FULL-Penerapan Strategi Pembelajaran Student - HFI DIY

advertisement
Hasan Khoiri / Penerapan Strategi Pembelajaran Student Active Learning Dalam Pembelajaran Pada Pokok Bahasan
Perpindahan Kalor
403
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT ACTIVE
LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PADA POKOK BAHASAN
PERPINDAHAN KALOR
Hasan Khoiri, Eka Murdani
STKIP Singkawang
Jalan STKIP, Kelurahan Naram, Kecamatan Singkawang Utara, Kota Singkawang, Kalimantan Barat
[email protected]
Abstrak – Banyak metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Secara garis besar ada dua kelompok
model pembelajaran yaitu pembelajaran pasif dan pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif cenderung membuat peserta
didik lebih mengingat (retention rate of knowledge) materi pelajaran. Oleh karena itu model pembelajaran aktif
hendaknya menjadi perhatian jika ingin mendapatkan pencapaian tujuan pembelajaran yang maksimal. Telah dilakukan
kajian literatur dalam makalah ini untuk mendapatkan strategi pembelajaran student active learning (SAL) khususnya
pada pokok bahasan perpindahan kalor. Pada studi literatur telah dibuat dan dihasilkan suatu strategi pembelajaran
SAL dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pokok bahasan perpindahan kalor.
Kata kunci: student active learning, perpindahan kalor.
Abstract – Many methods already been used in the learning process. In general, there are two learning models which
are passive learning and active learning. Active learning will make learners to get more retention rate of knowledge of
the subject matter. Therefore the active learning model should become a priority if we want to get a maximum
achievement of learning objectives. It has been done in this paper the literature study to obtain an instructional strategy
of student active learning (SAL) espescially on the subject of heat transfer. It has been design and produced based on
literature study an instructional strategy of SAL in the form of Learning Implementation Plan (RPP) on the subject of
heat transfer.
Keywords: student active learning, heat transfer
I. PENDAHULUAN
Bagaimanapun mengajar adalah suatu tantangan bagi
para guru maupun fasilitator. Belajar memiliki situasi dan
sistem yang berbeda-beda. Pembelajaran adalah kegiatan
yang di disain dan dilakukan untuk peserta didik (siswa)
agar mereka belajar. Pada konteks ini, guru berperan
dalam mentranformasikan bahan pelajaran kepada subjek
belajar. Tujuan pembelajaran adalah melakukan
perubahan tingkah laku pada diri subjek belajar (kognitif,
pengalaman, afektif, psikomotor). Berbagai upaya dan
strategi dilakukan guru supaya bahan atau materi
pelajaran tersebut dapat dengan mudah dicerna oleh
subjek belajar, yaitu tercapainya tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan. Tujuan ini merupakan gambaran
perilaku yang diharapkan dapat dimiliki oleh subjek
belajar, hasil belajar yang diharapkan.
Banyak metode yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran. Secara garis besar ada dua kelompok
model pembelajaran yaitu pembelajaran pasif dan
pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif cenderung
membuat peserta didik lebih mengingat (retention rate of
knowledge) materi pelajaran. Oleh karena itu model
pembelajaran aktif hendaknya menjadi perhatian jika
ingin mendapatkan pencapain tujuan pembelajaran yang
maksimal. Dengan penggunaan model pembelajaran aktif
secara penuh atau sebagian akan meningkatkan kualitas
pembelajaran. Oleh karena itu dalam makalah ini akan
dibahas apa dan bagaimana model pembelajaran aktif
(active learning). Salah satu yang menjadi fokus
pembahasan dalam makalah ini adalah student active
learning (SAL) [1].
II. LANDASAN TEORI
Belajar adalah suatu proses yang rumit yang
menimbulkan kesulitan-kesulitan bagi orang-orang muda
maupun orang dewasa. Cara belajar siswa aktif (CBSA)
atau student active learning (SAL) merupakan cara atau
teknik mengajar. Dilihat dari subjek anak didik, CBSA
atau SAL merupakan proses kegiatan yang dilakukan
oleh anak didik dalam rangka belajar. Dilihat dari segi
guru, CBSA atau SAL adalah bagian dari strategi
mengajar yang menuntut keaktifan optimal dari subjek
anak didik.
