LAPORAN PENDAHULUAN Keperawatan Medikal Bedah II Selulitis Disusun Oleh : Ikhsanul Amal - 41201095000043 PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Maret 2021 A. Definisi Selulitis adalah peradangan akut dan meluas dari dermis dan jaringan subkutan yang berkaitan. Selulitis mempunyai angka morbiditas yang tinggi dan biaya perawatan medis yang besar. Selulitis paling sering mengenai ekstremitas bawah. Faktor risiko yang mengakibatkan terjadinya selulitis adalah trauma (laserasi, luka bakar, abrasi, luka remuk, fraktur terbuka), penggunaan obatobatan intravena, gigitan binatang atau manusia, riwayat infeksi selulitis oleh Streptococcus, tinea pedis, masektomi radikal dengan diseksi kelenjar limfe aksilaris, graft yang diambil dari vena Saphena magna. B. Tanda dan gejala Gejala klinis selulitis berupa eritema dengan batas yang tidak tegas dan cepat meluas, nyeri, edema atau bengkak yang teraba hangat dan kencang (jarang namun bisa terjadi fluktuasi). Pada beberapa kasus selulitis dapat terjadi pembentukan bula ataupun nekrosis pada jaringan epidermis, menyebabkan erosi superfisial pada epidermis dan tampak sloughing. Gejala sistemik seperti demam, menggigil dan malaise bervariasi. Hanya sekitar 66% ditemukan infeksi. Erisipelas juga merupakan bagian dari infeksi kulit dan jaringan lunak, walaupun banyak mempunyai kesamaan klinis dengan selulitis namun mempunyai gambaran eritema yang berbatas tegas dengan warna merah terang yang klasik dengan permukaan menyerupai gambaran peau d’orange. Hal ini disebabkan keterlibatan jaringan yang lebih superfisial dan batas antara kulit normal dan sakit yang lebih jelas. C. Etiologi Selulitis disebabkan oleh organisme yang beragam, paling sering disebabkan oleh Streptococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Organisme penyebab selulitis yang lain seperti golongan batang Gram negatif dan bersifat aerob (Enterobacteriaceae, Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter), golongan anaerob (Bacteroides, Peptococcus), H. influenza, Pneumococcus, E.colli, Aeromonas hydrophila, Erysipelothrix rhusio-pathiae, Vibro vulnificus. Etiologi dari selulitis menurut Isselbacher (2009) adalah bakteri streptokokus grup A, streptokokus piogenes dan stapilokokus aureus. Penyakit selulitis dapat disebabkan oleh: a. Infeksi bakteri dan jamur Disebabkan oleh Streptococcus group A dan Staphylococcus aureus. Pada bayi yang terkena penyakit ini disebabkan oleh Staphylococcus group B. infeksi dari jamur aeromonas hydropila juga dapat menyebabkan selulitis. b. penyebab lain 1) gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia 2) kulit kering 3) eksim 4) kulit yang terbakar atau melepuh 5) diabetes 6) obesitas atau kegemukan 7) pembengkakan kronis pada kaki 8) penyalahgunaan obat-obat terlarang 9) menurunnya daya tahan tubuh 10) cacar air 11) malnutrisi 12) gagal ginjal D. Klasifikasi Menurut Mansjoer (2000), selulitis dapat digolongkan menjadi: a. Selulitis sirkumsripta serous akut Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau dua spasia fasial, yang tidak jelas batasnya. Infeksi bakteri mengandung serous, konsistensinya sangat lunak dan spongius. Penamaannya berdasarkan ruang anatomi atau spasia yang terlibat. b. Selulitis sirkumsripta supuratif akut Prosesnya hampir sama dengan selulitis sirkumsripta serous akut, hanya infeksi bakteri tersebut juga mengandung suppurasi yang purulen. Penamaan berdasarkan spasia yang dikenainya. Jika terbentuk eksudat yang purulen, mengindikasikan tubuh bertendesi membatasi penyebaran infeksi dan mekanisme resistensi lokal tubuh dalam mengontrol infeksi. c. Selulitis difus akut Pada selulitis ini yang paling sering dijumpai adalah Phlegmone / Angina Ludwig’s E. Patofisiologi Selulitis Kejadian selulitis terjadi akibat adanya bakteri patogen yang menembus lapisan luar sehingga menimbulkan infeksi pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit selulitis ini sering menyerang orang gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang tua pikun dan pada penderita diabetes mellitus yang pengobatannya tidak adekuat. Setlah menembus bagian luar lapisan kulit, infeksi tersebut akan menyebar ke jaringan dan menghancurkannya. Hyaluronidase memecah substansi polisakarida, fibrinolysin mencerna barrier fibrin, dan lecithinase menghancurkan membran sel (Fitzparick, 2018). Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh streptokokus grup A, sterptokokus lain atau staphilokokus aureus, kecuali jika luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit ditentukan, untuk absses lokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun etiologi abses ini biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan gram menunjukkan adanya organisme campuran (Isselbacher, 2010) F. Asuhan keperawatan A) Pengkajian 1. Identitas Pasien : Nama, umur, alamat, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan 2. Keluhan Utama : Biasanya pasien mengeluh nyeri pada luka infeksi dan biasanya bengkak 3. Riwayat Kesehatan : a. Riwayat penyakit sekarang : Tanyakan sejak kapan merasakan keluhan b. Riwayat penyakit dahulu : Apakah dulu pasien pernah menderita penyakit seperti ini c. Riwayat penyakit keluarga : Apakah ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini d. Riwayat psikososial : apakah pasien merasakan cemas yang berlebihan. 