KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Penelitian Geografi Lingkungan berjudul “Study Geografi Tentang Sodiologi Di Wisata Pantai Sanur” . Laporan ini merupakan hasil dari kegiatan penelitian pembelajaran geografi lingkungan . Laporan ini berisi hasil pengamatan kondisi fisik dan kondisi sosial di daerah pantai sanur, Bali. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada guru pembimbing dan pihak-pihak lain yang membantu dan mendukung dalam kegiatan penelitian. Kami menyadari bahwa makalah ini memang jauh dari kata sempurna untuk memberikan sebuah informasi baru dalam pengetahuan kita. Untuk itu dalam kesempatan kami mempersilahkan kepada para pembaca untuk kritik dan sarannya agar tercipta laporan yang sesuai dengan kaidah. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih. Wassalamualikum wr.wb Cibinong, 22 Maret 2017 Penyusun Syahrani i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...............................................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii BAB I...................................................................................................................................1 PENDAHULUAN..................................................................................................................1 BAB II..................................................................................................................................3 METODE PENELITIAN.........................................................................................................3 A. SETTING PENELITIAN..................................................................................................3 B. SUBJEK PENELITIAN....................................................................................................3 C. METODE PENGUMPULAN DATA.................................................................................3 HASIL PENELITIAN.......................................................................................................4 A. Kondisi Fisik ...............................................................................................................4 B. Kondisi Lingkungan Sosial ........................................................................................11 C. Karakteristik Pantai Sanur........................................................................................16 BAB III...............................................................................................................................19 A. KESIMPULAN............................................................................................................19 B. SARAN......................................................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20 ii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sanur merupakan salah satu kawasan pariwisata tertua di Bali yang pertama kalinya memiliki resort. Destinasi pariwisata ini mulai dikunjungi sejak tahun 1930-an. Dari beberapa informasi dari pemuka adat menjelaskan bahwa Sanur berasal dari kata “ Saha dan Nuhur” yang berarti memohon untuk datang pada suatu tempat , yang lama-kelamaan berubah menjadi Sanur. Dari para sesepuh, kata Sanur berasal dari kata Sa artinya satu (tunggal) dan Nur yang artinya sinar (teja/cahaya) yang artinya sinar mistik yang jatuh di suatu tempat dan tempat jatuhnya sinar tersebut menjadi nama Sanur yang sekarang. Desa Sanur terletak di sebelah tenggara Kota Denpasar dan sekitar 20 menit berkendara dari Bandara Internasional Ngurah Rai (Sanur Dalam Angka). Awalnya pesisir Sanur didatangi oleh seniman-seniman asing, di antaranya pasangan penari dan juru foto asal Amerika Katharane dan Jack Mershon; Hans dan Rolf Neuhaus bersaudara dari Jerman, yang membuka sebuah akuarium dengan galeri seni; serta pelukis Belgia Adrien-Jean Le Mayuer de Marphes yang menikah dengan seorang penari cantik, Ni Polok (Picard, 2006). Kawasan Strategis Sanur yang diatur dalam Peraturan Walikota (Perwali) no 6 Tahun 2013 terdiri dari tiga desa yang termasuk kategori desa adat sekaligus desa dinas yakni Desa Sanur Kauh, Kelurahan Sanur dan Desa Sanur Kaja. Luas lahan sebesar 1.057 