JURNAL I N D O N E S I A MASYARAKAT EPIDEMIOLOGI

advertisement
JURNAL
MASYARAKAT EPIDEMIOLOGI I N D O N E S I A
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENINGKATAN CAKUPAN ANTENATAL
CARE OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABILA
KABUPATEN BONE BOLANGO
Firdausi Ramadhani
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Gorontalo
ABSTRACT
Showed that Kabila PHC KIA low coverage of antenatal K4 51% compared with K1 antenatal care
coverage 63%, this shows that the coverage of antenatal care in health centers K4 Kabila has not reached the
target, which should be based on the Regulation of the Minister of Health No. 741 of 2008 on Service
Standards minimal (SPM) targets pregnant women visit coverage K4 87% in 2008. To analyze the quality of
services to increase coverage of Antenatal Care midwives working in the area of Kabila district health
centers and Bone Bolango To analyze Assurance / assurance, tangible / physical evidence, Reliability /
reliability officers, Responsiveness / responsiveness officer, Emphaty / care workers in Antenatal Care
services. Be important information for health centers Kabila in order to repair and improve the quality of
care that patient satisfaction can be met. There is a relationship between the dimensions of the result
Reliability / reliability officers, Assurance / assurance, tangible / physical evidence, Emphaty / care workers
and Responsiveness / responsiveness with Antenatal Care service
Keywords : Quality of care, Antenatal Care
PENDAHULUAN
Salah satu keberhasilan pembangunan kesehatan adalah menurunnya angka kematian ibu. Untuk
mencapai keberhasilan tersebut diperlukan upaya peningkatan program pelayanan pemeriksaan kehamilan,
karena pelayanan tersebut membentuk manusia yang sehat sejak dalam kandungan. Antenatal Care atau
yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga ahli profesional
yaitu dokter spesialis kandungan, dokter umum dan bidan. Pemanfaatan Antenatal care diharapkan dapat
menghasilkan atau memperbaiki status kesehatan ibu hamil (Sarwono, dalam Mangerangkonda 2010).
Peman-fataan Antenatal Care pada ibu hamil selama masa kehamilan secara berkala dan lengkap dapat
menjaga kesehatan ibu dan janin. Hal ini meliputi pemeriksaan dan upaya terhadap penyimpangan yang
ditemukan. Pemberian intervensi dasar serta mendidik dan memotivasi ibu agar dapat merawat dirinya
selama hamil dan mempersipakan persalinannya (Depkes RI, 2000).
Tahun 1990-1991 Departemen kesehatan dibantu WHO, UNICEF dan UNDP melaksanakan
Assesment Safe Motherhood yang menerapkan strategi operasional untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu (AKI) dari 450 per 100.000 ribu kelahiran hidup pada tahun 1986, menjadi 225 pada tahun
2000. Hasil survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian ibu di Indonesia
307 per 100.000 kelahiran hidup (Target tahun 2009 adalah 226), sedangkan menurut Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas 2004) Umur Harapan Hidup (UHH) waktu lahir masih rendah rata-rata 66,2
/tahun jika dibandingkan dengan target tahun 2009 yaitu 70,6 /tahun.
Salah satu upaya yang dilakukan Depkes RI dalam mempercepat penurunan AKI adalah
mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu yang membutuhkannya. Untuk mendukung upaya
kesehatan dan pencapaian sasaran pembangunan maka diperlukan tenaga kesehatan dalam jumlah, jenis dan
kualitas yang tepat dan dapat diandalkan khususnya dalam akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB). (Depkes RI, 2003).
Hasil penelitian Colti Sistiarani (2008) menunjukkan bahwa kualitas pelayanan antenatal yang
kurang baik beresiko terhadap kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), selain karena faktor usia ibu
hamil dan jarak kelahiran. Sedangkan hasil penelitian Choiroel Anwar (2005) menunjukkan bahwa bayi
yang dilahirkan dari ibu yang menerima pelayanan ANC tidak baik mempunyai risiko terjadinya kematian
perinatal 5,6 kali dibandingkan dengan ibu yang mendapatkan kualitas pemeriksaan ANC baik.
