Uploaded by muhammadusaidh

Bahan-Ajar-Kalkulus-Diferensial

advertisement
Bahan Ajar
Kalkulus Diferensial
Yosep Dwi Kristanto
https://orcid.org/0000-0003-1446-0422
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi
Creative Commons Atribusi 4.0
Internasional.
Model-Model Matematis:
Daftar Fungsi-Fungsi Esensial
Proses Pemodelan
Permasalahan
kehidupan nyata
Model
matematis
Kesimpulan
matematis
Prediksi
kehidupan nyata
Model Linear
Fungsi linear adalah fungsi yang dapat dinyatakan ke dalam bentuk
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = π‘šπ‘šπ‘šπ‘š + 𝑐𝑐
Grafik fungsi tersebut berupa garis dengan gradien π‘šπ‘š dan
memotong sumbu-y di 𝑐𝑐.
Latihan Soal
a. Ketika udara kering naik, udara tersebut akan mengembang dan
menjadi dingin. Jika suhu di permukaan tanah adalah 20℃ dan
suhu pada ketinggian 1 km adalah 10℃, nyatakan suhu 𝑇𝑇 (dalam
℃) sebagai fungsi terhadap ketinggian (dalam km), dengan
mengasumsikan bahwa model linear berlaku untuk masalah ini.
b. Gambarlah grafik fungsi pada bagian a. Apa yang
direpresentasikan gradiennya?
c. Berapakah suhu pada ketinggian 2,5 km?
Latihan Soal
Tabel berikut mendaftar tingkat karbondioksida dalam atmosfer,
yang diukur dalam ppm dari 1980 sampai 2012. Gunakan data
dalam tabel tersebut untuk menentukan model tingkat
karbondioksida.
Tahun
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
Tingkat
CO2
338,7
341,2
344,4
347,2
351,5
354,2
356,3
358,6
362,4
Tahun
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
Tingkat
CO2
366,5
369,4
373,2
377,5
381,9
385,6
389,9
393,8
Polinomial
Fungsi 𝑃𝑃 disebut polinomial jika
𝑃𝑃 π‘₯π‘₯ = π‘Žπ‘Žπ‘›π‘› π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛 + π‘Žπ‘Žπ‘›π‘›−1 π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛−1 + β‹― + π‘Žπ‘Ž2 π‘₯π‘₯ 2 + π‘Žπ‘Ž1 π‘₯π‘₯ + π‘Žπ‘Ž0
dimana 𝑛𝑛 adalah bilangan bulat tidak negatif dan π‘Žπ‘Ž0 , π‘Žπ‘Ž1 , π‘Žπ‘Ž2 , …, π‘Žπ‘Žπ‘›π‘›
adalah bilangan-bilangan real. Bilangan-bilangan π‘Žπ‘Ž1 , π‘Žπ‘Ž2 , …, π‘Žπ‘Žπ‘›π‘› yang
disebut koefisien dan π‘Žπ‘Ž0 disebut konstanta.
Latihan Soal
Sebuah bola dijatuhkan dari gedung dengan ketinggian 450 m, dan
tingginya dicatat setiap 1 detik dalam tabel di bawah. Temukan
model yang cocok untuk data tersebut untuk memprediksi kapan
bola tersebut sampai di permukaan tanah.
Waktu
(detik)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tinggi
(meter)
450
445
431
408
375
332
279
216
143
61
Fungsi Pangkat
Fungsi yang memiliki bentuk 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯ π‘Žπ‘Ž , dimana π‘Žπ‘Ž konstanta
disebut sebagai fungsi pangkat.
Beberapa kasus fungsi ini adalah sebagai berikut.
1. π‘Žπ‘Ž = 𝑛𝑛 dimana 𝑛𝑛 bilangan bulat positif.
2. π‘Žπ‘Ž = 1⁄𝑛𝑛 dimana 𝑛𝑛 bilangan bulat positif.
3. π‘Žπ‘Ž = −1.
Fungsi Rasional
Fungsi rasional 𝑓𝑓 merupakan rasio dari dua polinomial:
𝑃𝑃 π‘₯π‘₯
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ =
𝑄𝑄 π‘₯π‘₯
dimana 𝑃𝑃 dan 𝑄𝑄 adalah polinomial.
Domain fungsi ini memuat semua nilai π‘₯π‘₯ sedemikian sehingga
𝑄𝑄 π‘₯π‘₯ ≠ 0.
Fungsi Aljabar
Suatu fungsi 𝑓𝑓 disebut sebagai fungsi aljabar jika fungsi tersebut
dapat dibentuk dengan operasi-operasi aljabar yang dimulai dari
polinomial.
Contoh:
π‘₯π‘₯ 2 − 1
π‘₯π‘₯ 2 − 6
+ π‘₯π‘₯ − 1
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ =
π‘₯π‘₯ + π‘₯π‘₯
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ =
3
π‘₯π‘₯ + 1
Fungsi Trigonometri
Fungsi-fungsi sinus dan cosinus memiliki domain −∞, ∞ dan
range selang tutup −1, 1 .
−1 ≤ cos π‘₯π‘₯ ≤ 1
−1 ≤ sin π‘₯π‘₯ ≤ 1
Fungsi-fungsi sinus dan cosinus merupakan fungsi-fungsi periodik
dengan periode 2πœ‹πœ‹.
sin π‘₯π‘₯ + 2πœ‹πœ‹ = sin π‘₯π‘₯
cos π‘₯π‘₯ + 2πœ‹πœ‹ = cos π‘₯π‘₯
Latihan Soal
Tentukan domain fungsi berikut.
1
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ =
1 − 2 cos π‘₯π‘₯
Fungsi Eksponensial
Fungsi eksponensial adalah fungsi yang memiliki bentuk 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝑏𝑏 π‘₯π‘₯ ,
dimana basis 𝑏𝑏 merupakan konstanta positif.
Fungsi Logaritma
Fungsi logaritma 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = log 𝑏𝑏 π‘₯π‘₯, dimana basis 𝑏𝑏 merupakan
konstanta positif, adalah fungsi invers dari fungsi eksponensial.
Latihan Soal
Klasifikasikan fungsi-fungsi berikut sesuai dengan jenis-jenis fungsi
yang telah dibahas sebelumnya.
(a) 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 10π‘₯π‘₯
(b) 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯ 10
(c) β„Ž π‘₯π‘₯ =
1+π‘₯π‘₯
1+ π‘₯π‘₯
4
(c) 𝑒𝑒 𝑑𝑑 = 5𝑑𝑑 − 3𝑑𝑑 2 + 9
Latihan Soal (Lagi)
Biaya berkendara sebuah mobil setiap bulannya bergantung pada jarak
tempuh. Pada bulan Mei, Maria mengeluarkan biaya Rp380.000,00 untuk
berkendara sejauh 480 km dan pada bulan Juni dia mengeluarkan biaya Rp
460.000,00 untuk berkendara sejauh 800 km.
a. Nyatakan biaya berkendara bulanan 𝐡𝐡 sebagai fungsi terhadap jarak 𝑠𝑠,
dengan asumsi bahwa relasinya linear.
b. Gunakan bagian a untuk memprediksi biaya berkendara sejauh 1.500 km
per bulan.
c. Gambarlah grafik fungsi linear tersebut. Apa yang direpresentasikan
gradiennya?
d. Apa yang direpresentasikan perpotongan grafik terhadap sumbu vertikal?
e. Mengapa fungsi linear cocok sebagai model pada permasalahan ini?
Fungsi Baru dari Fungsi Lama
Transformasi Fungsi
Pergeseran vertikal dan horizontal Misalkan 𝑐𝑐 > 0. Untuk
memperoleh grafik
𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ + 𝑐𝑐, geser grafik 𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ sejauh 𝑐𝑐 satuan ke atas
𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ − 𝑐𝑐, geser grafik 𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ sejauh 𝑐𝑐 satuan ke bawah
𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ − 𝑐𝑐 , geser grafik 𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ sejauh 𝑐𝑐 satuan ke kanan
𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ + 𝑐𝑐 , geser grafik 𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ sejauh 𝑐𝑐 satuan ke kiri
Pergeseran
y
𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ + 𝑐𝑐
𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ + 𝑐𝑐
0
𝑐𝑐
𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ − 𝑐𝑐
𝑐𝑐
𝑐𝑐
𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ − 𝑐𝑐
𝑐𝑐
x
Pergeseran
grafik 𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
Transformasi Fungsi
Dilatasi dan pencerminan vertikal dan horizontal Misalkan 𝑐𝑐 > 1. Untuk
mendapat grafik
𝑦𝑦 = 𝑐𝑐𝑐𝑐 π‘₯π‘₯ , rentangkan grafik 𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ secara vertikal dengan faktor 𝑐𝑐.
𝑦𝑦 = 1⁄𝑐𝑐 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ , susutkan grafik 𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ secara vertikal dengan faktor 𝑐𝑐.
𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 𝑐𝑐𝑐𝑐 , susutkan grafik 𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ secara horizontal dengan faktor 𝑐𝑐.
𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯⁄𝑐𝑐 , rentangkan grafik 𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ secara horizontal dengan faktor 𝑐𝑐.
𝑦𝑦 = −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ , cerminkan grafik 𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ terhadap sumbu-x.
𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 −π‘₯π‘₯ , cerminkan grafik 𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ terhadap sumbu-y.
Dilatasi dan Pencerminan
y
𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 −π‘₯π‘₯
0
𝑦𝑦 = 𝑐𝑐𝑐𝑐 π‘₯π‘₯
𝑐𝑐 > 1
𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
1
𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑐𝑐
𝑦𝑦 = −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
x
Dilatasi dan
pencerminan
grafik 𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
Latihan Soal
Diberikan grafik fungsi 𝑦𝑦 = π‘₯π‘₯
di samping. Gunakan
transformasi untuk
menggambar grafik 𝑦𝑦 = π‘₯π‘₯ − 2,
𝑦𝑦 = π‘₯π‘₯ − 2, 𝑦𝑦 = − π‘₯π‘₯, 𝑦𝑦 = 2 π‘₯π‘₯
dan 𝑦𝑦 = −π‘₯π‘₯.
y
𝑦𝑦 = π‘₯π‘₯
1
1
x
Latihan Soal
Skestasalah grafik fungsi-fungsi berikut.
a. 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯ 2 − 8π‘₯π‘₯ + 13.
b. 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = sin 2π‘₯π‘₯
c. β„Ž π‘₯π‘₯ = 1 − sin π‘₯π‘₯
Kombinasi Fungsi-Fungsi
Dua fungsi 𝑓𝑓 dan 𝑔𝑔 dapat dikombinasikan untuk membentuk fungsi
baru 𝑓𝑓 + 𝑔𝑔, 𝑓𝑓 − 𝑔𝑔, 𝑓𝑓𝑓𝑓, dan 𝑓𝑓⁄𝑔𝑔 dengan cara yang serupa ketika
menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, dan membagi bilanganbilangan real.
𝑓𝑓 + 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ + 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
Domain: 𝐷𝐷𝑓𝑓 ∩ 𝐷𝐷𝑔𝑔
𝑓𝑓 − 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ − 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
𝑓𝑓𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
𝑓𝑓⁄𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ =
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
Domain: 𝐷𝐷𝑓𝑓 ∩ 𝐷𝐷𝑔𝑔
Domain: 𝐷𝐷𝑓𝑓 ∩ 𝐷𝐷𝑔𝑔
Domain: π‘₯π‘₯ ∈ 𝐷𝐷𝑓𝑓 ∩ 𝐷𝐷𝑔𝑔 | 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ ≠ 0
Komposisi Fungsi
Definisi Diberikan dua fungsi 𝑓𝑓 dan 𝑔𝑔, fungsi komposit 𝑓𝑓 ∘ 𝑔𝑔 (juga
disebut dengan komposisi 𝑓𝑓 dan 𝑔𝑔) didefinisikan sebagai berikut.
𝑓𝑓 ∘ 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = 𝑓𝑓 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
Latihan Soal
Jika 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯ dan 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = 2 − π‘₯π‘₯, tentukan masing-masing fungsi
berikut beserta domainnya.
a. 𝑓𝑓 ∘ 𝑔𝑔
b. 𝑔𝑔 ∘ 𝑓𝑓
c. 𝑓𝑓 ∘ 𝑓𝑓
d. 𝑔𝑔 ∘ 𝑔𝑔
Latihan Soal
Diberikan 𝐹𝐹 π‘₯π‘₯ = sin2 π‘₯π‘₯ − 4 , tentukan fungsi 𝑓𝑓, 𝑔𝑔, dan β„Ž
sedemikian sehingga 𝐹𝐹 = 𝑓𝑓 ∘ 𝑔𝑔 ∘ β„Ž.
Permasalahan Garis
Singgung dan Kecepatan
Permasalahan Garis Singgung
Apa yang dimaksud
garis singgung?
Garis Singgung?
𝑑𝑑
(a)
𝐢𝐢
𝑑𝑑
(b)
𝑠𝑠
Contoh 1
𝑦𝑦
𝑦𝑦 = π‘₯π‘₯ 2
0
𝑄𝑄 π‘₯π‘₯, π‘₯π‘₯ 2
𝑃𝑃 1, 1
π‘₯π‘₯
Tentukan persamaan garis
singgung parabola 𝑦𝑦 = π‘₯π‘₯ 2 pada
titik 𝑃𝑃 1, 1 .
Garis Potong
𝑦𝑦
𝑦𝑦 = π‘₯π‘₯ 2
𝑃𝑃 1, 1
0
𝑑𝑑
𝑄𝑄 π‘₯π‘₯, π‘₯π‘₯ 2
𝑅𝑅
π‘₯π‘₯
Gradien garis potong 𝑃𝑃𝑃𝑃
adalah
π‘₯π‘₯ 2 − 1
π‘šπ‘šπ‘ƒπ‘ƒπ‘ƒπ‘ƒ =
π‘₯π‘₯ − 1
Misalkan, untuk π‘₯π‘₯ = 1,5:
1,5 2 − 1
= 2,5
π‘šπ‘šπ‘ƒπ‘ƒπ‘ƒπ‘ƒ =
1,5 − 1
Pendekatan Gradien
𝒙𝒙
2
1,5
1,1
1,01
1,001
π’Žπ’Žπ‘·π‘·π‘·π‘·
3
2,5
2,1
2,01
2,001
𝒙𝒙
0
0,5
0,9
0,99
0,999
π’Žπ’Žπ‘·π‘·π‘·π‘·
1
1,5
1,9
1,99
1,999
Berdasarkan tabel di
samping, maka gradien garis
singgung parabola adalah
π‘šπ‘š = lim π‘šπ‘šπ‘ƒπ‘ƒπ‘ƒπ‘ƒ
dan
𝑄𝑄→𝑃𝑃
π‘₯π‘₯ 2 − 1
=2
π‘šπ‘š = lim
π‘₯π‘₯→1 π‘₯π‘₯ − 1
Persamaan Garis Singgung
Berdasarkan investigasi sebelumnya
diperoleh gradien garis singgung
π‘šπ‘š = 2 dan melalui titik 𝑃𝑃 1, 1 .
