1 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art)
Tabel 2.1 (State of The Art)
No
Judul
Teori
Metodologi
Hasil
1.
Oprah Winfrey:
- Host
- Pendekatan
kualitatif
Oprah Winfrey
Talk Show Host
- Para-Social
Interaction
and Friend. (2009)
menggunakan
- Jenis penelitan teknik kedekatan
studi kasus
dengan bintang
Collections
- Metode
deskriptif
Canada
Di Tulis oleh :
Jennifer Hollet
tamu dalam setiap
wawancara di
Oprah Winfrey
Show. Sehingga
wawancara dapat
dilakukan secara
lebih mendalam.
2.
Activation of
-
Community
Television, A
-
Teori
- Kuantitatif
Peran di belakng
kreatifitas
- Kualitatif
layar yang
Teori Peran
- Studi
dijalankan dalam
Creative Thinking
Kasus
memproduksi
Level
- Sampling
sebuah tayangan
Di Tulis oleh :
- konstruktiv
ternyata
Michal Aflalo,
isme
Baruch Offir
menambah
kapabilitas
terhadap
kemampuan
mengamati dan
pola pikir kreatif.
Hal ini terasah
karena banyaknya
7
8
pengamatan
terhadap faktorfaktor yang
berpengaruh
terhadap produksi.
Mahasiswa yang
terlibat dalam
produksi
melakukan riset
terhadap topiktopik atau nilai
yang akan diangkat
dalam tayangan
yang di produksi.
3.
Piotrowicz,
- TV talkshow
Magdalena.
(2013). American - Host
TV Talk Shows as
Sicko Circuses of - Gender, class &
the 21st Century. race
(2013). Proquest.
Di tulis oleh :
Magdalena
Piotrowicz
- Pendekatan
kualitatif
Karakteristik host
- Jenis penelitan
fenomologi
merupakan salah
- Metode
deskriptif
Oprah Winfrey
yang kuat
satu keberhasilan
Show sebagai
program talkshow
di America. Trade
mark Oprah
Winfrey menjadi
kekuatan tersendiri
bagi program yang
dibawakannya.
4.
Indra Prawira &
Umaimah Wahid.
(2012). Program
Inspiratif di
-
Talk show
-
Wawancara
-
Media
- Pendekatan
kualitatif
Talkshow
- Jenis penelitan
talkshow inspiratif
Andy
Kick
merupakan
9
Televisi (Studi
Dramatugi
Talkshow Kick
Andy di Metro
TV)
5.
2.2
Handayani,
Cintya. (2009).
Presepsi
Mahasiswa UEU
Fakultas
Komunikasi
Angkatan 2010
Terhadap
Kredibilitas Andy
F Noya Sebagai
Presenter Dalam
Acara Talk Show
Kick Andy
Massa
studi kasus
yang antara prinsip
jurnalistik
- Metode
deskriptif
dan
penyajiannya
seimbang.
Teori Umum:
- Komunikasi
massa
- Media Massa
- Televisi
- Pendekatan
kuantitatif
- Jenis penelitan
korelasi
- Metode survei
Adanya
korelasi
antara kredibilitas
presenter dengan
minat penonton
Teori khusus:
- Talkshow
- Presenter
- Uses and
Gratification
Landasan Teori
2.2.1
Komunikasi Massa
Menurut Bittner dalam Rakhmat (2005) “Mass Communication is
message communicated through a mass medium to a large number of people”
(komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang). Dirumuskan kembali oleh Jalaludin Rakhmat
yakni, komunikasi massa adalah sebagai jenis komunikasi yang ditujukan
kepada jumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalu media
cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak
dan sesaat. Gerbner mendefinisikan komunikasi massa sebagai produksi dan
distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang
kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri, Ardianto
(2005).
Sedangkan menurut definisi dari joseph A. Devito dalam Nurudin,
(2007) terdapat dua pengertian singkat mengenai komunikasi massa:
1. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan pada massa, pada
khalayak yang sangat banyak.
