Uploaded by User43560

Jurnal Uho PEMANENAN KELAPA SAWIT

advertisement
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2
TEKNIK MEKANISASI PEMANENAN KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINENSIS JACQ)
DI PT SARI ADITYA LOKA 1 MERANGIN, JAMBI
12
Hidayati Fatchur Rochmah1, Ree Jhon Swandy S2
PS Teknologi dan Manajemen Produksi Perkebunan, Sekolah Vokasi IPB
E-mail:
ABSTRAKS
Komoditi kelapa sawit dengan produk utama CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil) sangat berperan
dalam perekonomian nasional. Teknik pemanenan yang baik akan menentukan kualitas dari TBS. Mekanisasi system
pemanenan dapat meningkatkan kualitas TBS dan mengurangi jumlah tenaga pemanen. Penelitian dilaksanakan di
PT Sari aditya Loka 1 Merangin Jambi dan dilaksanakan pada tanggal 5 Februari sampai dengan 28 April 2018.
Tujuan penelitian yaitu mengetahui hasil dan kualitas TBS yang dipanen dengan alat mekanisasi. Teknik pemanenan
yang dilakukan di PT SAL 1 adalah panen mekanisasi yang terdiri dari petugas panen/potong buah dan tenaga
evakuasi buah/infield. Kegiatan panen di Afdeling OF PT SAL 1 mencakup persiapan panen, pelaksanaan panen dan
evaluasi/kontrol panen. Rata- rata nilai AKP yang didapat yaitu 13.75%. Selisih atau deviasi antara taksasi dan
realisasi masih ditemukan ada yang melebihi batas toleransi 10%. Pengamatan pada mutu buah masih ditemukan
buah mentah sebesar 11%, buah busuk 3%, tangkai panjang 3% dan penggunaan stempel yang belum 100%. Pada
mutu ancak masih dijumpai buah yang tinggal di pokok, brondolan di piringan tidak dikutip dan brondolan path.
Kata Kunci: mekanisasi, wintor, infield
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineenis Jacq.) adalah tanaman penghasil minyak nabati yang memiliki kadar kolestrol
rendah, bahkan tanpa kolestrol (Sastrosayono 2008). Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2010
mencapai 8 385 394 ha dengan produksi 21 958 120 ton dan terus meningkat hingga tahun 2015 sebesar 11.260.277
ha dengan produksi 31 284 306 ton (Ditjenbun 2016). Komoditi kelapa sawit dengan produk utama CPO (Crude Palm
Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil) sangat berperan dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai penghasil devisa negara,
sumber pendapatan pajak, penyerapan tenaga kerja dan pengembangan wilayah sebagai akibat tumbuhnya perkebunan
kelapa sawit (Latif dan Purba 2007). Kegiatan pemeliharaan tanaman dikatakan baik atau buruk dapat terlihat dari
hasil panen (Lubis 1992). Panen merupakan pekerjaan utama di perkebunan kelapa sawit karena langsung
menjadi sumber pemasukan uang bagi perusahaan melalui penjualan Minyak Kelapa Sawit (MKS) dan Inti Kelapa
Sawit (IKS). Kegiatan pemanenan yaitu mengambil buah dari pokok pada tingkat kematangan yang sesuai dan
mengantarkannya ke pabrik sebanyak-banyaknya dengan cara dan waktu yang tepat tanpa menimbulkan kerusakan
pada tanaman (Pahan 2008). Mekanisasi pemanenan dilakukan untuk dapat menurunkan kehilangan hasil di lapangan
dan menurunkan penggunaan tenaga kerja. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh pengalaman dengan kondisi
nyata dunia pekebunan sebagai untuk meningkatkan pengetahuan tentang aspek teknis dan manajerial perkebunan
kelapa sawit. Secara khusus bertujuan untuk mempelajari serta mengetahui teknik pemanenan kelapa sawit di PT Sari
Aditya Loka 1 Merangin, Jambi.