Hasil penelitian Widyawaty (2003) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signi-fikan antara
kualitas pelayanan ANC dengan cakupan K4, selain karakteristik bidan dan kelengkapan sarana. Penelitian
di Kabupaten Bone Bolango (2009) didapatkan cakupan Indikator pela-yanan KIA dalam tiga tahun terakhir,
dimana pelayanan KIA di Puskesmas Kabupaten Bone Bolango dari tahun 2007 kunjungan K1 adalah
53,96% dan kunjungan K4 adalah 40,94 %. Sedangkan tahun 2008 kunjungan K1 82,93% dan K4 adalah
61,66%. Tahun 2009 kunjungan K1 adalah 79,28% dan kunjungan k4 adalah 66,90%. Pada tahun 2010
kunjungan K1 adalah 94,53% dan K4 adalah 81,7% Melihat data cakupan K1 dan K4 dari tahun 2007 –
2010 masih ada kesenjangan antara K1 dan K4. Sedangkan data yang diperoleh dari laporan KIA Puskesmas
Kabila tahun 2007 cakupan K1 sebesar 80,9 dan K4 sebesar 75,6 %. Pada tahun 2008 K1 sebesar 60,9% dan
K4 sebesar 60,2%. Tahun 2009, cakupan kunjungan K1 sebesar 63%, kunjungan K4 51 dan tahun 2010 K1
sebesar 92,3 % dan K4 sebesar 73,4 %.
Volume 2, Nomor 2, Januari-Juni 2014
92
JURNAL
MASYARAKAT EPIDEMIOLOGI I N D O N E S I A
Berdasarkan survai pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan melalui wawancara bidan dan
pengamatan pada saat pelayanan di Puskesmas didapatkan bahwa bidan memiliki peran yang cukup besar
dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas, tidak hanya melaksanakan pelayanan KIA sebagai tugas pokok,
juga melakukan tugas tambahan, dimana tiap satu bidan bertanggung jawab terhadap tiga desa.
Kecenderungan ini tentunya berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh bidan
karena semakin dipatuhi pedoman atau prosedur tetap semakin baik pencapaian standar pelayanannya.
Berdasarkan masalah-masalah yang didapatkan pada studi pendahuluan maka penulis tergerak untuk
melakukan penelitian tentang kualitas pelayanan terhadap peningkatan cakupan antenatal care oleh bidan di
wilayah kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolang tahun 2010.
BAHAN DAN METODE
Rancangan dan Lokasi Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif (mixed methode) dengan pendekatan
wawancara mendalam (deep interview) yang bersifat untuk menggali informasi lebih mendalam atau
memperoleh penjelasan terperinci tentang suatu fenomena. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni –
September 2011 dengan lokasi penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil tahun 2010 di wilayah kerja Puskesmas
Kabila yang berjumlah 592 orang berdasarkan dari data buku register di puskesmas. Sampel dalam
penelitian ini diambil dengan cara purposive sampling sebanyak 85 orang.
Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data atau informasi yang benar dan valid dilakukan cara triangulasi data, yaitu
penggalian atau dari berbagai sumber di lapangan. Data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner,
wawancara mendalam, serta Pengamatan atau Observasi. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui bagian
pencatatan dan pelaporan atau buku register di Puskesmas.
Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisis dengan sistem komputerisasi program SPSS
secara univariat, bivariat dan multivariat kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Analisis univariat dimaksudkan untuk meninjau gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari sampel
terhadap variabel yang diteliti.
Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone
Bolango
Karakteristik
Umur Ibu Hamil
< 20
20 – 24
25 – 29
30 – 34
> 34
Pendidikan Ibu
Tidak Tamat SD
SD
SMP
SMA
DIP
S1
Pekerjaan Suami
Tani
Buruh
Sopir
PNS/Swasta
Dagang
Jumlah
Jumlah
Persentase
11
39
27
20
3
11
39
27
20
3
8
14
28
30
16
4
8
14
28
30
16
4
42
18
10
19
11
100
42
18
10
19
11
100
Data Primer
Tabel 1 memperlihatkan bahwa sebagian besar (39%) ibu hamil berumur 20 - 24 tahun. Hal ini
menunjukan bahwa responden masih berada pada rentan usia yang aman secara produktif untuk melahirkan
(tidak berisiko tinggi). Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan yaitu sebagian besar (30%)
responden dengan tingkat pendidikan tamat SLTA. Berdasarkan pekerjaan suami yaitu sebagian besar (42%)
bekerja sebagai Tani.