10
2. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan secara audio dan
visual.
McQuail,
(2011)
dalam
bukunya
Teori
Komunikasi
Massa
mengungkapkan fungsi komunikasi massa sebagai berikut:
fungsi komunikasi massa untuk masyarakat:
1. Informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dunia,
memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan.
2. Korelasi yaitu menjelaskan, mengomentari makna peristiwa dan
informasi, melakukan sosialisasi.
3. Kesinambungan yaitu mengekspresikan budaya dominan dan mengakui
keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya
baru, meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.
4. Hiburan yaitu meredakan ketegangan sosial, pengalihan perhatian, dan
sarana relaksasi.
5. Mobilisasi yaitu mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang
politik, perang. Perkembagan ekonomi, pekerjaan, dan kadang juga di
bidang agama.
Adapun ciri-ciri komunikasi massa adalah:
1.
Komunikasi massa melibatkan suatu lembaga dan komunikatornya bergerak
dalam organisasi yang kompleks, sehingga komunikasi massa merupakan
komunikator terlembagakan.
2.
Komunikan dalam Komunikasi Massa bersifat Heterogen. Bersifat anonim
karena komunikator dan komunikan tidak saling mengenal dan heterogen
karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda usia, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya.
3.
Pesannya bersifat Umum. Komunikasi massa itu bersifat terbuka artinya
komubnikasi massa ditujukan untuk semua orang bukan hanya pada satu
pihak, oleh karena itu, pesan dalam komunikasi massa bersifat umum.
11
4.
Komunikasinya Berlangsung Satu Arah. Komunikasi melalui media massa,
maka komunikator dan komunikannya tidak dapat berhubungan secara
langsung, dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah.
5.
Komunikasi Massa Menimbulkan KeserempakanKeserempakan kontak
dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator
dan penduduk satu sama lain berada dalam keadaan terpisah.
6.
Komunikasi Massa dikontrol oleh Gatekeeper. Gatekeeper atau yang sering
disebut dengan penjaga gawang adalah orang yang sangat berperan dalam
penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi
sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan,
mengemas agar semau informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.
Dalam
komunikasi
massa
pengirim
sering
disebut
sebagai
komunikator, sedangkan penerima pesan disebut audience, komunikan,
pendengar atau penonton. Dalam hal ini, sekelompok orang yang dimaksud
adalah semua tim produksi pada program “Kick Andy” yang berusaha
mengkomunikasikan setiap pesan atau message yang ingin disampaikan pada
setiap episode supaya isi pesan dalam komunikasi bisa diterima dan dimengerti
serta dapat menyampaikan nilai edukasi sosial. Dalam media, proses
komunikasi
massa
harus
mendapatkan
perhatian
dari
audiens
atau
komunikannya dan mempunyai efek terhadap si penerima pesan sehingga
timbul rasa ketertarikan khalayak untuk menyaksikan program tersebut tak
hanya sekali atau dua kali bahkan berkali-kali.
2.2.2
Media Massa
Pengertian media adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa
menyebarkan pesan secara cepat kepada khalayak atau audience yang luas,
heterogen, dan mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang
tak terbatas, Nurudin (2007). Melembaga menjadi karakteristik media massa,
hal ini dikarenakan media massa merupakan lembaga atau organisasi yang
terdiri atas orang-orang yang digerakan oleh suatu sistem manajemen dalam
mencapai tujuan tertentu Sudarman (2008).
12
Kelebihan media massa dalam mengatasi hambatan ruang dan waktu
menjadi kekuatan tersendiri. Dalam waktu yang bersamaan di tempat dimana
audience berada, mereka bisa menerima informasi yang sama. Media massa
menurut jenisnya dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Media Massa Cetak
Jenis media massa yang isinya disampaikan melalui tulisan dan gambar.
Contohnya adalah koran dan majalah.