Maka, persamaan garis singgung
tersebut adalah
𝑦𝑦 − 𝑦𝑦1 = π‘šπ‘š π‘₯π‘₯ − π‘₯π‘₯1
𝑦𝑦 − 1 = 2 π‘₯π‘₯ − 1
𝑦𝑦 − 1 = 2π‘₯π‘₯ − 2
𝑦𝑦 = 2π‘₯π‘₯ − 1
𝑦𝑦
𝑦𝑦 = π‘₯π‘₯ 2
−1
1
0
−1
𝑦𝑦 = 2π‘₯π‘₯ − 1
𝑃𝑃 1, 1
1
π‘₯π‘₯
Ilustrasi Proses Limit
Permasalahan Kecepatan
Bagaimana mendefinisikan
kecepatan sesaat?
Contoh 2
Misalkan sebuah bola dijatuhkan dari
puncak Gama Tower di Jakarta, 290 meter
di atas permukaan tanah. Tentukan
kecepatan bola tepat setelah 5 detik
dijatuhkan.
Kecepatan
Jarak 𝑠𝑠 yang telah ditempuh bola setelah jatuh 𝑑𝑑 detik dapat
dirumuskan
𝑠𝑠 𝑑𝑑 = 4,9𝑑𝑑 2
Rumus kecepatan rata-rata adalah
perubahan posisi
kecepatan rata−rata =
waktu
Berapakah kecepatan bola tepat ketika 𝑑𝑑 = 5 detik?
Pendekatan Kecepatan Sesaat
Kecepatan rata-rata ketika 𝑑𝑑 = 5 detik sampai 𝑑𝑑 = 5,1:
perubahan posisi
kecepatan rata-rata =
waktu
𝑠𝑠 5,1 − 𝑠𝑠 5
=
5,1 − 5
4,9 5,1 2 − 4,9 5
=
5,1 − 5
2
= 49,49 m/s
Kecepatan rata-rata pada selang 5 ≤ 𝑑𝑑 ≤ 5,1 adalah 49,49 m/s.
Kecepatan Sesaat
Selang Waktu
5 ≤ 𝑑𝑑 ≤ 5,1
5 ≤ 𝑑𝑑 ≤ 5,05
5 ≤ 𝑑𝑑 ≤ 5,01
5 ≤ 𝑑𝑑 ≤ 5,005
5 ≤ 𝑑𝑑 ≤ 5,001
Kecepatan ratarata (m/s)
49,49
Berdasarkan tabel di samping
kecepatan rata-ratanya akan
mendekati —? —.
Kecepatan sesaat ketika 𝑑𝑑 = 5
didefinisikan sebagai nilai limit
kecepatan rata-rata tersebut
selama periode waktu yang
terus menerus semakin singkat,
yang dimulai dari 𝑑𝑑 = 5.
Hubungan Garis Singgung & Kecepatan Sesaat
𝑠𝑠
𝑠𝑠 = 4,9𝑑𝑑 2
𝑄𝑄
𝑠𝑠
Gradien garis
potong
= kecepatan
rata-rata
𝑃𝑃
0
π‘Žπ‘Ž
𝑠𝑠 = 4,9𝑑𝑑 2
𝑃𝑃
π‘Žπ‘Ž + β„Ž
𝑑𝑑
0
Gradien garis
singgung
= kecepatan
sesaat
𝑑𝑑
Latihan Soal
Titik 𝑃𝑃 3, −1 terletak pada kurva 𝑦𝑦 = 1⁄ 2 − π‘₯π‘₯ .
(a) Jika 𝑄𝑄 adalah titik π‘₯π‘₯, 1⁄ 2 − π‘₯π‘₯ , gunakan kalkulator untuk
menentukan gradien garis potong 𝑃𝑃𝑃𝑃 (sampai 6 angka di belakang
koma) untuk nilai-nilai π‘₯π‘₯ berikut:
(ii) 2,9
(iii) 2,99
(iv) 2,999
(i) 2,5
(v) 3,5
(vi) 3,1
(vii) 3,01
(viii) 3,001
(b) Dengan menggunakan hasil di bagian (a), perkirakan gradien garis
singgung kurva pada titik 𝑃𝑃 3, −1 .
(c) Dengan menggunakan gradien di bagian (b), tentukan persamaan
garis singgung pada titik 𝑃𝑃 3, −1 .
Limit Suatu Fungsi
Pertanyaan Awal
Bagaimana perilaku fungsi
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯ 2 − 2π‘₯π‘₯ + 3 untuk
nilai-nilai π‘₯π‘₯ yang dekat
dengan 3?
Tabel Nilai Fungsi
𝒙𝒙
2
2,5
2,8
2,9
2,95
2,99
2,995
2,999
𝒇𝒇 𝒙𝒙
3
4,25
5,24
5,61
5,8025
5,9601
5,98003
5,996
𝒙𝒙
4
3,5
3,2
3,1
3,05
3,01
3,005
3,001
𝒇𝒇 𝒙𝒙
11
8,25
6,84
6,41
6,2025
6,0401
6,02003
6,004
Grafik Fungsi
𝑦𝑦
f(x)
mendekati
6.
Tampak bahwa kita dapat
membuat nilai f(x) mendekati 6
dengan memilih nilai x yang dekat
dengan 3.
𝑦𝑦 = π‘₯π‘₯ 2 − 2π‘₯π‘₯ + 3
6
lim π‘₯π‘₯ 2 − 2π‘₯π‘₯ + 3 = 6
π‘₯π‘₯→3
3
0
x mendekati 3.
π‘₯π‘₯
Definisi Intuitif Limit
Misalkan f(x) terdefinisi ketika x dekat dengan a. Maka kita
menuliskan
lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝐿𝐿
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
dan mengatakan “limit f(x), untuk x mendekati a, sama dengan L”
jika kita dapat membuat nilai f(x) dekat ke L (sedekat yang kita suka)
dengan memilih nilai x yang dekat ke a (pada kedua sisinya) tetapi
tidak sama dengan a.
Ilustrasi Limit Fungsi
… tetapi π‘₯π‘₯ ≠ π‘Žπ‘Ž
y
y
y
L
L
L
0
a
x
0
a
x
0
a
x
Contoh 1
Tebaklah nilai limit
π‘₯π‘₯ − 2
lim 2
π‘₯π‘₯→2 π‘₯π‘₯ − 4
Pembahasan Tabel di samping
memberikan nilai-nilai 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
untuk π‘₯π‘₯ mendekati 2 (tetapi
tidak sama dengan 2).
𝒙𝒙 < 𝟐𝟐
𝒇𝒇 𝒙𝒙
𝒙𝒙 > 𝟐𝟐
𝒇𝒇 𝒙𝒙
1,5
0,285714
2,5
0,222222
1,9
0,25641
2,1
0,243902
1,99
0,250672
2,01
0,249377
1,999
0,250063
2,001
0,249938
1,9999 0,250006
2,0001 0,249994
Contoh 1
Berdasarkan tabel sebelumnya
dan grafik di samping diperoleh
π‘₯π‘₯ − 2
= 0,25
lim 2
π‘₯π‘₯→2 π‘₯π‘₯ − 4
y
0,25
𝑦𝑦 =
π‘₯π‘₯ − 2
π‘₯π‘₯ 2 − 4
2
x
Masalah…
Bagaimana jika,
π‘₯π‘₯ − 2
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = οΏ½π‘₯π‘₯ 2 − 4 ,
1,
Berapakah nilai
lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = —?—
π‘₯π‘₯→2
y
π‘₯π‘₯ ≠ 2
π‘₯π‘₯ = 2
0,25
𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
2
x
Latihan Soal
Perkirakan nilai limit berikut.
𝑑𝑑 2 + 25 − 5
lim
𝑑𝑑→0
𝑑𝑑 2
Kesalahan Kalkulator
Pada latihan soal sebelumnya
bagaimana jika kita memilih
nilai-nilai x yang sangat dekat
dengan 0?
𝒕𝒕
±0,000001
±0,0000001
±0,00000001
π’•π’•πŸπŸ + 𝟐𝟐𝟐𝟐 − πŸ“πŸ“
π’•π’•πŸπŸ
0.099476
0.0888178
0,0000000
−5 ≤ 𝑑𝑑 ≤ 5
−10−6 ≤ 𝑑𝑑 ≤ 10−6
Latihan Soal
Selidikilah nilai limit berikut.
πœ‹πœ‹
lim sin
π‘₯π‘₯→0
2π‘₯π‘₯
Nilai Limit Tidak Ada
y
πœ‹πœ‹
𝑦𝑦 = sin
2π‘₯π‘₯
1
–2
2
–1
Terlalu banyak fluktuasi
x
Nilai Limit Tidak Ada
y
f(x) = 1
1
–3
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ =
–2
− π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯
–1
1
2
f(x) = –1
–1
Perilaku kanan & kiri tidak sama
3
x
Limit Sepihak
DEFINISI LIMIT KIRI Kita menulis
lim− 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝐿𝐿
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
dan mengatakan limit kiri f(x) untuk x mendekati a [atau limit f(x)
untuk x mendekati a dari kiri] sama dengan L jika kita dapat
membuat nilai f(x) dekat ke L (sedekat yang kita suka) dengan
memilih x yang dekat ke a dengan x kurang dari a.
Limit Sepihak
DEFINISI LIMIT KANAN Kita menulis
lim+ 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝐿𝐿
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
dan mengatakan limit kanan f(x) untuk x mendekati a [atau limit
f(x) untuk x mendekati a dari kanan] sama dengan L jika kita dapat
membuat nilai f(x) dekat ke L (sedekat yang kita suka) dengan
memilih x yang dekat ke a dengan x lebih dari a.
Ilustrasi Limit Sepihak
y
y
f(x)
x
0
lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝐿𝐿
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž −
L
L
a
x
0
f(x)
a
x
lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝐿𝐿
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž +
x
Limit dan Limit Sepihak
lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝐿𝐿
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
jika dan hanya jika
lim− 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝐿𝐿 dan lim+ 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝐿𝐿.
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
Latihan Soal
Gunakan grafik di samping untuk
menentukan nilai-nilai limit (jika
ada) berikut.
(b) lim+ 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
(a) lim− 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→2
(c) lim− 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→5
(e) lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→2
π‘₯π‘₯→2
(d) lim+ 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→5
(f) lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→5
y
y = g(x)
4
3
2
1
1
2
3
4
5
x
Definisi Formal (ε-δ) Limit
Permasalahan Awal
1 2
π‘₯π‘₯
2
Gunakan grafik
untuk menentukan
seberapa dekat π‘₯π‘₯ ke 2 untuk menjamin
bahwa 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ berjarak kurang dari 0,5
dari 2. Mengapa?
y
3
𝑦𝑦 =
1 2
π‘₯π‘₯
2
2
1
0
1
2
3
x
Pembahasan
y
3
2,5
2
2
1
1,5
0
1
2
3
x
2 1,5
1,5
2 2,5
2
2,5
Pembahasan
Nilai 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ akan berjarak kurang dari 0,5 dari 2, atau dapat dituliskan
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ − 2 < 0,5
Jika nilai-nilai π‘₯π‘₯ berada di antara 2 1,5 ≈ 1,732 dan 2 2,5 ≈
2,236, yaitu 1,732 < π‘₯π‘₯ < 2,236. Dari dua ujung interval tersebut,
2,336 lebih dekat ke 2, yaitu 2 – 2,236 = 0,236.
Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa:
Jika 1,764 < π‘₯π‘₯ < 2,236 maka 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ − 2 < 0,5
Definisi Formal Limit
Misalkan f adalah fungsi yang terdefinisi pada beberapa selang buka
yang memuat bilangan a, kecuali mungkin di a itu sendiri. Maka kita
mengatakan limit f(x) untuk x mendekati a adalah L, dan dituliskan
lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝐿𝐿
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
Jika untuk setiap bilangan ε > 0 ada bilangan δ > 0 sedemikian
sehingga
jika 0 < π‘₯π‘₯ − π‘Žπ‘Ž < 𝛿𝛿 maka 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ − 𝐿𝐿 < πœ€πœ€
(Definisi ini sering disebut dengan definisi ε-δ limit.)
Cerita Nanang & Christin
Nanang memiliki dugaan bahwa:
lim 2π‘₯π‘₯ + 3 = 5
π‘₯π‘₯→1
Bagaimana Nanang membuktikan
kepada Christin bahwa dugaannya
benar?
Contoh Soal
Dengan menggunakan definisi ε-δ limit, buktikan bahwa limit (4x –
5) untuk x mendekati 2 sama dengan 3, yaitu
lim 4π‘₯π‘₯ − 5 = 3
π‘₯π‘₯→2
Pembahasan
Analisis Pendahuluan Misalkan diberikan bilangan positif ε. Kita ingin mencari
bilangan positif δ sedemikian sehingga
jika 0 < π‘₯π‘₯ − 2 < 𝛿𝛿 maka 4π‘₯π‘₯ − 5 − 3 < πœ€πœ€.
Padahal, dengan menggunakan aljabar kita peroleh
4π‘₯π‘₯ − 5 − 3 < πœ€πœ€
⇔
4π‘₯π‘₯ − 8 < πœ€πœ€
⇔
4 π‘₯π‘₯ − 2 < πœ€πœ€
⇔
4 π‘₯π‘₯ − 2 < πœ€πœ€
Sifat Nilai Mutlak: π‘Žπ‘Žπ‘Žπ‘Ž
⇔
π‘₯π‘₯ − 2 <
Sehingga kita pilih 𝛿𝛿 = πœ€πœ€ ⁄4.
πœ€πœ€
4
= π‘Žπ‘Ž 𝑏𝑏
Pembahasan
Bukti Formal Diberikan ε > 0 pilih δ = ε/4. Jika 0 < |x – 2| < δ, maka
4π‘₯π‘₯ − 5 − 3 = 4π‘₯π‘₯ − 8
= 4 π‘₯π‘₯ − 2
= 4 π‘₯π‘₯ − 2
πœ€πœ€
4
< 4 οΏ½ = πœ€πœ€
Dengan menggunakan sifat transitif = dan <, diperoleh
4π‘₯π‘₯ − 5 − 3 < πœ€πœ€
ο‚’
Tugas
Kelompok
Definisi Limit Sepihak
Definisi Limit Kiri
lim− 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝐿𝐿
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
Jika untuk setiap bilangan πœ€πœ€ > 0 ada bilangan 𝛿𝛿 > 0 sedemikian sehingga
jika 0 < π‘Žπ‘Ž − π‘₯π‘₯ < 𝛿𝛿
maka
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ − 𝐿𝐿 < πœ€πœ€.
Definisi Limit Kanan
lim+ 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝐿𝐿
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
Jika untuk setiap bilangan πœ€πœ€ > 0 ada bilangan 𝛿𝛿 > 0 sedemikian sehingga
jika 0 < π‘₯π‘₯ − π‘Žπ‘Ž < 𝛿𝛿
maka
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ − 𝐿𝐿 < πœ€πœ€.
