ALIRAN INVISCID DAN INCOMPRESSIBLE, PERSAMAAN MOMENTUM, PERSAMAAN EULER DAN PERSAMAAN BERNOULLI Dosen: Novi Indah Riani, S.Pd., MT. PERSAMAAN KONTINUITAS Apabila suatu fluida mengalir dalam sebuah pipa dengan luas penampang A dan kecepatan aliran fluidanya v, maka banyaknya fluida (volume) yang mengalir melalui penampang tersebut tiap satuan waktu dinamakan debit. Dalam bentuk persamaan debit dinyatakan sebagai berikut: Q Av dan V Q t Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha. Suatu benda dikatakan memiliki energi jika benda tersebut dapat melakukan usaha. h Ep = m g h Berdasarkan Hukum II Newton, diketahui bahwa percepatan berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan massa. Maka usaha yang dilakukan pada benda adalah W = F . s jika F= m.a maka F = gaya (N) s = perpindahan (m) m = massa benda (kg) a = percepatan benda (m/s2) W = m . a . S Jika gaya F bekerja pada benda, benda tersebut akan bergerak berubah beraturan (GLBB), sehingga berlaku atau dengan, V0 = kecepatan awal benda (m/s) Vt = kecepatan akhir benda (m/s) a = percepatan benda (m/s2) s = perpindahan (m) Sehingga persamaan usaha pada benda menjadi Dengan demikian, didapat hubungan usaha dan energi kinetik, yaitu Hukum Kekekalan Energi HUKUM KEKEKALAN ENERGI : Energi tidak dapat diciptakan dan juga tidak dapat dimusnahkan, tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Usaha yang dilakukan pada benda sama dengan negatif perubahan energi potensial Usaha yang dilakukan pada benda sama dengan perubahan energi kinetik Dari kedua persamaan di atas, diperoleh: atau dapat ditulis sebagai berikut: Jumlah energi potensial dengan energi kinetik disebut energi mekanik (Em). Oleh karena itu, persamaan di atas dinamakan hukum kekekalan energi mekanik (Em) Dari rumus tersebut didapat bahwa jumlah energi kinetik dan energi potensial suatu benda bernilai tetap jika gaya-gaya yang bekerja pada benda bersifat konservatif. 6.1. Persamaan Momentum untuk Aliran Tanpa Gesekan (Persamaan EULER) Persamaan EULER p ˆ p ˆ p ˆ V V V V g i j k u v w z t x y z x y u p u u u arah x g x u v w x x y z t Untuk komponen-komponennya: arah y g y v p v v v u v w y x y z t w p w w w arah z g z u v w z x y z t Secara umum Pers. EULER: DV g p Dt Sehingga Pers. EULER: DV g p g kˆ p Dt atau : DV g z p Dt 1 DV g z p a Dt z 1 p u u u u g u v w a x x x t x y z z 1 p v v v v g u v w a y y y t x y z z 1 p w w w w g u v w a z z z t x y z Komponen-komponennya dalam koordinat Rectangular: 6.2. Persamaan EULER dalam Koordinat Streamline (S, n) Bagaimana Persamaan EULER dalam Koordinat STREAMLINE? Koordinat Streamline : S menyinggung streamline n ^ streamline Hukum Newton II sepanjang Streamline (S) : dFs dm .a s dimana : dm ρ dV ρ dn ds dx p ds p ds p dn dx p dn dx g sin dn ds dx dn ds dx as s 2 s 2 p dn ds dx g sin dn ds dx dn ds dx as s Atau 1 p z g as s s Persamaan EULER sepanjang Streamline (s) p z g as s s Note: DVs Vs Vs as Vs Dt t s Sepanjang Streamline (s) Vs = Vs (s, t) Sehingga: 1 p z V V g V s s t s z g 0 s Untuk aliran steady: V 0 t bila gaya body diabaikan 1 p z V g V s s s 1 p V V s s artinya: bila kecepatan menurun mengakibatkan tekanan naik Hukum Newton II untuk garis ^ stream line (garis n) dFn dm .an p z g an n n Atau p dn p dn p ds dx p ds dx g cos dn ds dx dn ds dx an n 2 n 2 p dn ds dx g cos dn ds dx dn ds dx an n 1 p z g an n n Persamaan EULER sepanjang garis n (^ streamline) Note: - an = adalah percepatan normal yang arah (+) bila menuju titik