hektar, atau memiliki proporsi sebanyak 21,18% dari total lahan di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan yang berjumlah 4.990 hektar. Terdiri dari 27 banjar dinas dan banjar adat, terdiri dari sepuluh banjar di Desa Sanur Kauh, sembilan banjar di Kelurahan Sanur, dan delapan banjar di Desa Sanur Kaja. Luas wilayah Desa Sanur seluas 1.057 (seribu lima puluh tujuh) hektar. Batasbatas administrasi wilayah perencanaan, di sebelah utara adalah Kecamatan Denpasar Timur; di sebelah timur adalah Selat Badung; di sebelah selatan adalah SelatBadung; dan di sebelah barat adalah Kelurahan Renon dan Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan. 1 B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana keadaan kondisi fisik di pantai Sanur? 2. Seperti apa kondisi lingkungan sosial yang ada di pantai Sanur? 3. Bagaimana karakteristik pantai sanur? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui kondisi fisik di pantai sanur. 2. Dapat mengetahui kondisi lingkungan sosial di pantai sanur. 3. Agar mengetahui karakteristik pantai sanur D. MANFAAT Laporan penelitian ini disusun untuk menambah wawasan pembaca agar mengetahui keadaan lingkungan di sekitar Pantai Sanur dalam kondisi fisik maupun kondisi sosialnya. Selain itu, penulisan laporan ini juga bertujuan agar kita dapat mencegah kerusakan lingkungan yang akan terjadi, sehingga keindahan alam di Pantai Sanur tetap terjaga. 2 BAB II METODE PENELITIAN A. SETTING PENELITIAN 1. Waktu Penelitian Penelitian ini lakukan pada hari Senin, 13 Maret 2017. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini di lakukan di Pantai Sanur, Bali. B. SUBJEK PENELITIAN Dalam penelitian ini yang di jadikan subjek penelitian adalah kondisi fisik lingkungan biotic dan abiotik di daerah sekitar Pantai Sanur, Bali. C. METODE PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilakukukan dengan cara : 1. Wawancara 2. Observasi 3. Dokumentasi 4. Internet 3 HASIL PENELITIAN A. Kondisi Fisik 2.1 Kondisi Geografis Destinasi Pariwisata Sanur secara geografis terletak pada 8o38’00” dan 08o42’30” LS, 115o16’30”BT. Luas wilayah Destinasi Pariwisata Sanur adalah 1.548,27 Ha. Destinasi Pariwisata Sanur mempunyai dataran rendah pantai, sungai dan rawa dengan kemiringan 0-2 meter di atas permukaan laut. Di samping itu di beberapa bagian wilayah Sanur merupakan daerah bergelombang dengan kemiringan 2 – 8%. Wilayah tersebut terutama ada di daerah sepanjang Sungai Ayung yang memisahkan antara Desa Kesiman Kertalangu dengan Desa Kesiman Petilan serta di sebagian wilayah Kelurahan Sanur. 2.2 Kondisi Klimatologi Data iklim yang dianalisis dengan curah hujan temperatur, dan kelembaban udara. Seperti halnya Destinasi Pariwisata Sanur diperoleh dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Ngurah Rai Tuban (ketinggian 3 mdpl 0845’00”LS, 115 13’00”LS). Curah hujan rata-rata tahunan mencapai 2.078 mm/th. Bulan basah (curah hujan > 100 mm/bl) selama lima bulan yang jatuh pada bulan Januari- Maret, Juni, dan Desember, bulan kering (curah hujan < 100mm/bl) selama 7 bulan yaitu April – Mei dan Juli sampai November. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmit dan Fergusson (1959) termasuk dalam iklim tipe A, sedangkan menurut peta Agroklimat Bali (Oldeman, Irsal, dan Muladi, 1980) daerah ini termasuk dalam zone Agroklimat D3. 4 2.3 Kondisi Geologi dan Geomorfologi Struktur organisasi permukaan tanah di Destinasi Pariwisata Sanur tersusunatas bantuan endapan laut bersifat lepas menempati lahan-lahan pada bentang pantai dari Pantai Matahari Terbit hingga Pantai Mertasari. Wilayah ini dimanfaatkan untuk permukiman dan fasilitas pariwisata. Geologi yang lainnya adalah bahan volkan berupa tuf dan endapan lahar Buyan, Beratan dan Batur, terdapat pada lahan di bagian barat dan utara kawasan yaitu di Desa Sanur Kauh dan Desa Sanur Kaja. Material ini kaya akan unsur-unsur hara sehingga pada lahan ini dimanfaatkan untuk lahan sawah. Destinasi Pariwisata Sanur berada pada ketinggian antara 0-6 mdpl dengan untuk wilayah (relief) datar dengan kemiringan lereng antara 0- 2 % dan tempat-tempat berombak dengan kemiringan lereng antara 3-8% yaitu sepanjang Tukad Ayung. Sebagian daerah pantai di Destinasi Pariwisata Sanur merupakan daerah yang berpotensi untuk terjadi genangan pada musim hujan, sehingga dengan kondisi ini maka drainase dalam destinasi perlu mendapat perhatian khusus baik aspek sistem jaringan maupun aspek teknik rekayasa, sehingga tidak mengganggu kegiatan masyarakat dan wisatawan. 