NATAPRAJA Jurnal Kajian Ilmu Administrasi Negara Volume 3 Nomor 1 Tahun 2015 Halaman 43-52 PENILAIAN KINERJA PEGAWAI DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA Lena Satlita, Yanuardi dan Marita Ahdiyana1 ABSTRACT This research aims to describe the performance appraisal of Yogyakarta government employees as well as enabling and inhibiting factors in the assessment of employee performance in Yogyakarta government. This qualitative descriptive research shows there are two performance appraisals in the government of Yogyakarta namely Employee Performance Assessment and Job Performance Assessment government employee. Employee Performance Assessment carried out 2 times a year, in June and December and the performance appraisal only once a year. Assessment methods used in employee performance assessment is a method 360 degrees. Constraints in the evaluation of employee performance assessment is at fault understanding of the guidelines for the implementation of performance appraisal, lack of clear job description in job analysis make it difficult for employees to put it in the assessment and the absence of stylists executive staffing in evaluation of employee performance and timing issues assessment by the employer because constrained by other activity. Key Words: Performance Appraisal, Assessment Indicators, Government Employees of Yogyakarta. ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai penilaian kinerja pegawai di Pemerintah Kota Yogyakarta beserta faktor pendukung dan penghambat dalam penilaian kinerja pegawai Pemerintah Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menunjukan ada dua penilaian kinerja yaitu Penilaian Kinerja Pegawai (PKP) dan Penilaian Prestasi Kerja PNS (SKP). Penilaian kinerja pegawai dilakukan 2(dua) kali dalam setahun, pada bulan Juni dan Desember. Penilaian kinerja dilakukan dengan metode 360 derajat. Faktor penghambat dalam evaluasi penilaian kinerja karyawan yaitu kurangnya deskripsi pekerjaan yang jelas dalam analisis pekerjaan membuat sulit bagi karyawan untuk memasukkannya dalam penilaian dan tidak adanya staf dalam mengevaluasi kinerja karyawan dan penilai terkendala oleh aktivitas lainnya. Kata Kunci: Penilaian Kinerja, Indikator Penilaian, PNS Kota Yogyakarta. 1 Dosen, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, email: [email protected], [email protected] 43 [email protected], NATAPRAJA Vol. 3 No. 2, Desember 2015 substantif, tidak berkait langsung dengan PENDAHULUAN Kualitas sumber daya manusia apa yang telah dikerjakan PNS, DP3-PNS (SDM) Pegawai Negeri Sipil (PNS) di secara substantif tidak dapat digunakan instansi pemerintah merupakan salah satu sebagai penilaian dan pengukuran besar faktor untuk meningkatkan produktivitas produktivitas kinerja suatu organisasi atau organisasi terhadap pemerintah. Oleh karena itu diperlukan pengukuran dan penilaian prestasi kerja SDM yang mempunyai profesionalisme oleh atasan langsung sebagai pejabat dan kompetensi yang tinggi untuk dapat penilai sering hanya sekedar menilai, mendukung peningkatan kinerja PNS. tidak Tetapi seberapa besar kontribusi tersebut, sehingga proses penilaian cenderung bias masih harus diukur. Penilaian kinerja/ dan bersifat subyektif. prestasi kerja merupakan cara untuk Pemerintah dan kontribusi organisasi. didasarkan PNS Selain pada target Kota goal, (Pemkot) mengukur kontribusi yang diberikan. Yogyakarta Dipandang dari segi manfaatnya