Catatan Tentang SAL dalam LKPP 2010 1. Audit khusus terhadap SAL EN D PR R I o Undang-Undang No. 7 Tahun 2010 tentang Pertanggungjawaban Atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009 pasal 8 ayat 3 mengamanatkan bahwa dalam rangka meyakini keandalan angka SAL, BPK melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu terhadap SAL. BN – SE TJ o Undang-Undang No. 2 Tahun 2010 tentang APBN-P 2010 pasal 22 E seperti tersebut sebelumnya di atas juga mengamanatkan BPK melakukan audit khusus atas penggunaan SAL dan SAL/SILPA dari tahun ke tahun. AP Catatan: LA PE 2. Optimalisasi Penerimaan Negara KS AN AA N Audit khusus/pemeriksaan dengan tujuan tertentu terhadap SAL dan penggunaannya oleh BPK seperti yang diamanatkan oleh UU No. 7 Tahun 2010 dan UU No. 2 Tahun 2010 harus segera direalisasikan untuk membuat permasalahan SAL menjadi jelas dan dapat diambil tindak lanjut untuk mengatasi masalah tersebut. AR AN D AN Data realisasi SAL tahun 2008-2010 menunjukkan angka yang relatif tinggi. Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2010 tentang APBN 2011 pasal 36 disebutkan bahwa dalam hal realisasi penerimaan negara tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran negara pada saat tertentu, kekurangannya dapat dipenuhi dari dana SAL, Penerbitan SBN atau penyesuaian belanja negara. AL IS A AN G G Untuk itu perlu diperhatikan optimalisasi penerimaan negara terlebih dahulu sebelum memutuskan penggunaan SAL, sehingga SAL lebih diposisikan sebagai back up (dana cadangan) terhadap penerimaan negara dibanding sebagai dana yang langsung digunakan untuk belanja negara. AN 3. Penggunaan SAL yang lebih transparan BI R O Sejak APBN 2009 Pemerintah mulai memasukkan anggaran penggunaan SAL ke dalam komponen APBN. Tapi angka yang disajikan masih belum menjelaskan secara detail penggunaan SAL tersebut. Penyajian secara detail penggunaan SAL akan mempermudah pengawasan oleh DPR atas penggunaan SAL tersebut. Mengingat penggunaan SAL harus melalui persetujuan DPR, sebaiknya pemerintah secara teratur, misalnya secara triwulan, menyampaikan laporan posisi SAL dan SILPA untuk tahun anggaran berjalan. Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN – SETJEN DPR-RI | 32 4. Selisih antara fisik dan catatan SAL dalam LKPP 2010 Dalam LKPP 2010, masih dijumpai selisih antara fisik dan catatan Saldo Anggaran Lebih (SAL) Tahun 2010 sebesar Rp40 Miliar. EN D PR R I Pada tahun 2010, pemerintah telah mengeluarkan PMK nomor 206/PMK.05/2010 Tentang Pengelolaan Saldo Anggaran Lebih yang mengatur tentang perhitungan SAL, penyimpanan dana SAL, penggunaan SAL, akuntansi dan pelaporan SAL dan penyelesaian selisih angka SAL. Dalam pasal 11 ayat (2) dan (3) disebutkan bahwa : BN – SE TJ (2) Apabila terjadi selisih/perbedaan angka SAL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Direktur Jenderal Perbendaharaan selaku Kuasa Bendahara Umum Negara Pusat melakukan penelitian penyebab terjadinya selisih/perbedaan angka SAL untuk menetapkan langkah penanganan yang diperlukan. KS AN AA N AP (3) Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara paling lambat sebelum diajukannya Rancangan Undang-Undang yang mengatur mengenai pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun anggaran berkenaan. BI R O AN AL IS A AN G G AR AN D AN PE LA Terhadap selisih antara fisik dan catatan, pemerintah diharapkan dapat memberikan penjelasan sesuai dengan ketentuan dalam PMK tersebut di atas. Meskipun trendnya semakin menurun dari tahun ke tahun, namun hal ini menunjukkan belum baiknya pencatatan dan penyajian akun-akun pada LRA dan Neraca. Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN – SETJEN DPR-RI | 33 Pada hasil pemeriksaan BPK atas LKPP 2010 didapati Temuan berupa Saldo Anggaran Lebih (SAL) Tahun 2010 masih Berbeda dengan Rincian Fisik Kas. Dalam LKPP Tahun 2010, saldo akhir SAL menurut catatan masih berbeda dengan rincian fisik kas. Fisik SAL, setelah dikurangi Utang PFK dan Utang pada Pihak Ketiga adalah Rp97.700.391,95 juta atau lebih kecil sebesar Rp40.204,49 juta dibandingkan catatannya. • Temuan sejenis juga diperoleh pada hasil pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009 yang mengungkapkan adanya selisih lebih atas saldo fisik masing-masing sebesar Rp1.927.500,60 juta, Rp1.295.200,24 juta, Rp474.286,01 juta, dan Rp261.781,09 juta yang tidak dapat ditelusuri. • Atas permasalahan tersebut, Pemerintah menanggapi bahwa nilai SAL pada akhir tahun 2009 menjadi dasar SAL tahun 2010 telah ditetapkan melalui PMK 206/PMK.05/2010 tentang Pengelolaan SAL. BPK merekomendasikan Pemerintah agar segera menindaklanjuti rekomendasi terkait temuan dalam LHP LKPP tahun 2009 dan memperbaiki pengelolaan dan pencatatan transaksi yang berpengaruh terhadap SAL, antara lain PFK dan Uang Muka dari Rekening BUN. KS AN AA N AP BN – SE TJ EN D PR R I • LA Catatan: BI R O AN AL IS A AN G G AR AN D AN PE Perlu didalami lebih lanjut mengapa setelah diterbitkan PMK 206/PMK.05/2010 tentang Pengelolaan SAL, permasalahan perbedaan rincian fisik kas SAL dan catatannya masih terjadi. Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN – SETJEN DPR-RI | 34