Nama : Andrea Louisa D. NIM : 1804551096 Mata Kuliah : Hukum Jaminan HUKUM JAMINAN Istilah “jaminan” merupakan terjemahan dari istilah zekerheid atau cautie, yaitu kemampuan debitur untuk memenuhi atau melunasi perutangannya kepada kreditur, yang dilakukan dengan cara menahan benda tertentu yang bernilai ekonomis sebagai tanggungan atas pinjaman atau utang yang diterima debitur terhadap krediturnya. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, istilah “jaminan” berasal dari kata “jamin” yang berarti “tanggung”, sehingga jaminan dapat diartikan sebagai tanggungan.1 Mariam Darus Badrulzaman merumuskan jaminan sebagai suatu tanggungan yang diberikan oleh seorang debitur dan/atau pihak ketiga kepada kreditur untuk menjamin kewajibannya dalam suatu perikatan. Hartono Hadisoeprapto, berpendapat bahwa jaminan adalah sesuatu yang diberikan kepada kreditur untuk menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan.2 Kesimpulannya, jaminan di sini berfungsi sebagai sarana atau menjamin pemenuhan pinjaman atau utang debitur seandainya wanprestasi sebelum sampai jatuh tempo pinjaman atau utangnya berakhir. Terdapat dua jenis jaminan yang umum dikenal yakni, Jaminan Umum dan Jaminan Khusus. Jaminan Umum adalah jaminan yang menyangkut semua hak-hak kebendaan debitur baik benda bergerak/tidak bergerak, berwujud/tidak berwujud, ada/akan ada, dsb yang dipakai sebagai jaminan pelunasan utang debitur. Jaminan Khusus adalah jaminan yang hanya menyangkut benda-benda tertentu saja seperti rumah, mobil, tanah, dsb. Lalu mengenai hukum jaminan, umumnya berisi tentang ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur hubungan hukum antara debitur dengan kreditur sebagai akibat pembebanan terhadap hal-hal tertentu. Macam-Macam Jaminan Menurut M. Bahsan, Jaminan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu: 1. Penanggungan (Borgtocht) 1 https://www.legalku.com/id/hukum-jaminan-dalam-indonesia/ diakses pada hari Rabu, 23 September 2020 pukul 22.27 WITA. 2 Ibid. Dalam bukunya yang berjudul Hukum Jaminan di Indonesia Pokok-Pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan (hal. 81), Menurut Sri Soedewi, jaminan perorangan ini pada praktiknya biasa disebut dengan borgtocht atau penanggungan. Mengenai penanggungan ini diatur dalam Pasal 1820 – Pasal 1850 KUHPer.3 Penanggungan ialah suatu persetujuan di mana pihak ketiga demi kepentingan kreditur, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan debitur, bila debitur itu tidak memenuhi perikatannya.4 Penanggugan juga bisa disebut sebagai Jaminan Non Kebendaan. Dalam praktik pada umumnya Penanggungan yang digunakan dalam pemberian kredit di Indonesia terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu:5 Jaminan Perorangan/Personal Guarantee: yang diberikan oleh suatu individu untuk menjamin pemenuhan perikatan oleh debitur; dan Jaminan Perusahaan/Corporate Guarantee: yang diberikan oleh suatu Perseroan, untuk menjamin pemenuhan perikatan oleh debitur. Lebih lanjutnya, dalam jaminan perorangan, yang penjamin agar debitur tetap melakukan prestasi adalah ‘orang’. Sementara dalam jaminan perusahaan, yang menjadi penjaminnya adalah ‘perseroan’ yang dalam hal ini dalam prakteknya, pemegang saham mayoritas dalam suatu perusahaan mengajukan diri sebagai penanggung atau penjamin. Selain itu, dalam prakteknya, ‘perseroan/perusahaan’ dapat pula dijadikan sebagai jaminan perusahaan, biasanya hal tersebut akan terjadi jika suatu perusahaan akan mengajukan kredit besar-besaran (ratusan juta keatas). 2. Jaminan Kebendaan Jaminan kebendaan ialah jaminan yang objeknya berupa baik barang bergerak maupun tidak bergerak yang khusus diperuntukan untuk menjamin utang debitur kepada kreditur apabila dikemudian hari debitur tidak dapat membayar utangnya kepada kreditur.6 Jaminan kebendaan berupa hak mutlak atas suatu benda, memiliki ciri-ciri yaitu berhubungan langsung atas benda tertentu dari debitur, dapat dipertahankan terhadap siapapun (absolut), dan selalu mengikuti bendanya dimanapun bendanya berada (zaaksgevolg) dan dapat diperalihkan. Selain itu, jaminan kebendaan 3 https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5175201097ce4/tentang-borgtocht/ , diakses pada hari Rabu, 23 September pukukl 23.36 WITA. 4 Soimin, Soedharyo, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 451. 