BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art) Tabel 2.1 (State of The Art) No Judul Teori Metodologi Hasil 1. Oprah Winfrey: - Host - Pendekatan kualitatif Oprah Winfrey Talk Show Host - Para-Social Interaction and Friend. (2009) menggunakan - Jenis penelitan teknik kedekatan studi kasus dengan bintang Collections - Metode deskriptif Canada Di Tulis oleh : Jennifer Hollet tamu dalam setiap wawancara di Oprah Winfrey Show. Sehingga wawancara dapat dilakukan secara lebih mendalam. 2. Activation of - Community Television, A - Teori - Kuantitatif Peran di belakng kreatifitas - Kualitatif layar yang Teori Peran - Studi dijalankan dalam Creative Thinking Kasus memproduksi Level - Sampling sebuah tayangan Di Tulis oleh : - konstruktiv ternyata Michal Aflalo, isme Baruch Offir menambah kapabilitas terhadap kemampuan mengamati dan pola pikir kreatif. Hal ini terasah karena banyaknya 7 8 pengamatan terhadap faktorfaktor yang berpengaruh terhadap produksi. Mahasiswa yang terlibat dalam produksi melakukan riset terhadap topiktopik atau nilai yang akan diangkat dalam tayangan yang di produksi. 3. Piotrowicz, - TV talkshow Magdalena. (2013). American - Host TV Talk Shows as Sicko Circuses of - Gender, class & the 21st Century. race (2013). Proquest. Di tulis oleh : Magdalena Piotrowicz - Pendekatan kualitatif Karakteristik host - Jenis penelitan fenomologi merupakan salah - Metode deskriptif Oprah Winfrey yang kuat satu keberhasilan Show sebagai program talkshow di America. Trade mark Oprah Winfrey menjadi kekuatan tersendiri bagi program yang dibawakannya. 4. Indra Prawira & Umaimah Wahid. (2012). Program Inspiratif di - Talk show - Wawancara - Media - Pendekatan kualitatif Talkshow - Jenis penelitan talkshow inspiratif Andy Kick merupakan 9 Televisi (Studi Dramatugi Talkshow Kick Andy di Metro TV) 5. 2.2 Handayani, Cintya. (2009). Presepsi Mahasiswa UEU Fakultas Komunikasi Angkatan 2010 Terhadap Kredibilitas Andy F Noya Sebagai Presenter Dalam Acara Talk Show Kick Andy Massa studi kasus yang antara prinsip jurnalistik - Metode deskriptif dan penyajiannya seimbang. Teori Umum: - Komunikasi massa - Media Massa - Televisi - Pendekatan kuantitatif - Jenis penelitan korelasi - Metode survei Adanya korelasi antara kredibilitas presenter dengan minat penonton Teori khusus: - Talkshow - Presenter - Uses and Gratification Landasan Teori 2.2.1 Komunikasi Massa Menurut Bittner dalam Rakhmat (2005) “Mass Communication is message communicated through a mass medium to a large number of people” (komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang). Dirumuskan kembali oleh Jalaludin Rakhmat yakni, komunikasi massa adalah sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada jumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalu media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Gerbner mendefinisikan komunikasi massa sebagai produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri, Ardianto (2005). Sedangkan menurut definisi dari joseph A. Devito dalam Nurudin, (2007) terdapat dua pengertian singkat mengenai komunikasi massa: 1. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan pada massa, pada khalayak yang sangat banyak. 10 2. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan secara audio dan visual. McQuail, (2011) dalam bukunya Teori Komunikasi Massa mengungkapkan fungsi komunikasi massa sebagai berikut: fungsi komunikasi massa untuk masyarakat: 1. Informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dunia, memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan. 2. Korelasi yaitu menjelaskan, mengomentari makna peristiwa dan informasi, melakukan sosialisasi. 3. Kesinambungan yaitu mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru, meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai. 4. Hiburan yaitu meredakan ketegangan sosial, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi. 5. Mobilisasi yaitu mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang. Perkembagan ekonomi, pekerjaan, dan kadang juga di bidang agama. Adapun ciri-ciri komunikasi massa adalah: 1. Komunikasi massa melibatkan suatu lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks, sehingga komunikasi massa merupakan komunikator terlembagakan. 