1.2
Metodologi Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kebun Muara PT Sari Aditya Loka 1 Merangin, Jambi. Penelitian
dilaksanakan selama 12 minggu yang dimulai pada tanggal 5 Februari sampai dengan 28 April 2018. Data-data yang
diambil terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lahan
perkebunan sesuai dengan obyek yang diamati, seperti pengamatan kriteria panen, cara dan waktu pemanenan, cara
pemotongan tangkai buah, cara pengutipan brondolan, cara dan jumlah kebutuhan transportasi hasil panen, kebutuhan
bahan bakar, persentase kehilangan hasil di lapangan dan selama transportasi, angka kerapatan panen (AKP), rotasi
panen, kebutuhan tenaga kerja, premi dan sangsi panen. Cara pengamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a)
Kriteria Panen. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengamati kegiatan pemotongan TBS yang dilakukan
pemanen, menghitung banyaknya buah yang masuk kriteria panen dan tidak masuk kriteria panen dari hasil
SNT2BKL-AK-6
476
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2
pemanenan tersebut dan menggolongkan buah pada fraksinya sehingga didapat mutu buah; b) Cara dan Waktu
Pemanenan. Pengamatan dilakukan dengan cara melihat brondolan yang jatuh di piringan dengan tiga kali
pengulangan pada 5 TPH yang berbeda; c) Cara dan Jumlah Kebutuhan Transportasi Panen. Pengambilan data
dilakukan untuk mengetahui cara pengangkutan TBS, kapasitas truk yang digunakan dan menghitung total TBS
yang akan diangkut. Jumlah kebutuhan transportasi panen dihitung dengan total produksi TBS dibagi dengan
kapasitas truk; d) Persentase Kehilangan Hasil di Lapangan. Persentase kehilangan hasil dihitung dengan cara
mengumpulkan brondolan-brondolan yang tidak diangkut di lapangan. Kemudian hasilnya ditimbang dan dicatat.
Pengamatan dilakukan tiga kali pengulangan pada 5 TPH yang berbeda; e) Angka kerapatan panen (AKP).
Pengambilan data dilakukan dengan mengamati banyaknya pohon yang dihasilkan buah matang minimal satu tandan
pohon. Pengamatan dilakukan tiga kali pengulangan pada 5 TPH yang berbeda. Tujuan dari AKP ini adalah untuk
meramalkan produksi selanjutnya. Ramalan produksi = JP X AKP X RBT
Keterangan :
JP = Jumlah Pohon
RBT = Rata2 Berat Tandan AKP = Angka Kerapatan Panen f. Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk menghitung penggunaan tenaga kerja pemanenan buah dapat digunakan rumus
sebagai berikut.
Rumus kebutuhan tenaga kerja keterangan :
A = luas ancak yang akan dipanen (ha)
B = kerapatan panen
C = rata-rata berat buah (kg) D = populasi tanaman/ha
E = kapasitas panen/Hk
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang dikumpulkan dari beberapa
pihak, penulis melakukan studi literatur sebagai acuan atau referensi sebagai bahan pembanding terhadap data di
lapangan, terdiri dari : pengumpulan data dan informasi mengenai keadaan umum perusahaan seperti: letak, geografis,
letak wilayah administrative, keadaan iklim dan tanah, luas areal konsesi, tata guna tanah, keadaan tanaman dan
produksi. Metode analisa data yang digunakan meliputi analisa kualitatif/deskriptif dan secara kuantitatif. Analisa
deskriptif adalah analisa membandingkan data faktual yang diperoleh di lapangan dengan studi literatur. Analisa
kuantitaf (angka) adalah data yang diperoleh, dianalisa secara kuantitatif dan dihitung secara matematis dengan
menggunakan rumus pengukuran produktivitas tenaga kerja.
PT Sari Aditya Loka 1 (PT SAL 1) merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang perkebunan kelapa
sawit dan tergabung dalam grup Astra Agro Lestari (AAL). Lokasi PT SAL 1 terletak di desa Muara Delang,
Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Propinsi Jambi. Secara geografis lokasi PT SAL 1 terletak antara :
2°0,6’36”-1°52’48” Lintang Selatan dan antara 102°28’12-102o34’48” Bujur Timur. PT SAL 1 memiliki areal konsesi
seluas 15 377.25 ha yang terdiri dari areal kebun Inti I yaitu 3 499.28 ha, Inti II seluas 1 845.03 ha, Plasma 8 972.08
ha, dan KKPA seluas 1 060.86 ha. Kebun inti PT SAL 1 memiliki rata-rata produksi sebesar 116 971.2 ton dengan
rata-rata produktivitas sebesar 22.99 ton/Ha/Tahun. Tabel produksi dan produktivitas Kebun Inti PT SAL 1 (Tabel 1).
