PENGARUH KENAIKAN AIR LAUT PADA WISATA ALAM KAWASAN PANTAI KASUS DENPASAR1 Oleh : Sri Astuti2 ([email protected]) Abstrak Kawasan pariwisata alam di pantai dipengaruhi oleh perilaku air laut serta kondisi pantainya, demikian pula kegiatan atau objek pariwisata alam beserta fasilitas pendukungnya. Untuk mengetahui pengaruh kenaikan air laut pada wisata alam dilakukan studi di kawasan wisata pantai Sanur dan pulau Serangan. Studi dilakukan dengan melalui identifikasi lapangan untuk memperkirakan faktor - faktor penentu kehilangan yang akan terjadi akibat naiknya air laut. 1. Pendahuluan Wisata merupakan salah satu sumber yang mendatangkan devisa bagi negara dan memberikan pendapatan bagi daerah. Kondisi tersebut mengakibatkan pembangunan untuk menunjang kegiatan wisata. Berdasarkan SK Gubernur Bali No. 528 tahun 1993 tentang Kawasan Pariwisata, maka kawasan Pariwisata alam pantai di kota Denpasar ditetapkan Kawasan Pariwisata Pantai Sanur, Pulau Serangan dan Padanggalah. Berkembangnya kawasan wisata alam pantai pada satu sisi akan memberikan penambahan devisa bagi negara dan pemasukan pendapatan daerah, namun pada sisi lain apabila perkembangan kawasan pariwisata tidak memperhatikan kesinambungan ekologi, kondisi sosial budaya masyarakat, serta kondisi fisik kawasan maka hal tersebut dikawatirkan akan mengakibatkan kerusakan yang merugikan. Salah satu bentuk kerugian / kehilangan yang dapat terjadi di kawasan pantai adalah akibat dari kenaikan air laut. Kehilangan / lost dapat terjadi pada kawasan sebagai akibat kenaikan air laut di pantai dimana kerusakan maupun kerugian dalam kegiatan pariwisata meliputi kerugian atau lost yang diartikan sebagai hilangnya nilai – nilai baik nilai keindahan, kenyamanan dan hal lain akibat tidak dapat berlangsungnya aktivitas wisata maupun aktivitas soaial budaya yang mendukungnya, kenyamanan wisata karena kejadian 1 Disajikan dalam Seminar DAMPAK KENAIKAN MUKA AIR LAUT PADA KOTA-KOTA PANTAI DI INDONESIA, Bandung 12-13 Maret 2002. 2 Peneliti pada Pusat Litbang Permukiman, Badan Litbang Dep. Kimpraswil. 1 tersebut, adanya biaya tambahan yang harus dikeluarkan karena adanya suatu kejadian yang mengganggu aktivitas wisata dan hilangnya kesempatan untuk mendapatkan keuntungan. 2. Wisata alam Pantai Sanur dan Pulau Serangan di Denpasar Selatan. Daya tarik wisata di Bali merupakan perpaduan yang harmonis antara kekayaan alam, keagamaan khususnya agama Hindu, kebudayaan dan cara hidup masyarakatnya. Kebudayaan didasari oleh adat istiadat agama Hindu, sedangkan kekayaan alam mencakup keindahan pantai serta kemampuan wisata pantai untuk kegiatan air. Hal itu ditunjang oleh sikap masyarakat yang ramah dan terbuka dalam menerima wisatawan, membuat wisatawan merasa diterima dan dihargai. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, maka diketahui bahwa daya tarik wisata bali terutama adalah kebudayaan dan tata hidup masyarakat (way of life) merupakan daya tarik utama (55%), keindahan alam (21%), keramah –tamahan penduduknya (18%) dan lain – lain (6%). ODTW (objek dan daya tarik wisata) yang ada di kawasan pantai kota Denpasar adalah : No. 1. 2. 