2. Komunikan dalam Komunikasi Massa bersifat Heterogen. Bersifat anonim karena komunikator dan komunikan tidak saling mengenal dan heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. 3. Pesannya bersifat Umum. Komunikasi massa itu bersifat terbuka artinya komubnikasi massa ditujukan untuk semua orang bukan hanya pada satu pihak, oleh karena itu, pesan dalam komunikasi massa bersifat umum. 11 4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah. Komunikasi melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat berhubungan secara langsung, dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah. 5. Komunikasi Massa Menimbulkan KeserempakanKeserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk satu sama lain berada dalam keadaan terpisah. 6. Komunikasi Massa dikontrol oleh Gatekeeper. Gatekeeper atau yang sering disebut dengan penjaga gawang adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semau informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Dalam komunikasi massa pengirim sering disebut sebagai komunikator, sedangkan penerima pesan disebut audience, komunikan, pendengar atau penonton. Dalam hal ini, sekelompok orang yang dimaksud adalah semua tim produksi pada program “Kick Andy” yang berusaha mengkomunikasikan setiap pesan atau message yang ingin disampaikan pada setiap episode supaya isi pesan dalam komunikasi bisa diterima dan dimengerti serta dapat menyampaikan nilai edukasi sosial. Dalam media, proses komunikasi massa harus mendapatkan perhatian dari audiens atau komunikannya dan mempunyai efek terhadap si penerima pesan sehingga timbul rasa ketertarikan khalayak untuk menyaksikan program tersebut tak hanya sekali atau dua kali bahkan berkali-kali. 2.2.2 Media Massa Pengertian media adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara cepat kepada khalayak atau audience yang luas, heterogen, dan mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas, Nurudin (2007). Melembaga menjadi karakteristik media massa, hal ini dikarenakan media massa merupakan lembaga atau organisasi yang terdiri atas orang-orang yang digerakan oleh suatu sistem manajemen dalam mencapai tujuan tertentu Sudarman (2008). 12 Kelebihan media massa dalam mengatasi hambatan ruang dan waktu menjadi kekuatan tersendiri. Dalam waktu yang bersamaan di tempat dimana audience berada, mereka bisa menerima informasi yang sama. Media massa menurut jenisnya dibagi menjadi dua jenis yaitu: 1. Media Massa Cetak Jenis media massa yang isinya disampaikan melalui tulisan dan gambar. Contohnya adalah koran dan majalah. 2. Media massa elektronik Jenis media massa yang isinya disampaikan melalui audio, gambar, dan tulisan. Era digital yang semakin berkembang menghadirkan banyak varian pada media massa elektronik. Contohnya: radio, televisi, internet. McQuail (2011) dalam Teori Komunikasi Massa, membagi teori mengenai media massa kedalam empat kategori, yaitu: 1. Pendekatan teori media kultural: memberikan perhatian utama terhadap isi media dan penerimaan subjektif pesan media yang dipengaruhi oleh lingkungan personal pihak penerima. 2. Pendekatan teori media material : menekankan pada aspek-aspek teknologi dan struktur media. 3. Pendekatan teori sosio kultural : menekankan pada pengaruh faktor-faktor sosial terhadap produksi media dan penerimaan pesan media serta fungsi media dalam kehidupan sosial. 4. Pendekatan sosio-material: menekankan pada media dan isi media sebagai refleksi dari kondisi-kondisi politik ekonomi dan material yang terdapat di masyarakat, misalnya perbedaan kelas. 