2. Media massa elektronik
Jenis media massa yang isinya disampaikan melalui audio, gambar, dan
tulisan. Era digital yang semakin berkembang menghadirkan banyak varian
pada media massa elektronik. Contohnya: radio, televisi, internet.
McQuail (2011) dalam Teori Komunikasi Massa, membagi teori
mengenai media massa kedalam empat kategori, yaitu:
1. Pendekatan teori media kultural: memberikan perhatian utama terhadap
isi media dan penerimaan subjektif pesan media yang dipengaruhi oleh
lingkungan personal pihak penerima.
2. Pendekatan teori media material : menekankan pada aspek-aspek
teknologi dan struktur media.
3. Pendekatan teori sosio kultural : menekankan pada pengaruh faktor-faktor
sosial terhadap produksi media dan penerimaan pesan media serta fungsi
media dalam kehidupan sosial.
4. Pendekatan sosio-material: menekankan pada media dan isi media sebagai
refleksi dari kondisi-kondisi politik ekonomi dan material yang terdapat
di masyarakat, misalnya perbedaan kelas.
2.2.3 Televisi
Televisi merupakan salah satu dari media massa elektronik. Kehadiran
televisi pada era ini seperti sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat setiap
hari sebagai sumber informasi dan juga hiburan. Kehadirannya sebagai hasil
dari kemajuan teknologi sudah menyatu dengan masyarakat ini, sedikit banyak
13
telah memberikan banyak pengaruh pada kehidupan masyarakat itu sendiri.
Berbagai tren dari mulai bahasa, makanan, pakaian, segala sesuatu yang
menyangkut gaya hidup, seringkali muncul dari televisi. Inilah sisi menarik dan
kekuatan televisi dimana penyajiannya melalui suara dan gambar yang bergerak
sehingga mudah dinikmati dan dipahami.
Kata “televisi” merupakan gabungan dari kata tele dari bahasa yunani
yang artinya jauh dan visio dari bahasa latin yang artinya pengelihatan.
Sehingga televisi bisa diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang
menggunakan media visual atau pengelihatan. Dalam Ardianto (2007) televisi
adalah penyiaran gambar (visual) yang disertai dengan bunyi (audio) atau suara
melalui kabel dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan
bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi
berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar. Di Indonesia,
televisi pertama kali hadir pada tahun 17 agustus 1962.
karakteristik dari televisi menurut Ardianto (2007), yaitu:
1.
Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media
penyiaran lainnya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi apabila
khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara,
maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Maka dari
itu televisi disebut sebagai media massa elektronik audiovisual. Namun
demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata, keduanya
harus ada kesesuaian secara harmonis.
2.
Berpikir dalam gambar
Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar.
Pertama adalah visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata
yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual.
Kedua, penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambargambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung
makna tertentu.
14
3.
Pengoprasian lebih kompleks
Dibaningkan dengan radio siaran, pengoprasian televisi siaran
jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang
digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoprasikannya lebih rumit
dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.
Frank Jefkins dalam Arifin (2010) juga menyebutkan beberapa
karakteristik televisi, yaitu:
1. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi
dan warna.
1.
Fungsi televisi adalah sebagai media hiburan, namun dibeberapa
negara berkembang televisi merupakan simbol status sosial
seseorang.
2.
Pembuatan program televisi lebih lama dan mahal, apabila
dibandingkan dengan program radio.
3.
Karena mengandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu
yang nampak harus dibuat semenarik mungkin.
4.
Dibandingkan dengan media lainnya, televisi memang jauh lebih
mahal.
5.
Mengutamakan unsur-unsur isi daripada hubungan.
6.
Komunikasinya bersifat satu arah.
7.
Umpan baliknya tertunda (delayed).
Televisi mempunyai fungsi sebagai berikut Effendy, (2007) :
1. Fungsi Informasi
Mampu memberikan informasi secara langsung dan dekat (immediately)
dan sesuai dengan kenyataan (realism) atau sesuai dengan fakta yang ada
(based on fact ).
