Governing Innovation in Practice – The Role of Top

advertisement
Pengelolaan Inovasi Dalam
Praktek – Peranan Top
Management
Ditulis oleh
Pengantar

“Inovasi bukan hanya sekedar pengembangan/ penciptaan produk
baru, namun melingkupi seluruh fungsi dan aktivitas dlm organisasi”

Banyak perusahaan yang mampu membuat “proses pengembangan
produk baru” yg memuaskan, namun sedikit yg telah menerapkan
Sistem Manajemen Inovasi (SMI) yg komprehensif. Sebuah sistem yg
mampu mengembangkan dan mempertahankan spirit inovasi secara
berkelanjutan.

Top Management Team (TOM) berperan penting dalam membangun SMI
karena mampu merubah mindset dan budaya organisasi.

Pada artikel ini terdapat 6 area esensial untuk mengorganisasi dan
memobilisasi Inovasi secara efektif.

Keyword > Inovasi = Proyek Perubahan?
6 Area Innovation Governance yg perlu dilakukan
oleh TOM
(guna membangun budaya inovasi berkelanjutan)
1.
Pembuatan kerangka inovasi secara menyeluruh.
2.
Identifikasi dan produksi nilai dari sebuah inovasi
3.
Pemilihan model governance innovation untuk mengalokasikan
tanggungjawab
4.
Pengalokasian sumberdaya dan penciptaan prioritas inovasi sebagai
bagian dari strategi & rencana inovasi dlm mendukung tujuan
organisasi
5.
Pengidentifikasian serta penyelesaian hambatan terkini dlm sistem
organisasi dan sumber penolakan atas penciptaan inovasi.
6.
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Inovasi dan pembuatan sebuah
mekanisme pengelolaan konflik kepentingan di dalam TOM.
Pembuatan Kerangka Besar Inovasi (1)

Tips dan Trik
3 Pertanyaan berikut dpt Menentukan Seberapa Besar Kerangka Inno-Gov:
1.
Mengapa berinovasi? Apa manfaat konkrit yg ingin kita peroleh
dengan inovasi tsb?
2.
Di manakah kita berinovasi? Pada area apa kita akan memfokuskan
upaya inovasi kita?
3.
“Berapa banyak” yg dibutuhkan untuk berinovasi? Berapa banyak
energy dan sumberdaya yg digunakan? Seberapa besar resiko untuk
melaksanakan inovasi? Apa tujuan inovasi tsb dilakukan?
+ Membangun tim audit inovasi
(semuanya dilakukan sebelum program inovasi diimplementasikan)
Cara Mendefinisikan Nilai (2)

Inovasi adalah mengubah peluang di pasar menjadi sebuah nilai (apa
yg diinginkan pelanggan)

Jika tidak ada mandat dari Top Management, perusahaan akan secara
otomatis mencarinya di dalam industry dan kondisi pasar. Dalam hal
ini nilai akan tercipta dari pengembangan produk baru yg
menggantikan atau melengkapi produk yg sudah ada.
Pemilihan Inovation Governance Model
(3)
Beberapa pertimbangan dlm pemilihan Inno-Governance Model :

Kecocokan tipe organisasi dan sumber kepemimpinan.

Preferensi Top Team Management : Apakah tetap mereka pegang atau
didelegasikan?

Tipe inovasi. Apakah berhubungan dgn teknologi? (paling cocok
CTO/CRO)

Ketersediaan kandidat yg cocok sebagai penggerak inovasi.
Model Inno-Governance dapat berubah melihat kondisi pasar, struktur
kepemimpinan, dan strategi perusahaan
Model-model
“Innovation Governance”
1)
Tim manajemen puncak
2)
CEO atau presiden grup/divisi
3)
Dewan atau kelompok pengarah inovasi lintas fungsional tingkat atas
4)
CTO (Chief Technology Officer) atau CRO (Chief Research Innovator)
5)
Manajer inovasi  eksekutif tingkat menengah – menengah-atas
6)
CIO (Chief innovation officer)
7)
Kelompok juara inovasi (a group of innovation champions)
8)
Tak ada yang bertanggungjawab (no one in charge)
9)
Duo: CTO + business unit manager/CXO
10) Duo: CXO + commercial/business executive
Pengalokasian sumberdaya dan
penciptaan prioritas inovasi (4)
1.
Bagaimana pembiayaan atas berbagai strategi perusahaan. Apakah
akan membiayai inovasi atas proker yg telah ada atau proker yg
benar2 baru?
2.
Karakterisasi tipe inovasi yg diinginkan perusahaan dan berapa
kebutuhan sumberdaya serta bagaimana hasilnya?
a)
Di manakah kita akan berinovasi?
b)
Berapa banyak yg dibutuhkan utk berinovasi? (anggaran)
c)
Dengan siapa kita berinovasi? (membuka kerjasama dgn organisasi
lain)
Pengidentifikasian hambatan (5)
Berikut ini 7 hambatan tumbuhnya inovasi (innovation killer) di suatu
perusahaan:
1.
Tekanan yg besar pada para manajer (atas tangungjawab mereka
mengelola inovasi)
2.
Takut mencoba dan mengambil resiko (kegagalan).
3.
Kurang berorientasi pada pelanggan (lack of user orientation).
4.
Ketidakjelasan atas prioritas inovasi.
5.
Kurangnya kesabaran manajemen atas hasil inovasi.
6.
“Ego Sektoral” atau “Ego Fungsional”
7.
Rezim kepemimpinan yg terlalu kaku dan berkuasa terlalu lama.
Monitoring dan Evaluasi Hasil (6)
Indikator sederhana : menilai input (sda yg dikeluarkan) dan ouput
inovasi (keberhasilan inovasi)
Indikator yg lebih terinci :

Lagging Indicators (Faktor Penghambat Inovasi)

Leading Indicators (Faktor Pendukung Inovasi)

In-Process Indicators (Indikator Proses/ Kualitas pelaksanaan Inovasi)

Learning Indicators (Indikator Pembelajaran)
SEKIAN &
MATURNUWUN
Download