2.4 Kondisi Guna Lahan dan Vegetasi Destinasi Pariwisata Sanur memiliki garis pantai yang terbentang dari utara, mulai dari Pantai Matahari Terbit sampai ke selatan di Pantai Mertasari dengan bentangan terumbu karang yang merupakan potensi objek wisata utama yang memacu perkembagan kawasan ini. Penggunaan lahan di Destinasi Pariwisata Sanur didominasi oleh pekarangan/pemukiman yang mencapai luasan 885, ha atau 50,6 % dari seluruh kawasan, diikuti oleh penggunaan lain seluas 368, 6 ha (20,1%), tegalan dan kebun seluas 273, 1 ha (15,6%), sisanya berupa persawahan seluas 184 ha (10,5%) dan hutan mangrove seluas 39 ha (2,2%). Berdasarkan pola penggunaan lahan tersebut dapat dilihat bahwa Destinasi Pariwisata Sanur khususnya Kelurahan Sanur dan Desa Sanur Kaja memiliki daerah tebangan yang tinggi, melampaui proporsi standar hunian yang ideal. Oleh karena itu dalam pengembangannya lebih ditekankan pada optimalisasi dan peningkatan kualitas fasilitas yang sudah ada. Ciri khas vegetasi di destinasi ini terdiri dari pohon bakau (mangrove) yang menyebar di daerah rawa di Desa Sanur Kauh. Jenis tanaman seperti kelapa, ketapang dan camplung di daerah dataran di sepanjang pantai, sedangkan untuk lahan persawahan ditanami tanaman padi, palawija, dan hortikultura dataran rendah. Jenis vegetasi tersebut diharapkan dapat mendukung pengembangan ruang hijau (landscape) dan upaya konservasi pada Destinasi Pariwisata Sanur. 5 2.5 Kondisi Hidrologi Destinasi Pariwisata Sanur terletak di Sub – SWS 03.01.01. Pertumbuhan akomodasi wisata pada kawasan ini secara kuantitatif diharapkan stagnan, tetapi secara kualitatif diharapkan terjadi peningkatan kualitas dari hotel-hotel nonbintang menjadi hotel berbintang. Peningkatan kalasifikasi hotel ini tentu saja berdampak terhadap meningkatnya kuantitas dan kualitas penyediaan pasokan air bersih pada garis pertumbuhan yang agak datar. Keragaman daya tarik wisata juga berpotensi memunculkan peningkatan permintaan terhadap air bersih dan air baku pada umumnya yang dimanfaatkan, baik untuk dikonsumsi maupun sebagai pendukung atraksi wisata. Potensi wisata air 55 permukaan terdapat pada wilayah sub-SWS 03.01.01 ini secara kuantiatif sesungguhnya cukup berlimpah. Rataan curah hujan pada sub-SWS sebesar 2.078 mm/th. Di pantai di Destinasi Pariwisata Sanur air tanah sudah terpengaruh air laut sehingga tidak baik untuk dieksplorasi. Tetapi di bagian barat dan utara kawasan kandungan lokal air tanah cukup tinggi mencapai 10ltr/det. Potensi ini diperkirakan sudah termanfaatkan secara baik oleh akomodasi wisata yang ada. Dengan kondisi tersebut, keadaan lautan perlu dipertimbangkan sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kemajuan pariwisata di kawasan itu sendiri 2.6 Komponen Abiotik Abiotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang tidak hidup (benda-benda mati). Komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda tak hidup. Secara terperinci, komponen abiotik merupakan keadaan fisik dan kimia di sekitar organisme yang menjadi medium dan substrat untuk menunjang berlangsungnya kehidupan organisme tersebut. Berikut penjelasannya. ini adalah beberapa contoh komponen abiotik beserta a. Suhu Udara Contoh komponen abiotik yang pertama adalah udara. Temperatur udara berkisar antara 25,8°C – 24,0°C, dengan rata-rata 30,0°C. Temperatur rata- 6 rata terendah terjadi pada bulan Juli yaitu 25,0°C dan tertinggi terjadi pada bulan November yaitu 34,0°C. Kelembaban udara di kawasan ini berkisar antara 7090%. b. Air Air laut di Pantai Sanur cenderung dangkal dengan ombak yang tenang serta terdapat cukup banyak batu karang. Tenangnya air laut memang membuat pengunjung tidak dapat surfing di pantai ini, namun sebagai gantinya jadi lebih cocok untukbermain kano,menyelam, snorkeling,berenang, banana boat serta melakukan aktivitas seawalker dan lain sebagainya. Banyak fasilitas yang disediakan atau