Volume 2, Nomor 2, Januari-Juni 2014
93
JURNAL
MASYARAKAT EPIDEMIOLOGI I N D O N E S I A
Analisis Variabel Independen
Tabel 2. Distribusi Variabel Independen di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone
Bolango
Variabel
Realibility (Kehandalan) Kualitas Pelayanan
Tidak sesuai
Sesuai
Assurance (Jaminan) Kualitas Pelayanan
Tidak sesuai
Sesuai
Tangible ( Bukti Fisik) Kualitas Pelayanan
Tidak sesuai
Sesuai
Empathy (Kemampuan memahami) Kualitas Pelayanan
Tidak sesuai
Sesuai
Responsiveness Kualitas Pelayanan
Tidak sesuai
Sesuai
Jumlah
Data Primer
Jumlah
Persentase
40
60
40
60
35
65
35
65
36
64
36
64
39
61
39
61
46
54
100
46
54
100
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebanyak 40 (40%) ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila
Kabupaten Bone Bolango menyatakan tidak sesuai atas dimensi Realibility (Kehandalan) kualitas pelayanan
antenatal care. Sebanyak 35 (35%) ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango
menyatakan tidak sesuai atas dimensi Assurance (Jaminan) kualitas pelayanan antenatal care. Sebanyak 36
(36%) ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango menyatakan tidak sesuai atas
dimensi tangible (Bukti Fisik) kualitas pelayanan antenatal care. Sebanyak 39 (39%) ibu hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango menyatakan tidak sesuai atas dimensi Empaty
(Kemampuan Memahami) kualitas pelayanan antenatal care. Sebanyak 46 (46%) ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango menyatakan tidak sesuai atas dimensi Responsiveness (Daya
Tanggap) kualitas pelayanan antenatal care.
Analisis Bivariat
Tabel 3. Hubungan Variabel Penelitian dengan kualitas pelayanan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas
Kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun 2010
Variabel Penelitian
Reliability
Tidak sesuai
Sesuai
Assurance
Tidak sesuai
Sesuai
Tangible
Tidak sesuai
Sesuai
Empathy
Tidak sesuai
Sesuai
Responsiveness
Tidak sesuai
Sesuai
Data Primer
Kualitas Pelayanan
Tidak
Berkualitas
Berkualitas
n
%
n
%
n
%
16
10
40.0
16.7
24
50
60.0
83.3
40
60
100
100
15
11
42.9
16.9
20
54
57.1
83.1
35
65
100
100
16
10
44.4
15.6
20
54
55.6
84.4
36
64
100
100
15
11
38.5
18
24
50
61.5
82
39
61
100
100
17
9
37
16.7
29
45
63
83.3
46
54
100
100
Jumlah
Uji Statistik
X² = 6.791
(0.009)
X² = 7.953
(0.005)
X² = 9.946
(0.002)
X² = 5.160
(0.023)
X² = 5.315
(0.021)
Reliability
Tabel 3 menunjukkan sebanyak 40 ibu hamil yang menyatakan tidak sesuai atas dimensi reliability
(Bukti Fisik) terdapat 16 (40.0%) dengan pelayanan tidak berkualitas dan 24 (55.6%) dengan pelayanan
berkualitas. Sedangkan dari 60 ibu hamil yang menyatakan sesuai terdapat 10 (16.7%) yang menyatakan
tidak berkualitas dan sisanya yaitu sebanyak 50 (83.3%) menyatakan berkualitas. Hasil uji statistic
Volume 2, Nomor 2, Januari-Juni 2014
94
JURNAL
MASYARAKAT EPIDEMIOLOGI I N D O N E S I A
menunjukkan hubungan (p=0.009 < 0,05). Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil
merasa sesuai dengan pelayanan bidan di puskesmas, sebagaimana seperti diungkapkan oleh responden
berikut :
“…..kita suka sekali periksa di sini karena tidak lama mo batunggu…....” (Ny. SS, 34 th)
“…….depe bidan perhatian sekali…….kalo kita rasa sakit, dia so langsung kase
vitamin…….” (Ny. RB, 27 th)
Assurance
Sebanyak 35 ibu hamil yang menyatakan tidak sesuai atas dimensi Assurance (Jaminan), terdapat
15 (42.9%) menyatakan pelayanan tidak berkualitas dan 20 (57.1%) menyatakan pelayanan berkualitas.
