Uploaded by User82348

AAN AMBARWATI 18010100 Tugas 1

advertisement
NAMA
: AAN AMBARWATI
KELAS
: REGULER KHUSUS A
NIM
: 18010100
TUGAS 1 UJI PRAKLINIK DAN UJI KLINIK
1. UJI PRAKLINIK
Suatu senyawa yang baru ditemukan (hasil isolasi maupun sintesis) terlebih dahulu
diuji dengan serangkaian uji farmakologi pada hewan. Sebelum calon obat baru ini
dapat dicobakan pada manusia, dibutuhkan waktu beberapa tahun untuk meneliti sifat
farmakodinamik, farmakokinetik, farmasetika, dan efek toksiknya pada hewan uji.
Serangkaian uji praklinik yang dilakukan antaralain :
a. Uji Farmakodinamika
Untuk mengetahui apakah bahan obat menimbulkan efek farmakologik seperti yang
diharapkan atau tidak, titik tangkap, dan mekanisme kerjanya. Dapat dilakukan secara
in vivo dan in vitro.
b. Uji Farmakokinetik
➢ Untuk mengetahui ADME (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme dan Eliminasi)
➢ Merancang dosis dan aturan pakai
c. Uji Toksikologi
Bertujuan untuk mendeteksi keamanan suatu zat uji terhadap sistem biologis. Uji ini
juga berguna untuk memperoleh hubungan dosis-respon dari zat uji tersebut terhadap
sistem biologis yang diujikan.
1) Uji Toksisitas Akut
Uji ini dilakukan dengan melakukan satu kali pemberian zat uji pada masingmasing hewan percobaan. Bertujuan untuk mendeteksi toksisitas intrinsic suatu
zat, menentukan organ sasaran, kepekaan spesies, memperoleh informasi bahaya
setelah pemaparan suatu zat secara akut,memperoleh informasi awal yang dapat
digunakan untuk menetapkan tingkat dosis,merancang uji toksisitas selanjutnya
dan untuk memperoleh nilai LD50 suatu zat uji.
2) Uji Toksisitas Subkronik
Uji ini biasanya berlangsung dalam 60-90 hari. Tiap hewan uji diberikan satu
dosis secara berulang atau berkelanjutan melalui makanan atau air. Bertujuan
untuk memperoleh informasi adanya efek toksik yang tidak terdeteksi pada uji
toksisitas akut, informasi kemungkinan adanya efek toksik setelah pemaparan zat
uji secara berulang dalam jangka waktu tertentu dan informasi dosis yang tidak
menimbulkan efek toksik.
3) Uji Toksisitas Kronik
Biasanya dilakukan selama 2-5 tahun, tergantung jenis spesies yang
digunakan.Tiap hewan uji diberikan satu dosis secara berulang atau berkelanjutan
melalui makanan atau air. Bertujuan untuk mengetahui profil efek toksik yang
terjadisetelah pemberian zat uji secara berulang dalam jangka panjang. Selain itu,
uji ini juga menentukan tingkat dosis yang tidak menimbulkan efek toksik.
d. Uji Farmasetika
Memperoleh data farmasetikanya, tentang formulasi, standarisasi, stabilitas, bentuk
sediaan yang paling sesuai dan cara penggunaannya.
2. Uji Klinik
Uji Klinik Yaitu suatu pengujian khasiat obat baru pada manusia, dimana sebelumnya
diawali oleh pengujian pada binatang atau pra klinik (Katzung, 1989).
Pada dasarnya uji klinik memastikan efektivitas, keamanan dan gambaran efek samping
yang sering timbul pada manusia akibat pemberian suatu obat. Uji klinik ini terdiri dari
uji fase I sampai fase IV (Ganiswara, 1995).
a. Uji klinik fase I
Merupakan pengujian suatu obat baru untuk pertama kalinya pada manusia. bertujuan
untuk menentukan besarnya dosis maksimal yang dapat toleransi (maximally
tolerated dose = MTD), yakni dosis sebelum timbul efek toksik yang tidak dapat
diterima.
b. Uji klinik fase II
Pada fase ini dicobakan pada pasien sakit. Tujuannya adalah melihat apakah obat ini
memiliki efek terapi.
c. Uji klinik fase III
Uji klinik fase III dilakukan untuk memastikan bahwa suatu obat-baru benar-benar
berkhasiat (sama dengan penelitian pada akhit fase II) dan untuk mengetahui
kedudukannya dibandingkan dengan obat standard.
d. Uji klinik fase IV
Fase ini sering disebut post marketing drug surveillance karena merupakan
pengamatan terhadap obat yang telah dipasarkan. Fase ini bertujuan menentukan pola
penggunaan obat di masyarakat serta pola efektifitas dan keamanannya pada
penggunaan yang sebenarnya.
Download