Jadi yang dimaksud dengan CBSA atau SAL adalah
salah satu strategi interaktif edukatif yang menuntut
keaktifan dan partisipasi anak didik seoptimal mungkin,
sehingga anak didik mampu mengubah tingkah lakunya
secara lebih efektif dan efisien [2].
Menurut Magnesen dalam Dryden yang dikutip Ella
dkk. dalam bukunya Peningkatan Kompetensi Guru
Melalui Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAKEM), Universitas Muhammadiyah
Hamka, Jakarta, menjelaskan bahwa dalam belajar, siswa
akan memperoleh 10 % dari apa yang dibaca, 20 % dari
apa yang didengar, 30 % dari apa yang dilihat, 50 % dari
apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
404
Hasan Khoiri / Penerapan Strategi Pembelajaran Student Active Learning Dalam Pembelajaran Pada Pokok Bahasan
Perpindahan Kalor
dikatakan dan 90% dari apa yang dikatakan dan
dilakukan [3].
Strategi belajar aktif sekarang lebih dikenal dengan
PAIKEM. PAIKEM merupakan singkatan dari
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan.
Selanjutnya,
PAIKEM
dapat
didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar (approach to
teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan
berbagai media pengajaran yang disertai penataan
lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran
menjadi aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa
tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan
keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga
memungkinkan siwa melakukan kegiatan yang beragam
untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan
keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata- mata
“disuapi” guru. Di antara metode-metode mengajar yang
sangat mungkin digunakan untuk mengimplementasikan
PAIKEM, ialah: 1) metode ceramah plus; 2) metode
diskusi; 3) metode demonstrasi; 4) metode role-play; dan
5) metode simulasi.
PAIKEM
dikembangkan berdasarkan beberapa
perubahan/peralihan:
a. Peralihan dari belajar perorangan (individual
learning) ke belajar bersama (cooperative learning);
b. Peralihan dari belajar dengan cara menghafal (rote
learning) ke belajar untuk memahami (learning for
understanding);
c. Peralihan dari teori pemindahan pengetahuan
(knowledge-transmitted) ke bentuk interaktif,
keterampilan proses dan pemecahan masalah.
d. Peralihan paradigma dari guru mengajar ke siswa
belajar; (Elinda; 2010)
Beralihnya bentuk evaluasi tradisional ke bentuk
authentic assessment seperti portofolio, proyek, laporan
siswa, atau penampilan siswa [4].
L. Dee Fink; (1999) mengemukakan bahwa model
active learning (belajar aktif) sebagai dialog dengan diri
sendiri adalah proses di mana anak didik mulai berpikir
secara reflektif mengenai topik yang dipelajari. Mereka
menanyakan pada diri mereka sendiri mengenai apa yang
mereka pikir atau yang harus mereka pikirkan, apa yang
mereka rasakan mengenai topik yang dipelajari. Pada
tahap ini guru dapat meminta anak didik untuk membaca
sebuah jurnal atau teks dan meminta mereka menulis apa
yang mereka pelajari, bagaimana mereka belajar, apa
pengaruh bacaan tersebut terhadap diri mereka.
Dialog dengan orang lain bukan dimaksudkan sebagai
dialog parsial sebagaimana yang terjadi pada pengajaran
tradisional, tetapi dialog yang lebih aktif dan dinamis
ketika guru membuat diskusi kelompok kecil tentang
topik yang dipelajari.
Observasi terjadi ketika siswa memperhatikan atau
mendengar seseorang yang sedang melakukan sesuatu hal
yang berhubungan dengan apa yang mereka pelajari,
apakah itu guru atau teman mereka sendiri
Doing atau berbuat merupakan aktivitas belajar di mana
siswa berbuat sesuatu, seperti membuat suatu
eksperimen, mengkritik sebuah argumen atau sebuah
tulisan dan lain sebagainya [5].
