aplikasi peer education pada antenatal class dalam optimalisasi

advertisement
APLIKASI PEER EDUCATION PADA ANTENATAL CLASS DALAM
OPTIMALISASI KUALITAS IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI KASIH
KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG
Eka Yuni Indah Nurmala1), Chatarina Galuh Suryondari2)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes
Jl R.Panji Suroso No 6 Malang
Email : 1)[email protected]
Abstrak
Antenatal care sangat diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi demi kualitas
hidup yang lebih baik melalui pendidikan antenatal dengan metode kelas antenatal dengan pendekatan
peer educator. Tujuan dalam penelitian ini adalah membentuk suatu Peer Education dan
mengidentifikasi perubahan pengetahuan ibu hamil pada antenatal class.Penelitian ini adalah
eksperimental community models dengan pendekatan post test without control group. Penelitian ini
akan dilakukan selama 7 bulan berupa studi analisis, dan menggunakan analisa spearman rank. Peer
Educator dalam penelitian ini berjumlah 20 orang dengan jumlah responden 40 responden dengan usia
kehamilan 12-16 minggu yang dilihat pengetahuannya tentang kehamilan, persalinan, nifas dan bayi
baru lahir serta dinilai ketepatan pengambilan keputusan untuk rujukan jika mengalami risiko
kehamilan. Hasil penelitian didapatkan nilai p adalah 0,03 sehingga terdapat pengaruh aplikasi peer
education terhadap kualitas ibu hamil dilihat dari proses persalinan dan ketepatan mengambil
keputusan untuk rujukan.Bahwa dengan adanya Peer Educator, akan dapat meningkatkan
pengetahuan ibu tentang kehamilannya sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dalam
rujukan dan menurunkan kejadian morbiditas dan mortalitas.Meningkatkan peran serta masyarakat
dalam usaha untuk promotif dan preventif dalam kehamilan, sehingga akan meningkatkan
kesejahteraan ibu dan bayi serta menurunkan angka komplikasi sehingga mempunyai dampak
penurunan AKI dan AKB.
Kata Kunci: Peer educator, kualitas ibu hamil
Abstract
Antenatal care is important to improve the health of mothers and infants for the sake of a better
quality of life through antenatal education using antenatal class method with the approach of peer
educators . The purpose of this research is to establish a Peer Education and identify changes in
pregnant women at antenatal knowledge. This research is the experimental community models with
post-test approach without control group . This research will be conducted over 7 months an using
analytical studies with Spearman rank analysis . Peer Educator in this study of 20 people with the
number of respondents 40 respondents with gestational age 12-16 weeks were seen knowledge about
pregnancy , childbirth , postpartum and newborn and assessed the accuracy of decision-making for a
referral with a risk of pregnancy . The results showed a p-value is 0.03 so there is an influence on the
quality of peer education application pregnant women seen from the birth process and accuracy of
decision-making for referral. Peer Educator will be able to increase the knowledge of the mother
about her pregnancy so that they can make informed decisions in referral and decrease the incidence
of morbidity and mortalitas. Increase community participation in efforts for promotion and prevention
in pregnancy , that will improve the welfare of the mother and baby as well as reduce the number of
complications that have any impact on MMR and IMR decline .
Page 15 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
Maternity
Pendahuluan
Menurut Laporan KIA Provinsi tahun
2011, jumlah kematian ibu yang dilaporkan
sebanyak 5.118 jiwa. Penyebab kematian ibu
terbanyak masih didominasi Perdarahan
(32%), disusul Hipertensi dalam kehamilan
(25%), Infeksi (5%), Partus lama (5%), dan
Abortus (1%). Penyebab lain-lain (32%)
cukup besar, termasuk di dalamnya penyebab
penyakit non obstetrik.Untuk mencapai target
MDGs sebesar 102 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015, diperlukan upaya
keras dan penguatan kerja sama lintas sektoral.
AKI di Indonesia masih cukup tinggi.
Skenario percepatan penurunan Angka
Kematian Ibu melalui MDGs 5 akan tercapai
apabila 50% kematian ibu per provinsi dapat
dicegah, dengan cara: Memastikan setiap
komplikasi maternal mendapatkan penanganan
secara adekuat dan tepat waktu melalui
pemantapan jejaring rujukan, memastikan
setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar, mengupayakan setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan, memberikan
pelayanan KB sesuai standar untuk mencegah
kehamilan
4
Terlalu,
meningkatkan
pemberdayaan
suami,
keluarga
dan
masyarakat dalam kesehatan reproduksi
responsif gender, mengoptimalkan manajemen
kesehatan ibu di setiap tingkatan, memastikan
dukungan pembiayaan program kesehatan ibu.