Tabel 1 Produksi dan Produktivitas TBS Inti PT SAL 1
Tahun
Luas
Luas
Pokok
Tanam (ha) Panen (ha) Produktif
2013
5 344.31
5 076.73
2014
5 344.31
5 089.31
2015
5 344.31
5 089.31
2016
5 344.31
5 089.31
2017
5 344.31
5 089.31
647 369
Rata-rata
Produksi
(Ton)
646 895
647 369
647 369
639 770
103 559.2
116 971.2
Produktivitas
(Ton/Ha/Tahun)
122
264 .0
114
216.5
94
187.0
150
629.6
20.34
22.99
24.08
22.44
18.50
29.59
Sumber: Kantor Besar PT.SAL 1 (April 2018)
SNT2BKL-AK-6
477
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2
Berdasarkan data Tabel 1, PT SAL 1 memiliki rata-rata produksi sebesar 116 971.2 ton dengan rata-rata
produktivitas sebesar 22.99 ton/Ha/Tahun. Penurunan produksi dan produktivitas pada tahun 2015 disebabkan oleh
penurunan curah hujan pada tahun 2014 sebesar 664 mm dibanding tahun 2013. Penurunan produksi dan produktivitas
ini juga disebabkan karena terjadinya serangan penyakit karat merah (red rust) yang disebabkan Cephaleureos.
2. PEMBAHASAN
2.1 Angka Kerapatan Panen Dan Estimasi Produksi
Penentuan angka kerapatan panen didapat dari kegiatan taksasi panen harian yang dilakukan sehari sebelum panen.
Penentuan estimasi didapat dari persentase angka kerapatan panen dikali jumlah pohon produktif tanaman dikali
dengan BJR. Pengamatan kerapatan panen (Tabel 2).
Tabel 2 Pengamatan Kerapatan Panen Dan Estimasi Produksi
Blok
OF 1
OF 2
OF 5
OF 6
Rata-rata
Jumlah
pohon
produktif
3 935
3 294
3 094
3 006
3 332
Pohon
sampel
Buah
matang
AKP
(%)
Taksi
produksi
390
320
309
300
329
55
51
34
42
45.5
14
16
11
14
13.75
9 806
9 434
5 717
7659
8154
Berdasarkan Tabel 2, diketahui rata-rata angka kerapatan panen adalah sebesar 13.75% dari total rataan 329 pokok
sampel dengan rataan jumlah pokok produktif 3 332 pokok. Estimasi produksi yang didapat pengamatan kerapatan
panen adalah 8 154 kg.
2.2
Tenaga Panen
Tenaga pemanen di Afdeling OF PT SAL 1 tergabung dalam 4 kemandoran, yaitu kemandoran A dengan tenaga
pemotong sebanyak 4 orang dan infield 1 orang. Kemandoran B sebanyak 4 orang pemotong dan 2 orang tenaga
infield. Kemandoran C sebanyak 4 orang pemotong dan 1 infield dan Kemandoran C sebanyak 4 tenaga potong dan
2 tenaga infield. Secara keseluruhan tenaga panen di Afdeling OF berjumlah 16 tenaga pemotong dan 6 orang tenaga
infield. Penentuan jumlah tenaga kerja didasarkan pada estimasi produksi dibagi dengan kemampuan (basis).
2.3
Seksi Panen dan Rotasi Panen
Seksi panen adalah areal yang merupakan pengelompokan blok-blok area tanaman dengan luasan tertentu sebagai
areal kerja panen yang harus diselesaikan pemanen setiap hari. Dalam satu afdeling biasanya memiliki enam seksi
panen karena rotasi standar adalah 6/7. Afdeling OF PT SAL 1 menggunakan 6 seksi panen yaitu seksi A, seksi B,
seksi C, seksi D, seksi E dan seksi F. Rotasi panen adalah jarak waktu antara memanen pertama disatu blok sampai
panen berikutnya diblok sama. Rotasi yang digunakan di Afdeling OF PT SAL 1 adalah rotasi 6/7, artinya panen
dilakukan dengan interval waktu seminggu sekali dan diselesaikan dalam waktu 6 hari panen.
2.4
Sistem Ancak Panen
Ancak panen adalah luasan tertentu dari areal tanaman dimana kegiatan panen dilaksanakan oleh seorang pemanen,
pemberian ancak panen didasarkan pada kerapatan buah, topografi dan ketinggian tanaman. Sistem ancak yang
digunakan di Afdeling OF PT SAL 1 adalah sistem ancak giring tetap. Kelebihan ancak giring tetap adalah mudah
dalam pengancakan, penyimpangan dalam pemanenan dapat segera diketahui, kebersihan ancak lebih terjamin.