3. ODTW wisata alam Sudah berkembang Sedang berkembang Pantai Sanur Padanggalah Pulau Serangan Taman Lila Ulangun 3 Objek wisata yang ada di kawasan pantai kota Denpasar : 1 1. Pantai Sanur 2. Pulau Serangan 3. Padanggalah 2 Gambar : 1 ODTW yang ada di kawasan pantai kota Denpasar 2 Pariwisata pantai laut di Bali khususnya di Denpasar Selatan terdapat di pantai Sanur dan Pulau Serangan. Keberhasilan kawasan wisata tidak lepas dari peran biro wisata, dimana dalam hal ini paket wisata umumnya disusun berdasarkan potensi wisata yaitu dengan pertimbangan : potensi wisata yang ada merupakan asset yang memiliki nilai untuk dijual, minat wisatawan, trend wisata, lamanya kunjungan wisata dan penentuan scope paket wisata. 3. Kondisi kawasan Pantai Sanur di Bali Pantai Sanur terletak pada 8° 38’ 00” dan 08° 42’ 30” LS, 115° 14’ 30” dan 115° 16’ 30” BT. Luas wilayah kawasan pariwisata pantai Sanur adalah 1.548,27 Ha. Secara administratif pantai sanur, terletak di bagian kota Denpasar, terletak di sebagian Kecamatan Denpasar Selatan yaitu terdiri di wilayah kelurahan Sanur, wilayah Desa Sanur Koja, wilayah Desa Sanur Kauh, serta di Kecamatan Denpasar Timur yaitu wilayah desa Kesiman Petilan dan wilayah Desa Kesiman Kertalangu. Kawasan Sanur mempunyai dataran rendah pantai, sungai dan rawa dengan kemiringan 0 2 meter diatas permukaan laut. Disamping itu di beberapa bagian wilayah Sanur merupakan daerah bergelombang dengan kemiringan 2 - 8%. Wilayah tersebut terutama ada di daerah sekitar sepanjang Sungai Ayung yang memisahkan antara Desa Kesiman Kertalangu dengan Desa Kesiman Petilan serta di sebagian wilayah kelurahan Sanur. Dataran bermedan landai dengan ciri fisik tersebut mempunyai tingkat erosi permukaan yang kecil dan beberapa tempat terdapat abrasi serta proses pengendapan aktif di sekitar muara sungai. Sebagai daerah pantai, kawasan Sanur merupakan daerah yang relatif datar sehingga berpotensi untuk tergenang di beberapa tempat pada musim penghujan. Dengan melihat kondisi topografi seperti tersebut diatas, maka aspek yang penting untuk dipertimbangkan adalah sistem pengaliran air permukaan atau sistem drainage. Secara umum formasi geologi di wilayah perencanaan termasuk batuan kwarter, terutama endapan aluvium terdapat di sebagian besar wilayah Denpasar Selatan yaitu di sebagian Desa Sanur Kauh dan sebagian Kelurahan Sanur. Kawasan pariwisata Sanur memiliki jenis tanah bertekstur kasar, yaitu terdiri dari lumpur lempung, lumpur pasiran, dan lanau yang memiliki sifat meresapkan air lebih baik, sehingga pembentukan air tanah akan berlangsung lebih cepat. Di sepanjang pantai Sanur dibentuk oleh endapan aluvium pantai dengan jenis tanah dicirikan oleh warna abu-abu muda – kecoklatan, bersifat agak lepas – lepas dengan ukuran butir – lempung – pasir dengan ketebalan umumnya kurang dari 1 meter. Kawasan pariwisata Sanur memiliki garis pantai dengan panjang ± 9 km. Pantai sebelah Timur membentang dari Utara ke Selatan. Berdasarkan potensi yang dimiliki, maka pengembangan kepariwisataan di kawasan pariwisata sanur lebih berorientasi ke pantai. Dengan kondisi tersebut, keadaan lautan perlu dipertimbangkan sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan secara optimum bagi kemajuan pariwisata kawasan itu sendiri. Hal yang perlu dipertimbangkan, agar dapat dimanfaatkan adalah keadaan pasang purnama, arus laut, interaksi terhadap pantai dan kualitas air laut. 3 Pantai sebelah Selatan kawasan Sanur dangkal, dan arus laut dari samudra Indonesia yang memukul frontal 90° dipotong oleh arus dari