2.2.3 Televisi Televisi merupakan salah satu dari media massa elektronik. Kehadiran televisi pada era ini seperti sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat setiap hari sebagai sumber informasi dan juga hiburan. Kehadirannya sebagai hasil dari kemajuan teknologi sudah menyatu dengan masyarakat ini, sedikit banyak 13 telah memberikan banyak pengaruh pada kehidupan masyarakat itu sendiri. Berbagai tren dari mulai bahasa, makanan, pakaian, segala sesuatu yang menyangkut gaya hidup, seringkali muncul dari televisi. Inilah sisi menarik dan kekuatan televisi dimana penyajiannya melalui suara dan gambar yang bergerak sehingga mudah dinikmati dan dipahami. Kata “televisi” merupakan gabungan dari kata tele dari bahasa yunani yang artinya jauh dan visio dari bahasa latin yang artinya pengelihatan. Sehingga televisi bisa diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual atau pengelihatan. Dalam Ardianto (2007) televisi adalah penyiaran gambar (visual) yang disertai dengan bunyi (audio) atau suara melalui kabel dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar. Di Indonesia, televisi pertama kali hadir pada tahun 17 agustus 1962. karakteristik dari televisi menurut Ardianto (2007), yaitu: 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainnya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Maka dari itu televisi disebut sebagai media massa elektronik audiovisual. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata, keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. 2. Berpikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambargambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 14 3. Pengoprasian lebih kompleks Dibaningkan dengan radio siaran, pengoprasian televisi siaran jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoprasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Frank Jefkins dalam Arifin (2010) juga menyebutkan beberapa karakteristik televisi, yaitu: 1. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi dan warna. 1. Fungsi televisi adalah sebagai media hiburan, namun dibeberapa negara berkembang televisi merupakan simbol status sosial seseorang. 2. Pembuatan program televisi lebih lama dan mahal, apabila dibandingkan dengan program radio. 3. Karena mengandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu yang nampak harus dibuat semenarik mungkin. 4. Dibandingkan dengan media lainnya, televisi memang jauh lebih mahal. 5. Mengutamakan unsur-unsur isi daripada hubungan. 6. Komunikasinya bersifat satu arah. 7. Umpan baliknya tertunda (delayed). Televisi mempunyai fungsi sebagai berikut Effendy, (2007) : 1. Fungsi Informasi Mampu memberikan informasi secara langsung dan dekat (immediately) dan sesuai dengan kenyataan (realism) atau sesuai dengan fakta yang ada (based on fact ). 2. Fungsi Pendidikan Televisi haruslah menjadi sarana untuk menayangkan program yang mampu mendidik atau mengedukasi penontonnya. Sehingga pengetahuan khalayak bertambah. 3. Fungsi Hiburan 15 Televisi juga mempunya fungsi untuk menayangkan acara atau program yang menghibur penontonnya seperti drama televisi, kuis, game show, film, dsb. Pada umumnya tujuan utama khalayak menyaksikan televisi adalah untuk mendapatkan hiburan. Dibandingkan dengan media massa lainnya televisi dianggap lebih unggul karena pengaruh kuatnya terhadap sikap, persepsi, perasaan dan pandangan penikmatnya atau audiensnya. Emosi penonton bisa tergugah bahkan bisa mengubah persepsinya terhadap sesuatu karena sebuah tayangan yang dihadirkan oleh televisi. Menurut Khasali dalam Ardianto (2005) dalam fungsinya televisi juga memiliki kekurangan dan kelebihan yaitu sebagai berikut: Kelebihan televisi: 1. Efisiensi biaya & waktu Televisi mampu menjangkau khalayak seluas-luasnya dalam waktu yang relatif singkat dan bersamaan dan tidak memerlukan biaya atau waktu yang banyak untuk mendapatkan infoemasi dari televisi. Hal inilah yang disebut efisiensi waktu dan biaya. 2. Dampak yang kuat Kemampuan televisi sebagai media dimana televisi mampu menggabungkan gerakan, keindahan, suara, warna, dan elemen-elemen lainnya menjadi sebuah tayangan atau sajian informasi dan hiburan bagi masyarakat mampu menimbulkan dampak yang signifikan pada gaya hidup masyarakat. Sehingga tak heran jika banyak orang yang menghabiskan waktunya untuk menyaksikan televisi. Kelemahan televisi 1. Peralatannya rumit Produksi televisi melibatkan peralatan yang lebih banyak dibandingkan dengan produksi radio. Penggunaan peralatan yang banyak inilah yang memakan waktu lebih banyak ketika akan 16 memulai proses produksi. Hal ini jika dilihat dari sisi pelaku industri televisi bukan dari sisi audiens. 