Contoh
Gunakan definisi limit sepihak untuk membuktikan bahwa
lim+ π‘₯π‘₯ = 0
π‘₯π‘₯→0
PEMBAHASAN
Analisis Pendahuluan Misalkan ε adalah bilangan positif yang
diberikan. Kita akan mencari bilangan positif δ sedemikian sehingga
maka
π‘₯π‘₯ − 0 < πœ€πœ€
jika 0 < π‘₯π‘₯ − 0 < 𝛿𝛿
yaitu, jika 0 < π‘₯π‘₯ < 𝛿𝛿
maka
π‘₯π‘₯ < πœ€πœ€
Pembahasan
Perhatikan bahwa,
π‘₯π‘₯ < πœ€πœ€
π‘₯π‘₯ < πœ€πœ€ 2
Sehingga, kita pilih 𝛿𝛿 = πœ€πœ€ 2 .
Bukti formal Diberikan πœ€πœ€ > 0 ada 𝛿𝛿 = πœ€πœ€ 2 , sedemikian sehingga jika 0 <
π‘₯π‘₯ − 0 < 𝛿𝛿, maka
π‘₯π‘₯ − 0 = π‘₯π‘₯ < 𝛿𝛿 = πœ€πœ€ 2 = πœ€πœ€
Berdasarkan definisi limit sepihak, terbukti bahwa lim+ π‘₯π‘₯ = 0.
π‘₯π‘₯→0
ο‚’
Teorema-Teorema Limit
Beberapa Limit Dasar
Teorema A Misalkan 𝑛𝑛 bilangan bulat positif, π‘˜π‘˜ adalah konstanta.
Maka
2. lim π‘₯π‘₯ = π‘Žπ‘Ž;
3. lim π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛 = π‘Žπ‘Žπ‘›π‘› .
1. lim π‘˜π‘˜ = π‘˜π‘˜;
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
Teorema Limit Utama
lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ οΏ½ 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ οΏ½ lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ ;
Teorema B Misalkan 𝑛𝑛 bilangan bulat 4. π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
positif, π‘˜π‘˜ adalah konstanta, dan 𝑓𝑓 dan
lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
lim
=
jika lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ ≠ 0;
𝑔𝑔 adalah fungsi-fungsi yang memiliki 5. π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
limit di π‘Žπ‘Ž. Maka
𝑛𝑛
𝑛𝑛
6. lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ ;
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
1. lim π‘˜π‘˜π‘˜π‘˜ π‘₯π‘₯ = π‘˜π‘˜ lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ ;
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
𝑛𝑛
𝑛𝑛
7.
lim
𝑓𝑓
π‘₯π‘₯
=
lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ , asalkan
2. lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ + 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ + lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ ;
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
3. lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ − 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ − lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ ;
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ ≥ 0 jika 𝑛𝑛 genap.
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
Contoh 1
Tentukan limit berikut dan berikan alasan pada setiap langkahnya.
lim 3π‘₯π‘₯ 2 − 2π‘₯π‘₯ + 5
π‘₯π‘₯→1
PEMBAHASAN Kita gunakan teorema-teorema limit sebelumnya.
lim 3π‘₯π‘₯ 2 − 2π‘₯π‘₯ + 5 = lim 3π‘₯π‘₯ 2 − lim 2π‘₯π‘₯ + lim 5
Teorema B2 dan B3
π‘₯π‘₯→1
π‘₯π‘₯→1
π‘₯π‘₯→1
π‘₯π‘₯→1
= 3 lim π‘₯π‘₯ 2 − 2 lim π‘₯π‘₯ + lim 5
π‘₯π‘₯→1
3 12
=
=6
π‘₯π‘₯→1
−2 1 +5
π‘₯π‘₯→1
Teorema B1
Teorema A3, A2, dan A1
Latihan 1
Tentukan limit berikut dan berikan alasan setiap langkahnya.
3π‘₯π‘₯ 5 − 7π‘₯π‘₯ 4 + 5π‘₯π‘₯ − 3
lim
π‘₯π‘₯→2
π‘₯π‘₯ 3 − 2π‘₯π‘₯ 2 + 1
Teorema Substitusi
Teorema C Jika 𝑓𝑓 adalah fungsi polinomial atau fungsi rasional dan
π‘Žπ‘Ž berada di domain 𝑓𝑓, maka
lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
Latihan 2
Tentukan limit berikut.
π‘₯π‘₯ 2 − 25
lim
π‘₯π‘₯→5 π‘₯π‘₯ + 5
Fungsi yang Berbeda di Satu Titik
Teorema D Jika 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ ketika π‘₯π‘₯ ≠ π‘Žπ‘Ž, maka lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ =
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ dengan syarat limit-limitnya ada.
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
Contoh 2
Tentukan lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ dimana
π‘₯π‘₯→5
π‘₯π‘₯ + 5
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = οΏ½
πœ‹πœ‹
jika π‘₯π‘₯ ≠ 5
jika π‘₯π‘₯ = 5
PEMBAHASAN Di sini fungsi 𝑔𝑔 terdefinisi di π‘₯π‘₯ = 5 dan 𝑔𝑔 5 = πœ‹πœ‹.
Tetapi nilai limit 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ ketika π‘₯π‘₯ mendekati 5 tidak tergantung pada
nilai fungsi di 5. Karena 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯ + 5 untuk π‘₯π‘₯ ≠ 5, maka
lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = lim π‘₯π‘₯ + 5 = 5 + 5 = 10
π‘₯π‘₯→5
π‘₯π‘₯→5
Pembahasan
𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑦𝑦
10
10
5
5
0
2
4
6
𝑦𝑦 = 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
𝑦𝑦
8
π‘₯π‘₯
0
2
Grafik fungsi f (Latihan 2) dan fungsi g (Contoh 2)
4
6
8
π‘₯π‘₯
Latihan 3
Tentukan nilai limit-limit berikut.
(a)
2+β„Ž 2 −4
lim
β„Ž
β„Ž→0
(b)
𝑑𝑑 2 +9−3
lim
𝑑𝑑
𝑑𝑑→0
Teorema Apit
Teorema E Misalkan 𝑓𝑓, 𝑔𝑔, dan β„Ž
adalah fungsi-fungsi yang
memenuhi 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ ≤ 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ ≤ β„Ž π‘₯π‘₯
untuk semua π‘₯π‘₯ yang dekat dengan
π‘Žπ‘Ž, kecuali mungkin di π‘Žπ‘Ž dan
maka
lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = lim β„Ž π‘₯π‘₯ = 𝐿𝐿
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = 𝐿𝐿
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
y
h
g
L
f
0
a
x
Latihan 4
Tunjukkan bahwa
1
2
=0
lim π‘₯π‘₯ sin
π‘₯π‘₯→0
π‘₯π‘₯
Ilustrasi
y
0
x
Limit-Limit Trigonometri
Limit Fungsi-Fungsi Trigonometri
Teorema A Untuk setiap bilangan real a dalam domain fungsi,
2. lim cos π‘₯π‘₯ = cos π‘Žπ‘Ž
1. lim sin π‘₯π‘₯ = sin π‘Žπ‘Ž
3.
5.
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
lim tan π‘₯π‘₯ = tan π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
lim sec π‘₯π‘₯ = sec π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
4.
6.
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
lim cot π‘₯π‘₯ = cot π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
lim csc π‘₯π‘₯ = csc π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
Pembuktian Teorema A
Bukti Teorema A1 Pertama kita akan buktikan
untuk x = 0. Misalkan x > 0 dan misalkan titiktitik A, B, dan P didefinisikan seperti pada
gambar di samping. Maka,
οΏ½
0 < 𝐡𝐡𝐡𝐡 < 𝐴𝐴𝐴𝐴 < 𝐴𝐴𝐴𝐴
οΏ½ = π‘₯π‘₯, maka
Karena 𝐡𝐡𝐡𝐡 = sin π‘₯π‘₯ dan 𝐴𝐴𝐴𝐴
0 < sin π‘₯π‘₯ < π‘₯π‘₯
Jika π‘₯π‘₯ < 0 maka π‘₯π‘₯ < sin π‘₯π‘₯ < 0. Dengan
menggunakan Teorema Apit, kita peroleh
lim sin π‘₯π‘₯ = 0.
π‘₯π‘₯→0
0, 1
𝑂𝑂
𝑃𝑃 cos π‘₯π‘₯ , sin π‘₯π‘₯
𝐡𝐡
π‘₯π‘₯
𝐴𝐴 1, 0
Pembuktian Teorema A
Untuk melengkapi bukti, kita perlu membuktikan lim cos π‘₯π‘₯ = 1. Hal
π‘₯π‘₯→0
ini dapat dilakukan dengan menggunakan identitas trigonometri dan
limit akar.
lim cos π‘₯π‘₯ = lim 1 − sin2 π‘₯π‘₯ =
π‘₯π‘₯→0
π‘₯π‘₯→0
1 − lim sin π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→0
2
= 1 − 02 = 1
Pembuktian Teorema A
Sekarang, untuk menunjukkan bahwa lim sin π‘₯π‘₯ = sin π‘Žπ‘Ž, pertama
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
kita misalkan β„Ž = π‘₯π‘₯ − π‘Žπ‘Ž sehingga β„Ž → 0 jika π‘₯π‘₯ → π‘Žπ‘Ž. Maka,
lim sin π‘₯π‘₯ = lim sin π‘Žπ‘Ž + β„Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
β„Ž→0
= lim sin π‘Žπ‘Ž cos β„Ž + cos π‘Žπ‘Ž sin β„Ž
β„Ž→0
= sin π‘Žπ‘Ž lim cos β„Ž + cos π‘Žπ‘Ž lim sin β„Ž
β„Ž→0
= sin π‘Žπ‘Ž 1 + cos π‘Žπ‘Ž 0
= sin π‘Žπ‘Ž
β„Ž→0
ο‚’
Contoh 1
Tentukan lim
π‘₯π‘₯→0
π‘₯π‘₯ 2 −1 sin π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯+1
.
PEMBAHASAN Pertama kita gunakan teorema limit perkalian,
kemudian kita gunakan Teorema A1.
lim
π‘₯π‘₯→0
π‘₯π‘₯ 2 −1 sin π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯+1
=
π‘₯π‘₯ 2 −1
lim
π‘₯π‘₯→0 π‘₯π‘₯+1
lim sin π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→0
= −1 0 = 0.
Limit perkalian
Substitusi dan A1
ο‚’
Latihan 1
Tentukan nilai limit berikut.
cos2 𝑑𝑑
lim
𝑑𝑑→0 1 + sin 𝑑𝑑
Limit-Limit Trigonometri Khusus
Teorema B
1.
sin π‘₯π‘₯
lim
π‘₯π‘₯→0 π‘₯π‘₯
=1
2.
1−cos π‘₯π‘₯
lim
π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→0
=0
Pembuktian Teorema B
Bukti Teorema B1 Pada pembuktian
sebelumnya, kita telah menunjukkan
lim cos π‘₯π‘₯ = 1
π‘₯π‘₯→0
dan
lim sin π‘₯π‘₯ = 0
π‘₯π‘₯→0
Untuk − πœ‹πœ‹⁄2 ≤ π‘₯π‘₯ ≤ πœ‹πœ‹⁄2, π‘₯π‘₯ ≠ 0, kita
gambar ruas garis vertikal BP dan busur
BC, seperti pada gambar di samping.
Dari gambar kita dapat melihat bahwa
𝐿𝐿juring 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 ≤ πΏπΏβˆ†π‘‚π‘‚π‘‚π‘‚π‘‚π‘‚ ≤ 𝐿𝐿juring 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂
0, 1
𝑂𝑂
𝐢𝐢
𝑃𝑃 cos π‘₯π‘₯ , sin π‘₯π‘₯
𝐡𝐡
π‘₯π‘₯
𝐴𝐴 1, 0
Pembuktian Teorema B
Luas segitiga adalah setengah alas dikali tinggi, sedangkan luas
1 2
juring dengan sudut pusat x dan berjari-jari r adalah π‘Ÿπ‘Ÿ π‘₯π‘₯ .
2
Sehingga,
1
2
cos π‘₯π‘₯
2
π‘₯π‘₯ ≤
1
cos π‘₯π‘₯
2
sin 𝑑𝑑 ≤
1 2
1
2
π‘₯π‘₯
Dengan mengalikan semua ruas dengan 2⁄ π‘₯π‘₯ cos π‘₯π‘₯ , kita peroleh
cos π‘₯π‘₯ ≤
sin π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯
≤
1
cos π‘₯π‘₯
Pembuktian Teorema B
Karena bentuk sin π‘₯π‘₯ ⁄π‘₯π‘₯ positif untuk − πœ‹πœ‹⁄2 ≤ π‘₯π‘₯ ≤ πœ‹πœ‹⁄2, π‘₯π‘₯ ≠ 0,
maka sin π‘₯π‘₯ ⁄ π‘₯π‘₯ = sin π‘₯π‘₯ ⁄π‘₯π‘₯. Sehingga,
sin π‘₯π‘₯
1
cos π‘₯π‘₯ ≤
≤
π‘₯π‘₯
cos π‘₯π‘₯
Karena limit fungsi-fungsi “terluar” di atas untuk x mendekati 0
sama dengan 1, maka dengan menggunakan Teorema Apit, kita
peroleh
sin π‘₯π‘₯
lim
=1
π‘₯π‘₯→0 π‘₯π‘₯
ο‚’
Contoh 2
Tentukan
sin 5π‘₯π‘₯
lim
.
π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→0
PEMBAHASAN Dengan menggunakan teorema-teorema limit, kita
peroleh
sin 5π‘₯π‘₯
lim
π‘₯π‘₯→0 π‘₯π‘₯
= lim 5 οΏ½
=
=
π‘₯π‘₯→0
sin 5π‘₯π‘₯
5π‘₯π‘₯
sin 5π‘₯π‘₯
5 lim
π‘₯π‘₯→0 5π‘₯π‘₯
sin 𝑦𝑦
5 lim
𝑦𝑦→0 𝑦𝑦
=5 1 =5
Kalikan dengan 5/5
Limit perkalian konstanta
Misal 𝑦𝑦 = 5π‘₯π‘₯
ο‚’
Latihan 2
Tentukan nilai limit-limit trigonometri berikut.
(a)
sin 2π‘₯π‘₯
lim
π‘₯π‘₯→0 3π‘₯π‘₯
(b)
1−cos 𝑑𝑑
lim
𝑑𝑑→0 sin 𝑑𝑑
(c)
tan 3π‘₯π‘₯
lim
π‘₯π‘₯→0 sin π‘₯π‘₯
Tugas
Pada gambar di samping, misalkan D adalah
luas segitiga ABP dan E adalah luas daerah
yang diarsir.
(a)
Tebaklah
𝐷𝐷
lim
π‘₯π‘₯→0+ 𝐸𝐸
0, 1
dengan melihat gambar
di samping.
(b)
Temukan rumus D/E dalam x.
(c)
Gunakan kalkulator untuk mendapat
perkiraan yang lebih akurat dari nilai
𝐷𝐷
lim+ .