bagi pemerintah daerah di Indonesia yang organisasi, penilaian prestasi kerja di dikenal berhasil dalam melaksanakan suatu organisasi adalah program yang reformasi birokrasi. Pemkot Yogyakarta sangat dalam merumuskan delapan area perubahan rangka mengetahui pencapaian sasaran yang menjadi tujuan reformasi birokrasi kerja setiap individu karyawan. yang meliputi organisasi, tatalaksana, penting Proses dilaksanakan penilaian merupakan itu salah satu kinerja peraturan perundang-undangan, sumber menyebabkan sebagian besar karyawan daya manusia aparatur, pengawasan, merasa tidak nyaman dan tidak puas akuntabilitas, pelayanan publik, serta karena penilaian kinerja pada beberapa mindset dan culture set aparatur. Area posisi tidak mampu mengukur secara perubahan yang diharapkan pada sumber objektif, ada keterbatasan kemampuan daya aparatur adalah SDM aparatur yang kognitif penilai maupun belum adanya berintegritas, netral, kompeten, capable, kesepakatan tentang standar kinerja yang profesional, baik. sejahtera. Berdasarkan hasil penelitian Permasalahan empirik dalam menunjukkan penilaian Pelembagaan Reformasi Birokrasi di pelaksanaan pekerjaan PNS cenderung Pemkot Yogyakarta (2014: 43-45) dapat terjebak kedalam proses formalitas. DP3- dilihat keberhasilan kegiatan penataan PNS telah kehilangan arti dan makna Sistem Manajemen yang dan Lena 44 dkk tinggi penilaian kinerja di instansi pemerintah proses Satlita, berkinerja SDM. berjudul Pemkot Lena Satlita, dkk. – Penilaian Kinerja Pegawai . . . Yogyakarta menata pegawai berdasarkan dalam kompetensi Pemerintah Kota Yogyakarta. dan kualifikasi jabatan, penilaian kinerja pegawai menyusun SIMPEG yang di integrasikan ke SIM KOMPETENSI, membuat Sistem METODE PENELITIAN Aplikasi Pelayanan Pegawai untuk sarana Tipe penelitian ini adalah deskriptif mengetahui psikologi bagi pegawainya. kualitatif. Lokasi penelitian di Badan Pemerintah kota juga menyusun analisis Kepegawaian Daerah Kota Yogyakarta. beban dan Unit analisis dalam penelitian ini adalah terhadap penilaian kinerja pegawai Pemerintah pelaksanaan analisis jabatan, penyusunan Kota Yogyakarta. Waktu penelitian mulai pola karier pegawai, penyusunan standar bulan Mei sampai dengan Agustus jabatan dan kegiatan evaluasi jabatan, 2015.Teknik pengumpulan data dalam kegiatan assessment individu berdasarkan penelitian kompetensi wawancara, observasi dan dokumentasi kerja membuat di semua regulasi, dan SKPD norma penerapan sistem penilaian kinerja individu. ini dilakukan melalui yang diperoleh dari berbagai peraturan Suatu hal yang menarik, penilaian terkait dengan penilaian kinerja/ prestasi prestasi kerja di Pemkot Yogyakarta juga kerja, dihubungkan pemberian laporan-laporan kegiatan yang terkait tambahan penghasilan, seperti tertera dengan aktivitas yang telah dilakukan. dalam Peraturan Walikota Yogyakarta Penentuan subyek penelitian dengan No.43 tentang Pemberian Tambahan menggunakan Penghasilan bagi Pemkot Yogyakarta, Narasumber dalam penelitian ini berasal bahwasanya tambahan penghasilan yang dari pihak yang tahu betul dan terlibat diberikan secara bulanan kepada pegawai dalam penilaian kinerja pegawai yaitu, daerah di luar gaji/upah, tunjangan Asisten Administrasi Umum Sekretariat jabatan struktural, tunjangan jabatan Daerah Kota Yogyakarta, Kepala Bidang fungsional umum, berdasarkan bobot Pengembangan Sumber Daya Pegawai jabatan, BKD, Kasubid Akuntabilitas Aparatur dengan