2. Fungsi Pendidikan
Televisi haruslah menjadi sarana untuk menayangkan program yang
mampu mendidik atau mengedukasi penontonnya. Sehingga pengetahuan
khalayak bertambah.
3. Fungsi Hiburan
15
Televisi juga mempunya fungsi untuk menayangkan acara atau program
yang menghibur penontonnya seperti drama televisi, kuis, game show,
film, dsb. Pada umumnya tujuan utama khalayak menyaksikan televisi
adalah untuk mendapatkan hiburan.
Dibandingkan dengan media massa lainnya televisi dianggap lebih
unggul karena pengaruh kuatnya terhadap sikap, persepsi, perasaan dan
pandangan penikmatnya atau audiensnya. Emosi penonton bisa tergugah
bahkan bisa mengubah persepsinya terhadap sesuatu karena sebuah tayangan
yang dihadirkan oleh televisi.
Menurut Khasali dalam Ardianto (2005) dalam fungsinya televisi juga
memiliki kekurangan dan kelebihan yaitu sebagai berikut:
Kelebihan televisi:
1. Efisiensi biaya & waktu
Televisi mampu menjangkau khalayak seluas-luasnya dalam waktu
yang relatif singkat dan bersamaan dan tidak memerlukan biaya atau
waktu yang banyak untuk mendapatkan infoemasi dari televisi. Hal
inilah yang disebut efisiensi waktu dan biaya.
2. Dampak yang kuat
Kemampuan
televisi
sebagai
media
dimana
televisi
mampu
menggabungkan gerakan, keindahan, suara, warna, dan elemen-elemen
lainnya menjadi sebuah tayangan atau sajian informasi dan hiburan
bagi masyarakat mampu menimbulkan dampak yang signifikan pada
gaya hidup masyarakat. Sehingga tak heran jika banyak orang yang
menghabiskan waktunya untuk menyaksikan televisi.
Kelemahan televisi
1. Peralatannya rumit
Produksi
televisi
melibatkan
peralatan
yang
lebih
banyak
dibandingkan dengan produksi radio. Penggunaan peralatan yang
banyak inilah yang memakan waktu lebih banyak ketika akan
16
memulai proses produksi. Hal ini jika dilihat dari sisi pelaku industri
televisi bukan dari sisi audiens.
2. Khalayak tidak selektif
Walaupun setiap program televisi memiliki segmennya tersendiri
namun namun segmentasinya tidak setajam media cetak seperti koran
dan majalah.
3. Kesulitan teknis
Acara yang telah dibuat konsepnya sejak awal dapat berubah begitu
saja ketika menjelang jam-jam penyiarannya karena kendala teknis
dan lain sebagainya.
Format acara televisi dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Drama (Fiksi)
Format acara televisi yang diproduksi dengan kreatifitas imajinasi
dari kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasikan ulang.
Format tersebut merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan
dalam suatu runtutan cerita dalam sebuah adegan. Contoh: drama
pencitraan, tragedy, horror, komedi, dan aksi.
2. Non Drama (Non Fiksi)
Format acara televisiyang diproduksi melalui proses pengolahan
dari realitas kehidupan nyata tanpa harus diinterpretasi ulang dan tanpa
dunia khayalan. Format tersebut bukan sebuah runtutan cerita fiksi dari
setiap pelakunya. Dengan pengertian bahwa non drama merupakan
runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang
dipenuhi dengan aksi, gaya, dan musik. Contoh: talkshow, live music,
reality show, dan variety show.
3. Berita (News)
Format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan
fakta atas peristiwa atau kejadian yang berlangsung pada kehidupan
nyata. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan aktual yang disajikan
dengan ketepatan serta kecepatan waktu di mana sifat liputan independen
17
sangat dibutuhkan. Terbagi menjadi 3, yaitu berita keras (hard news),
berita lunak (soft news), dan news feature.