disewakan untuk menunjang aktivitas tersebut di Pantai Sanur. c. Tanah Kawasan pariwisata Sanur memiliki jenis tanah bertekstur kasar, yaitu terdiri dari lumpur lempung, lumpur pasiran, dan lanau yang memiliki sifat meresapkan air lebih baik, sehingga pembentukan air tanah akan berlangsung lebih cepat. Di sepanjang pantai Sanur dibentuk oleh endapan aluvium pantai dengan jenis tanah dicirikan oleh warna abu-abu muda – kecoklatan, bersifat agak lepas – lepas dengan ukuran butir-lempung-pasir dengan ketebalan umumnya kurang dari 1 meter. d. Pasir Pasir di Pantai Sanur Bali termasuk pasir putih namun dengan tekstur yang sedikit kasar. Hal tersebut disebabkan oleh adanya terumbu karang yang tumbuh di lepas pantai, yang akan terhempas ke pantai saat terumbu karang ini mati. Terumbu karang yang mati dan terhempas ke pantai inilah yang menjadi pembentuk pasir di pantai Sanur. Meskipun agak kasar, pasir di Pantai Sanur tetap nyaman untuk diinjak 7 dengan kaki kosong sambil melakukan berbagai aktivitas yang menyenangkan di atas pasir tersebut. e. Matahari Matahari terbit atau sunrise, saat yang paling dinanti bagi fotografer alam. Salah satu pantai favorit untuk foto sunrise adalah Pantai Sanur di Bali. Begini tips memotret, beserta bukti indahnya sunrise di Pantai Sanur.Kadang seorang fotografer rela untuk menunggu berjam-jam lamanya, hanya untuk momen yang tidak akan pernah sama di setiap harinya. Bangun pagi pukul 04.00 WIB subuh menjadi suatu hal yang sudah biasa, karena pukul 05.00 WIB sudah harus di lokasi pemotretan matahari terbit untuk mempersiapkan peralatan yang sudah di rancang sebelumnya. 2.7 Komponen Biotik Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolongkan berdasarkan jenis-jenis tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan. Berikut adalah contoh biotik di pantai sanur. 1. Terumbu Karang Terumbu karang di pantai Sanur tumbuh sepanjang batas luar (outer boundary) laguna, yang membentuk penangkis gelombang alami dan meredam energi gelombang. Terumbu karang yang sehat tidak hanya penting secara ekologis tetapi juga secara ekonomis. Ada dua sumber ancaman terhadap terumbu karang secara umum yaitu : ancaman oleh faktor alam (natural threats) antara lain badai gelombang, pemanasan global, predator alami dan erosi dan sedimentasi dan aktivitas manusia (anthropo-genic threats) meliputi : aktivitas-aktivitas 8 manusia baik yang langsung yang ada di wilayah pesisir maupun yang ada di daratan. Ekosistem1 terumbu karang berperan melindungi pantai, menopang keanekaragaman hayati lautan, mengandung sumberdaya hayati sebagai sumber mata pencaharian masyarakat, serta mempunyai nilai estetika tinggi yang menunjang pariwisata. Oleh karena itu manfaat karang di Pantai Sanur sangat penting sebagai pelindung pantai karena kekuatan gelombang sudah banyak diredam oleh karang sebelum mencapai bibir pantai. Demikian juga lamun penting untuk menjaga keseimbangan pasir yang ada di pantai. Dengan sistem perakaran yang malang melintang akan mengikat pasir yang ada di dasar sehingga butiran-butiran pasir manjadi stabil. Di samping itu dengan dedaunannya akan meredam kekuatan arus di dekat dasar sehingga substrat yang butirannya kecil akan mengendap sehingga perairan menjadi jernih. Dengan demikian kombinasi keberadaan karang dan lamun ini menjadikan pantai kian asri. Kerusakan terhadap kedua komponen ini menjadikan pantai menjadi tidak asri dan tidak nyaman bagi biota lain untuk tumbuh dan berkembang. Berdasarkan hasil perhitungan dengan citra satelit, maka luas tutupan karang hidup di pesisir Kota Denpasar mencapai 97,414 Ha yang terbagi menjadi luas tutupan sepanjang pantai Sanur hingga Mertesari mencapai luas 72,775 Ha . Sebaran tersebut secara lebih jelas disajikan pada gambar, (peta persebaran dan terumbu karang yang rusak). Kondisi terumbu karang di Pantai Sanur, baik di pantai bagian selatan maupun di bagian tengah-tengah, berada dalam kondisi sedang dengan prosentase penutupan masing-masing 48,2 - 57% dan 35,52 - 43,08%. Kondisi terumbu karang terburuk terlihat di Sanur bagian utara, dengan kondisi sedang sampai buruk dan prosentase penutupannya hanya mencapai 19,33 - 25,21%. Hasil monitoring tahun 2006 menunjukkan