penilaian kinerja dan kedisisplinan. buku-buku, foto, teknik catatan,dan purposive. BKD dan Analis Kepegawaian Pertama. Berdasar uraian di atas, penting Peneliti menggunakan teknik kiranya untuk meneliti penilaian kinerja trianggulasi untuk menguji keabsahan pegawai Pemerintah Kota Yogyakarta data serta faktor pendukung dan penghambat pemeriksaan penelitian ini, keabsahan yaitu teknik data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar 45 NATAPRAJA Vol. 3 No. 2, Desember 2015 data tersebut untuk keperluan pengecekan Pegawai (PKP). Penilaian atau pembanding terhadap data itu sering disebut dengan penilaian 360 (Moleong, data derajat karena melibatkan atasan, teman dimulai dengan menelaah seluruh data sejawat dan bawahan dalam melakukan yang penilaian. 1996:178). telah Analisa dari berbagai penilaian kinerja, Penilaian Kinerja Pegawai (PKP) kemudian dilakukan reduksi data dengan dipandang lebih mampu menggambarkan jalan kondisi sumber diperoleh kinerja ini dalam membuat abstraksi.Langkah sesungguhnya dari pegawai selanjutnya adalah menyusun data – data karena alat ukur penilaian lebih jelas informasi yaitu berbentuk penjelasan kinerja terdiri dari: prestasi deskriptif. Terakhir, Menarik kesimpulan kerja,perilaku dan kedisiplinan. Prestasi penilaian kinerja pegawai pemerintah kerja kota Yogyakarta. keterampilan, meliputi kepemimpinan, prakarsa, dan capaian kinerja. Penilaian perilaku meliputi unsur kerjasama, HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Kinerja Pegawai penilaian Penilaian Kinerja di Pemerintah Yogyakarta dilaksanakan selama 30 berdasarkan dan hubungan kemasyarakatan. Sedangkan kedisiplinan di Pemerintah Kota Yogyakarta Kota ketaatan berdasarkan pada tingkat kehadiran. tahun Tabel 1. Bobot Penilaian Kinerja Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil yang lebih dikenal dengan sebutan DP3. Pelaksanaan DP3 banyak menimbulkan keluhan dan ketidak puasan. Instrument DP3 masih abstrak, tidak ada alat ukur secara obyektif dan bias yang sering muncul dalam Selain pengukuran kinerja pegawai berdasarkan Pemkot melalui DP3 Yogyakarta penilaian kinerja pegawai (PKP) juga dihubungkan dengan DP3. Banyaknya kelemahan Penilaian kinerja itu, tahap MSDM lainnya yaitu kompensasi menyebabkan karena penilaian kinerja ini dihubungkan mengeluarkan dengan tambahan penghasilan sesuai Peraturan Walikota Yogyakarta no 23 dengan prestasi yang diraih oleh pegawai Tahun 2007 tentang Penilaian Kinerja 46 Lena Satlita, dkk. – Penilaian Kinerja Pegawai . . . tersebut. Berdasarkan PP No.46 Tahun obyektivitas lebih terjamin dibandingkan 2011, DP3 yang sangat subyektif. DP3 yang banyak biasnya disempurnakan dengan Penilaian Prestasi Kerja PNS yang secara SKP menggunakan unsur-unsur yang sistematik dinilai berdasarkan kontrak kinerja dan menggabungkan antara penilaian Sasaran pengamatan Kerja Pegawai NegeriSipil (SKP) dengan pengamatan saja. penilaian Dengan Yogyakarta dalam melakukan penilaian mengingat adanya berbagai kelemahan kinerja pegawai dilaksanakan di unit dalam penilaian kinerja pegawai, maka SKPD masing-masing dan dalam 1 (satu) Pemerintah Kota tahun melakukan penilaian perilaku kerja. Yogyakarta kinerja dalam PNS sedangkan dilaksanakan penilaian, periode pada PKP hanya Pemerintah Kota dua periode penilaian bulan Juni, I menggunakan dua macam/jenis penilaian dilaksanakan dan yaitu PKP dan SKP. periode penilaian II dilaksanakan