2.2.4 Program Wawancara (Talk Show)
Program wawancara atau interview baik di dalam studio maupun diluar
studio dan diskusi televisi disebut program mimbar televisi (The Talk Show
Program). Program ini mengetengahkan perbincangan sebagai menu primernya
atau lebih kepada sesuatu yang tengah menjadi isu hangat atau menarik bagi
masyarakat. Diskusi dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk saling bertukar
gagasan, informasi, atau pendapat mengenai topic atau tema yang sedang di
bahas. Talk show memiliki bentuk atau pola percakapan yang berisi message
atau pesan.
Memproduksi program yang baik di televisi merupakan sebuah kerja
keras, karena program-program tersebut memerlukan persiapan yang banyak
dan dilakukan dalam sebuah tim. Program yang disajikan harus berguna,
penonton memperoleh sesuatu yang bermakna, dan bermanfaat bagi dirinya
bukan sekedar membuang-buang waktu luang. Oleh karena itu terdapat
tahapan-tahapan
yang
harus
dilakukan
dalam
memproduksi
program
wawancara atau talk show seperti yang diungkapkan oleh Wibowo (2007)
terdapat tiga tahap dalam memproduksi program wawancara atau talk show
yaitu:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan produser bersama tim harus menentukan siapa
bintang tamu yang akan dihadirkan. Biasanya dipilih tokoh yang popular
dalam masyarakat, atau ahli dalam bidangnya misalnya seorang psikolog,
kriminologi, atau ahli-ahli lainnya. Atau bisa jadi tokoh yang sedang
menjadi kontroversi di tengah-tengah masyarakat. Penonton biasanya ingin
menyaksikan pendapat atau pandangannya mengenai suatu peristiwa aktual.
18
Pewawancara dalam hal ini adalah tim riset harus mencari informasi
sebanyak-banyaknya mengenai tokoh itu.
Ada banyak cara untuk mengetahui informasi mengenai tokoh tersebut
seperti melalui buku, majalah, surat kabar atau melalui referensi programprogram lain yang pernah dihadirinya sehingga bisa mengetahui pandanganpandangannya. Hal ini disebut dengan riset sekunder karena tidak langsung.
Sementara itu tim riset Kick Andy dalam menjalankan tugasnya juga
melakukan riset primer yaitu dengan terjun langsung ke lapangangan untuk
melihat kegaiatan narasumber dan mewawancarai narasumber. Faktor
lainnya adalah tokoh tersebut dipilih untuk mengetahui informasi atau
kesaksiannya mengenai suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi akhirakhir ini. Dalam hal ini pewawancara selain mengenal tokoh tersebut, juga
harus mengenal peristiwa atau kejadiannya dengan baik dalam maksud yang
lebih spesifik adalah kaitan antar tokoh dengan peristiwa tersebut. Faktor
yang terakhir adalah apabila tokoh yang akan dijadikan narasumber bukan
merupakan figure yang dikenal oleh masyarakat maka tim riset harus
memberikan alasan yang kuat mengapa tokoh tersebut layak diwawancarai.
Program Kick Andy tidak melulu mengenai kisah inspiratif tokoh
terkenal. Justru sebagian besar narasumbernya berasal dari kalangan biasa
atau man in the street Morissan (2005). Meskipun begitu, namun bintang
tamu yang hadir telah dikroscek kisahnya dan dinilai memiliki nilai untuk
dihadirkan dalam Kick Andy.
Tim riset harus merupakan orang yang sering membaca, baik literatur
maupun sumber-sumber lainnya seperti majalah, surat kabar, atau sumber
lainnya. Pewawancara juga harus mengetahui hal-hal apa saja yang ingin
diketahui oleh audiens mengenai tokoh tersebut. Sehingga ketika
menyaksikan program tersebut pemirsa merasa puas dan terjawab
pertanyaannya. Sehingga penonton betah menyaksikan dari segment ke
segment, menyimak dan mendapatkan manfaat dari tayangan tersebut tidak
hanya membuang-buang waktu luang.