bahwa nilai penutupan karang hidup di Sanur 30,12-67,34 % pada kedalaman 3 m dan 28,1-64,17 % pada kedalaman 10 m yang mana kondisi ini termasuk ke dalam katagori sedang sampai baik. Nilai penutupan karang hidup di Serangan 37,7-71,9 % pada kedalaman 3 m dan 26,5-65,2 % pada kedalaman 10 m yang kondisinya masuk 1 suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi 9 dalam katagori buruk sampai baik. Kerusakan karang dan lamun dapat terjadi karena faktor alam dan juga faktor manusia. Sedimentasi yang banyak dari sungai dapat membuat zooxanthela pada karang menjadi kesulitan untuk berfotosintesis, sehingga karang sebagai inangnya tidak mendapatkan energi yang optimal untuk tumbuh. Hal yang sama juga dapat terjadi pada lamun, karena lamun juga memerlukan aktivitas fotosintesis. 2. Fauna Di dalam laut pantai sanur kita dapat menyelam dan melihat beranekaragam jenis ikan , selian itu di pesisir pantai pula mudah kita temukan beberapa ekor kepiting . Memancing di Sanur juga bisa mendapatkan berbagai jenis ikan diantaranya cakalang, tuna serta ikan-ikan lainnya. Maka tidak heran sebagian besar penduduk juga berprofesi sebagai nelayan. 3. Hutan Bakau Di bagian ujung timur pantai Sanur terdapat Pusat Informasi Mangrove, Taman Hutan Rakyat Ngurah Rai, Suwung Kauh yang mengawal hutan bakau ratusan hektar. Para pelancong dapat berwisata alam dengan mengunjungi hutan mangrove dengan panduan aktivitas pecinta lingkungan yang menjelaskan pentingnya hutan mangrove sebagai penjaga lingkungan. Tempat ini kerap menerima kunjungan anak sekolah dan wisatawan yan g berlibur bersama keluarga. 10 B. Kondisi Lingkungan Sosial Pantai adalah bagian daratan yang berbatasan dengan laut. Penduduk daerah pantai mempunyai karakteristik yang disesuaikan dengan keadaan daerahnya. Masyarakat pesisir itu sendiri dapat didefinisikan sebagai kelompok orang atau suatu komunitas yang tinggal di daerah pesisir dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir. Mereka terdiri dari nelayan pemilik, buruh nelayan, pembudidaya ikan dan organisme laut lainnya seperti pedagang ikan atau pengolah ikan. a. Mata Pencaharian Penduduk Sanur memilih mata pencaharian mereka sesuai dengan ketersediaan yang terkandung di alam. Sebagian besar penduduk daerah pantai lebih memilih bekerja sebagai nelayan dibandingkan bercocok tanam. hal ini disebabkan kondisi wilayahnya yang lebih dekat ke laut. Pendapatan sangat tergantung oleh musim maupun status nelayan itu sendiri. hasil nelayan yang diperoleh biasanya langsung dijual ke pasar. Selain sebagai nelayan, penduduk di sana ada juga sebagian yang bekerja sebagai pemandu rekreasi wisatawan, dikarenakan pantai ini terkenal untuk dijadikan sebagai objek wisata yang ramah. b. Pendidikan Tingkat pendidikan penduduk wilayah pesisir juga tergolong rendah. c. Pola Permukiman dan Pemanfaatan Lahan Pola Permukiman di Destinasi Pariwisata Sanur, cenderung mengikuti pola permukiman masyarakat Bali yang menganut sistem terbit dan tenggelam matahari dan kaja-kelod (utara- selatan) dengan konsep asta kosala kosali. Kasta Brahmana yang mempunyai proporsi yang besar dalam komposisi masyarakat Sanur membuat pola bermukim masyarakat sangat memperhitungkan hal yang berkaitan dengan spiritual ketika membangun sebuah rumah. Pola pemanfaatan lahan di Destinasi Pariwisata Sanur didominasi oleh pemanfaatan untuk pemukiman dan pekarangan, selanjutnya persawahan di bagian barat dan pemanfaatan untuk kegiatan perdagangan dan jasa yang terkonsentrasi di bagian timur dan ada di sepanjang pantai. pemanfaatan lahan di Sanur bersifat mengumpul karena merupakan masyarakat sosial, penduduk cenderung bermukim di daerah sepanjang jalan dengan akses yang baik . Untuk pemanfaatan lahan sawah terdapat di Sanur bagian barat yang banyak terdapat aliran sungai dan aliran pengairan subak keberadaanya sebagai ruang terbuka hijau membuat pemanfaatannya tetap terjaga. Sayangnya semakin modern dan semakin sempit ruang terbuka/lahan untuk pengembangan Sanur. Hal ini disebabkan semakin banyaknya sawah dijadikan lahan permukiman di Sanur Kauh. Peralihan fungsi 11 dari persawahan ke pemukiman membuat daya serap air oleh lahan semakin berkurang. d. Kondisi Fisik Penduduk