Sedangkan dari 65 ibu hamil yang menyatakan sesuai terdapat 11 (16.9%) yang menyatakan tidak
berkualitas dan sisanya yaitu sebanyak 54 (83.1%) menyatakan berkualitas. Hasil uji statistic menunjukkan
hubungan (p=0.005 < 0,05). Hasil wawancara menunjukkan bahwa ibu hamil merasakan akan kemampuan
bidan, sebagaimana terungkap pada hasil wawancara berikut :
“……….. kalo datang, kita slalu di suruh timbang badan….trus mo priksa samua…….”
(Ny. SD, 24 th)
“………… depe bidan baek, tidak suka marah-marah biar kita banyak batanya…….”
(Ny. RD, 31 th)
Tangible
Tabel 3 menunjukkan sebanyak 36 ibu hamil yang menyatakan tidak sesuai atas dimensi tangible
(Bukti Fisik), terdapat 16 (44.4%) dengan pelayanan tidak berkualitas dan 20 (55.6%) dengan pelayanan
berkualitas. Sedangkan dari 64 ibu hamil yang menyatakan sesuai terdapat 10 (15.6%) yang menyatakan
tidak berkualitas dan sisanya yaitu sebanyak 54 (84.4%) menyatakan berkualitas. Hasil uji statistic
menunjukkan hubungan dimana (p=0.002 < 0,05).
Sebagian besar ibu hamil merasakan bahwa penampilan bidan serta sarana dan prasarana puskesmas sudah
sesuai, sebagaimana terungkap dalam hasil wawancara berikut :
“……… bu bidan itu cantik depe orang, trus salalu rapi…….” (Ny. RD, 31 th)
“……… Kita suka periksa disini karena depe ruang tunggu basar, jadi tidak baku ruju…….”
(Ny. SD, 24 th)
Empathy
Tabel 3 menunjukkan sebanyak 39 ibu hamil yang menyatakan tidak sesuai atas dimensi Assurance
(Jaminan), terdapat 15 (38.5%) menyatakan pelayanan tidak berkualitas dan 24 (61.5%) menyatakan
pelayanan berkualitas. Sedangkan dari 61 ibu hamil yang menyatakan sesuai terdapat 11 (18%) yang
menyatakan tidak berkualitas dan sisanya yaitu sebanyak 54 (82%) menyatakan berkualitas. Hasil uji
statistic menunjukkan hubungan (p=0.005 < 0,05). Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
hamil merasakan perhatian bidan di puskesmas, sebagaimana seperti diungkapkan oleh responden berikut :
“……… kita suka sekali dengan depe bidan, karena tidak bapilih-pilih orang. Samua
orang mo dia pariksa…….” ( Ny. RL, 26 th).
Responsiveness
Tabel 4.13 menunjukkan sebanyak 46 ibu hamil yang menyatakan tidak sesuai atas dimensi
Responsiveness (Daya Tanggap), terdapat 17 (40.%) menyatakan dengan pelayanan tidak berkualitas dan 29
(63%) menyatakan dengan pelayanan berkualitas. Sedangkan dari 54 ibu hamil yang menyatakan sesuai
terdapat 9 (16.7%) yang menyatakan tidak berkualitas dan sisanya yaitu sebanyak 45 (83.3%)menyatakan
berkualitas. Hasil uji statistic menunjukkan hubungan (p=0.021 < 0,05) Hasil wawancara menunjukkan
bahwa sebagian besar ibu hamil berpendapat bidan cepat dan tanggap dalam melayani pasien di puskesmas,
sebagaimana seperti diungkapkan oleh responden berikut :
“…… kalo kita datang bu bidan so langsunhg bapariksa, biar taliat sibuk ……” (Ny. SD,
24 th).