pusat (>< n) - ac = percepatan centripetal yang (+) meninggalkan titik pusat. Untuk gerak melingkar beraturan: Maka: 1 p z V2 g n n R Note: Untuk gerak melingkar tidak beraturan (unsteady) Didapat: Vs Vn an R t 2 V2 V2 an ac an R R Diskusi untuk persamaan EULER: 1 p z V g n n R 2 Bila lintasan MELENGKUNG pd posisi VERTIKAL: Berlaku: 1 p V2 z g n R n Note: perubahan tekanan terjadi bila: - ketinggian berubah - kelengkungan berubah p1 p2 Bila lintasan MELENGKUNG pd posisi HORIZONTAL: Sehingga: z1 z 2 z g 0 n 1 p V n R 2 Note: - perubahan tekanan terjadi hanya karena garis kelengkungan (R) berubah. p1 p2 R p karena V R Bila lintasan LURUS pd posisi HORIZONTAL: Sehingga berlaku: Horizontal: z1 z 2 1 p 0 n z g 0 n Note: Lurus: V2 R 0 R pada lintasan lurus tidak terjadi perubahan tekanan sepanjang penampang saluran p1 p2 p3 p4 p5 Anggapan-anggapan untuk Menurunkan Persamaan Bernoulli 1. 2. 3. 4. Zat cair adalah ideal, tidak punya kekentalan Zat cair adalah homogen & tidak termampatkan Aliran adalah kontinyu & sepanjang garis arus Kecepatan aliran adalah merata dalam suatu penampang 5. Gaya yang bekerja hanya gaya berat & tekanan 6.3. Persamaan BERNOULLI (Integrasi dari persamaan Euler sepanjang stream line untuk aliran steady) Persamaan Euler untuk Aliran Steady sepanjang streamline (s): 1 p z V g V s s s X ds 1 p z V ds g ds V ds s s s Dimana: p ds dp perubahan tekanan sepanjang s s z ds dz perubahan ketinggian sepanjang s s V ds dV perubahan kecepatan sepanjang s s dp dz dV Atau: Sehingga: dp dp ρ V dV gdz 0 gdz V dV dp V 2 ρ 2 gz konstan Untuk aliran inkompresibel (ρ = konstan) : V2 gz konstan 2 p Persamaan Bernoulli …. A - aliran steady - aliran inkompresibel - aliran tanpa gesekan - aliran sepanjang streamline AZAS BERNOULLI Tekanan fluida di tempat yang kecepatannya besar lebih kecil daripada tekanan fluida di tempat yang kecepatan-nya kecil. p g h 12 v 2 konstan Keterangan: p = tekanan (N/m2) = massa jenis fluida (kg/m3) g = percepatan gravitasi (m/s2) h = ketinggian fluida dari titik acuan (m) v = kecepatan fluida (m/s) Penurunan pers. Bernoulli utk aliran sepanjang garis arus didasarkan pada hukum Newton II utk gerak F = M a Pers. Bernoulli dapat digunakan utk menentukkan garis tekanan dan tenaga p V2 H z 2g Aplikasi pers. Bernoulli utk kedua titik di dalam medan aliran zA pA VA2 pB VB2 zB h f he 2g 2g Ket : z : elevasi (tinggi tempat) : tinggi kecepatan : tinggi tekanan ∑hf : jumlah kehilangan tenaga primer (krn gesekan) sepanjang pengaliran ∑he : jumlah kehilangan tenaga sekunder (perubahan tampang aliran) sepanjang pengaliran L V2 hf f atau D 2g 8 fL 2 hf Q g 2 D 5 Apabila diketahui jenis aliran dari nilai bilangan Reynolds, maka nilai kehilangan tenaga karena gesekan menjadi : 32vVL hf gD 2 Dimana : hf = kehilangan tenaga krn gesekan L = Panjang pipa D = diameter pipa V = kecepatan aliran Q = debit f = gesekan v merupakan kekentalan kinematik Aplikasi Persamaan Bernoulli: 2 2 2 p3 V3 p1 V1 p2 V2 gz1 gz2 gz3 ρ 2 ρ 2 ρ 2 6.4. Tekanan Statis, Stagnasi dan Dinamis Persamaan Bernoulli 2 p V gz konstan ρ 2 Tekanan statis (tekanan termodinamik) …. (A) Tekanan STATIS (p): Tekanan yang diukur dengan alat ukur yang bergerak bersama-sama aliran Jadi tidak ada kecepatan relatif antara alat ukur dan aliran (sulit dilaksanakan) Mengukur tekanan statis untuk Streamline lurus: Mengukur tekanan statis untuk streamline melengkung: Tekanan STAGNASI (po) Tekanan TOTAL (untuk aliran inkompresibel): Tekanan yang diukur dengan