arah timur yang masuk dari selat Badung, sehingga imbas arus yang mencapai pesisir sangat kurang atau melemah. Melemah karena dipotong arus dari arah Timur Ombak Samudra Indonesia memukul frontal ke daratan Gambar 2 Pelemahan ombak pantai Sanur pada pertemuan dua arah arus laut a. Arus laut Kecepatan arus laut dipengaruhi oleh bentuk pantai, lebar atau sempitnya selat yang dilalui arus laut, besar kecilnya perbedaan pasang surut air laut. Ada dua jenis gerakan arus laut di kawasan pantai Sanur. Arus laut harian sebagai pengaruh pasang surut. Pada waktu air pasang, arus laut bergerak dari Samudra Indonesia masuk ke perairan dalam kepulauan Indonesia, salah satunya melalui selat Bali. Pada waktu air surut terjadi sebaliknya karena air laut keluar dari perairan dalam Indonesia menuju Samudra Indonesia. Oleh karena pasang surut terjadi setiap hari, maka gerakan arus bolak balik akan terjadi setiap hari. Pada waktu musim kemarau arus laut akan bergerak dari Timur Laut ke Barat Daya secara terus menerus sampai satu musim berakhir, kemudian sebaliknya akan bergerak ke Timur laut pada waktu musim hujan. Hal ini disebabkan karena pada waktu musim kemarau, matahari berada di sebelah Utara Katulistiwa sehingga pemanasan air laut dan udara terjadi 4 di belahan bumi Utara sehingga memuai, selanjutnya air laut akan bergerak mengisis ruang yang memuai tersebut. Demikian terjadi sebaliknya pada waktu musim penghujan di Indonesia. Imbas arus laut di sebelah selatan Pantai Sanur berbeda akibat bentuk pantai yang berbeda. Imbas air laut terhadap pantai sebelah Utara lebih besar, disebabkan karena pantai dari timur memiliki kemiringan cukup tinggi, berbelok ke selatan tepat di sebelah utara kawasan pariwisata Sanur. Dengan demikian arus imbas yang masuk ke Selat Badung bergerak ke arah pinggir teluk dan berubah menjadi pusaran dan berbalik legi ke tengah sehingga menjadikan pantai sebelah utara kawasan memiliki arus yang cukup berbahaya b. Interaksi air laut Intensitas gelombang dan arus laut relatif kecil serta pukulan arus laut terhadap pantai tidak maksimum akibat terpaan arus laut oleh air laut terhadap pantai bersudut kecil, maka pantai sebelah selatan kawasan pariwisata pantai Sanur relatif kecil. Sedangkan di sebelah utara kawasan, tergerusnya pantai akibat arus yang lebih kuat dan berupa pusaran, mengakibatkan pantai tergerus lebih besar. c. Kualitas air laut Kualitas air laut (sesuai baku mutu yang telah ditetapkan) di kawasan Sanur termasuk dalam kualitas baik, namun makn lama makin berkurang akibat buangan limbah ke laut makin bertambah, seiring dengan pertambahan kepadatan kawasan. d. Pasang Purnama Gelombang air laut yang terdapat di pantai sebelah utara lebih besar dibandingkan dengan gelombang pantai sebelah Selatan, namun lebih kecil dibandingkan gelombang di perairan Benoa dan Nusa Dua karena pengaruh pertemuan dua arus dari Samudra Indonesia dengan arus dari arah Timur yang masuk ke Selat Badung tidak maksimal. 