π‘₯π‘₯→0 𝐸𝐸
𝑃𝑃 cos π‘₯π‘₯ , sin π‘₯π‘₯
𝑂𝑂
π‘₯π‘₯
𝐡𝐡
π‘₯π‘₯
𝐴𝐴 1, 0
Limit di Tak Hingga;
Limit Tak Hingga
Limit di Tak Hingga
Apa yang terjadi pada g(x)
ketika nilai x semakin besar
terus menerus?
y
–5
0,5
π‘₯π‘₯
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = 2
π‘₯π‘₯ + 1
0
5
–0,5
x
Tabel Nilai-Nilai Fungsi
π‘₯π‘₯
10
100
1.000
10.000
↓
∞
π‘₯π‘₯ 2
π‘₯π‘₯ 2 + 1
0,0990
0,0100
0,0010
0,0001
↓
?
Dari tabel dapat dilihat bahwa g(x)
semakin kecil ketika x semakin
besar.
π‘₯π‘₯
=0
lim 2
π‘₯π‘₯→∞ π‘₯π‘₯ + 1
Dengan cara yang serupa dapat
ditunjukkan bahwa
π‘₯π‘₯
=0
lim 2
π‘₯π‘₯→−∞ π‘₯π‘₯ + 1
Definisi Formal Limit Ketika π‘₯π‘₯ → ±∞
Limit Ketika π‘₯π‘₯ → ∞ Misalkan f terdefinisi pada [a, ∞) untuk
beberapa bilangan a. Kita mengatakan lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝐿𝐿 jika untuk
π‘₯π‘₯→∞
setiap ε > 0 ada bilangan M sedemikian sehingga
jika π‘₯π‘₯ > 𝑀𝑀
maka
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ − 𝐿𝐿 < πœ€πœ€
Limit Ketika π‘₯π‘₯ → −∞ Misalkan f terdefinisi pada (–∞, a] untuk
beberapa bilangan a. Kita mengatakan lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝐿𝐿 jika untuk
π‘₯π‘₯→−∞
setiap ε > 0 ada bilangan M sedemikian sehingga
jika π‘₯π‘₯ < 𝑀𝑀
maka
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ − 𝐿𝐿 < πœ€πœ€
Contoh 1
Tunjukkan bahwa jika k adalah bilangan bulat positif, maka
1
lim π‘˜π‘˜ = 0
π‘₯π‘₯→∞ π‘₯π‘₯
Analisis Pendahuluan Diberikan ε > 0. Kita akan menemukan
bilangan M sedemikian sehingga
jika π‘₯π‘₯ > 𝑀𝑀
maka
1
π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜
− 0 < πœ€πœ€
Pembahasan
Perhatikan bahwa
1
π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜
− 0 < πœ€πœ€
1
π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜
< πœ€πœ€
Misalkan kita pilih M > 0.
Akibatnya x > 0. Sehingga
1
π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜
< πœ€πœ€
π‘˜π‘˜
π‘₯π‘₯ >
π‘₯π‘₯ >
1
πœ€πœ€
π‘˜π‘˜
1⁄πœ€πœ€
Sehingga, kita akan memilih
𝑀𝑀 =
π‘˜π‘˜
1⁄πœ€πœ€
Pembahasan
Bukti Formal Misalkan diberikan πœ€πœ€ > 0. Pilih 𝑀𝑀 =
sehingga jika π‘₯π‘₯ > 𝑀𝑀, maka
1
π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜
−0 =
1
π‘₯π‘₯ π‘˜π‘˜
<
1
π‘€π‘€π‘˜π‘˜
= πœ€πœ€
π‘˜π‘˜
1⁄πœ€πœ€, sedemikian
ο‚’
Latihan 1
Buktikan bahwa
1
lim π‘˜π‘˜ = 0
π‘₯π‘₯→−∞ π‘₯π‘₯
Contoh 2
Buktikan bahwa
π‘₯π‘₯
=0
lim 2
π‘₯π‘₯→∞ π‘₯π‘₯ + 1
PEMBAHASAN Kita bagi pembilang dan penyebut dengan π‘₯π‘₯
berpangkat tertinggi yang muncul di penyebut, yaitu π‘₯π‘₯ 2 .
1
1
lim
π‘₯π‘₯
0
π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→∞ π‘₯π‘₯
= lim
=0
lim 2
=
=
1
1
π‘₯π‘₯→∞ π‘₯π‘₯ + 1
π‘₯π‘₯→∞
1
+
0
lim 1 + lim 2
1+ 2
π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→∞
π‘₯π‘₯→∞ π‘₯π‘₯
Latihan 2
Tentukan
3π‘₯π‘₯ 3
lim
3.
1−π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→−∞
Definisi
Limit Suatu Barisan Misalkan sn terdefinisi untuk semua bilangan
asli lebih dari atau sama dengan beberapa bilangan a. Kita
mengatakan bahwa lim 𝑠𝑠𝑛𝑛 = 𝐿𝐿 jika untuk setiap ε > 0 ada bilangan
𝑛𝑛→∞
asli M sedemikian sehingga
jika 𝑛𝑛 > 𝑀𝑀
maka
𝑠𝑠𝑛𝑛 − 𝐿𝐿 < πœ€πœ€
Latihan 3
Tentukan limit barisan berikut.
lim
𝑛𝑛→∞
2𝑛𝑛 + 1
𝑛𝑛 − 2
Limit Tak Hingga
Definisi Kita mengatakan bahwa lim+ 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = ∞ jika untuk setiap
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
bilangan positif M, ada δ > 0 sedemikian sehingga
jika 0 < π‘₯π‘₯ − π‘Žπ‘Ž < 𝛿𝛿
maka
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ > 𝑀𝑀
Contoh 3
Tentukan lim+
π‘₯π‘₯→3
1
π‘₯π‘₯−3 2
dan lim−
π‘₯π‘₯→3
1
.
π‘₯π‘₯−3 2
PEMBAHASAN Ketika π‘₯π‘₯ → 3 penyebutnya
tetap positif tetapi mendekati 0, sedangkan
pembilanganya tetap 1. Sehingga 1⁄ π‘₯π‘₯ − 3 2
dapat dibuat besar dengan membatasi x untuk
dekat, tetapi di kanan 3. Sehingga,
1
π‘₯π‘₯−3 2
=∞
1
lim
π‘₯π‘₯→3− π‘₯π‘₯−3 2
=∞
lim+
π‘₯π‘₯→3
Dengan alasan yang serupa
+
y
1
𝑦𝑦 =
π‘₯π‘₯ − 3
2
2
0
2
4
6
x
Limit Tak Hingga & Asimtot
Garis π‘₯π‘₯ = π‘Žπ‘Ž merupakan asimtot vertikal grafik 𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ jika
sembarang dari empat pernyataan berikut benar.
1.
3.
lim+ 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = ∞
π‘₯π‘₯→𝑐𝑐
lim− 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = ∞
π‘₯π‘₯→𝑐𝑐
2.
4.
lim+ 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = −∞
π‘₯π‘₯→𝑐𝑐
lim− 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = −∞
π‘₯π‘₯→𝑐𝑐
Kekontinuan Fungsi
Kekontinuan di Suatu Titik
Definisi 1 Misalkan f terdefinisi pada selang buka yang memuat a. Fungsi f
kontinu di a jika
lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
Perhatikan bahwa definisi ini secara implisit memerlukan tiga hal untuk
dipenuhi agar f kontinu di a:
1. f(a) terdefinisi (yaitu, a berada di domain f)
2. lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ ada
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
3. lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
Contoh 1
Gambar di samping menunjukkan grafik
fungsi f. Di mana sajakah f tidak
kontinu? Mengapa?
y
PEMBAHASAN Fungsi f tidak kontinu
di 1 karena tidak terdefinisi di x = 1.
Fungsi f tidak kontinu di 3 karena
limitnya tidak ada. Fungsi f juga tidak
kontinu di 5 karena
0
lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ ≠ 𝑓𝑓 5
π‘₯π‘₯→5
1
2
3
4
5
x
Latihan 1
Misalkan 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ =
f kontinu di 3?
π‘₯π‘₯ 2 −9
,
π‘₯π‘₯−3
π‘₯π‘₯ ≠ 3. Bagaimana f didefinisikan di x = 3 agar
Kontinu dari Kiri dan dari Kanan
Definisi 2 Suatu fungsi f kontinu dari kanan di a jika
lim+ 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
Dan f kontinu dari kiri di a jika
lim− 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
Contoh 2
Untuk setiap bilangan bulat 𝑛𝑛, fungsi
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯ (lihat gambar di samping)
kontinu dari kanan tetapi tidak
kontinu dari kiri karena
lim+ 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = lim+ π‘₯π‘₯ = 𝑛𝑛 = 𝑓𝑓 𝑛𝑛
π‘₯π‘₯→𝑛𝑛
π‘₯π‘₯→𝑛𝑛
y
1
–1 0
1
2
3
x
Kekontinuan pada Interval
Definisi 3 Suatu fungsi kontinu pada interval jika fungsi tersebut
kontinu di setiap bilangan dalam interval tersebut. (Jika f terdefinisi
hanya pada satu sisi titik ujung, maka yang dimaksud kontinu pada
titik ujung tersebut berarti bahwa kontinu dari kiri atau kontinu dari
kanan.)
Contoh 3
Tunjukkan bahwa fungsi
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 1 − π‘₯π‘₯ 2 kontinu pada
selang [–1, 1].
PEMBAHASAN Jika –1 < a <
1, maka dengan menggunakan
teorema-teorema limit
lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = lim 1 − π‘₯π‘₯ 2
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
=
lim 1 − π‘₯π‘₯ 2
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
= 1 − π‘Žπ‘Ž2
= 𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž
Sehingga, berdasarkan definisi,
f kontinu di a jika –1 < a < 1.
Pembahasan
Dengan menggunakan perhitungan
yang serupa, diperoleh
y
lim + 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝑓𝑓 −1 , dan
π‘₯π‘₯→−1
lim− 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝑓𝑓 1
π‘₯π‘₯→1
sehingga f kontinu dari kanan di –1 dan
kontinu dari kiri di 1. Akibatnya,
berdasarkan Definisi 3, f kontinu pada
[–1, 1].
1
–1
0
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ =
1 − π‘₯π‘₯ 2
1
x
Operasi-Operasi Fungsi
Teorema 4 Jika f dan g kontinu di a dan jika c adalah konstanta,
maka fungsi-fungsi berikut juga kontinu di a.
1. f + g
2. f – g
4. fg
5. f/g, jika g(a) ≠ 0
3. cf
Pembuktian
Bukti Kelima bagian dari Teorema
4 dapat dibuktikan dengan
menggunakan teorema-teorema
limit. Misalkan di sini kita akan
membuktikan bagian pertama.
Karena f dan g kontinu di a, maka
lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž , dan
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = 𝑔𝑔 π‘Žπ‘Ž .
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
Sehingga,
lim 𝑓𝑓 + 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
= lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ + 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
= lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ + lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
= 𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž + 𝑔𝑔 π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
Hal ini menunjukkan bahwa f + g
ο‚’
kontinu di a.
Fungsi-Fungsi Kontinu
Teorema 5 Jenis-jenis fungsi berikut kontinu di setiap bilangan
dalam domainnya.
•
•
•
•
Fungsi polinomial
Fungsi rasional
Fungsi akar
Fungsi trigonometri
Latihan 2
Di interval-interval mana saja fungsi berikut kontinu?
π‘₯π‘₯ 2 − π‘₯π‘₯ + 2
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ =
π‘₯π‘₯ 2 − 4
Teorema Limit Fungsi Komposit
Teorema 6 Jika f kontinu di b dan lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = 𝑏𝑏, maka
lim 𝑓𝑓 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
= 𝑓𝑓 𝑏𝑏 . Dengan kata lain
lim 𝑓𝑓 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
= 𝑓𝑓 lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
Secara khusus, jika g kontinu di a dan f kontinu di g(a), maka fungsi
komposit 𝑓𝑓 ∘ 𝑔𝑔 kontinu di a.
Latihan 3
Dimanakah fungsi berikut kontinu?
1
𝐹𝐹 π‘₯π‘₯ =
π‘₯π‘₯ 2 + 7 − 4
Teorema Nilai Tengah
Teorema 7 Misalkan f kontinu
pada selang tutup [a, b] dan
misalkan N sembarang bilangan di
antara f(a) dan f(b), dimana f(a) ≠
f(b). Maka ada bilangan c di dalam
(a, b) sedemikian sehingga f(c) = N.
y
f(b)
N
f(a)
0
a c1
c2
c3 b
x
Latihan 4
Tunjukkan bahwa ada akar persamaan x4 + x – 3 = 0 di antara 1
dan 2.
Turunan
Permasalahan Garis Singgung
y
y
Q(x, f(x))
y = f(x)
Q
Q
fx) – f(a)
Q
P(a, f(a))
Q
x–a
0
a
Q
x
x
0
P
Q
x
Garis Singgung
DEFINISI Garis singgung kurva y = f(x) pada titik P(a, f(a)) adalah
garis yang melalui P dan bergradien
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ − 𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž
π‘šπ‘š = lim
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯ − π‘Žπ‘Ž
Latihan
y
y = 2/x
(2, 1)
0
x
Tentukan persamaan garis singgung
kurva y = 2/x di titik (2, 1).
Permasalahan Kecepatan
Posisi ketika
t=a
0
Posisi ketika
t=a+h
f(a + h) – f(a)
f(a)
f(a + h)
s
Kecepatan rata-rata
𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž + β„Ž − 𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž
β„Ž
Kecepatan Sesaat
Kecepatan sesaat adalah nilai limit dari kecepatan rata-rata:
𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž + β„Ž − 𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž
𝑣𝑣 π‘Žπ‘Ž = lim
β„Ž→0
β„Ž
Latihan
Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan
kecepatan 60 km/jam dan kemudian direm,
sehingga posisinya dari awal pengereman dapat
dimodelkan dengan
𝑠𝑠 𝑑𝑑 = 60𝑑𝑑 − 5𝑑𝑑 2
Tentukan kecepatan sesaat mobil tersebut 5
detik setelah pengereman.
Dua Bentuk Satu Makna
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ − 𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž
lim
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
π‘₯π‘₯ − π‘Žπ‘Ž
𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž + β„Ž − 𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž
lim
β„Ž→0
β„Ž
Turunan
DEFINISI Turunan suatu fungsi f pada bilangan a, dinotasikan
dengan f’(a), adalah
𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž + β„Ž − 𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž
′
𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž = lim
β„Ž→0
β„Ž
Latihan
Tentukan turunan fungsi 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯ 2 − 4π‘₯π‘₯ + 3 di π‘₯π‘₯ = 4.
Latihan
Tentukan turunan fungsi-fungsi berikut di bilangan a.
(a) 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 3 − 5π‘₯π‘₯
(b) 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯ 2 − 2π‘₯π‘₯ + 1
(c) β„Ž 𝑑𝑑 = π‘₯π‘₯ 3 + 3π‘₯π‘₯
(d) 𝐹𝐹 π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯, π‘₯π‘₯ > 0
Latihan
Masing-masing bentuk berikut ini merupakan turunan, tetapi
turunan dari fungsi apa dan di bilangan mana?