Adapun kekurangan dari hancak ini adalah jika ada pemanen dengan kemampuan rendah akan tertinggal.
2.5
Alat Panen
Alat-alat panen adalah seluruh peralatan yang digunakan untuk memperlancar dan mempermudah kegiatan
pemotongan dan evakuasi TBS ke TPH. Alat panen yang digunakan di Afdeling OF PT SAL 1 bergantung pada
pekerjaannya masing masing, yaitu egrek dan kapak digunakan tenaga potong buah sedangkan tojok, plengki dan
transporter/wintor digunakan oleh tenaga infield. Egrek digunakan untuk memotong buah yang matang, kapak
digunakan untuk memotong tangkai pancang. Transporter/wintor digunakan untuk mengevakuasi buah dari dalam
SNT2BKL-AK-6
478
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2
blok ke TPH. Tojok digunakan untuk memindahkan TBS ke bak transporter/wintor, sedangkan plengki digunakan
untuk mengumpulkan brondolan.
2.6
Proses Panen
Pelaksanaan kegiatan panen diawali dengan apel pagi bersama mandor dan asisiten pukul 06.00 WIB. Saat apel
pagi, asisten dan memberi arahan kepada karyawan baik karyawan panen maupun rawat. Selesai apel karyawan panen
berkumpul kembali dengan kemandoran masing-masing untuk mendapat arahan tentang panen hari itu. Tenaga
pemanen. Pemanen sudah harus di ancak masing-masing pukul 07.00 WIB. Kegiatan pemotongan buah harus
memperhatikan tingkat kematangan buah dan ketetapan songgo. Untuk kriteria matang panen, Afdeling OF PT SAL
1 memiliki ketentuan minimal 5 brondolan dipiringan. Pelaksanaan pemotongan buah dilakukan dengan cara
memotong tandan TBS menggunakan egrek. TBS yang sudah diturunkan, tangkainya harus dipotong membentuk
huruf “V”. Buah yang sudah dipotong tangkainya diberi stempel pemanen dan diletakan di pasar pikul. Brondolan
yang terjatuh di piringan harus dikutip bersih dan dimasukkan ke dalam karung khusus brondolan. Pelepah yang
diturunkan akibat pemanenan harus dipotong menjadi 2-3 bagian dan disusun di gawangan mati. Diakhir setiap jalur,
pemanen menulis kode pemanen dan jumlah janjang yang didapat pemanen agar petugas infield dapat menghitung
jumlah janjang total pemanen
Tenaga Infield. Infield merupakan kegiatan penting dalam produksi hasil perkebunan kelapa sawit di Afdelling
OF PT SAL 1. Tenaga infield bertugas untuk mengangkut buah yang telah dipanen dari dalam pasar pikul ke tempat
pengumpulan hasil (TPH). Dalam kegiatan infield yang diangkut ke TPH adalah buah yang telah dipanen dan
berondolan yang telah dikumpulkan. Alat Infield di Afdeling OF PT SAL 1, terbagi atas alat mekanisasi
wintor dan transporter. Wintor merupakan alat mekanisasi infield yang digunakan di lahan mineral dengan dua
orang pekerja. Wintor memiliki kapasitas angkut sebesar 350 kg, jika dengan BJR 20 kg, berarti dalam sekali angkut
wintor hanya diperbolehkan mengangkut kurang lebih 17 TBS. Luas coverage area yang harus dikerjakan oleh wintor
adalah 20 ha/hari. Basis wintor adalah 10 ton per hari kerja, untuk basis pekerja adalah 4.5 ton per pekerja, terdapat
dua pekerja wintor yang berarti dalam 1 hari para pekerja wintor harus mencapai basis 9 ton per hari. Jika melebihi
basis maka akan dihitung sebagai premi yang dikalikan per kg nya. Tahapan pelaksanaan kegiatan yaitu pekerja infield
masuk ke dalam blok yang satu jam setelah pemanen telah memulai pekerjaan panen. Buah beserta brondolan yang
berada di gawangan dimasukkan ke dalam bak wintor sesuai kapasitasnya, kemudian diantar ke TPH. Transporter
merupakan alat mekanisasi infield terbaru yang digunakan di Afdeling OF PT SAL 1 untuk menggantikan
pengangkutan TBS dengan angkong pada lahan gambut. Transporter dioperasikan oleh satu orang dengan basis
pekerja 4.5 ton dan basis alat 7.5 ton. Coverage area untuk transporter adalah 15 ha/hari. Kapasitas unit transporter
adalah 350 kg. Urutan pekerjaan infield transporter sama dengan infield wintor. Selama melakukan evakuasi
TBS dari path, pekerja infield harus mengumpulkan notes pemanen yang berisi kode dan jumlah janjang yang dipanen.