4. Pemanfaatan ruang laut dan pantai kawasan wisata Sanur Perda propinsi Bali tentang sempadan pantai terdapat dalam Perda No.6 tahun 1989, dimana sempadan pantai di kawasan – kawasan pantai di Bali harus minimal 100 meter dari garis pasang maksimum dan proporsional dengan bentuk fisik pantai. Namun demikian kondisi kawasan pantai Sanur mendapat pengecualian yaitu dengan adanya Keputusan Gubernur Bali No. 439 Tahun 1992 tentang sempadan Pantai pada kawasan pariwisata Sanur tidak dimungkinkan penerapan ketentuan – ketentuan yang telah ditetapkan dalam Perda Propinsi Bali No. 6 Tahun 1989. Dalam perda tersebut disebutkan sempadan pantai kawasan pariwisata Sanur minimal 50 m dari garis pantai maksimum dan proporsional dengan bentuk fisik pantai. Pantai – pantai di kawasan pariwisata Sanur yang terbentang sepanjang ± 9 km memiliki kondisi yang berbeda. Perbedaan tersebut berupa pantai yang terletak di sebelah utara yaitu Pantai Padanggalah, dan pantai di sebelah selatannya yaitu Pantai Sanur, Pantai Segara, Pantai Sindu, Pantai Karang dan Pantai Semawang. 5 Dengan kondisi yang dimiliki wilayah pantai, maka pantai di sebelah utara di desa Kesiman Petilan dan Kesiman Kertalangu, pemanfaatan ruang laut dan pantainya tidak seperti pantai di selatannya. Kegiatan yang ada berupa objek – objek wisata seperti monumen Padanggalah, kolam renang, reptile park, ruang pameran, penangkapan ikan serta pengolahannya oleh masyarakat setempat dan saat ini sudah ada yang mencoba untuk tempat bermain selancar air. Ruang pantai dan laut di sebelah selatan dengan kondisi yang dimiliki dimanfaatkan untuk bermacam usaha dan kegiatan seperti akomodasi wisata dan fasilitas penunjangnya seperti cottage, bungalow, restoran, bar, art shop, art market. Di pinggir pantai terdapat juga beberapa bangunan penahan ombak, helipad (di desa Sanur Kaja) Selain itu sebagian pantai di kelurahan Sanur kauh sebelah barat daya kawasan merupakan hutan bakau yang berguna untuk menangkal abrasi pantai serta tempat hidup beberapa komunitas hewan maupun tumbuhan. Kegiatan yang dilakukan selain penangkapan ikan juga umumnya bersifat rekreasi dan olah raga yang dapat menarik wisatawan seperti berenang, berlayar dengan perahu tradisional, kano, scooter air, layar para siling, snorkling, scuba diving dan paraseling. Pantai Sanur terkenal sejak peraang Puputan Badung pada bulan September 1906 pada saat tentara Belanda mendarat di kawasan ini. Pantai Sanur dengan pasir yang putih merupakan tempat awal dari pantai - pantai terkenal di Bali padaa tahun 1960-an. Pantai Sanur terkenal karena pemandangan dan atmosfir yang indah. Pasir putih yang menutupi pantai sepanjang Hotel Bali Beach hingga ke Selatan (Pantai Mertasari). Pantai ini menghadap ke arah timur sehingga akan selalu dapat menikmati keindahan matahari terbit, dan pada sore hari di daerah pantai akan mendapatkan suasana yang spesifik. Secara umum Sanur merupakan tempat berlibur yang menginginkan suasana tenang. Disisi lain pantai Sanur dimanfaatkan oleh masyarakat Hindu setempat dan masyarakat kota Denpasar untuk menyelenggarakan kegiatan upacara keagamaan dan upacara adat budaya setempat. Kondisi ini perlu dilindungi karena pantai Sanur merupakan kawasan suci. Pantai Padanggalah merupakan teluk yang berpasir hitam, dan seperti bagian lain dari pantai Sanur, kawasan ini digunakan untuk upacara keagamaan. 