(a)
4+β„Ž 2 −16
lim
β„Ž
β„Ž→0
5 5
−
π‘₯π‘₯ 3
(b) lim
π‘₯π‘₯→3 π‘₯π‘₯−3
Tugas
Jari-jari balon udara yang berbentuk bola bertambah dengan
kecepatan 0,5 cm per detik. Jika jari-jarinya adalah 0 cm ketika t =
0, tentukan kecepatan perubahan volume balon udara tersebut
pada saat t = 3.
Turunan Sebagai
Suatu Fungsi
Turunan Sebagai Suatu Fungsi
DEFINISI Turunan f didefinisikan sebagai berikut.
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ + β„Ž − 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑓𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = lim
β„Ž→0
β„Ž
untuk sembarang nilai x yang membuat nilai limit tersebut ada.
Catatan: Nilai f’ di x, yaitu f’(x), dapat diinterpretasikan secara
geometris sebagai gradien garis singgung grafik f di titik (x, f(x)).
Contoh 1
Grafik fungsi f ditunjukkan pada
gambar di samping. Gunakan
gambar tersebut untuk
mensketsa grafik f’.
y
2
y = f(x)
1
0
1
2
3
x
Pembahasan
Kita dapat memperkirakan nilai
turunan pada sembarang x dengan
menggambar garis singgung di titik
(x, f(x)) kemudian memperkirakan
gradiennya. Dengan memperkirakan
turunan f di beberapa titik
kemudian menghubungkannya
dengan kurva harus, diperoleh
grafik f’ seperti gambar di samping.
y
y = f’(x)
2
1
m=0
m=0
1
m=0
m=1
2
3
x
Soal 1
(a) Jika 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯ 3 − π‘₯π‘₯, tentukan rumus untuk f’(x).
(b) Ilustrasikan rumus ini untuk membandingkan grafik f dan f’.
Soal 2
Jika 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯, carilah turunan f. Nyatakan domain f’.
Soal 3
Tentukan f’ jika 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ =
2−π‘₯π‘₯
.
1+π‘₯π‘₯
Notasi-Notasi Lainnya
Jika kita gunakan notasi y = f(x) untuk menunjukkan bahwa x
sebagai varibel bebas dan y sebagai variabel terikat, maka beberapa
notasi alternatif turunan adalah sebagai berikut.
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑
′
′
=
=
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝐷𝐷𝐷𝐷 π‘₯π‘₯ = 𝐷𝐷π‘₯π‘₯ 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 𝑦𝑦 =
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑
Jika kita ingin menunjukkan nilai turunan dalam notasi dy/dx (notasi
Leibniz) pada bilangan tertentu a, maka kita tuliskan
𝑑𝑑𝑑𝑑
οΏ½
𝑑𝑑𝑑𝑑 π‘₯π‘₯=π‘Žπ‘Ž
atau
𝑑𝑑𝑑𝑑
οΏ½
𝑑𝑑𝑑𝑑 π‘₯π‘₯=π‘Žπ‘Ž
Fungsi Terdiferensialkan
DEFINISI Fungsi f terdiferensialkan di a jika f’(a) ada. Fungsi
tersebut terdiferensialkan di selang buka (a, b) [atau (a, ∞) atau (–
∞, a) atau (–∞, ∞)] jika fungsi tersebut terdiferensialkan di semua
titik dalam selang tersebut.
Soal 4
Dimanakah fungsi f(x) = |x| terdiferensialkan?
Terdiferensialkan Mengakibatkan Kekontinuan
TEOREMA Jika f terdiferensialkan di a, maka f kontinu di a.
Bagaimana Bisa Fungsi Tidak Terdiferensialkan
y
0
y
a
(a) Pojok
x
0
y
a
(b) Tidak kontinu
x
0
a
(c) Garis singgung
vertikal
x
Turunan yang Lebih Tinggi
Jika f adalah fungsi yang terdiferensialkan, maka turunannya f’ juga
merupakan suatu fungsi, sehingga f’ memiliki turunan sendiri, dan
dinotasikan dengan (f’)’ = f”. Fungsi baru ini disebut dengan turunan
kedua dari f. Dengan menggunakan notasi Leibniz, turunan kedua
dari y = f(x) dapat dituliskan menjadi
𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑2 𝑦𝑦
= 2
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑π‘₯π‘₯
Soal 5
Jika 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯ 3 − π‘₯π‘₯, cari dan interpretasikan f”(x).
Eksplorasi
Diberikan 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯ 3 + π‘₯π‘₯ 2 − π‘₯π‘₯ dan π‘₯π‘₯0 = 1.
(a) Gambarlah grafik y = f(x).
(b) Tentukan bentuk
(c)
(d)
(e)
(f)
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ + β„Ž − 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
β„Ž
Tentukan limit bentuk (b) ketika h mendekati 0.
Substitusi nilai π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯0 dan gambarlah grafik fungsi y = f(x) bersama dengan garis
singgungnya di titik tersebut.
Substitusikan beberapa nilai x yang lebih dari atau kurang dari x0 ke dalam rumus (c).
Apakah hasilnya masuk akal dengan grafiknya?
Gambarlah grafik yang diperoleh pada bagian (c). Apa artinya ketika nilainya negatif? Nol?
Positif? Apakah masuk akal dengan grafik pada bagian (a)? Berikan alasan.
Aturan-Aturan Turunan
Apa yang Telah Kalian Pelajari?
• Menentukan gradien garis singgung suatu kurva pada titik
tertentu.
• Menentukan kecepatan sesaat suatu objek pada waktu tertentu.
• Menggunakan definisi limit untuk menentukan turunan suatu
fungsi pada titik tertentu.
• Menyatakan turunan sebagai suatu fungsi dengan menggunakan
definisi limit.
• Memahami hubungan antara kekontinuan dan keterdiferensialan.
Apa yang Akan Kalian Pelajari?
• Menentukan turunan suatu fungsi dengan menggunakan Aturan Fungsi
Konstan.
• Menentukan turunan suatu fungsi dengan menggunakan Aturan Pangkat.
• Menentukan turunan suatu fungsi dengan menggunakan Aturan Perkalian
Konstanta.
• Menentukan turunan suatu fungsi dengan menggunakan Aturan Fungsi
Konstan.
• Menentukan turunan suatu fungsi dengan menggunakan Aturan
Penjumlahan dan Pengurangan.
• Menentukan turunan suatu fungsi dengan menggunakan Aturan Hasil Kali
dan Hasil Bagi.
Fungsi Konstan
•L
y
c
Gambar di samping
adalah grafik fungsi
konstan. Apakah turunan
dari fungsi konstan?
y=c
gradien = 0
0
x
Turunan Fungsi Konstan
TEOREMA 1 Turunan dari fungsi konstan adalah 0. Yaitu, jika c
adalah bilangan real, maka
𝑑𝑑
𝑐𝑐 = 0
𝑑𝑑𝑑𝑑
BUKTI Kita terapkan definisi turunan kepada f(x) = c, fungsi yang
outputnya selalu konstanta c. Untuk setiap nilai x, diperoleh
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ + β„Ž − 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑐𝑐 − 𝑐𝑐
′ π‘₯π‘₯ = lim
= lim
= lim 0 = 0
𝑓𝑓
ο‚’
β„Ž→0
β„Ž→0 β„Ž
β„Ž→0
β„Ž
Turunan Pangkat Bilangan Bulat Positif
TEOREMA 2 Jika n adalah bilangan bulat positif, maka
𝑑𝑑 𝑛𝑛
π‘₯π‘₯ = 𝑛𝑛π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛−1
𝑑𝑑𝑑𝑑
Ekspansi Binomial
Sebelum membuktikan turunan bilangan bulat positif, kita akan cari pola dalam
ekspansi binomial:
π‘₯π‘₯ + β„Ž
π‘₯π‘₯ + β„Ž
π‘₯π‘₯ + β„Ž
π‘₯π‘₯ + β„Ž
2
π‘₯π‘₯ + β„Ž
𝑛𝑛
3
4
5
= π‘₯π‘₯ 2 + 2π‘₯π‘₯π‘₯ + β„Ž2
= π‘₯π‘₯ 3 + 3π‘₯π‘₯ 2 β„Ž + 3π‘₯π‘₯β„Ž2 + β„Ž3
= π‘₯π‘₯ 4 + 4π‘₯π‘₯ 3 β„Ž + 6π‘₯π‘₯ 2 β„Ž2 + 4π‘₯π‘₯β„Ž3 + β„Ž4
= π‘₯π‘₯ 5 + 5π‘₯π‘₯ 4 β„Ž + 10π‘₯π‘₯ 3 β„Ž2 + 10π‘₯π‘₯ 2 β„Ž3 + 5π‘₯π‘₯β„Ž4 + β„Ž5
Secara umum, ekspansi binomial untuk suatu bilangan bulat positif n adalah
=
π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛
+ 𝑛𝑛π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛−1 β„Ž
𝑛𝑛 𝑛𝑛−1 π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛−2 2
+
β„Ž
2
+ β‹― + β„Žπ‘›π‘› .
Faktor persekutuan sukusuku ini adalah h2
Turunan Pangkat Bilangan Bulat Positif
BUKTI Jika n adalah bilangan bulat positif lebih dari 1, maka dengan
menggunakan ekspansi binomial kita peroleh
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛
=
π‘₯π‘₯+β„Ž 𝑛𝑛 −π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛
lim
β„Ž
β„Ž→0
= lim
β„Ž→0
= lim
=
𝑛𝑛 𝑛𝑛−1 π‘₯π‘₯𝑛𝑛−2 2
𝑛𝑛
𝑛𝑛−1
π‘₯π‘₯ +𝑛𝑛π‘₯π‘₯
β„Ž+
β„Ž +β‹―+β„Žπ‘›π‘› −π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛
2
𝑛𝑛π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛−1
β„Ž→0
𝑛𝑛π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛−1
= 𝑛𝑛π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛−1
+
β„Ž
𝑛𝑛 𝑛𝑛−1 π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛−2
β„Ž
2
+ 0 + β‹―+ 0
+ β‹― + β„Žπ‘›π‘›−1
Untuk kasus n = 1, pembuktian diserahkan kepada pembaca.
ο‚’
Aturan Pangkat
TEOREMA 3 Jika n adalah sembarang bilangan real, maka
𝑑𝑑 𝑛𝑛
π‘₯π‘₯ = 𝑛𝑛π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛−1
𝑑𝑑𝑑𝑑
untuk semua x dimana xn dan xn – 1 terdefinisi.
CONTOH 1
(a) Jika 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯ 8 , maka 𝑓𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = 8π‘₯π‘₯ 7 .
(b) Jika 𝑦𝑦 = π‘₯π‘₯ 100 , maka 𝑦𝑦𝑦 = 100π‘₯π‘₯ 99 .
(c) Jika 𝑦𝑦 =
(d)
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑 5 ,
maka
π‘Ÿπ‘Ÿ 3 = 3π‘Ÿπ‘Ÿ 2
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
 Sekarang coba Uji Pemahaman 7
= 5𝑑𝑑 4
ο‚’
Aturan Perkalian Konstanta
TEOREMA 4 Jika c adalah suatu konstanta dan f adalah fungsi yang
terdiferensialkan, maka
𝑑𝑑
𝑑𝑑
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑐𝑐𝑐𝑐 π‘₯π‘₯ = 𝑐𝑐
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
Aturan Perkalian Konstanta
BUKTI Misalkan g(x) = cf(x). Maka,
𝑔𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ =
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
lim
β„Ž
β„Ž→0
= lim 𝑐𝑐
=
β„Ž→0
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
β„Ž
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑐𝑐 lim
β„Ž
β„Ž→0
= 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 π‘₯π‘₯
=
𝑐𝑐𝑐𝑐 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑐𝑐𝑐𝑐 π‘₯π‘₯
lim
β„Ž
β„Ž→0
ο‚’
Contoh 2
Turunan berikut
𝑑𝑑
πŸ‘πŸ‘π‘₯π‘₯ 2 = πŸ‘πŸ‘ οΏ½ 2π‘₯π‘₯ = 6π‘₯π‘₯
𝑑𝑑𝑑𝑑
menyatakan bahwa jika kita mengalikan
masing-masing koordinat-y dengan 3,
maka kita juga mengalikan gradien garis
singgung pada masing-masing titik
dengan 3.
Sekarang coba Uji Pemahaman 8
y
y = 3x2
3
y = x2
2
1
–2
gradien = 6
(1, 3)
–1
0
gradien = 2
(1, 1)
1
2
x
ο‚’
Aturan Penjumlahan dan Pengurangan
TEOREMA 5 Jumlah (atau selisih) dua fungsi-fungsi yang
terdiferensialkan menghasilkan fungsi yang terdiferensialkan. Selain
itu, turunan dari f + g (atau f – g) merupakan jumlah (atau
pengurangan) dari turunan f dan g.
𝑑𝑑
𝑑𝑑
𝑑𝑑
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ +
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ + 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ =
Aturan Penjumlahan
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑
𝑑𝑑
𝑑𝑑
Aturan Pengurangan
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ −
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ − 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ =
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
Aturan Penjumlahan dan Pengurangan
BUKTI Misalkan F(x) = f(x) + g(x). Maka,
𝐹𝐹𝐹 π‘₯π‘₯ =
=
=
=
=
𝐹𝐹 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝐹𝐹 π‘₯π‘₯
lim
β„Ž
β„Ž→0
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž +𝑔𝑔 π‘₯π‘₯+β„Ž − 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ +𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
lim
β„Ž
β„Ž→0
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
lim
+
β„Ž
β„Ž
β„Ž→0
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
lim
+ lim
β„Ž
β„Ž
β„Ž→0
β„Ž→0
𝑑𝑑
𝑑𝑑
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ + 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
Aturan Pengurangan dapat dibuktikan dengan cara yang serupa. ο‚’
Contoh 3
Apakah kurva y = x4 – 2x2 + 2 memiliki garis singgung horizontal?
Jika iya, dimana?
PEMBAHASAN Garis singgung horizontal, jika ada, terjadi jika
gradiennya nol. Padahal
𝑑𝑑𝑑𝑑
= 4π‘₯π‘₯ 3 − 4π‘₯π‘₯
𝑑𝑑𝑑𝑑
Pembahasan
Selanjutnya kita selesaikan persamaan
dy/dx = 0:
4π‘₯π‘₯ 3 − 4π‘₯π‘₯ = 0
4π‘₯π‘₯ π‘₯π‘₯ + 1 π‘₯π‘₯ − 1 = 0
π‘₯π‘₯ = 0, −1, 1
Jadi, kurva tersebut memiliki garis
singgung horizontal di x = 0, –1, dan 1.
Perhatikan gambar di samping.
