderuung menggunakan standar kelompok sebagai dasar konsep mengenai kepribadian yang ideal.Hal ini menyebabkan remaja akan mengubah ciri-ciri kepribadiannya yang tidak dapat diterima oleh lingkungan teman sebayanya dan akan mempertahankan bila yang terjadi adalah hal yang sebaliknya(Hurlock,1980). Mengubah suatu pola kepribadian merupakan tugas yang sulit bagi remaja.Hal ini disebabkan karena pola kepribadian yang sudah dibentuk selama masa kanak-kanak sudah mulai stabil dan cenderung menetap.Perubahan kepribadian yang mengacu pada konsep ideal yang tidak realistik dapat menimbulkan perbedaaan yang mencolok antara kepribadia yang sebenarnya dengan ego ideal.Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya perasaan kurang percaya diri,cemas dan ketidakbahagiaan pada remaja. Dari berbagai pendapat tersebut diatas,peneliti menyimpulkan bahwa remaja adalah suatu masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dengan usia 11-21 tahun,disertai dengan proses perubahan fisik,kepribadian,kognitif,psikososial dalam rangka pembentukan identitas diri. 2.3.5.2 Pengelompokan Usia Remaja Monks,et al (1996)mengemukakan pengelompokan remaja berdasrkan usia,yaitu: (a) kelompok remaja awal dengan usia 12-15 tahun; (b) kelompok remaja pertengahan dengan usia 15-18 tahun; (c) kelompok remaja akhir dengan usia 18-21 tahun.Hal yang sama juga diungkapkan oleh Gunarsa dan Gunarsa (2001) mengelompokan usia remaja awal (11-15 tahun); remaja akhir ( 18-21 tahun). Berdasarkan pendapat para tokoh tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa usia remaja awal adalah 11 sampai dengan 15 tahun,usia remaja pertengahan 15 sampai dengan 18 tahun dan usia remaja akhir adalah 18 sampai 21 tahun.Subyek penelitian ini adalah remaja dalam arti umum yaitu individu dalam usia 11 sampai dengan 21 tahun. 1. Kognitif Teori ini menekankan proses berpikir sebagai dasar yang menentukan semua tingkah laku. Manusia dipandang sebagai suatu akal pikiran yang mencoba memecahkan masalah disekitarnya secara rasional. (Ahmadi,2007:212) 2. Afektif Komponen yang terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap objek, terutama penilaian komponen ini bersifat sederhana, namun merupakan penentu pembentuk perilaku utama, yang menyebabkan perubahan sikap menjadi lebih sulit.(sarwono,2006). 3. Konatif Merupakan kesiapan orang dalam bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek dengan kata lainbertingkah laku. Perilaku nyata dapat mengontrol komponen afektif dan kognitif yang berarti individu dapat berperilaku dengan cara tertentu dan sikap mereka mungkin sejalan. (Severin,Tankard,2011:16) Apabila dikaitkan dengan penelitian ini maka pengaruh gaya penyampaian presenter talk show SLIDE SHOW ini akan mendatangkan minat yang besar untuk penonton tayangan talk show SLIDE SHOW ini.Dengan kemampuan Raffi Ahmad yang ceplas ceplos terhadap perkataan yang menghibur serta sikap raffi yang atraktif dalam membawakan program ini hingga menimbulkan minat kepada seseorang atas ketertarikan dari gaya penyampaian di dalam studio dan diluar studio dengan kata lain audience yang berada di rumah yang penonton lewat media elektronik yaitu televisi.Penonton yang hadir di dalam studio berasal dari berbagai macam lapisan dan kategori sosial begitu juga dengan penonton yang ada diluar studio. 2.3.6 Motivasi Motivasi, dalam pengertian umum, mengacu pada proses-proses yangterlibat dalam inisiasi, pengarahan, dan energisasi perilaku individu (Geen dalam Gross, 2012).Memiliki motivasi berprestasi akanmemunculkankesadaran bahwa dorongan untuk selalu mencapai kesuksesan dapat menjadisikap dan perilaku permanen pada diri individu.Motivasi berprestasi dapatmenjadi factor pendorong seorang individu dalam menghadapi tantangan Motivasi Berprestasi. 2.3.6.1 Pengertian Motivasi Berprestasi Menurut Santrock (2003), motivasi berprestasi adalah keinginan untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan.Menurut beberapa ahli psikologi,pada diri seseorang terdapat penentuan tingkah laku yang bekerja untuk mempengaruhi tingkah laku itu. Faktor penentu tersebut adalah motivasi atau daya penggerak tingkah laku manusia.Misalnya, seseorang berkemauan keras atau kuat dalam belajar karena adanya harapan penghargaan atas prestasinya (Uno, 2008).McClelland yang merupakan prionir dalam studi motivasi berprestasi dan mengembangkan metode pengukurannya, memberi batasan motivasi berprestasi sebagai usaha untuk mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan itu dapat berupa prestasinya sendiri sebelumnya atau prestasi orang lain(Haditono, 1979). Selain itu McClelland (dalam Sukadji dkk, 2001) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai motivasi yang mendorong seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan (standard of excellence).Dari uraian mengenai motivasi berprestasi di atas dapat disimpulkanbahwa motivasi berprestasi adalah daya penggerak yang mendorong seseorang untuk dapat mencapai sesuatu keberhasilan atau taraf prestasi dengan tujuan mencapai kesuksesan dan keunggulan dalam bersaing.Ukuran keunggulan dapat berupa prestasi diri sebelumnya atau dapat pula melihat dari prestasi orang lain serta adanya harapan penghargaan atas prestasinya. Motivasi berprestasi merupakan suatu proses psikologis yang mempunyaiarah dan tujuan untuk sukses sebagai ukuran terbaik.Syah (2005)mengatakan banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yaitu inteligensi, bakat, minat, motivasi serta lingkungan siswa yang terdiri dari lingkungan sekolah dan lingkungan rumah.Aspekaspek Motivasi Berprestasi menurut Frendsen (dalam Subini, 2012) terdapat beberapa aspek dalam motivasi berprestasi, yaitu : a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.Sifat ingin tahu mendorong seseorang untuk belajar, sehingga setelah mereka mengetahui segala hal yang sebelumnya tidak diketahui maka akan menimbulkan kepuasan tersendiri pada dirinya. b. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untukselalu maju.Manusia terus menerus menciptakan sesuatu yang baru karena adanya dorongan untuk lebih maju dan lebih baik dalam kehidupannya. c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orangtua, guru danteman-teman.Jika seseorang mendapatkan hasil yang baik dalambelajar, maka orang-orang disekelilingnya akan memberikanpenghargaan berupa pujian, hadiah dan bentukbentuk rasa simpatiyang lain. d. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu denganusaha yang baru baik dengan kooperasi atau kompetisi.Suatu kegagalan dapat menjadikan seseorang merasa kecewa dan depresi atau sebaliknya dapat menimbulkan motivasi baru agar berusaha lebih baik lagi.Usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik tersebut dapat diwujudkan dengan kerjasama bersama orang lain (kooperasi), atau bersaing dengan orang lain (kompetisi). e. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.Apabila seseorang menguasai pelajaran dengan baik,maka orang tersebut tidak akan merasa khawatir bila menghadapi ujian,pertanyaan-pertanyaan dari guru dan lain-lain karena merasa yakin akan dapat menghadapinya dengan baik.Hal inilah yangmenimbulkan rasa aman pada individu. f. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Suatu perbuatan yang dilakukan dengan baik pasti akan mendapatkan ganjaran yang baik, dan sebaliknya.Bila dilakukan kurang sungguh-sungguh maka hasilnya pun kurang baik bahkan mungkin berupa hukuman. Motivasi berprestasi adalah keinginan untuk menyelesaikan sesuatuuntuk mencapai suatu usaha dengan tujuan mencapai kesuksesan dengan dukungan dari beberapa faktor.Dalam perkembangan prestasinya, remaja memposisikan secara istimewa jika prestasi tersebut memberikan kepuasan terhadap dirinya dan ketenarannya, yaitu perasaan berharga dalam pandangan seseorang atau kelompok. Untuk mencapai kesuksesan setiap orang mempunyai hambatanhambatan yang berbeda-beda, dengan memilikimotivasi yang tinggi diharapkan hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi.Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung untuk selalu berusaha mencapai apa yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.Pada kenyataannya motivasi berprestasi yangdimiliki oleh seseorang cenderung sering mengalami penurunan dan di waktulain mengalami peningkatan. 2.4 Kerangka Pemikiran Minat membantu sesama (Y) Program Slide Show (X) Siswa SMA 10 Bekasi Media Exposure Kognitif Ide Konsep Afektif Tema Konatif Audio Motivasi Tampilan Gambar Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.5 Hipotesis Berdasarkanlatarbelakang, perumusan masalah, identifikasi masalah,penelitian sebelumnya, teori-teori dan kerangka Pemikiran maka dapat disumpulkan hipotesis yang dapat dibentuk sebagai jawaban sementara penelitian adalah sebagai berikut: Ho : Tidak ada pengaruh Program Slide Show Terhadap minat membantu sesamaterhadap siswa SMA 10 Bekasi. Ha : ada pengaruh Program Slide Show Terhadap minat membantusesama terhadap siswa SMA 10 Bekasi.