Analisis Multivariat
Tabel 4. Hubungan Antara Dimensi Reliability, Assurance, Tangible, Empathy dan Responsivennes Dengan
Kualitas Pelayanan Antenatal Care Oleh Bidan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Kabupaten
Bone Bolango Tahun 2010
Variabel
B
Wald
df
Sig
Exp(B)
Tangible
-21.688
.000
1
1.000
.000
Reliability
-749
.000
1
1.000
.473
Responsivenes
-1.194
5.284
1
.022
.303
Assurance
20.378
.000
1
1.000
7.078
Empathy
.340
.000
1
1.000
1.406
Constant
.485
1.074
1
.300
1.642
Data Primer
Berdasarkan analisa multivariat menggunakan uji regresi logistic, variable yang paling
berhubungan adalah variable responsiveness dimana nilai p = 0.022.
Volume 2, Nomor 2, Januari-Juni 2014
95
JURNAL
MASYARAKAT EPIDEMIOLOGI I N D O N E S I A
PEMBAHASAN
Hubungan Dimensi Reliability (Kehandalan) Dengan Kualitas Pelayanan Terhadap Peningkatan
Cakupan Antenatal Care.
Dimensi reliability (kehandalan) dalam penelitian ini adalah kemampuan bidan untuk
melaksanakan jasa sesuai dengan yang dijanjikan. Dengan indicator penerimaan ibu hamil yang cepat dan
tepat, prosedur pelayanan tidak menyusahkan ibu hamil, pelayanan cepat dan tepat waktu, petugas
memberikan perhatian yang tulus untuk menangani setiap keluhan ibu hamil, bidan memberi pelayanan
bebas dari tekanan.
Hasil penelitian pada tabel 3 dapat dilihat bahwa tanggapan responden terhadap kualitas dimensi
Reliability yang menyatakan sesuai dan berkualitas sebanyak 50 responden (83.3%), namun masih ada juga
responden yang menyatakan pada dimensi reliability tidak sesuai dan tidak berkualitas sebanyak 16
responden (40%). Hal ini menunjukkan bahwa ibu sudah merasa sesuai dengan kecepatan dan ketepatan
bidan dalam menanggapi kebutuhan ibu hamil dalam hal menangani setiap keluhan ibu hamil, bidan
memberi pelayanan secara teratur, dimana pelayanan bagi ibu hamil di khususkan setiap hari senin
Hasil analisis hipotesis penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nilawaty Uly
(2010), dimana hasil yang diperoleh ada hubungan antara dimensi realibility dengan kualitas pelayanan
kesehatan. Sesuai dengan pendapat Supranto (2006) yang menyatakan bahwa realibility merupakan salah
satu dari lima criteria penentu kualitas pelayanan. Senada dengan penelitian Bery, Parasuraman dan Zeithml
(Supranto, 2006) menemukan ada beberapa yang dapat dijadikan sebagai kriteria penentu kepuasan, salah
satu diantaranya yaitu reliability (kehandalan).
Wijono (1999), mengemukakan bahwa reliability (kehandalan) adalah kemungkinan dari suatu
produk tampil tanpa cacat dalam prinsipnya pada suatu produk tertentu. Menurut Parasuraman, dkk.
(Supranto, 2006) berpendapat kehandalan (reliability) yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan seusai dengan apa yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan
harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa
kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
Hubungan dimensi Assurance (jaminan) dengan Kualitas terhadap Peningkatan Cakupan Antenatal
Care.
Dimensi Assurance (jaminan) dalam hal ini yaitu kemampuan bidan dalam memberikan jaminan
kepastian pelayanan yang aman dan dapat dipercaya. Dengan indicator pengetahuan dan kemampuan bidan
untuk melakukan anamnesa dan mendiagnosa, pelayanan bidan memberi rasa aman kepada ibu hamil, bidan
sopan dan ramah dalam memberikan pelayanan, bidan mampu dan mau memberikan jawaban yang tepat
terhadap pertanyaan serta keluhan pasien.
Hasil penelitian pada table 3 dapat dilihat bahwa tanggapan responden terhadap kualitas dimensi
Assurance yang menyatakan sesuai dan berkualitas sebanyak 54 responden (83.1%), walaupun masih ada
responden yang menyatakan tidak sesuai dan tidak berkualitas yaitu sebanyak 15 responden (42.9%).
