BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan. Asy’ari, Muslichah (2006: 22) menyatakan bahwa ketrampilan proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran IPA meliputi ketrampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta ketrampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan variable, menyusun definisi operasional, 6 7 menafsirkan data, menganalisis dan mensintesis data. Poedjiati (2005:78) menyebutkan bahwa ketrampilan dasar dalam pendekatan proses adalah observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA di SD meliputi ketrampilan dasar dan ketrampilan terintegrasi. Kedua ketrampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru. 2.1.2 Pendekatan Belajar Aktif (Student Active Learning) Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).Pendekatan Belajar Aktif (Student Active Learning) adalah uapaya penciptaan proses pembelajaran yang mengedepankan aktifitas siswa dalam proses belajar. Upaya penyampaian materi ajar melalui Student Active Learning atau belajar siswa aktif melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya yaitu: a. Proses Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multimedia, referensi, lingkungan, dsb). b. Proses komunikasi (siswa mengkomunikasi pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog, atau melalui simulasi role-play). c. Proses refleksi (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang telah mereka pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan). d. Proses eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan dan atau wawancara). 8 Agar pelaksanaan pembelajaran siswa aktif berjalan sebagaimana diharapkan, John B. Biggs and Ross Telfer, dalam bukunya “The Process of Learning”, 1987, edisi kedua, menyebutkan paling tidak ada 12 aspek dari sebuah pembelajaran kreatif, yang harus dipahami dan dilakukan oleh seorang guru yang baik dalam proses pembelajaran terhadap siswa : a. Memahami potensi siswa yang tersembunyi dan mendorongnya untuk berkembang sesuai dengan kecenderungan bakat dan minat mereka. b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan bantuan jika mereka membutuhkan. c. Menghargai potensi siswa yang lemah/lamban dan memperlihatkan entuisme terhadap ide serta gagasan mereka. d. Mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses dalam bidang yang diminati dan penghargaan atas prestasi mereka. e. Mengakui pekerjaan siswa dalam satu bidang untuk memberikan semangat pada pelajaran lain berikutnya. f. Menggunakan kemampuan fantasi dalam proses pembelajaran untuk membangun hubungan dengan realitas dan kehidupan nyata. g. Memuji keindahan perbedaan potensi, karakter, bakat dan minat serta modalitas gaya belajar individu. h. Mendorong dan menghargai keterlibatan individu siswa secara penuh dalam proyekproyek pembelajaran mandiri. i. Menyatakan kepada para siswa bahwa guru-guru merupakan mitra mereka dan perannya sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa. j. Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan bebas dari tekanan dan intimidasi dalam usaha meyakinkan minat belajar siswa. k. Mendorong terjadinya proses pembelajaran interaktif, kolaboratif, inkuiri dan diskaresi agar terbentuk budaya belajar yang bermakna (meaningful learning) pada siswa. 9 l. Memberikan tes/ujian yang bisa mendorong terjadinya umpan balik dan semangat/gairah pada siswa untuk ingin mempelajari materi lebih dalam. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru profesional dapat dilihat dari sejauh mana upaya seorang guru tersebut dalam menghadirkan pembelajaran yang efektif, kreatif dan inovatif kepada lingkungan belajar dan peserta didik atau siswanya. Strategi pembelajaran melalui pendekatan belajar aktif (Student Active Learning = SAL) merupakan salah satu strategi pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam upaya menanamkan konsep belajar kepada siswa . Student Active Learning (SAL) adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan aktifitas siswa secara fisik , intelektual , dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang maksimal , baik dalam ranah kognitif , afektif , maupun psikomotor (M. Uzer Usman. 