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada setiap pengajaran ada tujuan yang harus dicapai
dan untuk pencapaian tujuan tersebut,
kita perlu
menyampaikan topik–topik yang
didalamnya ada
konsep-konsep yang harus sampai pada siswa, untuk itu
diperlukan pendekatan tertentu seperti pemecahan
masalah, latihan soal, hafalan dan mungkin dengan
pendekatan yang lainnya.
Dalam suatu pengajaran yang berkaitan dengan suatu
materi kurikulum tertentu prinsip keterlaksanaan
dipenggaruhi oleh empat komponen pokok yaitu
pembawa materi, penyaji materi, pendekatan dan
penerima materi. Pengaturan materi kurikulum tersebut
dinamakan strategi belajar mengajar [2].
Proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas
sudah berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun. Hasil
dari proses belajar ini bukan tidak ada. Beribu karya
monumental sudah dihasilkan sehingga dapat membuat
kehidupan manusia menjadi lebih baik. Hanya saja,
meningkatnya kompleksitas kehidupan manusia telah
banyak menyita waktu sehingga seringkali proses belajar
cenderung dilakukan terlalu mekanis saat guru mengajar
di depan kelas, sedangkan peserta didik hanya mendengar
dan mencatat.
Ada beberapa riset yang menunjukkan bahwa
dibandingkan
dengan
pembelajaran
tradisional
(pengajaran satu arah), pembelajaran aktif ini
memberikan peluang bagi peserta didik untuk dapat
menyerap lebih banyak materi pelajaran, mengingat dan
memahami lebih lama, dan yang terpenting adalah
menyukai aktivitas belajar itu sendiri, peserta didik harus
melakukan hal yang lebih daripada sekedar
mendengarkan. Dalam pembelajaran aktif, peserta didik
tidak belajar sendiri tetapi mereka dapat belajar dengan
pendampingan guru selaku instruktur atau teman
sekelasnya.
Proses belajar harus melibatkan semua aspek
kepribadian manusia, yaitu mulai dari aspek yang
berhubungan dengan pikiran, perasaan bahasa tubuh,
pengetahuan, sikap dan keyakinan.
Dalam kegiatan belajar mengajar perlu dipersiapkan
skenario pembelajaran terlebih dahulu sehingga dalam
pelaksanaannya dapat terprogram dengan baik dan
diharapkan tujuan pembelajaran tercapai. Materi tentang
perpindahan kalor dipelajari di kelas X SMA atau MA,
dalam standar kompetensi (SK), menerapkan konsep
kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi. Standar kompetensi tersebut dijabarkan
dalam kompetensi dasar (KD), menganalisis cara
perpindahan kalor.
Penggunaan strategi pembelajaran siswa aktif dalam
pembelajaran materi perpindahan kalor dapat dilihat dari
rencana kegiatan yang tercantum dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada RPP tercantum
rencana dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
penutup. Sehingga dalam pembahasan aplikasi strategi
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
Hasan Khoiri / Penerapan Strategi Pembelajaran Student Active Learning Dalam Pembelajaran Pada Pokok Bahasan
Perpindahan Kalor
pembelajaran siswa aktif ini akan dibahas tentang
skenario pembelajaran yang tercantum dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Dalam kegiatan pendahuluan guru melakukan beberapa
kegiatan diantaranya:
a. Memberikan pertanyaan-pertanyaan motivasi atau
pertanyaan yang mengarah pada materi perpindahan
kalor yang dihubungkan dengan kejadian seharihari.
Contoh: (1) Apa pengertian dari kalor? (2) Mengapa
apabila kita memanaskan salah satu ujung logam
maka ujung yang satu lagi ikut panas juga? (3) Anak
ayam apabila cuaca dingin senang berkumpul
didekat lampu yang sedang, mengapa?
Dari pertanyaan-pertanyaan diatas diharapkan siswa
dapat memberikan jawaban yang beragam namun
tetap terarah pada satu kesimpulan.
b. Mengkondisikan cara duduk siswa agar tercipa
interaksi atau komunikasi yang lebih efektif antara
siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru,
misalnya membentuk kelompok.