Jaminan merupakan faktor yang menentukan dalam kualitas pelayanan karena dengan jaminan
pasien merasakan aman pada saat melakukan pemeriksaan dan pasien merasa puas.
Menurut Azwar dalam Syafrudin (2011), kualitas pelayanan kesehatan mengacu pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang disatu pihak menimbulkan kepuasan pasien. Hal ini juga sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Solikhah (2008), dimana terciptanya kualitas pelayanan akan
menciptakan kepuasan pasien, sehingga pasien kembali memanfaatkan pelayanan tersebut.
Menurut Bery, Parasuraman, dan Zeithml (Supranto, 2006) menemukan ada beberapa yang dapat
dijadikan sebagai kriteria penentu kepuasan, salah satu diantaranya yaitu Assurance (jaminan) adalah
sebagai suatu kegiatan menjaga kepastian suatu pelayanan atau indikasi yang menimbulkan rasa
kepercayaan (garansi/jaminan).
Kualitas pelayanan yang berkaitan dengan kemampuan bidan ini dapat terpenuhi jika bidan
mendapatkan pelatihan. Pelatihan pelayanan antenatal penting dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi
bidan dalam melayani kesehatan masyarakat.
Hubungan dimensi Tangible (Bukti Fisik) dengan kualitas terhadap peningkatan cakupan Antenatal
Care.
Tangible (Bukti Fisik) Adalah berupa pelayanan fisik, dari sarana dan prasarana puskesmas.
Dengan indicator puskesmas bersih dan rapi, kebersihan dan keindahan pekarangan puskesmas dan
kenyamanan ruangan, peralatan lengkap, bersih dan siap pakai. Hasil penelitian pada table 3 dapat dilihat
bahwa tanggapan responden terhadap kualitas dimensi Tangible yang menyatakan sesuai dan berkualitas
sebanyak 54 responden (84.4%), walaupun masih ada responden yang menyatakan tidak sesuai dan tidak
berkualitas yaitu sebanyak 16 responden (44.4%). Hal ini karena belum adanya saran rawat inap, sehingga
belum dapat menerima pasien untuk melahirkan di puskesmas. Dimana menurut Syafrudin (2011) unsure
lingkungan sekitar akan mempengaruhi penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Sejalan dengan hasil
penelitian Widyawaty (2003) yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kelengkapan
sarana, kualitas pelayanan ANC dengan cakupan K4.
Volume 2, Nomor 2, Januari-Juni 2014
96
JURNAL
MASYARAKAT EPIDEMIOLOGI I N D O N E S I A
Hal ini menunjukan bahwa untuk sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan antenatal sudah
lengkap dan sesuai standar, jadi tidak ada alasan bagi bidan untuk tidak melakukan pelayanan antenatal yang
berkualitas.
Hubungan dimensi Empathy (perhatian) dengan Kualitas terhadap Peningkatan Cakupan Antenatal
Care.
Empathy (perhatian) adalah dimana bidan memahami dan menempatkan diri pada keadaan yang
dihadapi atau dialami oleh pasien. Dengan indicator bidan memberikan perhatian khusus kepada setiap ibu
hamil, perhatian bidan pada keluhan pasien, tidak membeda-bedakan ibu hamil, bidan bersikap sabar dan
telaten dalam menghadapi ibu hamil dan senantiasa memperlakukan pasien dengan baik.
Hasil penelitian pada table 3 dapat dilihat bahwa tanggapan responden terhadap kualitas dimensi
Empathy yang menyatakan sesuai dan berkualitas sebanyak 50 responden (82%), walaupun masih ada
responden yang menyatakan tidak sesuai dan tidak berkualitas yaitu sebanyak 15 responden (38.5%).
Menurut Wiyono (dalam Syafrudin, 2011) bahwa pasien butuh akan empati dan respek sesuai dengan
kebutuhan mereka dan diberikan dengan cara yang ramah waktu mereka berkunjung.