Pendidikan
antenatal
merupakan
komponen yang penting dalam pelayanan
antenatal care, dalam menghadapi persalinan
yang aman, mencegah terjadinya komplikasi
sampai akhir kehamilan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi seseorang untuk mengikuti
kelas
antenatal adalah bidan/instruktur, tipe
bidan/instruktur, metode pemberian materi.
Untuk memperbaiki mutu pelayanan antenatal
care,
beberapa
pelayanan
kesehatan
menerapkan kelompok-kelompok kecil. Saat
ini, prinsip utama dalam antenatal care adalah
adalah promosi kesehatan. Prinsip pelaksanaan
antenatal care adalah pembelajaran orang
Page 16 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
dewasa
sehingga
akan
meningkatkan
pengetahuan dan juga pemecahan masalah dan
perubahan adaptasi kehamilan. Dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa metode
pengajaran dan pembelajaran pada kelompok
besar tidak cocok untuk kelompok besar,
sehingga direkomendasikan untuk kelompok
kecil sehingga akan lebih efektif ke sasaran
individu.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan
pada 2012 di BPM Kasih Sukun, bahwa
pelaksanaan antenatal class belum berjalan
efektif yang ditunjukkan bahwa antusias dari
ibu hamil untuk mengikuti antenatal class
masih rendah. Hal ini masih menunjukkan
bahwa masyarakat belum begitu peduli dengan
pentingnya informasi yang diberikan selama
kehamilan. Mereka menganggap bahwa
kunjungan ke bidan saja sudah cukup tidak
perlu untuk mengikuti antenatal class.
Paparan di atas maka peneliti bermaksud
membentuk peer education yang bertujuan
membentuk peer educator yang mempunyai
kemampuan untuk memberikan informasi
kepada sesama ibu hamil agar dapat
meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil
yang bertujuan untuk melahirkan bayi yang
sehat, sehingga diharapkan akan dapat
menurunkan angka kematian ibu dan bayi
serta untuk meningkatkan kualitas generasi
bangsa.
Metode Penelitian
Penelitian tahun pertama ini merupakan
penelitian eksperimental community models
dengan pendekatan post test without control
group. Penelitian ini akan dilakukan selama 7
bulan berupa studi analisis, dan menggunakan
analisa spearman rank. Peer Educator dalam
penelitian ini berjumlah 20 orang yang
mempunyai kriteria ketrampilan komunikasi
timbal balik yang asertif, bertanggung jawab,
tegas dan mempunyai kemampuan leadership
tinggi. Responden dalam penelitian ini adalah
40 orang ibu hamil usia kehamilan sekitar 12
minggu yang bersedia menjadi responden
secara sukarela melalui tehnik accidental
Maternity
sampling dilanjutkan dengan simple random
sampling untuk penetuan subyek penelitian.
Adapun tahapan kerja yang akan
dilakukan untuk peer educator adalah
penyamaan persepsi goal out put dari kegiatan
ini, penyataan kesediaan diri dalam kegiatan
ini, pembinaan dan pelatihan peer educator
tentang
materi
antenatal
class,
mengaplikasikan peer educator kepada
responden yang dibagi menjadi 4 kelompok.
Sedangkan untuk mengetahui kualitas
ibu
hamil
dengan
cara
mengetahui
pengetahuan ibu hamil tentang proses
kehamilan dan persiapan menjelang persalinan
yang diukur dengan menggunakan kuesioner,
mengetahui tingkat resiko ibu hamil dengan
menggunakan Kartu Skor Poedji Rochyati dan
partograf (untuk mengetahui upaya deteksi
dini dan rujukan berencana yang dilakukan
oleh ibu hamil jika mengalami resiko pada
kehamilan).
HASIL PENELITIAN
Hasil-hasil penelitian akan disajikan berupa data umum dan data khusus dari responden.
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No
1.
2.
3.
Umur
15-19 tahun
20-35 tahun
36-45 tahun
Total
Jumlah
4
30
6
40
Persentase (%)
10
75
15
100
Berdasarkan tabel di atas didapatkan sebagian besar 75% berusia reproduktif sehat, tetapi masih ada
usia kurang dari 20 tahun sebanyak 10% dan lebih dari 35 tahun sebanyak 15%.