2. Khalayak tidak selektif Walaupun setiap program televisi memiliki segmennya tersendiri namun namun segmentasinya tidak setajam media cetak seperti koran dan majalah. 3. Kesulitan teknis Acara yang telah dibuat konsepnya sejak awal dapat berubah begitu saja ketika menjelang jam-jam penyiarannya karena kendala teknis dan lain sebagainya. Format acara televisi dibedakan menjadi 3, yaitu: 1. Drama (Fiksi) Format acara televisi yang diproduksi dengan kreatifitas imajinasi dari kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasikan ulang. Format tersebut merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sebuah adegan. Contoh: drama pencitraan, tragedy, horror, komedi, dan aksi. 2. Non Drama (Non Fiksi) Format acara televisiyang diproduksi melalui proses pengolahan dari realitas kehidupan nyata tanpa harus diinterpretasi ulang dan tanpa dunia khayalan. Format tersebut bukan sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya. Dengan pengertian bahwa non drama merupakan runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya, dan musik. Contoh: talkshow, live music, reality show, dan variety show. 3. Berita (News) Format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas peristiwa atau kejadian yang berlangsung pada kehidupan nyata. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan aktual yang disajikan dengan ketepatan serta kecepatan waktu di mana sifat liputan independen 17 sangat dibutuhkan. Terbagi menjadi 3, yaitu berita keras (hard news), berita lunak (soft news), dan news feature. 2.2.4 Program Wawancara (Talk Show) Program wawancara atau interview baik di dalam studio maupun diluar studio dan diskusi televisi disebut program mimbar televisi (The Talk Show Program). Program ini mengetengahkan perbincangan sebagai menu primernya atau lebih kepada sesuatu yang tengah menjadi isu hangat atau menarik bagi masyarakat. Diskusi dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk saling bertukar gagasan, informasi, atau pendapat mengenai topic atau tema yang sedang di bahas. Talk show memiliki bentuk atau pola percakapan yang berisi message atau pesan. Memproduksi program yang baik di televisi merupakan sebuah kerja keras, karena program-program tersebut memerlukan persiapan yang banyak dan dilakukan dalam sebuah tim. Program yang disajikan harus berguna, penonton memperoleh sesuatu yang bermakna, dan bermanfaat bagi dirinya bukan sekedar membuang-buang waktu luang. Oleh karena itu terdapat tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam memproduksi program wawancara atau talk show seperti yang diungkapkan oleh Wibowo (2007) terdapat tiga tahap dalam memproduksi program wawancara atau talk show yaitu: 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan produser bersama tim harus menentukan siapa bintang tamu yang akan dihadirkan. Biasanya dipilih tokoh yang popular dalam masyarakat, atau ahli dalam bidangnya misalnya seorang psikolog, kriminologi, atau ahli-ahli lainnya. Atau bisa jadi tokoh yang sedang menjadi kontroversi di tengah-tengah masyarakat. Penonton biasanya ingin menyaksikan pendapat atau pandangannya mengenai suatu peristiwa aktual. 18 Pewawancara dalam hal ini adalah tim riset harus mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai tokoh itu. Ada banyak cara untuk mengetahui informasi mengenai tokoh tersebut seperti melalui buku, majalah, surat kabar atau melalui referensi programprogram lain yang pernah dihadirinya sehingga bisa mengetahui pandanganpandangannya. Hal ini disebut dengan riset sekunder karena tidak langsung. Sementara itu tim riset Kick Andy dalam menjalankan tugasnya juga melakukan riset primer yaitu dengan terjun langsung ke lapangangan untuk melihat kegaiatan narasumber dan mewawancarai narasumber. Faktor lainnya adalah tokoh tersebut dipilih untuk mengetahui informasi atau kesaksiannya mengenai suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi akhirakhir ini. Dalam hal ini pewawancara selain mengenal tokoh tersebut, juga harus mengenal peristiwa atau kejadiannya dengan baik dalam maksud yang lebih spesifik adalah kaitan antar tokoh dengan peristiwa tersebut. Faktor yang terakhir adalah apabila tokoh yang akan dijadikan narasumber bukan merupakan figure yang dikenal oleh masyarakat maka tim riset harus memberikan alasan yang kuat mengapa tokoh tersebut layak diwawancarai. Program Kick Andy tidak melulu mengenai kisah inspiratif tokoh terkenal. Justru sebagian besar narasumbernya berasal dari kalangan biasa atau man in the street Morissan (2005). Meskipun begitu, namun bintang tamu yang hadir telah dikroscek kisahnya dan dinilai memiliki nilai untuk dihadirkan dalam Kick Andy. Tim riset harus merupakan orang yang sering membaca, baik literatur maupun sumber-sumber lainnya seperti majalah, surat kabar, atau sumber lainnya. Pewawancara juga harus mengetahui hal-hal apa saja yang ingin diketahui oleh audiens mengenai tokoh tersebut. Sehingga ketika menyaksikan program tersebut pemirsa merasa puas dan terjawab pertanyaannya. Sehingga penonton betah menyaksikan dari segment ke segment, menyimak dan mendapatkan manfaat dari tayangan tersebut tidak hanya membuang-buang waktu luang. 19 2. Persiapan Setelah pewawancara atau tim riset memiliki data lengkap mengenai narasumber. Kemudian dibuatlah daftar pertanyaan yang akan ditujukan kepada tokoh tersebut. Pertanyaan pun dibuat dengan terstruktur dan tujuan masing-masing Diawali dengan pertanyaan yang tidak terlalu berat seperti ice breaking question, pertanyaan naratif yang menggali informasi mengenai keseharian narasumber tersebut, lalu baru ke pertanyaan inti yang membahas kaitan antara narasumber dengan topic yang sedang dibahas. Dalam melakukan wawancaranya sebaiknya seorang host tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mempermalukan, menjatuhkan atau menyudutkan narasumber. Jika tahap persiapan wawancara dirasa telah sampai pada tahap siap, maka dilaksanakanlah kegiatan produksi. 3. Tahapan Pelaksanaan Produksi Setelah narasumber dipilih, data atau informasi mengenai narasumber dan peristiwa terkait sudah terkumpul, dan daftar pertanyaan telah rampung, maka diundanglah narasumber untuk diwawancarai di studio rekaman dengan durasi waktu yang telah ditentukan atau disepakati bersama antara pihak atau tim program dengan narasumber. Tidak semua narasumber akan terbiasa dengan suasana atau situasi wawancara. Setting studio, lighting, dan audio. Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, rasa gugup, dan tidak fokus narasumber sehingga pertanyaan tidak dapat terjawab dengan baik. Jika hal ini terjadi, host atau pewawancara harus dapat menyiasati kondisi tersebut. Seperti menyelingin dengan ice breaking, atau membicarakan topik lain yang dapat membangkitkan antusiasme narasumber. Morrisan, (2005) menggolongkan narasumber kedalam 4 golongan yaitu : 1. Pemerintah atau penguasa 2. Kelompok ahli atau pakar dan pengamat 3. Orang terkenal 4. Masyarakat biasa (man in the street) 20 Tidak selamanya narasumber adalah orang yang interaktif, bersedia bicara secara terbuka mengenai kisah hidupnya atau isu yang terkait dengan dirinya, dan mampu mengkomunikasikan apa yang ingin disampaikannya dengan baik. Hal ini tentu bertentangan dengan konsep dari talk show sendiri dimana sebagian besar isinya adalah percakapan antara host dengan narasumber. Tim riset lah yang mengantisipasi hal tersebut dengan memberi arahan kepada host mengenai latar belakang narasumber sehingga host juga dapat mengantisipasi sekaligus mensiasati hal tersebut ketika nanti proses shooting dilakukan. Tidak semua talk show memiliki kesamaan dalam bentuk penyajiannya dan topic pembahasannya. Ada yang lebih menekankan pada politik, ekonomi, atau kehidupan sosial. Jane M Shattuc dalam Arifin (2010)membedakan talk show ke dalam dua jenis yaitu: 1. Light Entertainment Talk show jenis ini menitikberatkan unsure hiburan, sensasi dan drama. Biasanya host duduk dibelakang sebuah meja dan mewawancarai narasumber dengan gaya yang santai, nyaman , dan ceria. Jenis talk show seperti ini sering kita saksikan di televisi Indonesia dan banyak menarik hati penonton. Contohnya seperti Hitam Putih (Trans 7), Ini Talk Show (NET TV), Tonight Show (NET TV). 