pada Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa bulan Desember, penilaian akhir adalah semakin tinggi nilai yang diperoleh gabungan dari penilaian periode I dan II masing-masing pegawai, maka semakin yang dituangkan dalam blangko penilaian baik oleh akhir Penilaian Kinerja Pegawai. Pejabat pegawai tersebut. Meskipun terdapat dua penilai wajib melaksanakan penilaian jenis penilaian pegawai, akan tetapi kinerja pegawai terhadap pegawai yang keduanya dilakukan tidak secara menjadi bawahannya. bersamaan sehingga tidak terjadi sebutan yang diberikan benturan. Penilaian SKP dilaksanakan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai dalam satu kali dalam satu tahun sedangkan untuk penilaian Penilaian prestasi kerja merupakan PKP suatu proses rangkaian manajemen dilaksanakan dua kali dalam satu tahun. kinerja yang berawal dari penyusunan Unsur atau aspek-aspek yang dinilai Sasaran Kerja Pegawai (SKP), penetapan dalam SKP dan PKP terdapat satu dua tolok ukur yang meliputi aspek kuantitas, persamaan, kualitas, waktu, dan biaya dari setiap keduanya tetapi berbeda. sesungguhnya Penilaian SKP kegiatan tugas jabatan. merupakan perubahan dari DP3, dan Landasan dari penilaian prestasi dibandingkan dengan DP3, SKP lebih kerja pegawai negeri sipil ini adalah rasional karena memiliki ukuran-ukuran Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun yang 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja jelas dan terdapat penilaian terhadap capaian tugas sehingga SKP 47 NATAPRAJA Vol. 3 No. 2, Desember 2015 PNS. Kemudian penilaian prestasi kerja pegawai Pemerintah Kota Yogyakarta PNS dilakukan berdasarkan prinsip: tidak dipersiapkan secara khusus. Waktu a. Objektif adalah penilaian terhadap penilaian dilakukan pada saat pegawai pencapaian prestasi kerja sesuai yang dengan keadaan yang sebenarnya mengentri uraian dan target kinerja sesuai tanpa dipengaruhi oleh pandangan SKP yang telah ditanda tangani pada atau penilaian subjektif pribadi dari awal tahun (Bulan Januari), tempatnya di pejabat penilai. lingkup b. Terukur adalah penilaian prestasi bersangkutan Pemkot sudah selesai Yogyakarta. Dan penilaian berakhir di akhir tahun (Bulan kerja yang dapat diukur secara Desember). kuantitatif dan kualitatif. penilaian SKP dilakukan dengan cara c. Akuntabel adalah seluruh hasil melaksanakan membandingkan antara realisasi kerja penilaian prestasi kerja harus dapat dipertanggungjawabkan Dalam dengan target yang telah ditetapkan. kepada Dalam pejabat yang berwenang. melakukan penilaian dilakukan analisis terhadap hambatan d. Partisipatif adalah seluruh proses pelaksanaan pekerjaan pegawai untuk penilaian prestasi kerja dengan mendapatkan melibatkan menyusun rekomendasi perbaikan dan secara aktif antara umpan pejabat penilai dengan PNS yang menetapkan dinilai. Pemerintah Kota Yogyakarta. e. Transparan adalah seluruh proses Dengan hasil balik penilaian mencermati serta pegawai gambar dan hasil penilaian prestasi kerja tersebut dapat diketahui bahwa terdapat bersifat terbuka dan tidak bersifat dua aspek dalam penilaian kinerja yaitu rahasia. sasaran kerja PNS dan perilaku kerja. Pelaksanaan penilaian prestasi kerja Selain penilaian kinerja pegawai dan Gambar 2. Unsur penilaian prestasi kerja pegawai 48 Lena Satlita, dkk. – Penilaian Kinerja Pegawai . . . presatasi kerja pegawai, Pemerintah Kota yang Yogyakarta melakukan penilaian tugas penilaian. tambahan kepada melakukan atasannya