19
2. Persiapan
Setelah pewawancara atau tim riset memiliki data lengkap mengenai
narasumber. Kemudian dibuatlah daftar pertanyaan yang akan ditujukan
kepada tokoh tersebut. Pertanyaan pun dibuat dengan terstruktur dan tujuan
masing-masing Diawali dengan pertanyaan yang tidak terlalu berat seperti
ice breaking question, pertanyaan naratif yang menggali informasi mengenai
keseharian narasumber tersebut, lalu baru ke pertanyaan inti yang membahas
kaitan antara narasumber dengan topic yang sedang dibahas.
Dalam melakukan wawancaranya sebaiknya seorang host tidak
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mempermalukan, menjatuhkan
atau menyudutkan narasumber. Jika tahap persiapan wawancara dirasa telah
sampai pada tahap siap, maka dilaksanakanlah kegiatan produksi.
3. Tahapan Pelaksanaan Produksi
Setelah narasumber dipilih, data atau informasi mengenai narasumber dan
peristiwa terkait sudah terkumpul, dan daftar pertanyaan telah rampung,
maka diundanglah narasumber untuk diwawancarai di studio rekaman
dengan durasi waktu yang telah ditentukan atau disepakati bersama antara
pihak atau tim program dengan narasumber. Tidak semua narasumber akan
terbiasa dengan suasana atau situasi wawancara. Setting studio, lighting, dan
audio. Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, rasa gugup, dan tidak
fokus narasumber sehingga pertanyaan tidak dapat terjawab dengan baik.
Jika hal ini terjadi, host atau pewawancara harus dapat menyiasati kondisi
tersebut. Seperti menyelingin dengan ice breaking, atau membicarakan topik
lain yang dapat membangkitkan antusiasme narasumber.
Morrisan, (2005) menggolongkan narasumber kedalam 4 golongan yaitu :
1. Pemerintah atau penguasa
2. Kelompok ahli atau pakar dan pengamat
3. Orang terkenal
4. Masyarakat biasa (man in the street)
20
Tidak selamanya narasumber adalah orang yang interaktif, bersedia
bicara secara terbuka mengenai kisah hidupnya atau isu yang terkait dengan
dirinya, dan mampu mengkomunikasikan apa yang ingin disampaikannya
dengan baik. Hal ini tentu bertentangan dengan konsep dari talk show sendiri
dimana sebagian besar isinya adalah percakapan antara host dengan
narasumber. Tim riset lah yang mengantisipasi hal tersebut dengan memberi
arahan kepada host mengenai latar belakang narasumber sehingga host juga
dapat mengantisipasi sekaligus mensiasati hal tersebut ketika nanti proses
shooting dilakukan.
Tidak semua talk show memiliki kesamaan dalam bentuk penyajiannya
dan topic pembahasannya. Ada yang lebih menekankan pada politik, ekonomi,
atau kehidupan sosial. Jane M Shattuc dalam Arifin (2010)membedakan talk
show ke dalam dua jenis yaitu:
1.
Light Entertainment
Talk show jenis ini menitikberatkan unsure hiburan, sensasi dan drama. Biasanya
host duduk dibelakang sebuah meja dan mewawancarai narasumber dengan gaya
yang santai, nyaman , dan ceria. Jenis talk show seperti ini sering kita saksikan di
televisi Indonesia dan banyak menarik hati penonton. Contohnya seperti Hitam
Putih (Trans 7), Ini Talk Show (NET TV), Tonight Show (NET TV).
2. Serious Discussion
Jenis talk show ini biasanya berkonsentrasi terhadap isu-isu khusus di bidang
sosial atau politik atau pada tokoh atau orang tertentu yang sedang menjadi
pemberitaan kala itu. Talk show seperti ini berlandaskan jurnalistik dan
fakta.Tidak ada unsur drama. Contohnya: Mata Najwa (Metro TV), Satu
Indonesia (NET TV)
Demikianlah talk show terklasifikasi menurut bentuk penyajian dan
konten yang dibahas didalamnya. Program Kick Andy pun masuk dalam
program talk show light entertainment karena isu dan topic yang dibahas masih
berkaitan dengan isu-isu sosial yang dekat dengan kehidupan masyarakat
sehari-hari.