 Sekarang coba Uji Pemahaman 12–14
y
y = x4 – 2x2 + 2
(0, 2)
(–1, 1)
–1
1
0
(1, 1)
1
x
ο‚’
Aturan Hasil Kali
TEOREMA 6 Jika f dan g keduanya terdiferensialkan, maka
𝑑𝑑
𝑑𝑑
𝑑𝑑
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ + 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
Catatan: Aturan Hasil Kali tersebut juga sering dinyatakan dalam
𝑒𝑒𝑒𝑒
′
= 𝑒𝑒𝑣𝑣 ′ + 𝑒𝑒′ 𝑣𝑣
Aturan Hasil Kali
BUKTI Misalkan F(x) = f(x)g(x). Maka
𝐹𝐹𝐹 π‘₯π‘₯ =
=
𝐹𝐹 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝐹𝐹 π‘₯π‘₯
lim
β„Ž
β„Ž→0
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
lim
β„Ž
β„Ž→0
Untuk menentukan nilai limit ini, kita akan memisahkan fungsifungsi f dan g seperti pada pembuktian di Aturan Penjumlahan.
Aturan Hasil Kali
Untuk memisahkan f dan g, kita jumlahkan dan kurangkan suku
f(x + h)g(x) pada pembilang.
𝐹𝐹𝐹 π‘₯π‘₯ =
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ +𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
lim
β„Ž
β„Ž→0
= lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ + β„Ž
β„Ž→0
= lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ + β„Ž οΏ½
β„Ž→0
= 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑑𝑑
𝑔𝑔
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
β„Ž
+ 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
lim
β„Ž
β„Ž→0
π‘₯π‘₯ + 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
𝑑𝑑
𝑓𝑓
𝑑𝑑𝑑𝑑
π‘₯π‘₯
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
β„Ž
+ lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ οΏ½
β„Ž→0
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
lim
β„Ž
β„Ž→0
ο‚’
Contoh 4
Tentukan turunan dari F(x) = (x2 – 3)(x3 + 1).
PEMBAHASAN
(a) Dari Aturan Hasil Kali, kita peroleh
𝐹𝐹𝐹 π‘₯π‘₯ =
π‘₯π‘₯ 2
−3
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
π‘₯π‘₯ 3
+1 +
π‘₯π‘₯ 3
+1
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
π‘₯π‘₯ 2 − 3
= π‘₯π‘₯ 2 − 3 3π‘₯π‘₯ 2 + π‘₯π‘₯ 3 + 1 2π‘₯π‘₯
= 3π‘₯π‘₯ 4 − 9π‘₯π‘₯ 2 + 2π‘₯π‘₯ 4 + 2π‘₯π‘₯ = 5π‘₯π‘₯ 4 − 9π‘₯π‘₯ 2 + 2π‘₯π‘₯
(b) Turunan F juga bisa ditentukan dengan mengalikan faktor-faktornya
terlebih dahulu: F(x) = (x2 – 3)(x3 + 1) = x5 – 3x3 + x2 – 3. Sehingga
𝐹𝐹𝐹 π‘₯π‘₯ = 5π‘₯π‘₯ 4 − 9π‘₯π‘₯ 2 + 2π‘₯π‘₯
 Sekarang coba Uji Pemahaman 11
ο‚’
Gambaran Aturan Hasil Kali
Misalkan f(x) dan g(x) positif dan nilainya naik ketika x naik,
dan h > 0. Maka, perubahan fg merupakan selisih luas
“persegi” yang lebih besar dengan yang lebih kecil, yang
sama dengan jumlah dari luas persegi panjang merah
bagian atas dan kanan.
g(x + h)
g(x)
βˆ†π‘“π‘“π‘“π‘“ = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ + β„Ž 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ + β„Ž − 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
= 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ + β„Ž βˆ†π‘”π‘” + 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ βˆ†π‘“π‘“
Δg
f(x + h)Δg
f(x)g(x)
g(x)Δf
Dengan membagi bentuk tersebut dengan h, diperoleh
βˆ†π‘“π‘“π‘“π‘“
β„Ž
=
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž βˆ†π‘”π‘”+𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ βˆ†π‘“π‘“
β„Ž
Limit bentuk tersebut untuk β„Ž →
Aturan Hasil Kali.
Δf
0+
akan menghasilkan
0
f(x) f(x + h)
Aturan Hasil Bagi
TEOREMA 7 Jika f dan g terdiferensialkan, maka
𝑑𝑑
𝑑𝑑
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ − 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
𝑑𝑑 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
=
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ 2
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
Catatan: Aturan Hasil Kali tersebut juga sering dinyatakan dalam
𝑒𝑒 ′ 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 − 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒
=
𝑣𝑣 2
𝑣𝑣
Aturan Hasil Bagi
BUKTI Misalkan F(x) = f(x)/g(x). Maka
𝐹𝐹𝐹 π‘₯π‘₯ =
𝐹𝐹 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝐹𝐹 π‘₯π‘₯
lim
β„Ž
β„Ž→0
= lim
=
β„Ž→0
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯+β„Ž
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
−𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
β„Ž
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯+β„Ž
lim
β„Žπ‘”π‘” π‘₯π‘₯+β„Ž 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
β„Ž→0
Selanjutnya kita akan memisahkan f dan g.
Aturan Hasil Bagi
Pemisahan f dan g dapat dilakukan dengan menjumlahkan dan mengurangkan
bentuk f(x)g(x) pada pembilang.
𝐹𝐹𝐹 π‘₯π‘₯
=
=
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯+β„Ž
lim
β„Žπ‘”π‘” π‘₯π‘₯+β„Ž 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
β„Ž→0
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ +𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯+β„Ž
lim
β„Žπ‘”π‘” π‘₯π‘₯+β„Ž 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
β„Ž→0
= lim
β„Ž→0
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
β„Ž
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯+β„Ž 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
β„Ž
β„Ž→0
lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ οΏ½lim
= β„Ž→0
−𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
β„Ž
β„Ž→0
lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯+β„Ž οΏ½lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
β„Ž→0
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
β„Ž
β„Ž→0
−lim 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ οΏ½lim
β„Ž→0
=
𝑑𝑑
𝑑𝑑
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ 2
ο‚’
Contoh 5
Misalkan 𝑦𝑦 =
𝑦𝑦𝑦 =
=
=
=
π‘₯π‘₯ 2 −π‘₯π‘₯−6
,
π‘₯π‘₯ 3 +5
maka
𝑑𝑑
𝑑𝑑
π‘₯π‘₯ 3 +5 𝑑𝑑𝑑𝑑 π‘₯π‘₯ 2 −π‘₯π‘₯−6 − π‘₯π‘₯ 2 −π‘₯π‘₯−6 𝑑𝑑𝑑𝑑 π‘₯π‘₯ 3 +5
π‘₯π‘₯ 3 +5 2
π‘₯π‘₯ 3 +5 2π‘₯π‘₯−1 − π‘₯π‘₯ 2 −π‘₯π‘₯−6 3π‘₯π‘₯ 2
π‘₯π‘₯ 3 +5 2
2π‘₯π‘₯ 4 −π‘₯π‘₯ 3 +10π‘₯π‘₯−5 − 3π‘₯π‘₯ 4 −3π‘₯π‘₯ 3 −18π‘₯π‘₯ 2
π‘₯π‘₯ 3 +5 2
−π‘₯π‘₯ 4 +2π‘₯π‘₯ 3 +18π‘₯π‘₯ 2 +10π‘₯π‘₯−5
π‘₯π‘₯ 3 +5 2
Pembahasan
Kita dapat menggunakan kalkulator
grafik untuk memeriksa jawaban
Contoh 8 masuk akal. Gambar di
samping menunjukkan grafik fungsi
pada Contoh 5 dan turunannya.
Perhatikan bahwa ketika y naik
dengan cepat (di dekat –2), y’
bernilai besar. Dan ketika y naik
secara perlahan, y’ dekat dengan 0.
 Sekarang coba Uji Pemahaman 10
3
y’
–4
4
y
–3
ο‚’
Rangkuman
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑐𝑐𝑐𝑐
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑐𝑐 = 0
𝑓𝑓𝑓𝑓
′
′
= 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐
′
= 𝑓𝑓𝑔𝑔 + 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔
π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛 = 𝑛𝑛π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛−1
𝑓𝑓 + 𝑔𝑔
𝑓𝑓 ′
𝑔𝑔
=
′
= 𝑓𝑓 ′ + 𝑔𝑔𝑔
𝑔𝑔𝑓𝑓′ +𝑓𝑓𝑔𝑔′
𝑔𝑔2
𝑓𝑓 − 𝑔𝑔
′
= 𝑓𝑓 ′ − 𝑔𝑔𝑔
Turunan Fungsi-Fungsi
Trigonometri
Fungsi Sinus
y
0
π/2
π
y
0
Apakah turunan
fungsi sinus?
y = f(x) = sin x
2π x
y = f’(x)
π/2
π
2π
x
Menemukan Turunan Fungsi Sinus
Misalkan f(x) = sin x. Maka
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯+β„Ž −𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
β„Ž
β„Ž→0
𝑓𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = lim
sin π‘₯π‘₯+β„Ž −sin π‘₯π‘₯
β„Ž
β„Ž→0
sin π‘₯π‘₯ cos β„Ž+cos π‘₯π‘₯ sin β„Ž−sin π‘₯π‘₯
lim
β„Ž
β„Ž→0
sin π‘₯π‘₯ cos β„Ž−sin π‘₯π‘₯
cos π‘₯π‘₯ sin β„Ž
lim
+
β„Ž
β„Ž
β„Ž→0
cos β„Ž−1
sin β„Ž
lim sin π‘₯π‘₯
+ cos π‘₯π‘₯
β„Ž
β„Ž
β„Ž→0
cos β„Ž−1
lim sin π‘₯π‘₯ οΏ½ lim
+ lim cos π‘₯π‘₯
β„Ž
β„Ž→0
β„Ž→0
β„Ž→0
Definisi turunan
= lim
Substitusi f(x) = sin x
=
Pisahkan
=
=
=
= sin π‘₯π‘₯ 0 + cos π‘₯π‘₯ 1 = cos π‘₯π‘₯
Identitas penjumlahan sudut
Faktorkan
sin β„Ž
β„Ž→0 β„Ž
οΏ½ lim
Limit Perkalian
Sederhanakan
Turunan Fungsi Sinus dan Cosinus
TEOREMA 1 Fungsi-fungsi f(x) = sin x dan g(x) = cos x keduanya
terdiferensialkan, dan
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
sin π‘₯π‘₯ = cos π‘₯π‘₯
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
cos π‘₯π‘₯ = − sin π‘₯π‘₯
Latihan 1
Tentukan turunan dari 𝑦𝑦 = 5 sin π‘₯π‘₯ − 7 cos π‘₯π‘₯.
Menemukan Turunan Fungsi Tangen
Dengan menggunakan Aturan Hasil Bagi, kita bisa mendapatkan
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
tan π‘₯π‘₯ =
=
=
=
=
𝑑𝑑 sin π‘₯π‘₯
𝑑𝑑𝑑𝑑 cos π‘₯π‘₯
𝑑𝑑
Identitas trigonometri
𝑑𝑑
cos π‘₯π‘₯ 𝑑𝑑𝑑𝑑 sin π‘₯π‘₯−sin π‘₯π‘₯ 𝑑𝑑𝑑𝑑 cos π‘₯π‘₯
cos2 π‘₯π‘₯
cos π‘₯π‘₯οΏ½cos π‘₯π‘₯−sin π‘₯π‘₯ − sin π‘₯π‘₯
cos2 π‘₯π‘₯
cos2 π‘₯π‘₯+sin2 π‘₯π‘₯
cos2 π‘₯π‘₯
1
2 π‘₯π‘₯
=
sec
cos2 π‘₯π‘₯
Aturan Hasil Bagi
Turunkan
Sederhanakan
Identitas trigonometri
Turunan Fungsi Trigonometri Lainnya
Teorema 2 Untuk semua x dalam domain fungsi,
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
tan π‘₯π‘₯ =
sec 2 π‘₯π‘₯
sec π‘₯π‘₯ = sec π‘₯π‘₯ tan π‘₯π‘₯
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
cot π‘₯π‘₯ = − csc 2 π‘₯π‘₯
csc π‘₯π‘₯ = − csc π‘₯π‘₯ cot π‘₯π‘₯
Latihan 2
Tentukan turunan 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ =
sec π‘₯π‘₯
. Tentukan semua nilai x
1+tan π‘₯π‘₯
yang membuat grafik f memiliki
garis singgung horizontal.
y
–π
2
y = f(x)
0
π
–2
x
Latihan 3
Suatu objek di ujung sebuah pegas ditarik
sejauh 4 cm dari posisi istirahatnya dan
dilepaskan pada waktu t = 0. (perhatikan
gambar di samping.) Posisi objek tersebut pada
waktu t adalah
𝑠𝑠 = 𝑓𝑓 𝑑𝑑 = 4 cos 𝑑𝑑
Tentukan kecepatan dan percepatan pada saat
t dan gunakan hasilnya untuk menganalisis
gerak objek tersebut.
0
4
s
Latihan 4
Persamaan Diferensial Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang
memuat fungsi yang tidak diketahui dan turunan-turunannya. Perhatikan
persamaan diferensial berikut.
(a)
(b)
(c)
𝑦𝑦𝑦 𝑑𝑑 + 𝑦𝑦 𝑑𝑑 = 0
Tunjukkan bahwa 𝑦𝑦 = 𝐴𝐴 sin 𝑑𝑑 memenuhi persamaan tersebut untuk
sembarang konstanta A.
Tunjukkan bahwa 𝑦𝑦 = 𝐡𝐡 cos 𝑑𝑑 memenuhi persamaan tersebut untuk
sembarang konstanta B.
Tunjukkan bahwa 𝑦𝑦 = 𝐴𝐴 sin 𝑑𝑑 + 𝐡𝐡 cos 𝑑𝑑 memenuhi persamaan tersebut
untuk sembarang konstanta A dan B.
Latihan 5
Turunan sinn x Tentukan turunan-turunan berikut dengan
menggunakan Aturan Hasil Kali.
(a)
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
(b)
sin2 π‘₯π‘₯
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
sin3 π‘₯π‘₯
(c)
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
sin4 π‘₯π‘₯
(d) Berdasarkan jawaban pada bagian (a) – (c), buatlah dugaan
𝑑𝑑
mengenai
sin𝑛𝑛 π‘₯π‘₯ .
𝑑𝑑𝑑𝑑
Aturan Rantai
Turunan Fungsi Komposit
2
π‘₯π‘₯
3
1
3
Fungsi 𝑦𝑦 =
= 2π‘₯π‘₯ merupakan komposisi dari fungsi 𝑦𝑦 =
dan 𝑒𝑒 = 2π‘₯π‘₯. Padahal,
𝑑𝑑𝑑𝑑
2
𝑑𝑑𝑑𝑑
1
= ,
= ,
𝑑𝑑𝑑𝑑
3
𝑑𝑑𝑑𝑑
3
2
1
Karena = οΏ½ 2, kita dapat
3
3
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑
= οΏ½
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑
dan
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
= 2.
melihat dalam kasus ini bahwa
1
𝑒𝑒
3
B: u putaran
1
3
2
A: x putaran
C: y putaran
CONTOH 1
Fungsi y = (2x2 – 1)2 merupakan
komposisi dari fungsi y = f(u) = u2
dan u = g(x) = 2x2 – 1. Kita tentukan
turunan fungsi komposit tersebut,
dan diperoleh
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
=
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
οΏ½
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
= 2𝑒𝑒 οΏ½ 4π‘₯π‘₯
= 2 2π‘₯π‘₯ 2 − 1 οΏ½ 4π‘₯π‘₯
= 16π‘₯π‘₯ 3 − 8π‘₯π‘₯
Turunan y = (2x2 – 1)2 juga dapat
ditentukan dengan mengekspansi
(2x2 – 1)2 = 4x4 – 4x2 + 1. Sehingga
kita peroleh
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
=
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
4π‘₯π‘₯ 4 − 4π‘₯π‘₯ 2 + 1
= 16π‘₯π‘₯ 3 − 8π‘₯π‘₯
ο‚’
Aturan Rantai
Aturan Rantai Jika f(u) terdiferensialkan di titik u = g(x) dan g(x)
terdiferensialkan di x, maka fungsi komposit (f ∘ g)(x) = f(g(x))
terdiferensialkan di x, dan
𝑓𝑓 ∘ 𝑔𝑔 ′ π‘₯π‘₯ = 𝑓𝑓𝑓 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ ⋅ 𝑔𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
Dalam notasi Leibniz, jika y = f(u) dan u = g(x), maka
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑
=
⋅
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑
dimana dy/du ditentukan di u = g(x).