PNS. tugas akan PNS yang tambahan dari mendapat menjamin keotentikan hasil Masih sering terjadi kendala dalam pelaksanaan penilaian SKP pada penilaian pemerintah kota Yogyakarta yaitu pada tambahan dengan cara mencantumkan kesalahan pemahaman terhadap pedoman bukti surat keterangan. pelaksanaan penilaian prestasi kerja, Semakin sering pegawai melakukan seperti kesalahan dalam pengisian SKP tugas tambahan yang diberikan atasannya yang seharusnya diisi dengan tugas maka semakin besar nilai yang diperoleh pokok pegawai, namun oleh pegawai pegawai tersebut. Dalam pelaksanaanya dituliskan tugas apa saja dilakukan yang tidak yang bukan termasuk tugas pokok. Kendala pindah/mutasi dari instansi pemerintah Utama dalam penilaian Kinerja SKP yang satu ke instansi yang lain, jika yaitu: jarang terjadi PNS terjadi hal seperti itu maka buku catatan 1) Kurang jelasnya uraian tugas dalam penilaian perilaku kerja dikirimkan oleh dokumenan pimpinan instansi lama kepada pimpinan menyulitkan instansi baru. Jika seorang PNS pindah menuangkannya unit organisasi tetapi masih tetap dalam (kegiatan tugas jabatan) instansi yang sama, maka hanya buku 2) Muncul alisis jabatan pegawai dalam kesulitan SKP dalam catatan penilaian perilaku kerja saja yang penyusunan SKP terutama terkait dikirimkan oleh pimpinan unit organisasi kegiatan tugas jabatan apas aja yang yang harus dituangkan dalam SKP lama kepada pimpinan unit organisasi yang baru. dan yang menjadi tugas tambahan Berdasarkan penilaian yang terjadi selama hasil menentukan Target (kuantitas, kualitas, waktu, Pemerintah Kota Yogyakarta rata rata dan biaya) yang sesuai dengan mendapatkan B dalam pencapaian target. standard atau tujuan organisasi tersebut penilaian dalam pegawai Hal ini 3) Kesulitan wajar karena untuk 4) Belum ada Penata mencapai A tentu saja sulit karena Kepegawaian manusia tidak ada yang sempurna. Dan menangani SKP hasil ini mencerminkan sudah benar-benar kualitasnya di Pelaksana SKPD yang 5) Waktu, penilaian dari atasan karena kinerja terkendala sesungguhnya karena terdapat instrumen lainnya. 49 dengan kesibukan NATAPRAJA Vol. 3 No. 2, Desember 2015 Pendampingan, bimbingan teknis ini maka terdapat blangko. Blangko ini dan workshop kepada seluruh pegawai di berisi rincian bukti fisik dari masing- lingkup Pemerintah Kota Yogyakarta masing uraian tugas jabatan yang telah merupakan disusun cara untuk mengatasi sedari awal sesuai SOTK. kendala-kendala dalam penilaian kinerja Setelah blangko penilaian kinerja diisi yang terjadi selama ini. oleh pejabat atau staf yang ditunjuk Realisasi kerja dengan target dari kemudian masing-masing unsur kinerja aspek kuantitas, kualitas, waktu dan/atau pegawai dipindahkan dalam Daftar Nilai biaya dinilai dengan baik. Penilaian Kinerja Pegawai yang jumlah rangkap 2 prestasi kerja dilakukan dengan cara diberikan kepada instansi dan BKD. menggabungkan penilaian SKP dengan penilaian perilaku dilakukan oleh bersangkutan kerja. atasan (pejabat Penilaian PNS yang penilai) dan SIMPULAN Terdapat dua penilaian kinerja di Pemerintah divalidasi oleh atasan pejabat penilai. Pejabat penilai wajib Penilaian kinerja pegawai diatur pada Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor pembina kepegawaian sebagai pejabat 23 Tahun 23 Tahun 2007 tentang penilai dan/atau atasa pejabat penilai Penilaian Kinerja Pegawai. Sedangkan yang tertinggi di lingkungan unit kerja untuk penilaian prestasi kerja PNS