cara memperlambat aliran hingga berhenti dengan proses tanpa gesekan Tekanan DINAMIS: adalah merupakan selisih antara tekanan stagnasi dan tekanan statis karena titik o adalah titik stagnasi Vo = 0 2 2 2 po Vo p A VA gz A gzo ρ 2 ρ 2 ZA = Z o po pA VA ρ 2 ρ Sehingga 1 2 ρV A po p A 2 Note: tekanan statis tekanan stagnasi tekanan dinamis Dimana tekanan Stagnasi dan tekanan Statis dapat diukur bersama-sama dengan menggunakan alat ukur : untuk streamline lurus : “Gabungan Total Head Tube dan Wall Static Tab” Atau VA Jadi dengan mengukur tekanan Stagnasi (po) dan tekanan Statis (pA) dapat ditentukan kecepatan aliran (VA). 2 po p A untuk streamline lurus & lengkung : “PITOT-STATIC TUBE” Gabungan Total Head tube & Wall Static tap Pitot-Static Tube 6.5. Hubungan antara Hukum Termodinamika I dengan Pers. Bernoulli Persamaan Dasar Energi =0 (1) =0 (2) =0 (3) Q W s W shear W others t =0 (4) CV e ρdV e pv ρV dA CS V2 dimana : e u gz 2 0 ; (2). W asumsi : (1). W s shear 0; (3). Wothers 0 (4). aliran steady (5). aliran uniform Sehingga V2 0 u gz p V dA Q 2 cs ………………………persamaan (1) 2 V1 0 u1 gz1 p11 1V1 A1 2 2 V2 u 2 gz 2 p2 2 2V2 A2 Q 2 0 t dV V dA 0=(4) cv cs maka : sedangkan didapat: dari persamaan Kontinuitas 0 1V1 A1 2V2 A2 atau : 1V1 A1 2V2 A2 m Sementara Q Q dm Q Q m dt dm dt dm Sehingga pers. (1) menjadi 2 2 V2 V1 Q u 2 u1 0 p2 2 gz 2 p11 gz1 m m 2 2 dm atau 2 2 V1 V2 Q p11 gz p gz u u 1 2 2 2 2 1 2 2 dm Untuk aliran inkompresibel v1 = v2 = 1/ρ , maka V1 p2 V2 Q gz1 gz2 u2 u1 2 2 dm p1 2 2 ………………………persamaan (2) Bila Q u2 u1 0 dm maka pesamaan (ii) menjadi persamaan Bernoulli. Maka asumsi tambahannya menjadi: (6). Aliran Incompressible: v1 = v2 = 1/ (7). Q u2 u1 0 dm Pers. (2) berubah menjadi p1 V12 p2 V2 2 gz gz 1 2 2 2 Atau p V2 ρ 2 gz konstan …. (B) Note: 1. Pers. Bernoulli (A) dibangun dari persamaan Momentum (NavierStokes), untuk kondisi aliran: steady, incompressble, tanpa gesekan & sepanjang streamline. 2. Pers. Bernoulli (B) dibangun dari persamaan Energi (Hk Termodinamika I), untuk kondisi aliran seperti asumsi 1 s/d 7 diatas. Bila Q u2 u1 0 dm u2 u1 0 & Q 0 tidak ada perpan & tidak ada perubahan energi dalam dari fluida u2 u1 Q betul untuk aliran incompressible tanpa gesekan dm dm p V2 ρ 2 gz konstan x 1/g p V2 z ρg 2g C p ρg head akibat tekanan statis lokal V2 2g head akibat tekanan dinamis lokal EGL C Head Total p HGL z ρ g Z head akibat ketinggian lokal C head TOTAL V2 Head Dinamis EGL HGL 2g Untuk Aliran Incompressibe &Tanpa Gesekan, Berlaku Persamaan Bernoulli: p V2 z C ρg 2g 2 2 2 2 p V p1 V1 p V p V z1 2 2 z 2 3 3 z 3 4 4 z 4 ρg 2g ρg 2g ρg 2g ρg 2g DUCTING SYSTEM Rectangul ar Elbow 900 Contoh kasus Pengukuran Debit Aliran Melintasi Rectangular Elbow 900 Flow Diection Bagaimana bisa kita mengetahui satu titik dengan titik lainnya (pipa) terjadi kehilangan energi dan tekanan, caranya yakni dibantu dengan garis khayal HGL (hydraulic grade line) dan EGL (energy grade line). Garis kemiringan hidraulik (garis kemiringan tekanan) atau HGL adalah garis yang menunjukan tinggi tekanan (pressure head) sepanjang pipa. Di dalam pipa dengan penampang seragam, tinggi kecepatan adalah konstan dan garis kemiringan enersi adalah sejajar dengan garis kemiringan tekanan (EGL // HGL). Sedangkan garis gradien energi (EGL) adalah garis yang menghubungkan sederetan titik-titik yang menggambarkan energi tersedia untuk tiap titik sepanjang pipa sebagai ordinat, yang digambar terhadap jarak sepanjang pipa sebagai absis.