Pada kegiatan inti dibuat rancangan sebagai berikut:
a. Guru mempersilahkan kelompok yang tampil
pertama untuk menyajikan hasil makalahnya. (Pada
pertemuan sebelumnya guru telah membentuk
kelompok dan membagi tugas tiap-tiap kelompok.
Misalnya ada 6 kelompok
tiap 2 kelompok
mempunyai materi yang sama. Jadi ada 3 materi
yaitu tentang konduksi, konveksi dan radiasi. Tiaptiap kelompok harus menyampaikan presentasinya
selengkap mungkin dan setiap anggota kelompok
mendapat bagian untuk menyajikan materi,
misalnya ada yang menyajikan teori konduksi, lalu
ada yang memperlihatkan hasil animasi yang dicari
melalui internet, lalu ada yang memperagakan
percobaan sederhananya, mencari contoh-contoh
dalam kehidupan sehari-hari sampai pada contoh
soal).
b. Guru mempersilahkan moderator untuk membuka
sesi tanya jawab.
c. Guru memperhatikan keaktifan siswa baik
pemakalah maupun peserta diskusi. Yang
mengajukan
pertanyaan
maupun
yang
menambahkan jawaban pemakalah akan mendapat
point khusus agar timbul keinginan siswa untuk
aktif dalam diskusi.
d. Guru memberikan jalan keluar apabila terjadi
perdebatan antar siswa tentang jawaban yang
diberikan.
Pada kegiatan penutup dibuat rancangan sebagai
berikut:
a. Guru memberi instruksi pada siswa untuk kembali
keposisi semula.
b. Guru memberikan pujian atau penghargaan pada
semua kelompok.
c. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan
tentang materi yang didiskusikan.
d. Guru memberi tugas yang berhubungan dengan
materi.
405
Dengan menerapkan RPP ini secara kualitatif
diharapkan dapat mewakili pembelajaran yang menuntut
keaktifan dan kreatifitas peserta didik. Menjadikan
peserta didik aktif berarti mengantarkan peserta didik
memahami konsep dan mampu memecahkan masalah
yang diberikan oleh guru baik secara sendiri (pribadi)
maupun kelompok.
IV. KESIMPULAN
Pada SAL proses belajar mengajar lebih inovatif dan
menyenangkan. Strategi Pembelajaran SAL menuntut
kreativitas dan inovasi dari guru. Telah dihasilkan
aplikasi SAL dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pada materi perpindahan kalor.
Penerapan RPP ini secara kualitatif dapat mewakili
pembelajaran yang menuntut keaktifan dan kreatifitas
peserta didik sehingga menghasilkan peserta didik yang
aktif dan kreatif.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada STKIP
Singkawang yang telah memberikan bantuan baik berupa
moral maupun materil.
PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
Fujo Dwilaksono. Erry, Model Pembelajaran Aktif (Cara
Belajar
Sisiwa
Akti),
2011.
Website:
http://fujoe.blogspot.com/2012/03/contoh-makalah.html.
diakses tanggal 30 Maret 2014.
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik Dalam
Interaksi Edukatif, edisi ke-2, Rineka Cipta, 2005.
Saidah, Ella Sulhah dkk, Peningkatan Kompetensi Guru
Melalui Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAKEM), Universitas Muhammadiyah
Prof. Dr.Hamka, 2009.
Syah, Muhibbin dkk, Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), UIN
Sunan Gunung Jati, 2009.
Hartono, Strategi Pembelajaran Active Learning (Suatu
Strategi Pembelajaran Berbasis Student Centred, 2008.
Website:
http://sditalqalam.wordpress.com/2008/01/09/strategipembelajaran-active-learning/. diakses tanggal 14 April
2014.
TANYA JAWAB
Retna W, UAD
? Indikator keberhasilan dari CBSA itu apa, jika dilihat
dari input dan output?
Hasan Khoiri, STKIP Singkawang
@ Siswa akan lebih aktif di dalam kelas dengan 90%
siswa lebih berperan dalam menerima ilmu fisika (SubBab).
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
Download