KETERKAITAN PENDIDIKAN DAN PERENCANAAN KEHAMILAN DENGAN KELENGKAPAN PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN MOJOKERTO Elies Meilinawati SB, Ifa Roifah STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto ABSTRAK Antenatal care aims to prevent and treat conditions that can threaten the health of the fetus / new born baby and or mother. Indicators of access monitoring coverage of antenatal care use K1, service indicator pregnant women with K4 scope. K1 and K4 coverage gap in the region indicate that there are still women who are not pregnant monitored by default, if the dropout rate K1 - K4 more than 10 % means that the region is problematic and needs to search. The purpose of this study was to analyze the relationship between education and pregnancy planning with complete antenatal care in women in Mojokerto regency. The study design was cross sectional. The number of respondents was 140 K1 ever recorded in 2011. Data were analyzed with bivariate and multivariable chi square test and multiple logistic regression. The results of this study are in bivariate relationship exists between education (p = 0.001) and planning a pregnancy (p < 0.001) with complete antenatal care , the results obtained in multi- variable education ( p = 0.012 , POR = 3.299 , IK95 % = 1.307 to 8.327 ) and planning a pregnancy ( p < 0.001 , POR = 8.817 , IK95 % = 3.843 to 20.233).The conclusions of this study are mothers with secondary education up and have a mother who is planning a pregnancy completeness of antenatal care compared to mothers with primary education and women with unplanned pregnancies . Keywords : antenatal care , education , planning a pregnancy terwujud.Pelayanan kesehatan oleh PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan tenaga kesehatan untuk ibu selama meningkatkan masa kehamilannya, dilaksanakan kesadaran, kemauan dan kemampuan sesuai dengan standar pelayanan hidup sehat bagi setiap orang agar antenatal yang ditetapkan dalam peningkatan Standar diarahkan masyarakat untuk derajat kesehatan dapat Pelayanan Kebidanan (SPK).Perawatanantenatalbertujuan 1 untuk mencegahatau mengidentifikasidan penurunan cakupan K1 dan K4 pada tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 mengobatikondisi yang yaitu K1 97,81% dan K4 90,58% dapatmengancam pada tahun 2010 menjadi K1 97,2% kesehatanjanin/bayi baru lahirdan / dan K4 85,9%.4, 6Angka drop out atauibu.1Indikator pemantauan akses K1-K4 di Kabupaten Mojokerto pelayanan antenatal menggunakan tahun 2011 mengalami peningkatan, cakupan K1, indikator pelayanan ibu tahun 2010 angka drop out tidak hamil dengan cakupan K4. Adanya mencapai 10%, pada tahun 2011 kesenjangan antara cakupan K1-K4 angka drop out menjadi 11,3%, pada menunjukkan masih adanya drop out tahun 2010 dari 27 puskesmas di pelayanan antenatal, artinya masih Kabupaten Mojokerto terdapat 10 ada ibu hamil yang tidak terpantau puskesmas yang angka drop out K1- kondisi sesuai K4 lebih dari 10%, sedangkan tahun standar,jika angka drop out K1-K4 2011 jumlah puskesmas yang angka lebih dari 10% berarti wilayah drop out K1-K4 lebih dari 10% tesebut mengalami peningkatan menjadi 16 kehamilannya bermasalah dan perlu penelusuran.2 Target antenatal puskesmas, dimana 4 puskesmas capaian sesuai pelayanan dengan diantaranya telah melampaui target SPM capaian K1 dan 1 puskesmas telah kabupaten dan kota tahun 2008 melampaui target K4.6, 7Puskesmas adalah kunjungan K1 100% pada Kedungsari, Ngoro dan Dlanggu tahun 2015, serta kunjungan K4 95% merupakan 3 wilayah puskesmas pada tahun 2015.3 Capaian pelayanan dengan drop