1995: 17) . Dengan demikian, dalam menghadirkan pembelajaran sesuai yang diinginkan, seorang guru yang profesional diharapkan berpikir pula akan apa yang akan dilakukannya dan apa yang dilakukan siswanya selama proses pembelajaran . Untuk menunjang pembelajaran yang mengaktifkan siswa , media pembelajaran menjadi salah satu unsur utama yang tak terlepaskan , karena dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan bahan ajarakan menarik perhatian dan minat siswa untuk belajar. 2.1.3 Hasil Belajar Hasil belajar bisa berupa perubahan sikap dan tingkah laku,bisa pula berupa capaian nilai. Oleh karena itu sebelum menentukan capaian hasil belajar, terlebih dahulu guru mampu memahami bagaimana siswa belajar. Dalam upaya memahami siswa belajar, terlebih dahulu seorang guru mengetahui karakteristik ateri ajar dan karakteristik siswa dalam belajar. Pada dasarnya belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar. Karena prestasi itu sendiri merupakan hasil belajar itu biasanya dinyatakan dengan nilai. Menurut Winarno Surahmad (1997 : 88) ”Hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku”. 10 Dengan demikian dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau Perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru berkat pengalaman baru. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibedakan menjadi 2, yaitu faktor internal dan eksternal. Adapun faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: a. Faktor fisiologi seperti kondisi fisik dan kondisi indera. b. Faktor Psikologi meliputi bakat, minat, kecerdasan motivasi, kemampuan Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah : a. Lingkungan : alam,masyarakat/keluarga b. Faktor Instrumental : kurikulum/bahan pengajaran sarana dan fasilitas. Dari paparan di atas dapat diambil kesimpulan, hasil belajar merupakan perubahan yang dihasilkan dari kegiatan belajar baik berupa nilai, sikap maupun perbuatan sesuai dengan tujuan belajar itu sendiri. 2.2 Penelitian Yang Relevan Khamdi (2009) yang berjudul : ”Penerapan Model Pembelajaran Student Active Learning Melalui Metode Diskusi Kelompok Mampu Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Dalam pelajara IPA Materi Perkembangbiakan Tumbuhan”. Sulistyowati (2010) yang berjudul : ”Upaya meningkatkan aktifitas siswa siswa kelas VI semester 1 dalam pelajaran dalam pelajaran IPS materi Asean melalui pendekatanStudent Active Learning dengan metode Inex Card Match”. Dalam penelitian tersebut diketahui dijelaskan penerapan model pembelajaran Student Active Learning dalam menyampaikan materi ajar hingga mampu memenuhi ketercapaian tujuan pembelajaran. 11 2.3 Kerangka Berpikir Sesuai dengan kajian dasar materi ajar IPA yang menjelaskan tentang hubungan manusia dengan alam sekitarnya, maka pemahaman siswa terhadap tumbuhan sangat perlu disampaikan sedini mungkin. Dengan kata lain pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan tingkah laku yang sifatnya permanen (tetap). Dalam perkembangannya kualitas pembelajaran dikaitkan erat dengan penerapan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat beriteraksi belajar satu dengan yang lainnya, saling member dan menerima. Dari pernyataan di atas peneliti menentukan kerangka berpikir dalam penelitian tindakan kelas dengan menerapkan pendekatan Student Active Learning dalam pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas 2 SD Negeri Ngening 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati dalam pelajaran IPA tentang Bagian-Bagian Utama Tumbuhan. Uraian kerangka berpikir dalam penelitian tindakan kelas disampaikan melalui skema pelaksanaan penelitian berikut ini: KONDISI AWAL Belum Menerapkan Pendekatan Student Active Learning Hasil Belajar Rendah TINDAKAN Menerapkan Pendekatan Student Active Learning Siklus I Penugasan KONDISI AKHIR Penerapan Pendekatan Student Active Learning meningkatkan hasil belajar IPA Gambar 2.1 Kerangka Pikir Siklus II Diskusi Kelompok 12 2.4 Hipotesis Masalah ”Penerapan pendekatan Student Active Learning diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 2 SD Negeri Ngening 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati dalam pelajaran IPA tentang Bagian-Bagian Utama Tumbuhan”.