21
2.2.5 Jurnalistik Televisi
Produk jurnalistik pertama adalah surat edaran yang terbit di Roma
Kuno bernama Acta Diurma. Kemudian seiring berkembangnya waktu orangorang mulai sadar bahwa tidak semua informasi perlu disampaikan. Informasi
yang ada di produk jurnalistik haruslah merupakan peristiwa penting dan cara
penyampaian tidak boleh bertentangaan dengan fakta yang sebenarnya.
Kemudian lahirlah asas-asas jurnalistik dan pers yang memuat tentang
kejujuran (sincerity) dan kebenaran (the truth), Wibowo (2007). Kebenaran
mengandung pemahaman akan keseimbangan antara penyampaian informasi
dengan fakta yang terjadi. Informasi yang disampaikanpun tidak dapat hanya
bersumber pada satu sudut pandang atau satu fakta. Tetapi juga dari fakta-fakta
lain yang juga berkaitan kemudian di analisa, diolah dan disaring sehingga
kebenaran dan kejujurannya terjamin. Jurnalistik televisi berbicara mengenai
penyampaian informasi untuk mata dan telinga, bersifat audio visual. Audiens
dapat dengan mudah menangkap ekspresi, mimic muka, gesture. Sehingga
standard kebenaran dan kejujuran tadi
menjadi lebih diperhatikan karena
penonton akan lebih kritis dalam menilai. Dasar dari program Kick Andy
adalah jurnalistik, sehingga fakta selalu menjadi konsentrasi mereka ketika
membuat konten program.
2.2.6
Tim Riset
Spesifikasi tugas riset kedalam kelompok tim riset merupakan hal yang
baru dalam dunia pertelevisian. Bahkan tidak semua stasiun televisi
menspesifikan tugas riset kedalam tim riset. Namun demikian pengetahuan
akan narasumber dan informasi yang bersangkutan dengan topik adalah hal
yang penting.
Menurut Kriyantono, (2012) dalam Teknik Praktis Riset Komunikasi,
(penelitian) berarti “to search for, to find”. Dalam bahasa latin riset berasal dari
kata “re” yang artinya lagi dan “cercier” yang artinya mencari. Secara umum
riset berarti “mencari informasi tentang sesuatu”. Bisa juga diartikan sebagai
22
usaha untuk menemukan sesuatu. Sehingga riset itu sendiri dapat diartikan
sebagai usaha pencarian secara sistematik dan mendalam untuk mendapatkan
pengetahuan yang lebih luas tentang subyek yang sedang dipelajari.
Dictionary of Cambridge mendefinisikan tim atau team sebagai
berikut, “A number of people who do something together as a group”. Sehingga
berdasarkan definisi-definisi tersebut secara sederhana tim riset dapat diartikan
sebagai sekelompok orang yang melakukan usaha untuk mendapatkan
informasi mengenai subyek atau obyek yang sedang diteliti, dalam hal ini
adalah narasumber dan peristiwa yang menyangkut narasumber.
Tim riset Kick Andy diberi tugas khusus untuk membantu
berjalannya proses perencanaan dan persiapan dengan hasil riset yang telah
dilakukannya. Sehingga lebih mudah bagi host nantinya untuk mewawancara
narasumber ketika tapping berlangsung. Pra wawancara atau wawancara
belakang layar dilakukan oleh tim riset sementara wawancara di depan layar
dilakukan oleh host. Disinilah tim riset memegang peranan pentingnya ketika
menggali informasi mengenai narasumber.
23
2.3
Kerangka Pemikiran
3 Tahap Produksi
Talk Show menurut
Fred Wibowo:
1. Perencanaan
2. Persiapan
3. Pelaksanaan
Produksi
Tim Riset
Talk Show
Program Kick Andy
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
24
Download