out tertinggi yaitu antenatal di Indonesia berdasarkan melebihi 20% pada tahun 2011. Profil Data Kesehatan Indonesia Analisis pemanfaatan layanan tahun 2011 didapatkan hasil cakupan kesehatan sering didasarkan pada K1 95,71%, cakupan K4 88,27%.4 Di model perilaku yang dikembangkan Jawa Timur tahun 2011 cakupan K1 oleh 96,63% dan cakupan K4 88,25%.5 10 Kabupaten Mojokerto mengalami Andersen dan Newman.8- Kerangka konseptual membantu pemahaman lebih baik tentang 2 hubungan antara determinan (faktor berganda. penentu) sosial, ditentukan determinan dari Kemaknaan hasil dengan uji nilai sistem perawatan kesehatan dan p<0,005.Hipotesis determinan penelitian ini tidak ada hubungan individu penggunaan pada statistik dalam perawatan pendidikan dan perencanaan kesehatan.8Konsep faktor penentu kehamilan dengan pemanfaatan (determinan) individu pemanfaatan pelayanan antenatal pada ibu di pelayanan wilayah kerja puskesmas. kesehatan terdiri dari komponen predisposisi, komponen pemungkin dan kebutuhan tingkat komponen sehubungan dengan penyakit.8-10Tujuan dalam HASIL PENELITIAN Hasil pengambilan data meliputi karakteristik subjek penelitian ini adalah menganalisis hubungan antar hubungan pendidikan dianalisis secara perencanaan kehamilan pemanfaatan pelayanan dan dengan antenatal pada ibu di wilayah kerja puskesmas di Kabupaten Mojokerto. penelitian, variabel bivariabel yang dan multivariabel, akan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Umum Subjek Penelitian METODE Rancangan penelitian ini adalah analaitik corelation dengan pendekatan crossectional. Jumlah responden adalah 140 orang yang pernah tercatat K1 pada tahun 2011 Teknik pengambilan sampel pada penelitian kuantitatif proportional Analisis data random dengan sampling. dilakukan secara bivariabel dengan uji chi square dan Tabel 1 dapat dilihat bahwa pendidikan sebagian besar responden (63%) adalah pendidikan dasar.Jarak tempuh sebagian besar responden (79%) lebih dekat dibandingkan jarak tempuh rata-rata responden, multivariabel dengan regresi logistik 3 Sebagian besar responden (70%) menggunakan alat di Kabupaten Mojokerto transportasi berupa sepeda motor untuk menuju tempat pelayanan kesehatan. dengan kehamilan responden direncanakan adalah 66%, serta sebagian besar (66%) responden dengan pemanfaatan pelayanan antenatal yang lengkap. Tabel menunjukkan hubungan yang signifikan antara pendidikan Tabel 2Analisis bivariabel hubungan pendidikan ibu, perencanaan kehamilan dengan kelengkapan pelayanan antenatal di Kabupaten Mojokerto 3 dengan pemanfaatan pelayanan antenatal dengan nilai OR = 3,299 (IK 95% : 1,307-8,327) dan p = 0,012 yang artinya ibu yang berpendidikan rendah mempunyai risiko tidak melakukan pemanfaatan pelayanan antenatal lengkap 3,299 kali lebih tinggi daripada ibu yang berpendidikan menengah ke atas serta dapat diketahui bahwa variabel Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat yang paling menentukan pemanfaatan bahwa pendidikan dan perencanaan kehamilan kelengkapan berhubungan pelayanan dengan antenatal (p<0,005). Tabel 3 Analisis Multivariabel hubungan pendidikan ibudan perencanaan kehamilan dengan kelengkapan pelayananantenatal adalah pelayanan perencanaan dalam antenatal kehamilan dengan ditunjukkan hubungan yang signifikan antara perencanaan kehamilan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal dengan nilai OR = 8,817 (IK 95% : 3,843-20,233) dan p<0,001 yang artinya ibu yang tidak merencanakan kehamilannya mempunyai risiko tidak melakukan pemanfaatan pelayanan antenatal 4 lengkap 8,817 kali lebih tinggi 11-16 daripada ibu yang