diatur masing-masing. pada Peraturan Pemerintah Nomor 46 Hasil penilaian kinerja pegawai Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi dituangkan dalam Blangko Penilaian kinerja pegawai Blangko ini Penatalaksana Penatalaksana Kerja PNS. Penilaian kinerja pegawai penilaian disiapkan pada Penilaian Prestasi oleh (SKP) dan Perilaku Kerja. Penilaian akan Kinerja Pegawai dilaksanakan 2 kali menyampaikan kepada pejabat penilai dalam satu tahun yaitu pada bulan Juni maupun staf yang ditunjuk untuk menilai. Untuk penilaian menjamin maka keontetikan terdapat Kerja PNS meliputi dua yaitu Sasaran Kerja Pegawai Kepegawaian. kepegawaian yaitu Penilaian Prestasi Kerja PNS (SKP). PNS di lingkungan unit kerjanya. Pejabat Pegawai. Yogyakarta Penilaian Kinerja Pegawai (PKP) dan melakukan penilaian prestasi kerja terhadap setiap Kinerja Kota dan Desember, tetapi penilaian prestasi hasil kerja hanya satu tahun sekali. Metode tahapan penilaian yang digunakan pada PKP verifikasi dokumen hasil pelaksanaan adalah kinerja pegawai. Untuk tahap verifikasi 50 metode 360 derajat. Hasil Lena Satlita, dkk. – Penilaian Kinerja Pegawai . . . penilaian pegawai di Pemerintah Kota (SKP) pada semua SKPD agar Yogyakarta dapat kesulitan dalam penyusunan SKP mencerminkan kualitas kinerja pegawai dan kesulitan menentukan Target yang sesuai dengan standard atau tujuan dipandang sesungguhnya pelaksanaan sudah karena penilaian dalam menggunakan organisasi dapat teratasi. instrumen yang menjamin keontetikan 2. Untuk hasil penilaian. pelaksanaan penilaian kinerja berdasarkan UU No 5 Kendala dalam penilaian SKP yaitu Tahun 2014 ASN sebaiknya BKD pada kesalahan pemahaman terhadap Kota Yogyakarta bekerjasama pedoman pelaksanaan penilaian prestasi dengan Perguruan Tinggi. kerja, kurang jelasnya uraian tugas dalam dokumen analisis jabatan menyulitkan DAFTAR PUSTAKA pegawai menuangkannya dalam SKP (kegiatan tugas jabatan, kesulitan dalam penyusunan SKP terutama Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. terkait kegiatan tugas jabatan apa saja yang harus dituangkan dalam SKP dan yang Hardiyansyah. 2012. Sistem Administrasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik. Yogyakarta: Gava Media menjadi tugast ambahan, kesulitan dalam menentukan target (kuantitas, kualitas, waktu, danbiaya) yang sesuai dengan Keban, Yeremias T. 2008. Enam Dimensi Strategis. Yogyakarta: Gava Media standard atau tujuan organisasi, belum ada Penata Pelaksana Kepegawaian di SKPD yang menangani SKP dan masalah Lexy J Moleong. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Waktu penilaian dari atasan karena terkendala dengan kesibukan lain. Dalam rangka mengatasi berbagai Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta kendala dalam penilaian kinerja di Pemerintah Kota Yogyakarta, maka terdapat beberapa rekomendasi sebagai Suharsimi Arikunto. 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta berikut: 1. Untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan PP No 46 Tahun 2011, Penelitian Lena Satlita dan Pelembagaan BKD Kota perlu melaksanakan Bimbingan teknis Penilaian Kinerja 51 Yanuardi. 2014. Reformasi di NATAPRAJA Vol. 3 No. 2, Desember 2015 Pemerintah Kota Yogyakarta. FIS UNY: Laporan penelitian Regulasi Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 23 Tahun 2007 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS. UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) 52