Notes yang sudah terkumpul diberikan kepada mandor panen untuk dihitung dan dimasukkan ke Notes operator card
(NOC) dengan menggunakan digital counter.
2.7
Hasil Panen
Hasil panen berupa tonase TBS yang telah ditaksasi sebelumnya dibandingkan dengan jumlah tonase realisasi. Hal
ini dilakukan agar diketahui selisih atau deviasi antara plan dan real jumlah produksi. Standar deviasi yang ditetapkan
di PT SAL 1 adalah 10%, artinya selisih produksi plan dengan real tidak kurang atau lebih dari 10%. Selisih
produksi antara taksasi dan realisasi (Tabel 3).
Tabel 3. Selisih Produksi Taksasi dan Realisasi
Blok
Taksasi (Kg)
Realisasi
OF 1
OF 2
OF 5
OF 6
9 806
9 434
5 717
7 659
10 060
8 260
6 780
6 980
Deviasi
Kg
254
1 174
1 063
679
%
2.59
(12.44)
18.59
(8.86)
SNT2BKL-AK-6
479
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2
Berdasarkan Tabel 3, masih dijumpai deviasi produksi yang melebihi standar 10% yaitu blok OF 2 dengan
deviasi (12.44 %) dan blok OF 5 dengan deviasi sebesar 18.59%. Perbedaan deviasi dapat disebabkan karena saat
melakukan sensus kerapatan panen, jumlah dan titik sampel yang digunakan tidak merepresentatifkan blok secara
keseluruhan.
2.8
Mutu Ancak
Mutu ancak adalah pemeriksaan kualitas dari setiap ancak pemanen maupun infield setelah melakukan pemanenan.
Pemeriksaan meliputi buah tinggal pokok, buah tinggal path, brondolan piringan, brondolan path dan pelepah
sengkleh. SOP perusahaan terhadap buah tinggal sebesar 0%. Piringan dikatakan tidak memenuhi standar(reject)
apabila ditemukan >5 butir/piringan dan path dikatakan tidak sesuai jika ditemukan sebesar >20 butir brondolan untuk
satu jalur. Standar buah tinggal sebesar 0%. Pengamatan mutu ancak (Tabel 4).
Tabel 4. Pengamatan Mutu Ancak
Blok
Poko
Sampel/Path
Tapak
Panen
Buah
Tanggal
Refect
Brondolan
Refect
Brondolan
Sengkl
eh
OF 1
48
45
7
8
1
-
1
2
-
2
-
47
52
5
11
1
-
1
1
1
48
4
-
-
-
1
51
7
1
-
-
-
48
47
3
10
2
1
-
2
5
1
6
OF 2
OF 5
48
9
1
Total
434
64
6
Sumber : Hasil pengamatan (April 2018)
Perhitungan looses : Buah tinggal = 6/434 ×100% =1.3%
: Reject Brondolan piringan = 5 /64 × 100% = 7.8%
: Reject Brondolan Path = 1/9 × 100% = 11%
Berdasarkan hasil pengamatan, menunjukan bahwa mutu ancak di Afdeling OF PT SAL 1 belum memenuhi SOP
perusahaan. Persentase buah tinggal mencapai 1.3% dari standar 0% dan masih ditemukan piringan dan path yang
tidak standar. Hal ini disebabkan oleh keadaan piringan dan path yang semak, serta kurangnya kesadaran dan
pengawasan.
2.9
Mutu Buah
Buah dipanen jika sudah memenuhi standar kriteria matang panen. Kriteria matang TBS dapat diketahui
berdasarkan jumlah brondolan yang jatuh di piringan. Afdeling OF PT SAL 1 menerapkan kriteria matang panen 5
butir brondolan di piringan. Pemeriksaan mutu buah dilakukan oleh Quality Assurance (QA) yang bertanggung jawab
langsung kepada kepala kebun. Standar mutu buah yang diterapkan di PT SAL 1 (Tabel 5).