2. Serious Discussion Jenis talk show ini biasanya berkonsentrasi terhadap isu-isu khusus di bidang sosial atau politik atau pada tokoh atau orang tertentu yang sedang menjadi pemberitaan kala itu. Talk show seperti ini berlandaskan jurnalistik dan fakta.Tidak ada unsur drama. Contohnya: Mata Najwa (Metro TV), Satu Indonesia (NET TV) Demikianlah talk show terklasifikasi menurut bentuk penyajian dan konten yang dibahas didalamnya. Program Kick Andy pun masuk dalam program talk show light entertainment karena isu dan topic yang dibahas masih berkaitan dengan isu-isu sosial yang dekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. 21 2.2.5 Jurnalistik Televisi Produk jurnalistik pertama adalah surat edaran yang terbit di Roma Kuno bernama Acta Diurma. Kemudian seiring berkembangnya waktu orangorang mulai sadar bahwa tidak semua informasi perlu disampaikan. Informasi yang ada di produk jurnalistik haruslah merupakan peristiwa penting dan cara penyampaian tidak boleh bertentangaan dengan fakta yang sebenarnya. Kemudian lahirlah asas-asas jurnalistik dan pers yang memuat tentang kejujuran (sincerity) dan kebenaran (the truth), Wibowo (2007). Kebenaran mengandung pemahaman akan keseimbangan antara penyampaian informasi dengan fakta yang terjadi. Informasi yang disampaikanpun tidak dapat hanya bersumber pada satu sudut pandang atau satu fakta. Tetapi juga dari fakta-fakta lain yang juga berkaitan kemudian di analisa, diolah dan disaring sehingga kebenaran dan kejujurannya terjamin. Jurnalistik televisi berbicara mengenai penyampaian informasi untuk mata dan telinga, bersifat audio visual. Audiens dapat dengan mudah menangkap ekspresi, mimic muka, gesture. Sehingga standard kebenaran dan kejujuran tadi menjadi lebih diperhatikan karena penonton akan lebih kritis dalam menilai. Dasar dari program Kick Andy adalah jurnalistik, sehingga fakta selalu menjadi konsentrasi mereka ketika membuat konten program. 2.2.6 Tim Riset Spesifikasi tugas riset kedalam kelompok tim riset merupakan hal yang baru dalam dunia pertelevisian. Bahkan tidak semua stasiun televisi menspesifikan tugas riset kedalam tim riset. Namun demikian pengetahuan akan narasumber dan informasi yang bersangkutan dengan topik adalah hal yang penting. Menurut Kriyantono, (2012) dalam Teknik Praktis Riset Komunikasi, (penelitian) berarti “to search for, to find”. Dalam bahasa latin riset berasal dari kata “re” yang artinya lagi dan “cercier” yang artinya mencari. Secara umum riset berarti “mencari informasi tentang sesuatu”. Bisa juga diartikan sebagai 22 usaha untuk menemukan sesuatu. Sehingga riset itu sendiri dapat diartikan sebagai usaha pencarian secara sistematik dan mendalam untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas tentang subyek yang sedang dipelajari. Dictionary of Cambridge mendefinisikan tim atau team sebagai berikut, “A number of people who do something together as a group”. Sehingga berdasarkan definisi-definisi tersebut secara sederhana tim riset dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang melakukan usaha untuk mendapatkan informasi mengenai subyek atau obyek yang sedang diteliti, dalam hal ini adalah narasumber dan peristiwa yang menyangkut narasumber. Tim riset Kick Andy diberi tugas khusus untuk membantu berjalannya proses perencanaan dan persiapan dengan hasil riset yang telah dilakukannya. Sehingga lebih mudah bagi host nantinya untuk mewawancara narasumber ketika tapping berlangsung. Pra wawancara atau wawancara belakang layar dilakukan oleh tim riset sementara wawancara di depan layar dilakukan oleh host. Disinilah tim riset memegang peranan pentingnya ketika menggali informasi mengenai narasumber. 23 2.3 Kerangka Pemikiran 3 Tahap Produksi Talk Show menurut Fred Wibowo: 1. Perencanaan 2. Persiapan 3. Pelaksanaan Produksi Tim Riset Talk Show Program Kick Andy Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran 24