Latihan 1
y
Jika 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ , dimana
grafik f ditunjukkan pada
gambar di samping,
tentukan g’(4) dan g’(–2).
y = f(x)
2
0
2
x
Latihan 2
Sebuah objek bergerak di sepanjang sumbu-x sedemikian sehingga
posisinya pada sembarang waktu t ≥ 0 diberikan oleh persamaan
π‘₯π‘₯ 𝑑𝑑 = sin 𝑑𝑑 2 + 1
Tentukan kecepatan objek tersebut sebagai fungsi terhadap t.
Contoh 2
Aturan Luar-Dalam Tentukan turunan sin(x2 + x) terhadap x.
PEMBAHASAN Kita langsung gunakan Aturan Rantai untuk
memperoleh
Fungsi dalam tetap
𝑑𝑑
sin π‘₯π‘₯ 2 + π‘₯π‘₯
𝑑𝑑𝑑𝑑
Fungsi dalam
= cos π‘₯π‘₯ 2 + π‘₯π‘₯ ⋅ 2π‘₯π‘₯ + 1
Turunan fungsi dalam
ο‚’
Latihan 3
Penggunaan Berulang Aturan Rantai Tentukan turunan fungsi
berikut.
𝑓𝑓 𝑑𝑑 = tan 3 + cos 5𝑑𝑑
Aturan Rantai untuk Fungsi Pangkat
Aturan Pangkat dan Aturan Rantai Jika n adalah sembarang
bilangan real dan u = g(x) terdiferensialkan, maka
𝑑𝑑 𝑛𝑛
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑛𝑛−1
𝑒𝑒 = 𝑛𝑛𝑒𝑒
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
Atau dapat dituliskan menjadi
𝑑𝑑
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛 = 𝑛𝑛 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ 𝑛𝑛−1 ⋅ 𝑔𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
𝑑𝑑𝑑𝑑
Latihan 3
Tentukan turunan dari fungsi berikut.
10
1 − 3𝑑𝑑
𝑔𝑔 𝑑𝑑 =
3 + 𝑑𝑑
Bagaimana Pembuktian Aturan Rantai?
Analisis Pendahuluan Misalkan y = f(x)
dan x berubah dari a ke a + Δx, kita
definisikan perubahan y sebagai
Δ𝑦𝑦 = 𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž + Δπ‘₯π‘₯ − 𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž
Berdasarkan definisi turunan,
βˆ†π‘¦π‘¦
lim
Δπ‘₯π‘₯→0 βˆ†π‘₯π‘₯
= 𝑓𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž
Sehingga jika kita notasikan selisih
Δy/Δx dan f’(a) sebagai ε, kita peroleh
βˆ†π‘¦π‘¦
Δπ‘₯π‘₯→0 βˆ†π‘₯π‘₯
lim πœ€πœ€ = lim
Δπ‘₯π‘₯→0
− 𝑓𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž
= 𝑓𝑓′ π‘Žπ‘Ž − 𝑓𝑓′ π‘Žπ‘Ž = 0
Tetapi
βˆ†π‘¦π‘¦
− 𝑓𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž ⇒ βˆ†π‘¦π‘¦ = 𝑓𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž βˆ†π‘₯π‘₯ + πœ€πœ€βˆ†π‘₯π‘₯
πœ€πœ€ =
βˆ†π‘₯π‘₯
Jika kita definisikan ε sama dengan nol
ketika Δx = 0, maka ε menjadi fungsi
yang kontinu terhadap Δx. Sehingga
untuk fungsi f yang terdiferensialkan,
kita dapat menulis
Persamaan 1
βˆ†π‘¦π‘¦ = 𝑓𝑓𝑓 π‘Žπ‘Ž βˆ†π‘₯π‘₯ + πœ€πœ€βˆ†π‘₯π‘₯
dimana πœ€πœ€ → 0 ketika βˆ†π‘₯π‘₯ → 0 dan ε
merupakan fungsi kontinu terhadap Δx.
Bagaimana Pembuktian Aturan Rantai?
Pembuktian Aturan Rantai Misalkan u = g(x) terdiferensialkan di a
dan y = f(u) terdiferensialkan di b = g(a). Jika Δx adalah perubahan di
x dan Δu dan Δy merupakan perubahan di u dan y yang
bersesuaian, maka kita dapat menuliskan
βˆ†π‘’π‘’ = 𝑔𝑔𝑔 π‘Žπ‘Ž βˆ†π‘₯π‘₯ + πœ€πœ€1 βˆ†π‘₯π‘₯ = 𝑔𝑔𝑔 π‘Žπ‘Ž + πœ€πœ€1 βˆ†π‘₯π‘₯
dimana πœ€πœ€1 → 0 ketika βˆ†π‘₯π‘₯ → 0. Dengan cara yang serupa,
βˆ†π‘¦π‘¦ = 𝑓𝑓′ 𝑏𝑏 βˆ†π‘’π‘’ + πœ€πœ€2 βˆ†π‘’π‘’ = 𝑓𝑓′ 𝑏𝑏 + πœ€πœ€2 βˆ†π‘’π‘’
dimana πœ€πœ€2 → 0 ketika βˆ†π‘₯π‘₯ → 0.
Persamaan 2
Persamaan 3
Bagaimana Pembuktian Aturan Rantai?
Jika kita substitusi bentuk Δu dari persamaan 2 ke persamaan 3, kita peroleh
βˆ†π‘¦π‘¦ = 𝑓𝑓𝑓 𝑏𝑏 + πœ€πœ€2 𝑔𝑔′ π‘Žπ‘Ž + πœ€πœ€1 βˆ†π‘₯π‘₯
Sehingga
βˆ†π‘¦π‘¦
βˆ†π‘₯π‘₯
= 𝑓𝑓𝑓 𝑏𝑏 + πœ€πœ€2 𝑔𝑔𝑔 π‘Žπ‘Ž + πœ€πœ€1
Ketika βˆ†π‘₯π‘₯ → 0 persamaan 2 menunjukkan bahwa βˆ†π‘’π‘’ → 0 juga. Sehingga πœ€πœ€1 →
0 dan πœ€πœ€2 → 0 ketika βˆ†π‘₯π‘₯ → 0. Oleh karena itu
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
=
βˆ†π‘¦π‘¦
lim
βˆ†π‘₯π‘₯→0 βˆ†π‘₯π‘₯
= lim 𝑓𝑓𝑓 𝑏𝑏 + πœ€πœ€2 𝑔𝑔𝑔 π‘Žπ‘Ž + πœ€πœ€1
βˆ†π‘₯π‘₯→0
= 𝑓𝑓𝑓 𝑏𝑏 𝑔𝑔𝑔 π‘Žπ‘Ž = 𝑓𝑓𝑓 𝑔𝑔 π‘Žπ‘Ž ′𝑔𝑔 π‘Žπ‘Ž
Kita telah membuktikan Aturan Rantai.
ο‚’
Pemecahan Masalah
Piston Roda Perhatikan piston roda pada gambar di samping.
Roda tersebut memiliki jari-jari 10 cm dan berputar
berlawanan arah jarum jam pada kecepatan 2 radian per
detik. Batang besi yang menghubungkan roda dan kepala
piston tersebut panjangnya 50 cm. Pada waktu t = 0, titik P
berkoordinat di (10, 0).
(a) Tentukan koordinat P pada waktu t.
(b) Tentukan koordinat-y titik Q pada waktu t (koordinat-x
titik Q selalu nol).
(c) Tentukan kecepatan Q pada waktu t. (Gunakan fakta
1
bahwa 𝐷𝐷𝑒𝑒 𝑒𝑒 =
.)
2 𝑒𝑒
Q
y
50
P
x
(10, 0)
Turunan Implisit
Fungsi Terdefinisi Implisit
Beberapa fungsi didefinisikan secara implisit sebagai suatu relasi
antara x dan y:
π‘₯π‘₯ 2 + 𝑦𝑦 2 = 25,
𝑦𝑦 2 − π‘₯π‘₯ = 0,
π‘₯π‘₯ 3 + 𝑦𝑦 3 = 9π‘₯π‘₯π‘₯π‘₯
Grafik Fungsi Implisit
y
–5
0
𝑦𝑦1 = − 25 − π‘₯π‘₯ 2
𝑦𝑦1 =
25 − π‘₯π‘₯ 2
5
x
y
y
𝑦𝑦1 = π‘₯π‘₯
0
3
𝑦𝑦1 = − π‘₯π‘₯
𝑦𝑦2 = 𝑓𝑓2 π‘₯π‘₯
x
–4
0
𝑦𝑦1 = 𝑓𝑓1 π‘₯π‘₯
4
x
𝑦𝑦3 = 𝑓𝑓3 π‘₯π‘₯
Contoh 1
Tentukan 𝑑𝑑𝑑𝑑⁄𝑑𝑑𝑑𝑑 dari 𝑦𝑦 2 − π‘₯π‘₯ = 0.
PEMBAHASAN Persamaan 𝑦𝑦 2 − π‘₯π‘₯ = 0 mendefinisikan dua fungsi
yang terdiferensialkan terhadap x, yaitu 𝑦𝑦1 = π‘₯π‘₯ dan 𝑦𝑦2 = − π‘₯π‘₯.
Sehingga turunan kedua fungsi ini adalah
𝑑𝑑𝑦𝑦1
𝑑𝑑𝑑𝑑
=
1
2 π‘₯π‘₯
dan
𝑑𝑑𝑦𝑦2
𝑑𝑑𝑑𝑑
=−
1
2 π‘₯π‘₯
Pembahasan
Turunan y terhadap x juga dapat ditentukan tanpa kita harus
mengetahui persamaan fungsinya. Dengan menurunkan kedua ruas
kita peroleh
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑦𝑦 2
𝑦𝑦 2
− π‘₯π‘₯ =
𝑑𝑑
−
π‘₯π‘₯
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
2𝑦𝑦 − 1
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑
=0
=0
=
1
2𝑦𝑦
0
Latihan 1
Tentukan persamaan garis singgung lingkaran π‘₯π‘₯ 2 + 𝑦𝑦 2 = 25 di titik
(3, –4).
Turunan Implisit
PROSEDUR Langkah-langkah berikut digunakan untuk menentukan
turunan implisit.
(1) Turunkan kedua ruas terhadap x, anggap y sebagai fungsi
terdiferensialkan terhadap x.
(2) Asingkan suku-suku dy/dx pada satu ruas persamaan,
kemudian selesaikan dy/dx.
Latihan 2
y
2
2
𝑦𝑦 2 = π‘₯π‘₯ 2 + sin π‘₯π‘₯π‘₯π‘₯
x
Tentukan dy/dx jika
𝑦𝑦 2 = π‘₯π‘₯ 2 + sin π‘₯π‘₯π‘₯π‘₯
Latihan 3
Tentukan 𝑑𝑑2 𝑦𝑦⁄𝑑𝑑𝑑𝑑 2 jika 2π‘₯π‘₯ 3 − 3π‘₯π‘₯ 2 = 8.
Tugas
y
𝑦𝑦 2 = π‘₯π‘₯ 3
(1, 1)
x
(1, –1)
2π‘₯π‘₯ 2 + 3π‘₯π‘₯ 2 = 5
Apakah ada yang spesial dari garis
singgung kurva 𝑦𝑦 2 = π‘₯π‘₯ 3 dan 2π‘₯π‘₯ 2 +
3π‘₯π‘₯ 2 = 5 di titik 1, ±1 ? Berikan alasan.
Nilai Maksimum
dan Minimum
Pertanyaan Awal
Apa yang dapat kalian amati pada
grafik f ketika x = 1 dan 5?
y
4
y = f(x)
2
0
2
4
6
x
Maksimum dan Minimum Absolut
DEFINISI Misalkan c adalah bilangan dalam doman D fungsi f. Maka
f(c) merupakan
• Nilai maksimum absolut dari f di D jika f(c) ≥ f(x)
untuk semua x di D.
• Nilai minimum absolut dari f di D jika f(c) ≤ f(x)
untuk semua x di D.
Nilai maksimum dan minimum disebut sebagai nilai ekstrem.
Contoh 1
–2
y
y
y
y
2
2
2
2
0
2
y = x2 pada (–∞, ∞)
Hanya min absolut
x
–2
0
2
x
y = x2 pada [0, 2]
Maks dan min absolut
–2
0
2
y = x2 pada (0, 2]
Hanya maks absolut
x
–2
0
2
x
y = x2 pada (0, 2)
Tidak ada maks/min
absolut
Teorema Nilai Ekstrem
TEOREMA 1 Jika f kontinu pada selang tutup [a, b], maka f memiliki
nilai maksimum absolut f(c) dan nilai minimum absolut f(d) untuk
beberapa bilangan c dan d di [a, b].
Latihan 1
y
–1
y
1
y = f(x)
0
1
–1
1
x
–1
0
–1
y = g(x)
1
x
Tentukan nilai ekstrem
absolut fungsi f dan g di
samping. Apakah kedua
fungsi tersebut
memenuhi Teorema
Nilai Ekstrem?
Maksimum dan Minimum Lokal
DEFINISI Misalkan c adalah bilangan
dalam domain D fungsi f. Maka f(c)
merupakan
• Nilai maksimum lokal dari f jika f(c) ≥
f(x) untuk semua x dalam beberapa
selang buka yang memuat c.
• Nilai minimum lokal dari f jika f(c) ≤
f(x) untuk semua x dalam beberapa
selang buka yang memuat c.
y
Maks
lokal
Min
lokal
c1
Min
lokal
c2
c3
x
Teorema Turunan Pertama untuk Nilai-Nilai Ekstrim Lokal
TEOREMA 2 Jika f memiliki nilai maksimum atau minimum lokal di c
dan f’(c) ada, maka f’(c) = 0.
Calon Titik Ekstrim Lokal
f’(d) = 0
f’(c) tidak ada
f’(e) tidak ada
a
c
d
e
b
x
Titik Kritis
DEFINISI Titik kritis suatu fungsi f adalah c dalam domain f
sedemikian sehingga f’(c) = 0 atau f’(c) tidak ada.