Suhu udara di daerah pantai Sanur terasa sangat panas. Suhu rata rata di daerah pantai pada siang hari bisa lebih dari 30 derajat . Kondisi suhu yang panas ini mengakibatkan penduduk daerah pantai berwarna kulit agak gelap. Mereka sering tersengat sinar matahari. merekapun biasanya menggunakan pakaian yang tipis karena suhu yang panas ini. e. Kepadatan Penduduk Destinasi Pariwisata Sanur memiliki kepadatan penduduk yang tergolong sangat padat (tingkat kepadatan lebih besar dari 401 jiwa/km²). Kepadatan penduduk dilihat dari jumlah penduduk per satuan luas wilayah (km²). Sanur Kaja memiliki kepadatan yang tertinggi dengan kepadatan 3.526 jiwa penduduk per km², karena wilayah yang paling sempit dengan jumlah penduduk yang banyak. Selanjutnya Kelurahan Sanur 1.923 penduduk/ km² dan Sanur Kauh dengan 2.458 jiwa penduduk/km². Kepadatan penduduk di Destinasi Pariwisata Sanur masih lebih rendah dari Kota Denpasar dengan 4.654 jiwa penduduk/km², yang menempati urutan 29 kota-kota berdasarkan kepadatan penduduk di Indonesia. f. Tempat Suci dan Kawasan Suci Tempat suci adalah tempat yang disakralkan untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa, yang berbentuk pura/kahyangan/luhur atau bentuk-bentuk lain yang disetarakan statusnya sebagai pura, dibedakan menjadi Kahyangan Jagat (Sad Kahyangan, Dang Kahyangan, dan Kahyangan Jagat lainnya, Kahyangan Desa(Puseh, Dalem, Desa/Bale Agung, dan Kahyangan Desa lainnya), Pura Swagina (Ulun Carik/Ulun Suwi, Segara, Melanting, Merajan Kantor), dan Pura Kawitan (Panti, Paibon, Dadya, Batur, Pedarman ). Di dalam kawasan Destinasi Pariwisata Sanur terdapat sejumlah pura yang memiliki potensi sebagai daya tarik wisata. Di antaranya terdapat pura yang tergolong sebagai khayangan jagat, yakni tempat persembahyangan bagi masyarakat umum. Pura Dalem Kedewatan, tergolong pura khayangan jagat terletak di Desa Sanur Kaja, dengan luas areal sekitar 10 are yang dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan konsep Tri Mandala. Pura ini memiliki 5 unit bangunan suci dan sejumlah bangunan lain dengan langgam arsitektur tradisional Bali. Penentuan hari pujawali (upacara besar) di pura ini tidak seperti pada pura umumnya di Bali yang berdasarkan wuku atau sasih, melainkan setiap pertemuan antara lain Tilem dengan Kajeng. Pelaksanaan ritual pujawali berlangsung selama 12 dua hari yang disertai dengan pementasan berbagai jenis kesenian sakral. Selain itu juga dijumpai tradisi mepeed oleh warga dari masingmasing banjar adat. Pura Balatri terletak di kawasan Pantai Pasir Ukir di wilayah Sanur Kaja. Pura ini memiliki lima unit bangunan suci dengan langgam arsitektur tradisional Bali. Berdasarkan mitologi pura ini merupakan tempat pertemuan para makhluk halus dan pengikut ilmu hitam. Setiap tahun tepatnya pada hari Purnama Kapat di pura ini dapat disaksikan pelaksanaan ritual pujawali. Pura Belanjong, terletak di wilayah Banjar Belanjong, Desa Sanur Kauh. Di samping berfungsi sebagai tempat suci bagi umat Hindu pura ini juga merupakan cagar budaya karena di dalamnya terdapat benda benda peninggalan purbakala (selanjutnya diuraikan pada uraian mengenai peninggalan purbakala). Setiap 210 hari, tepatnya pada hari Soma Paing Langkir (penanggalan Kalender Bali), dapat disaksikan pelaksanaan prosesi ritual yang unik yang dihadiri oleh seluruh tapakan (perwujudan Tuhan dalam bentuk artefak) yang ada di Desa Adat Renon. Dalam prosesi tersebut kerap terjadi peristiwa trans/kerauhan (kesurupan) yang dialami oleh sejumlah pemangku yang berlanjut dengan ngurek (menusukkan keris ke dada). Kawasan suci adalah kawasan yang disucikan oleh umat Hindu seperti kawasan gunung, danau, mata air, campuhan, laut, dan pantai. Di Destinasi Pariwisata Sanur, sebaran kawasan suci terdiri dari empat lokasi pantai tempat melasti (seperti Tabel). 