Periode antenatal adalah suatu kondisi yang dipersiapkan secara fisik dan psikologis untuk
kelahiran. Segalan perubahan baik fisik maupun psikologis akan dialami oleh wanita selama hamil
berhubungan dengan beberapa system yang disebabkan oleh efek khusus dari hormone (Case dan
Waterhaouse, dalam Salmah, 2006) Ibu yang hamil membutuhkan dukungan karena stress, sehingga ibu
hamil akan lebih sensitive. Oleh karena itu bidan harus memahami apa yang dialami oleh ibu hamil. Bidan
harus bersikap sabar dan telaten dalam menghadapi ibu hamil. Dalam penelitian Bery, Parasuman, dan
Zeithml (Supranto, 2006) empathy (perhatian) adalah harapan pasien yang dimiliki berdasarkan kemampuan
petugas dalam memahami dan menempatkan diri dari keadaan yang dihadapi oleh pasien. Sikap bidan sabar
dan telaten yang memiliki rasa hormat dan bersahabat, memahami keadaan yang dialami pasien,
memperlakukan pasien dengan baik itu merupakan harapan para pelanggan atau pasien.
Hubungan Dimensi Responsiveness (ketanggapan) dengan Kualitas terhadap Peningkatan Cakupan
Antenatal Care.
Responsiveness (ketanggapan) Adalah kecepatan dan ketanggapan bidan dalam memberikan jasa.
Dengan indicator dimana bidan cepat dan tanggap melayani keluhan ibu hamil, dengan memberikan
pemeriksaan baik fisik maupun kebidanan, serta memberikan pemeriksaan laboratorium atas indikasi
tertentu serta indikasi dasar dan khusus yang bertujuan untuk menyelamatkan ibu agar kehamilan dan
persalinannya.
Tabel 4. dapat dilihat bahwa tanggapan responden terhadap kualitas dimensi responsiveness yang
menyatakan sesuai dan berkualitas sebanyak 45 responden (83.3%), walaupun masih ada responden yang
menyatakan tidak sesuai dan tidak berkualitas yaitu sebanyak 17 responden (37%).
Menurut Nurmawati (2010) hubungan antar manusia yang baik akan menimbulkan kemitraan,
saling percaya, saling menghormati dan keterbukaan.
Kecepatan dan ketanggapan bidan dalam memberikan jasa ini berkaitan dengan pengetahuan
tentang tujuan dan manfaat pelayanan antenatal yang baik. Dari hasil pengamatan dan wawancara bidan
mengetahui apa tujuan dan manfaat dari pelayanan antenatal.
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil analisis statistik dapat dijelaskan bahwa realibility sangat menentukan keberhasilan bidan
dalam peningkatan kualitas pelayanan Antenatal Care, namun secara kualitatif masih terdapat kelemahan,
terutama dalam hal tepat waktu. Disarankan bagi Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango untuk dapat
lebih meningkatkan kualitas pelayanan antenatal care dari seluruh dimensi, terutama pada dimensi reability,
Bagi Dinas Kesehatan Bone Bolango agar memberikan pelatihan tentang pelayanan antenatal care secara
rutin, serta memfasilitasi puskesmas yang memiliki pelayanan PONED.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Choiroel. (2005). Hubungan Kualitas Pemeriksaan ANC Dengan Kematian Perinatal Tahun 2004.
Dinkes Kabupaten Bone Bolango. (2010). Profil Kesehatan. Gorontalo
Muninjaya. (2004). Manajemen Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Nasriwaty. (2010). Analisis Kualitas Pelayanan Di Puskesmas Sulili Kabupaten Pinrang, Tesis Program
Pascasarjanan Universitas Hasanuddin Makasar.
Solikhah. (2008). Hubungan Kepuasan Pasien Dengan Minat Pasien Dalam Pemanfaatan Ulang Pelayanan
Pengobatan. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 4 Desember 2008. (diakses 5
April 2011)
Thomas, Salamuk dan Kusnanto Hari. (2007). Evaluasi Kinerja BidanPuskesmas Dalam Pelayanan
Antenatal di Kabupaten Puncak Jaya.Jurnal KMPK, Program Magister Universitas Gajahmada, No.
08 April 2007 (diakses 5 April 2011)
Widowati, Christina dan Hakimi. H.M. (2006). Manajemen Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Dan
Kualitas Antenatal Care di Puskesmas Keacamatan Semarang Barat. Jurnal KMPK, Program
Magister Universitas Gajahmada, No. 17 April 2006 (diakses 5 April 2011)
Volume 2, Nomor 2, Januari-Juni 2014
97
Download