merencanakan dengan yang diungkapkan World kehamilan. Model akhir hubungan Demographic and Health Survey pendidikan dan perencanaan (DHS) kehamilan dengan pemanfaatan mempunyai tingkat pendidikan level pelayanan antenatal pada ibu di ke dua dan selanjutnya memiliki wilayah kerja puskesmas adalah kunjungan antenatal lebih banyak 2 Y = -4,396 + 1,193 pendidikan + kali 2,177 perencanaan kehamilan Hasil penelitian bahwa ini sejalan perempuan daripada yang wanita tidak Ibu yang berpendidikan.17 berpendidikan lebih tinggi memiliki kunjungan yang lebih banyak 22% PEMBAHASAN 1. Hubungan Antara Pendidikan dibandingkan ibu yang mempunyai pendidikan rendah.8 Dengan Pemanfaatan dengan Pelayanan Pendidikan responden yang Antenatal terbanyak adalah pendidikan dasar Hasil yaitu SD (Sekolah Dasar) dan SMP penelitian menunjukkan pendidikan mempunyai hubungan (Sekolah yang bermakna sehingga seperti yang diungkapkan pelayanan di atas bahwa ibu yang memiliki antenatal, yang artinya bahwa ibu pendidikan dasar, cenderung untuk yang dasar melakukan pelayanan antenatal yang mempunyai risiko tidak melakukan tidak lengkap. Pendidikan ibu yang pelayanan antenatal yang lengkap rendah 2,56 kali dibandingkan ibu dengan pemahaman ibu tentang pemeriksaan pendidikan kehamilan tidak sebaik ibu dengan signifikan dengan dan pemanfaatan berpendidikan menengah atas.Pemanfaatan ke pelayanan Menengah Pertama), cenderung pendidikan membuat menengah ke atas, antenatal meningkat seiring dengan sehingga ibu tidak dapat membuat peningkatan pendidikan.Pendidikan keputusan yang tepat untuk segera mempunyai melakukan pemeriksaan kehamilan signifikan pengaruh terhadap yang pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil.8, ataupun melakukan pemeriksaan kehamilan dengan lengkap. 5 2. Hubungan Antara Perencanaan ita yangmemilikikehamilan Kehamilan Dengan Pemanfaatan tidak Pelayanan Antenatal yangmenginginkankehamilan Penelitian merekalebih ini menunjukkan direncanakan. yang Wanita adanya hubungan yang signifikan mungkinmenggunakanperawatan dan bermakna antara perencanaan kehamilandibandingkan kehamilan wanita dengan pemanfaatan pelayanan antenatal dimana ibu yang dengan yangtidak menginginkankehamilan mereka.13 tidak merencanakan kehamilannya Perencanaan kehamilan membuat mempunyai risiko tidak melakukan ibu merasa lebih mudah menerima pemanfaatan kehamilannya pelayanan antenatal karena memang lengkap 8,817 kali lebih tinggi kehamilan daripada ibu yang merencanakan Kehamilan yang tidak direncanakan kehamilan, perencanaan membuat ibu merasa tidak nyaman kehamilan merupakan faktor yang dan tidak siap ditinjau dari segi paling dominan dalam pemanfaatan psikis pelayanan antenatal. ketidaksiapan serta Beberapa dijumpai kondisiyang dankondisi tersebut dan diinginkan. finansial, ibu sehingga membuat ibu sering kesulitan dalam membuat keputusan individu tentang pemeriksaan kehamilan yang sepertikeinginan harus dilakukan. Kehamilan yang untukmemilikianakterakhir dikarenakan kegagalan penggunaan danjumlah anaksebelumnya, alat kontrasepsi sebagai bentuk dari pentingdalam kehamilan yang tidak direncanakan, terbuktimenjadi penentuanpemanfaatan kesehatan.18Penelitian pelayanan ini sesuai sehingga yang diperlukan baik dari alat pemahaman ibu untuk dengan hasil penelitian dari Bahilu, menggunakan dkk (2009) yang menyatakan wanita secara benar. Kehamilan di luar yangkehamilan nikah juga sebagai bentuk dari terakhirnyadiinginkanlebih kehamilan yang tidak direncanakan. cenderunguntuk Kehamilan menggunakanANCdibandingkanwan membawa dampak psikologis yang di luar kontrasespsi nikah ini 6 