13 LOKASI NAMA KAWASAN KETERAGAN 1. Desa Sanur Kauh Pantai Mertasari Tempat Melasti 2. Desa Sanur Kaja Pantai Sanue (JLN Matahari Terbit) Tempat Pengayutan 3. Keluragan Sanur Pantai Segara Tempat Melasti & Pengayutan 15 C. Karakteristik Pantai Sanur Karakteristik Pantai Sanur sendiri sedikit lebih dangkal. Di sepanjang tepi pantai, akan terlihat perahu para nelayan dengan aneka warna yang cantik. Setiap pagi, sekitar pukul 05.30 Wib. Kawasan pantai Sanur akan ramai dikunjungi oleh para wisatawan yang menantikan pemandangan matahari terbit. Keindahan air laut yang berwarna biru muda juga sangat jernih dan hamparan pasir putih dapat memanjakan mata kita. a. Kondisi Pariwisata Pantai Sanur Hal yang perlu dipertimbangkan, untuk dapat dimanfaatkan secara optimal di Destinasi Pariwisata Sanur adalah keadaan pasang purnama, arus laut, interaksi terhadap pantai dan kualitas air laut. Destinasi Pariwisata Sanur memiliki ikon yang terkenal yaitu Pantai Sanur. Potensi bahari utama dari Sanur merupakan terumbu karang yang membentang dari utara sampai selatan pesisir Sanur. Suasana di sepanjang pantai di Sanur cukup teduh karena penuh dengan pohon besar. Selain potensi bahari, ada juga potensi budaya seperti museum Le Mayeur yang juga banyak menarik minat wisatawan. Fasilitas yang terdapat di Sanur antara lain adanya hotel bertaraf internasional seperti Hotel The Grand Bali Beach, Hotel Bali Hyatt, Hotel Sanur Beach, Hotel Sindhu Beach, Griya Santrian, dan Hotel Besakih. Berbagai fasilitas pariwisata ini berlokasi dekat dengan perumahan penduduk sehingga Sanur merupakan kawasan pariwisata terbuka, berbeda dengan Nusa Dua yang merupakan kawasan pariwisata yang tertutup. Di Destinasi Pariwisata Sanur juga terdapat banyak kios cendera mata dan toko barang kesenian (art shop) serta restaurant yang senantiasa siap melayani kebutuhan para wisatawan hingga 24 jam. Di pantai sekitar Sanur sering digelar event lokal, nasional, maupun internasional. Misalnya, lomba layang-layang serta lomba jukung tradisional di Pantai Mertasari, Sanur. Sanur Vilage Festival yang diakan rutin setiap tahun dan selalu berhasil menarik minat masyarakat dan wisatawan di seluruh Bali untuk berkunjung ke acara ini. Wisatawan juga dapat berjalan-jalan atau jogging menyusuri jalan setapak di sepanjang pantai Sanur sampai Mertasari yang dibuat pada tahun 2004 terkait dengan proyek pengamanan pantai-pantai di Sanur. Wisatawan juga dapat melakukan aktivitas lain seperti berjemur (sun bathing) di sepanjang pantai Sanur. 16 b. Potensi dan Daya Tarik Pantai Sanur Garis pantai kawasan pariwisata Sanur memiliki panjang ± 9 km. Pantai terletak di sebelah Timur yang membentang dari utara ke selatan. Berdasarkan potensi yang dimiliki, maka pengembangan kepariwisataan di Destinasi Pariwisata Sanur lebih berorientasi ke pantai. Dengan kondisi tersebut, keadaan lautan perlu dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimum bagi kemajuan pariwisata kawasan itu sendiri. Hal yang perlu dipertimbangkan, untuk dapat dimanfaatkan secara optimal adalah keadaan kawasan pesisir Sanur mulai dikunjungi orang asing sejak 180 tahun yang lalu, saat itu wisatawan yang datang hanya sekadar untuk melihat keindahan alam. Pada tahun 1960, mulai perkembangan Sanur menjadi salah satu kawasan daya tarik wisata yang pertama. Sampai saat ini kawasan pesisir Sanur terus mengalami perubahan dari kegiatan kepariwisataannya. Potensi utama yang menjadi daya tarik pesisir Sanur untuk dikunjungi adalah keindahan lansekap lautnya. Wisatawan datang dan menginap di Sanur hanya untuk melihat panorama indah saat matahari terbit (sunrise). Dari pantai Sanur juga terlihat jelas panorama pegunungan di Bali Tengah dan Pulau Nusa Penida yang melengkapi keeksotisan pemandangan laut pesisir Sanur. Sejak tahun 2004 wisatawan, masyarakat dan pengusaha yang melakukan kegiatan di Pantai Sanur merasa nyaman, keadaan pantai Sanur membaik setelah adanya pembangunan krib-krib penahan gelombang oleh bantuan Pemerintah Jepang serta pembangunan jalan pedestarian oleh pemerintah yang membuat akses pantai lebih baik dan bibir-bibir pantai di Pantai Sanur semakin lebar. Sebelumnya tingkat abrasi pantai Sanur sangat tinggi namun saat ini dapat terselamatkan, pengusaha tidak terhimpit lagi dengan bibir laut dan nelayan memiliki ruang untuk penambatan perahu serta wisatawan dapat melakukan aktivitas yang lebih banyak seperti berjemur dan bermain olahraga pantai. Pantai Sanur yang terkenal dengan perahu layar tradisionalnya yang merupakan salah satu sejarah perkembangan wisata bahari pesisir Sanur, sampai