5 http://mini.hukumonline.com/yangandco/mengenal-hukum-jaminan-kredit-indonesia.html , diaksis pada hari Rabu, 23 September 2020 pukul 23.32 WITA. 6 Supramono Gatot, 2013, Perjanjian Utang Piutang, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hal. 59. jangka waktunya tidak terbatas serta dapat memberikan wewenang yang sangat luas kepada pemiliknya. Hak ini dapat dijual, dijaminkan, disewakan, atau dapat dipergunakan sendiri. Seperti yang telah dikatakan diatas, objek jaminan kebendaan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu jaminan bergerak dan jaminan tetap. Berikut adalah uraian contohcontoh kedua jenis objek jaminan kebendaan yaitu: Jaminan/benda Bergerak Jaminan/benda Tetap Fidusia Hak Tanggungan - UU No. 42 Th. 1999 tentang Jaminan - UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Fidusia Tanggungan - Fidusia ialah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang dialihkan hak kepemilikannya tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda. benda bergerak Tanah baik yang berwujud/tidak bewujud dan benda Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah - Bentuk hak jaminan atas tanah dan/atau benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah tersebut, yang untuk memperoleh jaminan - Bersifat zaaksgevolg, dibuat secara autentik yang Sertifikat Hak Tanggungan. dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud atas pelunasan utang debitur. tidak bergerak khususnya Bangunan tidak Beserta digunakan kreditur (biasanya bank) - Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas Atas - Kreditur maka outputnya pemegang berupa HT akan dalam UUHT yang tetap berada dalam mendapatkan hak prevent (kedudukan penguasaan Pemberi Fidusia, sebagai yang diutamakan/mendahulu) terhadap agunan bagi pelunasan utang kreditur lain. - Dalam praktik fidusia, pemilik barang - Dapat mengikat pihak ketiga dan dapat hanya menyerahkan kepemilikan pada memberikan jaminan kepastian hukum pihak lain, tetapi penguasaannya tetap kepada ia miliki. Oleh karena itu terdapat juga berkepentingan (asas spesialisasi dan istilah Jaminan Fidusia di mana publisitas) penyerahan kepemilikan ini juga disertai dengan pemberian jaminan kepada pihak lain. pihak-pihak yang - Contoh: rumah, tanah, rumah susun (HGB, HGU, SHM, HMSRS dll) - Eksekusi: - Pemegang fidusia akan mendapatkan kedudukan diutamakan/mendahulu yang terhadap kreditur lainnya. Kredit macet – Eksekusi (menjual HT: dengan/tanpa persetujuan pengadilan – Pelunasan utang. Penjualan HT akan dilakukan secara - Contoh: BPKB mobil/motor. paksa bilamana debitur tidak bisa - Eksekusi: menunjukkan sertifikat HT. Kredit macet – eksekusi (menjual HT) – pelunasan utang. Tujuan Jaminan Mengapa jaminan diperlukan? Sederhananya, kreditur membutuhkan sebuah ‘janji’ yang bisa ‘diuangkan’ dari debitur untuk menjamin dimana bila terjadi kemacetan dalam membayar utang atau debitur tidak berhasil membayarkan utangnya, maka ‘janji’ tersebut akan diambil dan menjadi milik kreditur sebagai konsekuensi atas ketidakberhasilan debitur melakukan prestasinya. Frasa ‘janji yang bisa diuangakan’ tersebut adalah aset dapat berupa barang, sertifikat, dan lainnya. Dalam praktiknya, barang-barang yang biasa dijadikan sebuah jaminan kredit adalah motor, mobil, rumah/gedung (SHM/HGB), tanah, dan lainnya. Tentunya, nilai jaminan tersebut haruslah lebih besar daripada nilai kredit yang diajukan. Ini dikarenakan adanya penyusutan nilai jaminan seperti rumah, gedung, tanah, dll maka dari itu nilai jaminan harus lebih besar maks. 70% daripada nilai kreditnya. Pentingnya Jaminan - Ketika terjadi kemacetan pemenuhan prestasi oleh debitur, maka jaminan kredit akan diambil oleh pihak kreditur lalu akan dieksekusi sebagai bentuk pelunasan utang debitur. - Memberikan perlindungan kepada kreditur supaya tidak mengalami kerugian atas wanprestasi debitur. - Bentuk antisipasi debitur bilamana ditengah jalan tidak mampu membayar utang atau melakukan prestasinya. - Untuk meng-cover perbuatan hukum yang dilakukan oleh debitur dan kreditur. Jaminan adalah cover atau pelindung kreditur jika terjadi wanprestasi oleh debitur.