kuat pada ibu, dimana pada akhirnya menggunakan pelayanan antenatal ibu yang mengalami kehamilan di lebih sedikit.20, luar nikah cenderung untuk tidak menginginkan kehamilan mereka memanfaatkan pelayanan antenatal lebih secara lengkap dikarenakan adanya perawatan kehamilan dibandingkan rasa takut pada orang tua dan rasa dengan malu pada orang lain, sehingga tidak menginginkan kehamilan mereka.13 melakukan pemeriksaan kehamilan. Pada 3. dan kelompok yang tidak mengharapkan perencanaan kehamilan dengan kehamilan, ibu merasa tidak siap pemanfaatan pelayanan dan merasa berat bila harus hamil antenatal care di wilayah kerja dan melahirkan sehubungan dengan puskesmas. adanya beban ekonomi dan beban Pendidikan mungkin memiliki psikis yang diterima lebih berat efek pada perilaku kesehatan karena daripada ibu dengan kehamilan pada pengetahuan paritas yang rendah dan kehamilan Hubungan pendidikan yang miliki.Pemanfaatan mereka pelayanan antenatal meningkat seiring dengan pendidikan.19 peningkatan Pendidikan sebagian responden besar pendidikan dasar 21 Wanita yang mungkin menggunakan wanita paritas yang yang tidak tinggi dan yang direncanakan. Konsep perilaku kesehatan individu berdasarkan Health Belief yang Models (HBM) yang menyatakan merupakan bahwa seseorang akan melakukan cenderung tindakan pencegahan penyakit membuat pemahaman ibu tidak bergantung pada persepsinya bahwa sebaik mereka ibu dengan pendidikan secara pribadi rentan menengah ke atas sehingga ibu tidak terhadap kondisi/masalah kesehatan, dapat membuat keputusan yang kosekuensi tepat untuk melakukan pemanfaatan kesehatan pelayanan antenatal dengan lengkap. pencegahan Wanita dengan paritas yang tinggi kondisi/masalah kesehatan, manfaat dan mengurangi kelompok yang tidak mengharapkan kehamilan cenderung dari akan kondisi/masalah serius, efektif ancaman perilaku mencegah masalah kesehatan lebih besar dibanding 7 biaya pengobatan.Formulasi yang menengah ke lebih kehamilan yang baru dari HBM telah atas danpada direncanakan. memasukkan self-efficacy sebagai Perencanaan kehamilan merupakan faktor determinan individu yang paling kunci. Self-efficacy dipengaruhi oleh variabel mediasi dominan dan pada gilirannya mempengaruhi pelayanan antental. Kehamilan yang ekspektasi. Selain itu, beberapa tidak direncanakan membuat ibu bentuk tidak tahu bahwa dirinya hamil dari HBM melihat dalam kelengkapan kerentanan umum untuk penyakit sehingga terlambat melakukan sebagai faktor kunci dalam model. pemanfaatan pelayanan antenatal. Namun, substitusi dari kasus umum atas konsekuensi tertentu hanya tepat jika niat perilaku pencegahan adalah untuk meningkatkan SARAN Bagi bidan disarankan untuk lebih meningkatkan kualitas kesehatan secara umum.22Andersen pelayanan, terutama yang berkaitan juga dengan memasukkan keyakinan sebagai sikap dan memberikan konseling faktor perencanaan kehamilan pada saat pedisposisi, tetapi pada penelitian melakukan pemeriksaan kehamilan ini tidak diteliti sikap, motivasi dan serta self-efficacy ibu untuk melakukan dengan berbagai pihak, tidak hanya pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan kader tetapi juga dengan sehingga tidak diketahui bagaimana sesama bidan. sikap, motivasi dan niat ibu untuk 2. Bagi Dinas Kesehatan disarankan memanfaatkan pelayanan antenatal untuk selalu melakukan pembinaan secara lengkap. kepada meningkatkan bidan kerjasama berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan terutama pada bidan praktik mandiri serta SIMPULAN Simpulan dari penelitian ini adalah pemanfaatan pelayanan meningkatkan untuk pada hamil. dengan pendidikan buku kesehatan ibu dan anak (buku KIA) antenatal secara lengkap dilakukan ibu pemanfaatan memantau kesehatan ibu 8 DAFTAR PUSTAKA 1. Banta. What is efficacy/effectiveness 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. of antenatal care and the financial and organizational implications? WHO Regional Office for Europe [Internet]. 