saat ini kelompok jukung tradisional masih aktif untuk memberikan jasa pelayanan pada wisatawan yang ingin berlayar dengan jukung maupun jasa pariwisata lain, seperti massage, penyewaan alat-alat aktivitas seperti sepeda, kano, pelampung, hingga ke penyewaan toilet dan air bilas. Saat ini ada lima kelompok jukung pariwisata yang ada di Sanur yaitu kelompok jukung yang ada di Sanur Kaja tepatnya beroperasi di sekitar Grand Bali Beach, kelompok Jukung 2 terletak di Pantai Segara Sanur, kelompok Jukung 3 bertempat di Pantai Cemara Beneh dan kelompok 4 beroperasi di sekitaran pantai Hotel Hyatt tiga kelompok ini berada dalam wilayah Kelurahan Sanur. Jukung pariwisata kelompok 5 berada di wilayah Desa Sanur Kauh, dan anggotanya 17 sebagian dari Kelurahan Sanur dan sebagian lagi dari masyarakat Desa Sanur Kauh. Selain kelompok jukung ada lima kelompok nelayan yang dikhususkan untuk menangkap ikan saja. Kelompok nelayan yang ada di Sanur yaitu: Kelompok nelayan Mina Sari Asih yang terletak di Pantai Matahari Terbit Sanur Kaja, kelompok Nelayan Astitining Segara di Pantai Hyatt, kelompok nelayan tapang Kembar di Pantai Semawang keduanya berada dalam wilayah Kelurahan Sanur, dua kelompok nelayan yang berada di Desa Pekraman Intaran Sanur Kauh, yaitu kelompok nelayan Mina Suka Werdi dan Kelompok Nelayan Pica Segara di Pantai Tirta Empul Mertasari. Dalam kelompok nelayan ini tidak diperbolehkan untuk menyediakan jasa yang dikomersialkan untuk wisatawan. Keseluruhan dari kelompok nelayan yang ada di Sanur tergabung dalam satu organisasi besar yang disebut Dewi Setayo Jana Gandhi Sanur. Selain memiliki pantai yang berpasir putih, Sanur memiliki potensi yang besar yaitu terumbu karangnya. Pantai Sanur memiliki gelombang yang tidak terlalu besar dan bila airnya surut akan terlihat batu karang yang membentang berwarnawarni. Terumbu karang di Destinasi Pariwisata Sanur terdiri dari terumbu karang yang ada di Pantai Semawang – Pantai Sindhu seluas 71 ha, pantai Sanur seluas 25 ha dan Pantai Mertasari seluas 56 ha. Keadaan air laut di Pantai Sanur tenang karena adanya terumbu karang tepi yang melindungi bibir-bibir Pantai Sanur dari gelombang-gelombang besar yang datang dari laut lepas, sebaliknya terumbu karang tepi yang menghalangi dan membentang dari utara sampai selatan pesisir Sanur menimbulkan gelombang yang sempurna untuk para pecinta olahraga selancar. Angin yang bertiup kencang di pesisir Sanur menciptakan berbagai jenis olahraga jenis layar, ini dapat dilihat dari adanya jukung-jukung yang masih aktif menjadi aktivitas utama dan sampai jenis olahraga layar yang paling baru seperti kite surfing (berselancar di permukaan air dengan menggunakan tarikan media layang-layang) 18 BAB III A. KESIMPULAN Pantai Sanur merupakan pantai yang terletak persis di sebelah timur kota Denpasar, ibukota Bali. Sanur berada di Kotamadya Denpasar. Pantai Sanur banyak sekali objek wisatanya mulai dari alam sampai tempat-tempat suci yang bisa di kunjungi. Pantai Sanur juga telah di kenal dengan keindahan matahari terbitnya “Sunrise” . Selain itu dengan tenangnya arus air laut di Pantai Sanur , sehingga banyak pengunjung yang membawa keluarganya terutama anak kecil aman untuk bermain air disana , dan pasir nya yang putih, serta keadaan di sekeliling pantai yang begitu indah. Pantai tersebut menyimpan banyak keanekaragaman hayati yang terdapat di lingkungan biotik dan abiotik. Komponen biotik yang terdapat di Pantai Sanur terdiri dari fauna dan flora. Dan masyarakat di sana sangat bergantung kepada alam untuk mendapatkan mata pencahariaanya dari hasil lautnya maupun objek wisatanya. B. SARAN Harapan kami sekolah di harapkan agar mengajurkan kepada biro tour untuk memperlama waktu kunjungan di tempat penelitian ini. 19 DAFTAR PUSTAKA 1. Donny Purnomo http://pinterdw.blogspot.co.id/2012/01/pantai-sanur-bali.html 2. https://mbojo.files.wordpress.com/2009/07/bab-vii-pesisir-dan-laut.pdf 3. http://www.nnoart.com/2016/04/eksplorasi-pantai-sanur-bali-sunrise.html 4.https://travel.detik.com/read/2014/08/15/111600/2655679/1025/sunrise-pantaisanur-bali-yang-menakjubkan 5.http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-1565-16631087-bab%20iv %20.pdf 20