MIDDLE * LATE CHILDHOOD

advertisement
SOSIOEMOSI ANAK
Psikologi Perkembangan
Unita Werdi Rahajeng – www.unita.lecture.ub.ac.id
Initiative vs Guilt
• Anak memiliki kesempatan untuk bergerak ke
lingkungan dunia yang lebih luas
• Berkembangnya SELF
• Initiative didukung jika anak diberi kesempatan
melakukan aktivitas motorik, mengembangkan
imajinasinya dan diberi respon atas pertanyaanpertanyaannya
INDUSTRY VS INFERIORITY
• Mulai tertarik dengan cara
kerja dan cara
menghasilkan produk
• Pandangan anak tentang
kemampuannya terkait
dengan produktif
menentukan harga diri
PERKEMBANGAN SELF
• Self Concept: gambaran keseluruhan dari
kemampuan dan karakter khusus khusus
• Sudah mampu mendefinisikan dirinya
• Biasanya anak usia dini menggambarkan diri
mereka dengan perilaku konkret dan dapat
diamati, karakteristik eksternal seperti tampilan
fisik (rambutku panjang, pakai kuteks, dll),
kepemilikan (punya kelinci, punya boneka, dll)
serta anggota keluarga (ada uti, kung, ayah, bunda,
dll), menyebut keterampilan tertentu dan bukan
umum (memanjat, menari, dll)
Self Esteem Anak Usia Dini
 self-esteem (harga diri) adalah penilaian yang dibuat
seseorang mengenai keberhargaan dirinya sendiri
 harga diri anak tidak selamanya didasari oleh penilaian
realistis. Sering tergantung dari umpan balik orang
tua/dewasa dan sering meintepretasikan berlebihan
 Anak usia awal cenderung melihat konsep diri sebagai semua
atau tidak sama sekali. Misal : saya baik atau saya nakal
GENDER
• Dimensi sosial menyangkut laki-laki dan perempuan
• Gender identity  perasaan tentang jenis kelaminnya
• Gender role  harapan mengenai apa yang patut bagi
laki-laki atau perempuan
Faktor yang Mempengaruhi Gender
• Faktor Biologis  hormonal dan otak
• Faktor Sosial
a. Identification Theory  usia 5-6 tahun mengadopsi
karakteristik ortu sejenis
b. Social-learning Theory  imitation gender behaviour,
reward and punishment
c. Faktor Parental, Peer, Sekolah
•
Faktor Kognitif  6-7 thn
seiring dengan kemampuan
kategorisasi
ISU KELUARGA
•
•
•
•
•
Sibling Rivalvry
Birth Order
Perceraian Orang tua
Working Mother
Depressed Parent
POLA ASUH ORANG TUA
1. Authoritarian  Memaksa
kepada anak
2. Authoritative  Mendorong
anak untuk mandiri namun
masih memberi batas
3. Permissive  Tidak terlibat
dengan anak
a. Neglectful  cuek dengan anak
b. Indulgent  memberi
kebebasan tanpa batas
KELUARGA ANAK TENGAH AKHIR
• Coregulation  peralihan kontrol orang tua ke arah kontrol
diri sendiri dari waktu ke waktu
• Penerapan disiplin relatif lebih mudah dibandingkan usia dini
atau masa remaja
PEER RELATION
• Hubungan dengan teman sebaya semakin meningkat
• Memilih teman cenderung berjenis kelamin sama
• Peer relation memiliki hubungan dengan pengasuhan,
misal kasus bullying, pemilihan teman sebaya
PEER RELATION
• Waktu luang mulai banyak dihabiskan dengan teman sebaya
• Mulai mengembangkan hubungan persahabatan
• Fungsi persahabatan:
a. Companionship  aktivitas bersama
b. Stimulation  hal-hal menarik dan menyenangkan
c. Physical support  dukungan perkembangan fisik
d. Ego support  feedback ttg self understanding
e. Social comparison  benar vs salah
f. Intimacy/affection  kehangatan dan rasa percaya
PEER RELATION
• Gender mempengaruhi komposisi, ukuran dan interaksi di
dalamnya  anak perempuan berkelompok 2 – 3 orang banyak
terlibat percakapan kolaboratif, anak laki-laki berkelompok
lebih banyak bermain permainan kasar, kompetitif, mengambil
resiko
• Dunia anak adalah bermain
• Bermain  aktivitas menyenangkan tanpa paksaan
• Manfaat bermain : meningkatkan kedekatan dengan
peer, mengurangi tekanan, mendukung
perkembangan kognitif, kesempatan eksplorasi
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
• Child-centered kindergarten  perhatian pada
perkembangan fisik, kognitif, dan sosial anak. Instruksi
belajar seputar kebutuhan, minat dan gaya belajar anak.
Penekanan pada proses belajar bukan pada apa yang
dipelajari
• Ex Pendekatan Montessori, Reggio Emilia
SEKOLAH
• Mulai memasuki pendidikan formal awal untuk
memperluas wawasan, ketrampilan berpikir dan
kompetensi sosial
• Achievement mulai berkembang
• Menjadi peletak dasar pemahaman tentang kesuksesan
dan pentingnya goal-setting
PEMIKIRAN MORAL
• Piaget :
Heteronomous Morality : usia 4- 7 tahun. keadilan dan aturan
dipandang sebagai sifat2 mengenai dunia yg pakem, tdk bisa
diubah
Autonomous Morality : usia >10 th. Individu menyadari aturan
& hukum diciptakan o/ manusia, dlm memutuskan tindakan
seseorang harus mempertimbangkan intensi aktor &
konsekuensinya
KOHLBERG
TINGKAT 1
Prakonvensional
Tdk ada internalisasi
TINGKAT 2
Konvensional
Internalisasi menengah
TINGKAT 3
Pascakonvensional
Internalisasi penuh
Tahap 1 (Moralitas
Heteronom)
Pemikiran moral sering
dikaitkan dengan
hukuman
Tahap 3 (Ekspekstaksi
interpersonal mutual, hub
dg orang lain, konformitas
interpersonal)
Individu mnghargai
kpercayaan, kepedulian, &
loyalitas thd orang lain sbg
dasar penilaian moral
Tahap 5 (Kontrak atau
utilitas sosial dan hak
individu)
Individu menalar bahwa
nilai, hak, dan prinsip
adalah hal yg lebih luas
drpd hukum
Tahap 2 (Individualisme,
Tujuan, dan Pertukaran
Instrumental)
Individu berusaha
memuaskan kemauannya
dan membiarkan orang
lain bertindak serupa.
Kelayakan mengandung
unsur tukar menukar
Tahap 4 (Moralitas Sistem
Sosial)
Penilaian moral didasari
pemahaman mengenai
keteraturan sosial, hukum,
keadilan, dan tugas
Tahap 6 (Prinsip Etika
Universal)
Individu tlh
mngembangkan standar
moral berdasarkan hak2
manusia universal
Download