6 Objek wisata budaya Objek Taman Wisata Objek wisata pantai Objek wisata tirta Gambar : 3 Objek – objek wisata yang berada pada ketinggian 1 M diatas muka air laut 5. Kegiatan Upacara adat dan agama yang berkaitan dengan kawasan tepi laut Kegiatan upacara merupakan kegiatan yang diatur dalam adat desa dan diterapkan secara turun temurun. Kegiatan upacara adat yang erat kaitannya dengan pantai dan laut adalah prosesi kegiatan upacara membuang abu ke pantai Sanur. Kegiatan ini adalah kelanjutan dari upacara ngaben. Lahan yang dimanfaatkan untuk upacara ini di pantai sanur terdapat di pantai Karang, pantai Sanur sebelah utara, pantai Padanggalah ruas jalan yang telah tertentu seperti tampak dalam gambar. Upacara agama, khususnya upacara melasti ke laut biasanya berlangsung di pantai Segara, pantai Sanur dan pantai Padanggalah. Kegiatan ini sekaligus merupakan objek wisata yang menerik di kawasan pantai Sanur. Di sepanjang pantai Sanur terdapat beberapa pura, yaitu Pura Mertha Sari, Pura Blanjong, pura Giri Kusuman dan Pura Segara serta pura Jumeneng. Pura – pura tersebut memiliki kawasan suci yang memagari kawasan pura tersebut dari kegiatan lain di luar kegiatan upacara. 7 Kawasan suci Gambar 4 Kawasan Suci 6. Arsitektur bangunan dan lingkungan Di kawasan pantai Sanur masih banyak kegiatan pembangunan yang tidak mengindahkan kebijaksanaan pemerintah mengenai syarat – syarat bangun bangunan tentang arsitektur bangunan yang mewajibkan agar kegiatan pembangunan mengarah pada upaya mempertahankan arsitektur bangunan tradisional Bali. Kewajiban penerapan bentuk arsitektur bangunan dapat diterapkan melalui pencerminan sebagian atau seluruh komponen bangunan seperti bentuk atap, bentuk pagar, ketinggian bangunan dan sebagainya serta disesuaikan dengan kemampuan masing – masing. Pada kawasan pariwisata umumnya ketentuan – ketentuan tersebut sudah dipenuhi, bahkan tampak adanya perpaduan yang unik antara arsitektur tradisional dengan arsitektur modern. Hal ini terutama disebabkan karena hal tersebut menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan. Kondisi yang tidak teratur banyak dijumpai di kawasan pertokoan, warung, kios dan bahkan perumahan. 7. RTH Sempadan pantai RTH sempandan pantai merupakan kawasan perlindungan setempat yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. RTH sempadan pantai saat ini sebagian besar (47%) telah merupakan kawasan terbangun. 8 No. Sempadan Pantai Panjang Garis Pantai (Km) Lebar Sempadan (M) Luas Sempadan (Ha) Terbangun (Km) Non Terbangun (Km) Luas Non Terbangun (Ha) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sanur Sanur Kauh Kelurahan / Desa Sanur Kasiman Kaja Petilan Jumlah Kasiman Kertalangu 4.05 1.80 1.65 1.58 0.98 10.05 50.00 2.03 4.05 0.00 0.00 50.00 0.90 0.00 1.80 0.90 50.00 0.83 0.65 1.00 0.50 50.00 0.79 0.00 1.58 0.79 50.00 0.49 0.00 0.98 0.49 50.00 5.03 4.70 5.35 2.68 8. Fasilitas Pendukung wisata Fasilitas pendukung Pariwisata mencakup agen perjalanan dan fasilitas pendukung lain. Agen Perjalanan : 41 biro perjalanan melayani kebutuhan perjalanan wisatawan, seperti ticketing, paket tour, dokumen perjalanan, konvensi / meeting, transportasi, sewa kendaraan, pemandu perjalanan, cruising, reservasi hotel dan lain - lain. Fasilitas pendukung pariwisata yang terdapat di kawasan Pariwisata Sanur adalah : konsulat asing, perusahaan transportasi, rental mobil, money changer, cargo dan art shop serta perusahaan yang melayanikegiatan air seperti surfing, difing, paraselling, banana boat dan sebagainya. Banyaknya hotel menurut jenis dan tenaga kerja keadaan akhir tahun 2000, dapat menggambarkan besarnya lost yang akan terjadi baik fisik bangunan maupun sosial dari sisi kehilangan kesempatan kerja dan kunjungan wisata. No. 1. 