4. Pemeriksaan Fisik : Kepala : Dilihat kebersihan, bentuk, adakah oedem atau tidak Mata : Tidak anemis, tidak ikterus, reflek cahaya (+) Hidung : Tidak ada pernafasan cuping Mulut : Kebersihan, tidak pucat Telinga : Tidak ada serumen Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar Jantung : Denyut jantung meningkat Ekstremitas : Adakah luka pada ekstremitas Integumen : Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan yang terasa di suatu daerah yang kecil di kulit. Kulit yang terinfeksi menjadi panas dan bengkak, dan tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas (peau d’orange). Pada kulit yang terinfeksi bisa ditemukan lepuhan kecil berisi cairan (vesikel) atau lepuhan besar berisi cairan (bula), yang bisa pecah. 5. Penatalaksanaan Penatalaksanaan selulitis adalah insisi dan drainase pada keadaan yang terdapat abses. Pemberian antibiotic intravena seperti oksasilin atau nafsilin,obat oral dapat atau tidak digunakan. Infeksi bakteri ringan dapat diobati dengan penggunaan obat oral seperti analgesic, antipiretik. Perubahan posisi, imobilisasi ekstremitas, dan kompres. 6. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan darah, menunjukan peningkatan jumlah sel darah putih, eosinophil dan peningkatan laju sedimentasi eritrosit 2. Pewarnaan gram dan kultur pus atau bahan yang diaspirasi, menunjukan adanya organisme campuran 7. Diagnose keperawatan 1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d inflamasi 2. Gangguan integritas kulit / jaringan b.d perubahan sirkulasi 3. Manajemen kesehatan tidak efektif b.d kurang terpapar informasi 8. Intervensi keperawatan DX Luaran Keperawatan Nyeri akut agen pencedera tindakan fisiologis inflamasi b.d Setelah Intervensi Keperawatan melakukan Manajemen Nyeri d.d selama keperawatan Observasi 4x20 menit, 1. Identifikasi tingkatan nyeri karakter, lokasi, menurun dengan durasi, frekuensi, kriteria hasil : a. Keluhan kualitas, nyeri menurun b. Meringis menurun c. Sikap protektif menurun d. Gelisah menurun e. Kesulitan tidur menurun f. Frekuensi nadi membaik intensitas nyeri 2. Identifikasi skala nyeri 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memeperingan nyeri 4. Monitor efek samping penggunaan analgetik Teraupetik 1. Berikan teknik non farmakologis teknik nafas dalam 2. Kontrol lingkungan yang memerberat rasa nyeri 3. Fasilitasi istirahat dan tidur Edukasi : 1. Jelaskan strategi meredakan nyeri 2. Jelaskan periode, penyebab dan pemicu nyeri . Kolaborasi : 1. Kolaborasi pemberian analgetik Gangguan Setelah dilakukan Perawatan luka integritas kulit atau tindakan jaringan perubahan keperawatan Observasi b.d selama menit, 1. Monitor integritas kulit karakteristik luka sirkulasi d.d membaik, dengan ( warna, ukuran, edema, rubor, kriteria hasil: kalor, bau) 1. Kerusakan 2. Monitor jaringan tanda infeksi menurun Teapeutik 2. Kerusakan lapisan 1. Lepaskan plester kulit menurunn 3. Suhu membaik 4. Sensasi membaik 5. Tekstur membaik tanda- dan balutan secara perlahan kulit 2. Bersihkan dengan cairan NaCl 3. Pasang balutan sesuai jenis luka 4. Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka 5. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau kurang Edukasi 1. Jelaskan tanda gejala infeksi 2. Anjurkan mengonsumsi makanan tinggi kalori dan protein Kolaborasi 1. kolaborasi pemberian antibiotik Manajemen Kesehatan Setelah dilakukan Edukasi kesehatan tidak tindakan keperawatan Observasi efektif b.d kurang selama menit, Teraeutik terpapar informasi manajemen d.d kesehatan klien meningkat, dengan 1. Sediakan materi dan mengatakan tidak kriteria hasil : pembaca tahu kesehatan jika akan berakhir seperti ini 1. Melakukan tindakan untuk media 2. Jadwalkan mengurangi pendidikan faktor kesehatan sesuai resiko meningkat 2. Menerapkan kesepakatan 3. Berikan program kesempatan perawatan untuk bertanya meningkat Edukasi 1. Jelaskan faktro resiko yang dapat memengaruhi kesehatan . Daftar Pustaka 1. Chlebicki MP, Oh CC. Recurrent cellulitis: risk factors, etiology, pathogenesis and treatment. Curr Infect Dis Rep. 2014;16(9):422-30 2. Dppppni. 2016. Sdki. Jakarta : dppppni 3. Dppppni. 2017. Siki. Jakarta : dppppni 4. Dppppni. 2017. Slki. Jakarta : dppppni 5. Lipworth AD, Saavedra AP, Weinberg AN and Johnson RA. Non-Necrotizing Infection of the Dermis and Subcutaneous Fat: Cellulitis and Erysipelas. Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine. 8th ed. USA: McGraw-Hill. 2012. p.2160-9 6. Pulia MS, Calderone MR, Meister JR, Santistevan J, May L. Update on management of skin and soft tissue infections in the emergency department. Curr Infect Dis Rep. 2014;16(9):418. 7. Isselbacher, Kurt Harrison.(2009): Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam: (Harrison's Principles of Internal Medicine); Volume 1 .penerbit buku kedokteran Jakarta 8. Mansjoer, A (2000). Kapita Selekta Kedokteran jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.