Tabel 5. Ketentuan Standar Mutu Buah
Item
Buah mentah
Standar Perusahaan
<2%
SNT2BKL-AK-6
480
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2
Buah busuk
Tangkai panjang
Stempel
Sumber : SOP AAL
0%
0%
100%
Pengamatan penulis terhadap mutu buah dilakukan dengan mengamati jumlah buah mentah, buah busuk , buah
dengan tangkai panjang dan buah yang terstempel di TPH. Data pengamatan hasil mutu buah/gradding (Tabel 6).
Tabel 6 Pengamatan Mutu Buah/Gradding
Blok
Buah
Mentah
19
Buah
Busuk
3
Tangkai
Panjang
5
Sampel
OF 1
Jenjang
Sampel
204
OF 2
OF 3
155
129
15
26
7
4
10
46
OF 4
116
9
2
1
-
OF 5
161
19
7
8
7
Rata-rata
Presentase
153
17.6
11%
4.6
3%
4.8
3%
18.2
12%
38
Dari data Tabel 6, jika dibandingkan dengan SOP perusahaan maka standar mutu buah di Afdeling OF PT SAL 1
belum memenuhi SOP. Persentase buah mentah yang terpanen mencapai 11% dari toleransi < 2%, buah busuk
mencapai 3% dari standar toleransi 0%, buah dengan tangkai panjang mencapai 3% dari batas toleransi 0% dan buah
yang terstempel hanya 12% dari standar ketentuan 100% terstempel.
2.10 Basis, Denda dan Premi Panen
Basis panen adalah jumlah kilogram yang ditetapkan bagi seseorang tenaga potong buah maupun infield dalam
menyelesaikan pekerjaan satu hari. Jika basis yang didapat melebihi target yang ditetapkan maka berhak mendapat
premi yang dihitung dengan menggunakan lebih basis. Lebih basis adalah jumlah kilogram yang dicapai pemanen
maupun infield melebihi basis yang ditetapkan. Di Afdeling OF PT SAL 1, penetapakan basis dan premi pemanen
dan infield didasarkan pada BJR di setiap blok Tabel 7 dan Tabel 8. Ketentuan denda panen dan infeld (Tabel 9).
Tabel 7. Ketetapan Basis Dan Premi Pemanen
No.
1.
2.
3.
4.
5.
BJR (kg)
<5
5.01 -7
7.01 – 9
9.01 – 11
11.01 – 13
Basis (kg) Premi lebih
basis (Rp/kg)
900
101
1 420
64
1 840
50
1 880
48
2 020
45
SNT2BKL-AK-6
481
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.01 -15
15. 01 – 17
17.01 – 19
19.01 – 21
21.01 -23
23.01 – 25
> 25
2 170
2 260
2 210
2 160
2 020
1 920
1 840
42
40
41
42
45
47
50
Sumber: SOP panen AAL
Tabel 8 Ketetapan Basis Dan Premi Infield
Range BIR
Basis Premi Mekanisasi
Wintor
Kubota
>15
9 000
13 500
10-15
9 000
13 500
5-10
8 000
12 000
<5
6 000
Sumber: SOP panen AAL
Transporter 1
4 500
4 000
4 000
3 000
Transporter 2
8 000
8 000
PLB
(Rp/kg)
19
Tabel 9. Ketentuan Denda Panen dan Infield
No.