2. 3. Desa/Kelurahan Sanur Kauh Sanur Sanur Kaja Hotel Berbintang Jumlah Tenaga 5 1.407 14 1.759 5 1.511 Melati Jumlah Tenaga 8 81 23 554 3 100 Pondok Wisata Jumlah Tenaga 4 33 18 243 2 14 Jumlah Jumlah Tenaga 15 1.515 55 2.558 10 1821 Gambar 6. = Hotel, cotage, bungalow = Objek wisata 9 9. Kawasan pantai Pulau Serangan di Bali Kebijakan di sektor pariwisata belum sepenuhnya dapat diantisipasi dalam RTRW Kota Denpasar, dimana pengembangan kawasan pariwisata Sanur khususnya bagian kawasan di sekitar Pulau Serangan perlu disesuaikan dengan perencanaan BTID (Bali Turtle Island Development) yang saat ini sedang melakukan reklamasi. a. Pulau Serangan b. Denah tradisional masih diterapkan (Serangan merupakan desa adat). c. Tampak perpaduan modern dan tradisional rumah nelayan d. Fasilitas lingkungan Jalan dan tanggul serta drainase kawasan) Gambar : 7 Pulau Serangan dan hunian tradisional Bali yang telah di mendapat pengaruh modernitas milik nelayan di pulau serangan 10. Kesimpulan Dari pemanfaatan kawasan Pariwisata pantai yang ada di sanur, maka kerugian yang akan terjadi apabila air naik 1 (satu) meter adalah kerugian fisik berupa terganggunya akomodasi perhotelan serta kehilangan sesial berupa keberlangsungan kegiatan maupun keagamaan. Kehilangan kawasan pariwisata merupakan hal yang berbeda dibandingkan dengan kawasan perumahan, terutama dalam kaitan dengan kehadiran wisatawan. Nilai jual wisata alam sangat tergantung kepada daya tarik kondisi lahan, baik kawasan lahan publik maupun lahan privat. Lost / kehilangan kawasan wisata Sanur merupakan nilai total dari : Lost = Σ nilai kawasan+ Σ turism. Dimana Σ nilai kawasan adalah total kerugian bangunan / rumah akibat : - kerusakan bangunan (Rs, Rb, Rr) - kerusakan fasos, fasum 10 - kerugian lahan kerugian Sosial budaya. Sedangkan Σturisme diukur dari total nilai kerugian akibat : - kerusakan objek wisata - kehilangan wisatawan termasuk usaha - usaha yang terkait dengan pariwisata meliputi pengusahaan objek dan daya tarik wisata, serta pengusahaan jasa dan sarana pariwisata, yakni usaha jasa pariwisata seperti biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata. Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari akommodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata dan sebagainya Sehingga kehilangan yang terjadi merupakan hasil dari total luas kawasan dengan kepadatan bangunan penunjang wisata ditambah dengan lost karena tdk dapat menikmati wisata baik keindahan tempat – tempat maupun sajian budaya seperi upacara melasti. Disamping itu penambahan kerusakan dapat pula terjadi sebagai akibat ikutan dimana terjadi penggunaan lahan secara berlebihan untuk pengembangan wisata (mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari wisata) sehingga merusak tatanan sosial, keseimbangan sosial, kerusakan fisik. Pantai, sehingga mendorong makin bertambah besarnya kerugian yang diakibatkan oleh naiknya air laut. Pustaka 1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Denpasar 1994 – 2004. Fakta dan Analisis, Pemerintah Kotamadya Denpasar Daerah TK II Denpasar, Revisis 1998. 2. Laporan Lapangan Identifikasi kerugian akibat kenaikan muka air laut, Denpasar 2002. 3. Bali oleh Bali, Mereka – reka Kenyamanan Bali, Majalah Sarad Oktober Tahun 2000, No. 1. 11