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Kehamilan
No
1.
2.
3.
Jumlah Kehamilan
1
2
>2
Total
Jumlah
19
13
8
40
Persentase (%)
47,5
32,5
20
100
Berdasarkan tabel di atas didapatkan 47,5 % kehamilan pertama dan kehamilan lebih dari dua
sebanyak 20%.
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No
1.
2.
3.
4.
5.
Pendidikan
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Total
Jumlah
0
2
5
29
4
40
Persentase (%)
0
5
12,5
72,5
10
100
Berdasarkan tabel di atas sebagian besar 72,5 % berpendidikan SMA.
Page 17 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
Maternity
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No
1.
2.
Pekerjaan
Bekerja
Tidak Bekerja
Total
Jumlah
28
12
40
Persentase (%)
70
30
100
Berdasarkan tabel di atas bahwa sebagian besar responden 70% bekerja.
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan
No
1.
2.
3.
Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Total
Jumlah
24
11
5
40
Persentase (%)
60
27,5
12,5
100
Berdasarkan tabel di atas pengetahuan responden 60 % adalah baik, tetapi masih ada yang kurang
yaitu 12,5 %.
Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Ketepatan Pengambilan Keputusan
No
1.
2.
3.
4.
Ketepatan Pengambilan
Keputusan
Normal
Rujukan Dini Berencana
Rujukan Tepat Waktu
Rujukan Terlambat
Total
Jumlah
Persentase (%)
31
7
2
0
40
77,5
17,5
5
0
100
Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa sebagian besar persalinan normal 77,5%, dan tidak
ada yang rujukan terlambat.
Tabel 5.7 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Ketepatan Pengambilan Keputusan
Rujukan Berdasarkan Risiko Kehamilan
No
1.
2.
3.
Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Total
Normal
Persentase
(%)
19
7
5
31
47,50
17,50
12,50
Ketepatan Pengambilan Keputusan
Rujukan
Persentase Rujukan Persentase
Dini
(%)
Tepat
(%)
Berencana
waktu
3
7,50
2
5
4
10,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
7
2
Rujukan
Terlambat
Persentase
(%)
0
0
0
0,00
0,00
0,00
Berdasarkan tabel di atas bahwa dengan pengetahuan yang baik dan cukup akan bisa mengambil
keputusan yang tepat dalam rujukan, dan tidak ada rujukan yang terlambat.
Berdasarkan analisa data dengan menggunakan Spearman Rank didapatkan hasil nilai p = 0,03,
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara peer education terhadap kualitas asuhan
antenatal yang menurunkan kejadian komplikasi pada ibu.
Page 18 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
Maternity
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
p=0,03 sehingga terdapat pengaruh aplikasi peer
education terhadap kualitas ibu hamil yang
dilihat dari ketepatan pengambilan keputusan
untuk rujukan pada kasus komplikasi kehamilan.
Antenatal care bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan janin serta bertujuan untuk
skrining terhadap komplikasi-komplikasi pada
kehamilan dan juga untuk persiapan persalinan.
Pendidikan antenatal merupakan komponen
yang penting dalam pelayanan antenatal care,
dalam menghadapi persalinan yang aman,
mencegah terjadinya komplikasi sampai akhir
kehamilan.
Prinsip pelaksanaan antenatal care adalah
pembelajaran orang dewasa sehingga akan
meningkatkan pengetahuan dan juga pemecahan
masalah dan perubahan adaptasi kehamilan.
Salah satu model untuk memfasilitasi ibu untuk
belajar dan bersosialisasi adalah kelas antenatal.
Metode antenatal yang individu/tradisional
hanya sedikit bisa menurunkan angka kejadian
BBLR dan prematuritas. Berdasarkan penelitian
Ickovics et al menunjukkan bahwa kelas
antenatal bisa menurunkan 33% angka kejadian
prematuritas. Kejadian prenatal dan postpartum
depresi juga bisa diturunkan dengan adanya
kelas antenatal. Kelas Antenatal merupakan
suatu bentuk pelayanan antenatal yang lebih
cenderung menonjolkan pengalaman ibu hamil
yang menyenangkan, perawatan ibu hamil, dan
kondisi kehamilan sehingga metode tersebut
dapat meningkatkan kepuasan ibu hamil
terhadap pelayanan antenatal.