2003 10 Juli 2012. Available from: http://www.euro.who.int/Document/ E82996.pdf. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik.2009. Departemen Kesehatan RI. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Setjen Depkes RI.2008. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.2012. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Selayang Pandang 2011. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2012. Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto. Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto tahun 2010. Mojokerto: Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto.2011. Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto. Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto tahun 2011. Mojokerto: Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto.2012. Beeckman K, F Louckx, K Putman. Determinants of the number of antenatal visits in a metropolitan region. BMC Public Health 2010;10:527. Andersen R, JF Newman. Societal and individual determinants of medical care utilization in the United States. Milbank Mem Fund Q Health Soc. 1973;51:95-124. 10. Andersen RM. Revisiting Behavioral model and acces to medical care: does it matter? J Health Soc Behav. 1995;36:1-10. 11. Situmeang R. Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin dan Kebutuhan terhadap Pemanfaatan Sarana Pelayanan Antenatal oleh Ibu Hamil di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah [Skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2010. 12. Tura G. Antenatal Care Service Utilization and Associated Factors in Metekel Zone, Northwest Ethiopia. Ethiop J Health Sci. 2009 July 2009;19 (2):111-9. 13. Bahilu T, G Abebe, Mariam, Y Dibaba. Factors affecting antenatal care utilization in Yem Special Woreda, Southwestern Ethiopia. Ethiop J Health Sci. 2009;19:1(March 2009):45-51. 14. Manna PK, D De, D Ghosh. Knowledge Attitude and Practices for Antenatal Care and Delivery of The Mothers of Tea Garden in Jalpaiguri and Darjeeling District, West Bengal National Journal of Community Medicine 2011;2(1). 15. Abedin S, R Islam, T Hossain. Antenatal Care During Pregnancy : A Study on Naogaon District of Bangladesh. The Socio Sciences. 2008;3(8):537-41. 16. Awusi VO, EV Anyawu, V Okeleke. Determinants of Antenatal Care Services Utilization in Emevor Village, Nigeria. Benin Journal of Postgraduate Medicine. 2009;11 Suplemental. 17. Pradhan A. Situation of antenanal care and delivery practices. Kathmandu University Medical Journal. 2005;3(11):266-70. 18. Ortiz AV. Determinants of demand for antenatal care in 9 Columbia. Rosario: Univesidad del Rosario; 2007. 19. Sondakh NL. Quality of Antenatal Care Service in Indonesia : Do Mother's Characteristics Play an Important role? [Tesis]. Mahidol: Mahidol University; 2003. 20. Ali AAA, MM Osman, AO Abbaker, I Adam. Use of Antenatal Care Services in Kassala, Eastern Sudan. BMC Pregnacy & Birth 2010;10:67. 21. Asiimwe KJ. Utilization Of Antenatal Services Among Adolescents In Western Uganda2007. Available from: http://uaps2007.princeton.edu/papers /70085. 22. Redding CA, Rossi JS, Rossi RS, Velicer WF, Prochaska JO. Health Behavior Models The International Electronic Journal of Health Education. 2003;3(spesial issue):180-93. 10