1
2
3
4
5
6
Item
Buahk tinggal
poko
Pelepah
sengkleh
Buah mentah
Brondolan
tinggal
piringan
Buah tinggal
path/restan
blok
Brondolan
tinggal path
Kriteria
Jika ditemukan buah
tinggal di pokok sampel
Jika ditemukan pelepah
sengkleh
Jika ditemukan buah
mentah terpanen
Jika ditemukan brondolan
>5 di piringan (reject)
Tarif (Rp)
5.000/jenjang
Jika ditemukan buah
tertinggal di path
5.000/janjang
Jika ditenukan brondolan >
20/jalur (reject)
3.000/jalur
2.000/pokok
5.000/janjang
2.000/piringan
Contoh:
a) Perhitungan premi pemanen dan infield:
b) Perhitungan premi pemanen
Basis
Output
Premi
: 2 260 kg
: 2 640 kg
: (2 640 kg - 2 260 kg) × Rp 40
= Rp. 15 200
SNT2BKL-AK-6
482
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2
Perhitungan premi infield
Basis
: 4.500 kg
Output infield
: 5.600 kg
Premi
: (5.600 kg-4.500 kg)x Rp.19
b) Perhitungan denda panen
Gaji pokok harian
Premi harian
Buah tinggal
Brondolan tinggal
piringan (reject)
Pelepah sengkleh
Total denda
Upah/hari
=
Rp. 20.000
:
:
:
:
Rp. 2.273.000 : 25 hari kerja efektif
:
2 pokok x Rp. 2.000
:
:
Gaji harian + premi harian-denda
Rp. 90.920+Rp. 15.200-Rp. 20.000
2 janjnag x Rp. 5.000
3 piringan x Rp. 2.000
=
=
=
Rp. 90.920
Rp. 15.200
Rp. 10.000
Rp., 6.000
=
=
Rp. 4.000
Rp. 4.000
=
Rp.86.120
Penggunaan teknologi pemanenan yang tepat akan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen TBS
Kelapa sawit. Tandan buah segar (TBS) hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah. Buah yang
tidak segera diolah akan menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak bebas (ALB) yang tinggi. Peningkatan
ALB dapat dicegah dengan pengolahan yang dilakukan paling lambat 8 jam setelah panen (Lubis 2012). Teknik
mekanisasi pemanenan di PT SAL dilakukan dengan menggunakan alat wintor dan infield sehingga dapat menekan
kebutuhan tenaga pemanen. Sehingga pada afdeling OF tenaga kerja pemanen yang dibutuhkan sebesar 16 tenaga
pemotong dan 6 orang tenaga infield. Teknologi infield ini terdiri atas Wintor dan transporter. Wintor merupakan alat
mekanisasi infield yang digunakan di lahan mineral dengan dua orang pekerja. Transporter merupakan alat mekanisasi
infield terbaru yang digunakan di Afdeling OF PT SAL 1 untuk menggantikan pengangkutan TBS dengan angkong
pada lahan gambut. Selain itu penggunaan Notes operator card (NOC) dengan menggunakan digital counter akan
memudahkan bagi mandor dan asisten dalam menginput data. Hasil pengamatan mutu buah di Afdeling OF PT SAL
1 menunjukkan bahwa persentase buah mentah yang terpanen mencapai 11%, buah busuk mencapai 3%, buah dengan
tangkai panjang mencapai 3%. Looses di perusahaan dapat ditekan sehingga buah tinggal 1.3%, reject Brondolan
piringan sebesar 7.8% dan reject Brondolan Path 11%. Hal ini disebabkan oleh topografi lahan yang bergelombang
dan masih banyak semak sehingga menyulitkan dalam proses pemanenan.
3.
KESIMPULAN
Teknik pemanenan yang dilakukan di PT SAL 1 adalah panen mekanisasi yang terdiri dari petugas panen/potong
buah dan tenaga evakuasi buah/infield. Kegiatan panen di Afdeling OF PT SAL 1 mencakup persiapan panen,
pelaksanaan panen dan evaluasi/kontrol panen. Rata- rata nilai AKP yang didapat yaitu 13.75%. Selisih atau deviasi
antara taksasi dan realisasi masih ditemukan ada yang melebihi batas toleransi 10% Pengamatan pada mutu buah
masih ditemukan buah mentah sebesar 11%, buah busuk 3%, tangkai panjang 3% dan penggunaan stempel yang belum
100%. Pada mutu ancak masih dijumpai buah yang tinggal di pokok, brondolan di piringan tidak terkutip dan
brondolan path.
PUSTAKA
[Ditjenbun] Direktorat Jendral Perkebunan 2016. Statistik Perkebunan Indonesia Tree Corp Estate Statistic 20152017. Kelapa Sawit Palm Oil. Jakarta (ID): Kementrian Pertanian, Direktorat Jendral Perkebunan.
Latif, S., & Purba, H. 2007. Penelitian Kelapa Sawit Indonesia. Medan (ID): PPKS.
Lubis, A. 2012. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia. Medan (ID): PPKS.
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Sastrosayono S. 2008. Budi Daya Kelapa Sawit. Jakarta (ID): AgroMedia Pustaka.
SNT2BKL-AK-6
483
Download