Kelas ibu hamil (Antenatal Class)
merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap
muka dalam kelompok yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan,
perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir,
mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
Kelas Antenatal merupakan suatu bentuk
pelayanan antenatal yang lebih cenderung
menonjolkan pengalaman ibu hamil yang
menyenangkan, perawatan ibu hamil, dan
Page 19 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
kondisi kehamilan sehingga metode tersebut
dapat meningkatkan kepuasan ibu hamil
terhadap pelayanan antenatal.
Model ini berfokus pada 3 hal yaitu
asesmen, pendidikan dan motivasi. Setiap
kelompok terdiri dari 8-12 ibu hamil yang
dimulai pada usia kehamilan 12-16 minggu
sampai awal postpartum. Kelompok tersebut
memfasilitasi ibu hamil untuk bertemu dengan
ibu hamil lainnya yang berbagi pengalaman dan
saling belajar serta memfasilitasi terciptanya
dukungan sosial. Selain itu juga meningkatkan
kepuasan terhadap pelayanan antenatal yang
diberikan oleh tenaga kesehatan dan juga
mempermudah pada pelayanan persalinan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelas
antenatal lebih efektif dalam pemberian asuhan
antenatal dibandingkan dengan asuhan pada
individu.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
dengan adanya kelas antenatal, ibu hamil
mempunyai alasan yang cukup jelas untuk
melaksanakan kunjungan antenatal karena
keberlanjutan asuhan, lebih fleksibel dalam
waktu kunjungan dan utamanya dapat bertemu
sesama ibu hamil sehingga dapat berbagi
pengalaman tentang kehamilannya. Ibu hamil
yang mempunyai hubungan yang baik dengan
tenaga kesehatan dan aktif dalam kegiatan
diskusi di kelas antenatal akan lebih sukses
belajar dalam kelompok tersebut. Beberapa ibu
hamil merasa mempunyai ketertarikan terhadap
hal lain yang lebih penting karena kehamilan
oleh sebagaian orang dianggap sebagai waktu
yang sangat stres, sehingga dengan adanya kelas
antenatal wanita hamil tersebut akan merasa
lebih nyaman karena bisa berbagi pengalaman
yang hampir sama dengan wanita hamil lainnya.
Pengalaman tersebut akan membuat wanita
hamil tersebut menjadi lebih percaya diri dalam
menghadapi kehamilannya.
Berdasarkan penelitian menunjukkan 76,9%
pasangan akan merasa lebih nyaman dan siap
menghadapi persalinan setelah mengikuti kelas
antenatal. Calon ayah juga merasa lebih percaya
diri untuk mendamping ibu dalam menjalankan
proses kehamilan dan persalinan nantinya. Calon
ayah seharusnya juga mengikuti kelas antenatal
Maternity
untuk keberhasilan dan keberlanjutan asuhan
pada ibu hamil dan juga untuk kesetaraan
gender.
Bedasarkan metaanalisis dari 13 penelitian
menunjukkan bahwa pendekatan peer education
meningkatkan pengetahuan dan perubahan
perilaku positif dan juga meningkatkan upaya
pencegahan terhadap penyakit. Peer educator
merupakan unsur penting dalam keberhasilan
dalam program ASI eksklusif karena selalu
menggunakan
pendekatan
pada
aspek
biopsikososial, diskusi, kelompok-kelompok
kecil, berbagi pengalaman sehingga hal tersebut
akan
dapat
meningkatkan
pengetahuan,
ketrampilan dan juga perubahan perilaku yang
lebih baik. Penelitian ini menunjukkan bahwa
peningkatan pengetahuan dan perubahan
perilaku yang positif lebih tinggi pada
pendekatan peer educator dibandingkan hanya
dengan asuhan dari tenaga kesehatan. Faktorfaktor yang bisa berkontribusi terhadap efektif
dan efisien dari program tersebut adalah
rekrutmen, pelatihan dan supervisi, retensi dan
kompensasi yang diterima oleh peer educator.
Berdasarkan
penelitian
yang
sudah
dilaksanakan bahwa dengan adanya peer
educator meningkatkan motivasi ibu hamil
untuk melaksanakan antenatal care karena bisa
berbagi pengalaman tentang kehamilannya.
Manfaat lainnya yaitu peningkatan pengetahuan
ibu hamil terhadap mulai proses kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB
sehingga ibu dapat dengan tepat untuk
mengambil keputusan melakukan rujukan
berencana bila terjadi komplikasi.
Dalam the Midwives Rules and Standards
dinyatakan bahwa seorang bidan harus
memungkinkan
wanita
untuk
membuat
keputusan mengenai asuhannya berdasarkan
kebutuhannya sendiri, dengan cara membahas
masalah ini sepenuhnya bersama wanita
tersebut.