Latihan 2
–25
Tentukan titik-titik kritis fungsi f
berikut pada [–3, 3].
–4
4
–5
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯ 2 π‘₯π‘₯ + 3
Menentukan Maksimum dan Minimum Absolut
METODE SELANG TUTUP Penentuan nilai maksimum dan
minimum absolut fungsi kontinu pada selang tutup [a, b] dapat
dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
1.
2.
3.
Tentukan nilai f di titik-titik kritis pada (a, b).
Tentukan nilai f di titik-titik ujung selang [a, b].
Nilai terbesar dari nilai-nilai pada Langkah 1 dan 2 merupakan
nilai maksimum absolut; nilai terkecil dari nilai-nilai tersebut
merupakan nilai minimum absolut.
Latihan 3
Tentukan nilai maksimum dan minimum absolut fungsi f pada
Latihan 2.
Tugas
Setiap Detik Berharga Anda harus pergi
dari titik P untuk menolong seseorang
yang akan tenggelam dalam danau, yang
posisinya 50 m dari titik Q di pantai dan
titik tersebut terletak 50 m dari posisi
Anda, perhatikan gambar di samping.
Jika Anda dapat berlari dengan
kecepatan 4 m/s dan berenang dengan
kecepatan 2 m/s, di titik manakah
seharusnya Anda mulai berenang?
P
50 m
50 – x
Q
x
50 m
Turunan dan
Grafik Fungsi
Fungsi Naik dan Fungsi Turun
DEFINISI Suatu fungsi f dikatakan naik pada
selang I jika
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯1 < 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯2
ketika π‘₯π‘₯1 < π‘₯π‘₯2 dalam I
Suatu fungsi f dikatakan turun pada selang I jika
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯1 > 𝑓𝑓 π‘₯π‘₯2
ketika π‘₯π‘₯1 < π‘₯π‘₯2 dalam I
y
0
y = f(x)
x1
x2
x
f naik: f(x1) < f(x2) ketika x1 < x2
y
0
y = f(x)
x1
x2
x
f turun: f(x1) > f(x2) ketika x1 < x2
Apa yang Ditunjukkan f’ Tentang f?
y
D
B
C
A
0
x
Uji Naik/Turun
Teorema 1
(a) Jika f’(x) > 0 pada suatu selang, maka f naik pada selang
tersebut.
(b) Jika f’(x) < 0 pada suatu selang, maka f turun pada selang
tersebut.
Uji Naik/Turun
Bukti
(a) Misalkan x1 dan x2 sembarang dua
bilangan dalam suatu selang
dengan x1 < x2. Berdasarkan
definisi fungsi naik, kita akan
tunjukkan bahwa f(x1) < f(x2).
Karena f’(x) > 0, maka f
terdiferensialkan dalam [x1, x2].
Sehingga berdasarkan Teorema
Nilai Rata-Rata, ada bilangan c di
antara x1 dan x2 sedemikian
sehingga
f(x2) – f(x1) = f’(c)(x2 – x1)
Karena f’(c) > 0 dan (x2 – x1) > 0,
maka ruas kanan persamaan
sebelumnya positif.
f(x2) – f(x1) > 0
atau
f(x2) > f(x1)
Sehingga f fungsi naik.
(b) Bagian (b) dapat dibuktikan
dengan cara serupa.
Latihan 1
Tentukan di mana fungsi f(x) = x4 – 2x2 + 3 naik dan di mana fungsi
tersebut turun.
Nilai-Nilai Ekstrem Lokal
Teorema 2 Uji Turunan Pertama
Misalkan c adalah titik kritis fungsi kontinu f.
(a) Jika f’ berubah dari positif ke negatif di c, maka f memiliki
maksimum lokal di c.
(b) Jika f’ berubah dari negatif ke positif di c, maka f memiliki
minimum lokal di c.
(c) Jika f’ positif di kiri dan kanan c, atau negatif di kiri dan kanan c,
maka f tidak memiliki lokal maksimum atau minimum di c.
Ilustrasi Uji Turunan Pertama
y
y
y
f’(x) > 0
f’(x) < 0
f’(x) > 0
f’(x) < 0
f’(x) > 0
f’(x) < 0
0
y
c
(a) Maksimum lokal
x
0
c
(b) Minimum lokal
x
f’(x) < 0
f’(x) > 0
0
c
(c) Tidak ada maks
atau min
x
0
c
(d) Tidak ada maks
atau min
x
Latihan 2
Tentukan nilai maksimum dan minimum lokal fungsi f pada
Latihan 1.
Kecekungan
DEFINISI Grafik fungsi
terdiferensialkan y = f(x)
(a) terbuka ke atas pada selang I
jika f’ naik pada I;
(b) terbuka ke bawah pada selang I
jika f’ turun pada I.
y
y = x3
f’ naik
f’ turun
0
x
Uji Kecekungan
Teorema 3
y
(a) Jika f”(x) > 0 untuk semua x
dalam I, maka grafik f terbuka ke
atas pada I.
(b) Jika f”(x) < 0 untuk semua x
dalam I, maka grafik f terbuka ke
bawah pada I.
y = x2
2
y” > 0
y” > 0
–1
0
x
Titik Belok
DEFINISI Titik P pada kurva y = f(x) disebut titik belok jika f kontinu
di titik tersebut, dan kecekungan kurvanya berubah (dari terbuka ke
atas menjadi terbuka ke bawah, atau sebaliknya).
Latihan 3
Sketsalah grafik fungsi f yang memenuhi kondisi-kondisi berikut.
(a) f(0) = 0, f(2) = 3, f(4) = 6, f’(0) = f’(4) = 0.
(b) f”(x) > 0 untuk x < 1 dan f”(x) < 0 untuk x > 1.
Uji Turunan Kedua
Teorema 4 Misalkan f” kontinu di dekat c.
(a) Jika f’(c) = 0 dan f”(c) > 0, maka f memiliki minimum lokal di c.
(b) Jika f’(c) = 0 dan f”(c) < 0, maka f memiliki maksimum lokal di c.
Latihan 4
Sketsa grafik fungsi
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ = π‘₯π‘₯ 4 − 4π‘₯π‘₯ 3 + 10
dengan langkah-langkah berikut.
(a) Tentukan dimana ekstrim f terjadi.
(b) Tentukan selang ketika f naik dan selang ketika f turun.
(c) Tentukan dimana grafik f terbuka ke atas dan di mana f terbuka ke
bawah.
(d) Sketsa bentuk umum grafik f.
(e) Plot beberapa titik, misalkan titik-titik maksimum dan minimum lokal, titiktitik belok, dan titik-titik potong sumbu-x dan sumbu-y.
Rangkuman Sketsa Grafik
Panduan Sketsa Grafik y = f(x)
1. Domain. Tentukan domain D
dari f, yaitu himpunan nilainilai x dimana f didefinisikan.
2. Simetri. Gunakan
kesimetrian fungsi. Apakah f
fungsi genap? Fungsi ganjil?
3. Turunan pertama dan
kedua. Informasi ini berguna
untuk menentukan nilai
ekstrem, kecekungan, titik
belok, dan selang naik/turun.
4. Titik kritis dan titik belok.
Tentukan titik-titik dimana
f’(x) = 0 atau f’(x) tidak
terdefinisi. Tentukan titiktitik dimana f”(x) = 0 atau f”(x)
tidak terdefinisi.
Panduan Sketsa Grafik y = f(x)
5. Selang naik/turun dan
terbuka ke atas/bawah.
Turunan pertama digunakan
untuk menentukan selang
naik/turun. Turunan kedua
digunakan untuk menentukan
selang terbuka ke
atas/bawah.
6. Nilai ekstrem dan titik belok.
Gunakan turunan pertama
atau kedua untuk
mengklasifikasi titik-titik kritis.
7. Asimtot dan perilaku ujung.
Asimtot vertikal sering
muncul ketika penyebutnya
nol. Tentukan limit x → ±∞
untuk menentukan asimtot
horizontal.
Panduan Sketsa Grafik y = f(x)
8. Titik potong. Tentukan titik
potong grafik dengan
sumbu-y dengan mensubstitusi x = 0. Titik potong
sumbu-x dapat dicari dengan
menyelesaikan f(x) = 0.
9. Sketsa grafik. Dengan
menggunakan semua
informasi 1–8, sketsalah
grafik fungsi yang diberikan.
Contoh 1
Pemanasan Berikut ini merupakan informasi mengenai turunan
pertama dan kedua fungsi f yang kontinu pada (−∞, ∞). Rangkumlah
informasi tersebut dengan garis bilangan, dan sketsalah
kemungkinan grafik fungsi f.
f’ < 0, f” > 0 pada (−∞, 0)
f’ > 0, f” < 0 pada (1, 2)
f’ < 0, f” > 0 pada (3, 4)
f’ > 0, f” > 0 pada (0, 1)
f’ < 0, f” < 0 pada (2, 3)
f’ > 0, f” > 0 pada (4, ∞)
Garis Bilangan
f’ < 0, f” > 0
f’ > 0, f” > 0
Turun
Ter. ke atas
f’ > 0, f” < 0
Naik
Ter. ke atas
0
Minimum
lokal
f’ < 0, f” > 0
Naik
Turun
Ter. ke bawah Ter. ke bawah
1
Titik belok
f’ < 0, f” < 0
2
Maksimum
lokal
f’ > 0, f” > 0
Turun
Ter. ke atas
3
Naik
Ter. ke atas
4
Titik belok
Minimum
lokal
Sketsa Grafik y = f(x)
y = f(x)
0
1
2
3
4
x
Latihan 1
Fungsi Polinomial Gunakan panduan mensketsa grafik sebelumnya
untuk menggambar grafik fungsi f berikut pada domainnya.
π‘₯π‘₯ 3
− 400π‘₯π‘₯
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯ =
3
Latihan 2
Fungsi Rasional Sketsalah grafik fungsi g berikut pada domainnya.
10π‘₯π‘₯ 3
𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = 2
π‘₯π‘₯ − 1
Tugas
Sketsa f dari Grafik f’ dan f”
Gambar di samping menunjukkan
grafik turunan pertama dan
turunan kedua fungsi y = f(x). Jika
grafik f melalui titik P, sketsalah
grafik f tersebut.
y
y = f’(x)
y = f”(x)
0
x
Optimasi Terapan
& Aturan L’Hôpital
Optimasi Terapan
Menyelesaikan Masalah Optimasi Terapan
1. Baca masalahnya. Apa yang
diberikan? Kuantitas apa yang
akan dioptimasi?
2. Buat gambar. Gambarlah
informasi penting dalam soal.
3. Identifikasi variabel. Daftarlah
semua relasi dalam gambar dan
soal sebagai suatu persamaan
atau bentuk aljabar, dan
identifikasi variabel yang tidak
diketahui.
4. Tulis persamaan untuk kuantitas
yang tidak diketahui. Jika bisa,
nyatakan kuantitas yang tidak
diketahui sebagai sebuah fungsi.
5. Ujilah titik-titik kritis dan titiktitik ujung dalam domain
kuantitas yang tidak diketahui.
Latihan 1
BIAYA MINIMUM Kaleng aluminium yang berbentung tabung akan
dibuat untuk menampung air 1 L. Tentukan ukuran kaleng tersebut
agar biaya untuk membeli aluminium seminimum mungkin.
Latihan 2
PENDAPATAN MAKSIMUM Sebuah toko telah
menjual 200 TV layar datar dalam seminggu
dengan harga satuan 3,5 juta rupiah. Suatu survei
pasar menunjukkan bahwa setiap potongan harga
sebesar Rp100.000,00 yang diberikan kepada
pembeli, maka banyaknya TV yang terjual akan
naik sebanyak 20 dalam seminggu. Tentukan
fungsi harga (fungsi permintaan) dan fungsi
pendapatannya. Seberapa besar potongan harga
yang harus ditawarkan agar toko tersebut
mendapatkan pendapatakan maksimum?
Latihan 3
MELIPAT KERTAS Bagian pojok
kanan atas kertas berukuran 21 cm
× 29,7 cm dilipat sampai
menyentuk sisi bawahnya
(perhatikan gambar). Bagaimana
Anda melipatnya agar menghasilkan
panjang lipatan terpendek? Dengan
kata lain, bagaimana Anda memilih
x untuk meminimumkan y?
𝑦𝑦
21 cm
29,7 cm
π‘₯π‘₯
Aturan L’Hôpital
Misalkan f dan g terdiferensialkan pada selang buka I yang memuat
a dengan g’(x) ≠ 0 pada I ketika x ≠ a. Jika lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = lim 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯ = 0
maka
𝑓𝑓 π‘₯π‘₯
𝑓𝑓′ π‘₯π‘₯
= lim
lim
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž 𝑔𝑔 π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž 𝑔𝑔′ π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
dengan syarat limit bentuk yang di ruas kanan ada.
π‘₯π‘₯→π‘Žπ‘Ž
Latihan 3
Menggunakan Aturan L’Hôpital Tentukan limit-limit berikut ini.
(a)
(b)
π‘₯π‘₯ 3 +π‘₯π‘₯ 2 −2π‘₯π‘₯
lim
π‘₯π‘₯−1
π‘₯π‘₯→1
9−3π‘₯π‘₯−3
lim
π‘₯π‘₯
π‘₯π‘₯→0
Referensi
Boelkins, M. R., Austin, D., & Schlicker, S.
(2016). Active calculus, 2016 edition.
Allendale: Orthogonal Publishing L3C.
Briggs, W. L., Cochran, L., Gillett, B., & Schulz,
E. P. (2013). Calculus for scientists and
engineers early transcendentals. Boston,
MA: Pearson Education.
Briggs, W. L., Cochran, L., Gillett, B., & Schulz,
E. P. (2015). Calculus: Early transcendentals.
Boston: Pearson.
Goldstein, L. J. (2014). Calculus & its
applications. Boston: Pearson Education.
Hass, J., Weir, M. D., & Thomas, G. B. (2016).
University calculus: Early transcendentals.
Boston: Pearson.
Kristanto, Y. D., & Putra, D. W. (2018).
Students' Mathematical Reasoning in
Exploring Functions and Its Derivative. In
B. Utomo, J. Donovan, H. Avci, & F. Lin
(Eds.), Proceedings of International
Conference on Research in Education (pp.
383-392). Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press.
Kristanto, Y. D., Melissa, M. M., & Panuluh, A.
H. (2019). Discovering the formal
definition of limit through exploration in
dynamic geometry environments. Journal
of Physics: Conference Series, 1180,
012004. doi:10.1088/17426596/1180/1/012004
Larson, R., & Edwards, B. H. (2014). Calculus.
Boston, MA: Brooks/Cole.
Stewart, J. (2016). Calculus. Boston, MA:
Cengage Learning.
Thomas, G. B., Weir, M. D., & Hass, J. (2016).
Thomas calculus. Upper Saddle River:
Pearson.
Varberg, D., Purcell, E., & Rigdon, S. (2006).
Calculus. Englewood Cliffs, NJ: Prentice
Hall.
Download