Keputusan
berdasarkan
pengetahuan
terdapat dua hal yang penting, yaitu keputusan
harus berdasarkan informasi yang mutunya
bagus serta relevan dan keputusan harus
mencerminkan nilai-nilai yang dianut oleh
pembuat keputusan. Untuk hal tersebut maka
Page 20 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
seorang bidan harus memberikan informasi yang
jelas dan relevan dan memastikan bahwa
informasi yang diberikan dapat diterima dan
dimengerti. Bidan juga harus menetapkan
pilihan dan sikap klien terhadap pemeriksaan
untuk memastikan bahwa keputusan yang
diambil berdasarkan pengetahuan dari klien.
Kesimpulan
Bahwa dengan adanya Peer Educator , akan
dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang
kehamilannya sehingga dapat melakukan deteksi
dini terhadap komplikasi yang mungkin terjadi
dalam kehamilan dan melaksanakan rujukan
secara dini berencana. Meningkatkan peran serta
masyarakat dalam usaha untuk promotif dan
preventif dalam kehamilan, sehingga akan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi serta
menurunkan angka komplikasi sehingga
mempunyai dampak penurunan AKI dan AKB.
Saran bekerjasama dengan Dinas Kesehatan,
Puskesmas, Bidan Praktek Mandiri dan instansi
terkait untuk meningkatkan peran dan fungsi
dari Antenatal Class untuk membentuk Peer
Educator.
Daftar Pustaka
1. Laporan KIA Provinsi 2011. Direktorat Bina
Kesehatan Ibu. Ditjen Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian
Kesehatan RI.
2. Departemen Kesehatan RI.2010. Riset
Kesehatan Dasar.
3. Ringo AS, Nasution SS. Pengetahuan Ibu
Hamil dan Motivasi Keluarga Dalam
Pelaksanaan Antenatal Care di Puskesmas
Ujung Batu Riau.Jurnal Keperawatan
Holistik;2012; 1; 3.
4. Schott J, Priest J. 2008. Kelas
Antenatal.Jakarta:EGC.
5. Sullivn A, Kean L, Cryer A. Panduan
Pemeriksaan Antenatal. Jakarta:EGC,2009.
6. Svensson J, Barclay L, Cooke M. Effective
Antenatal
Education:
Strategies
Recommended by Expectant and New
Maternity
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Parents. Journal of Perinatal Education
17(4).33-42.2008.
Kemenkes RI. Pedoman Pelaksanaan Kelas
Ibu Hamil. Jakarta; Kemenkes RI. 2011.
Sheeder J, Yorga KW, Greher KK. A
Review of Prenatal Group Care Literature:
The Need for a Structured Theoretical
Framework and Systematic Evaluation.
Matern Child Health J (2012) 16: 177-187.
Kennedy HP, Farrell T, Paden R, Hill MJ,
Jolivet RR et al. A Randomized Clinical trial
of Group Prenatal Care in Two Military
Settings. Military Medicine (2011) 176:
1169-1177.
Novick GB. 2009. Women’s Experience of
Group Prenatal Care. A Dissertation
Presented to the Faculty of the Graduate
School of Yale University.
Novick G, Sadler LS, Knafl KA, Groce NE,
Kennedy HP. The Intersection of Everyday
Life and Group Prenatal Care for Women in
Two Urban Clinics. Journal of Health care
for the Poor and Underserved (2012): 589603.
Deborah G, Jane S, Lynne C. 1997. What
Do Men Think of Antenatal Classes?.
International
Journal
of
Childbirth
Education. 12 (2): 38-41.
Ngo AD, Ha TH, Rule J, Dang CV. 2013.
Peer based Education and the Integration of
HIV and Sexual and Reproductive Health
Services for Young People in Vietnam:
evidence from a Project Evaluation. PloS
ONE 8 (11):e80951.
Darwent KL, Kempenaar LE. 2014. A
Comparison of Breastfeeding Women’s,
Peer Supporter’ and Student Midwives’
Breastfeeding Knowledge and Attitudes.
Tersedia di www.elsevier.com/nepr.
Anderson AK, Damio G, Young S,
Chapman DJ, Escamilla RP. A Randomized
Trial Assessing the Efficacy of Peer
Counseling on Exclusive Breastfeeding in a
Predominantly
Latina
Low-Income
Community
Page 21 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
Maternity
Download