Uploaded by mualimibn

KUESIONER KINERJA KARYAWAN MODEL CHESTER

advertisement
1
KUESIONER
KINERJA KARYAWAN (MODEL CHESTER I. BARNARD)
EKO HERTANTO
PROGRAM PASCASARJANA
Sumber daya manusia merupakan aset vital
organization”. Kinerja adalah perilaku yang telah
organisasi karena perannya dalam implementasi
dievaluasi kontribusinya untuk pencapaian tujuan
strategi
organisasi.
sangat
penting
yaitu
sebagai
subjek
pelaksana dari strategi organisasi. Sumber daya
Keikutsertaan para peserta dalam organisasi
manusia ini adalah orang-orang yang ada di dalam
diatur dengan adanya pembedaan pemberian
organisasi
langsung
dengan
wewenang dan tanggung jawab (authority and
organisasi.
Secara
responsibility). Dengan jelasnya wewenang dan
etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja
tanggung jawab yang dilimpahkan kepada masing-
(performance).
masing peserta organisasi, seyogyanya kinerja
yang
pekerjaannya
berkaitan
di
Pengertian
dalam
Armstrong
mereka harus baik. Dalam praktiknya motivasi dan
(2006:119), adalah “Performance is often defined
harapan para peserta organisasi tercermin dalam
simply
of
perilaku disiplin dan inisiatif para pesertanya.
quantified objectives. But performance is a matter
Perilaku yang berkaitan dengan disiplin, inisiatif,
not only of what people achieve but how they
wewenang
achieve it”. Kinerja bukan hanya hasil akhir yang
mencerminkan apakah organisasi berjalan secara
dilihat melainkan kita bisa melihat proses kinerja
efisien dan efektif atau tidak. Efektivitas dan
dengan melihat bagaimana orang mencapainya.
efisiensi tersebut pada akhirnya akan menentukan
Kemudian
performance (kinerja) organisasi tersebut.
in
kinerja
output
menurut
terms-the
Ivancevich
achievement
(2010:229),
mengatakan
dan
tanggung
jawab
akan
kinerja adalah pencapaian hasil kerja pegawai
dalam periode waktu tertentu untuk mencapai
tujuan organisasi. Sedangkan Colquitt, LePine, dan
Wesson (2009:37), mendefinisikan kinerja adalah
“Job performance is a formally defined as the value
of the set of employee behaviors that contribute,
either positively or negatively, to organizational goal
accomplishment”. Kinerja adalah perilaku dari
kontribusi pegawai baik secara positif ataupun
adalah
hasil
Prawirosentono
kerja
seseorang
atau
organisasi,
sesuai
yang
Menurut
(2008:2),
dapat
kinerja
dicapai
sekelompok
orang
dengan
wewenang
oleh
dalam
dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka
upaya mencapai tujuan organisasi secara legal,
tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
dan etika. Kemudian menurut Curtis (2001:244),
“performance is behavior that has been evaluated in
term of its contribution to the goals of the
Whittaker
dalam
Sedarmayanti
(2014:195), pengukuran kinerja digunakan untuk
menilai pencapaian tujuan dan sasaran. Sistem
pengukuran kinerja biasanya terdiri dari metode
sistematis dalam penetapan sasaran dan tujuan
dan pelaporan periodik yang mengindikasikan
realisasi atas pencapaian sasaran tujuan. Demikian
halnya
negatif untuk tujuan organisasi.
Menurut
PENGUKURAN KINERJA
pengukuran
penilaian
atas
kinerja
keberhasilan
digunakan
atau
untuk
kegagalan
pelaksanaan kegiatan atau program atau kebijakan
sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi
organisasi.
Sistem pengukuran kinerja dapat membantu
pimpinan dalam memantau implementasi strategis
kegiatan dengan cara membandingkan antara hasil
aktual
dengan
sasaran
dan
tujuan
strategis.
Pengukuran kinerja tidak terlepas dari pengaruh
2
tingkatan
sebagai
Untuk mengetahui kinerja karyawan dalam
pemakai informasi yang dihasilkan dari pengukuran
dalam
struktur
melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung
kinerja, pimpinan organisasi tingkat atas tentu
jawab karyawan, maka perlu dilakukan penilaian
berbeda
terhadap
kebutuhan
organisasi.
informasinya
dibandingkan
kinerja
karyawan.
Penilaian
kinerja
dengan pimpinan di tingkat menengah maupun
bertujuan untuk menilai seberapa baik karyawan
bawah.
telah melaksanakan pekerjaannya dan apa yang
Pengukuran kinerja karyawan menurut Darma
harus mereka lakukan untuk menjadi lebih baik di
(2003:355), mempertimbangkan hal-hal sebagai
masa mendatang. Ini dilaksanakan dengan merujuk
berikut:
pada isi pekerjaan yang mereka lakukan dan apa
1.
Kuantitas
yang mereka harapkan untuk mencapai setiap
Pengukuran kinerja seorang karyawan dapat
aspek dari pekerjaan mereka. Isi dari suatu
dilihat dari kuantitas kerja yang diselesaikan
pekerjaan merupakan dasar tetap untuk perumusan
dalam
sasaran yang akan dicapai dari suatu tugas utama.
waktu
tersebut
seorang
kemampuan
2.
tertentu.
Dengan
kuantitas
karyawan
ataupun
memiliki
kepercayaan
untuk
Sedangkan
Sastrohadiwiryo
(2003:231), penilaian kinerja adalah suatu kegiatan
melakukan kerja-kerja organisasi.
yang dilakukan manajemen untuk menilai kinerja
Kualitas
tenaga kerja (prajurit) dengan cara membandingkan
Penilaian seorang karyawan adalah dengan
kinerja dengan uraian diskripsi dalam suatu periode
melihat kualitas kerja yang dilakukan sesuai
tertentu.
dengan yang diharapkan. Penyelesaian bukan
3.
menurut
Unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian
hanya terlihat dari penyelesaian tapi dilihat dari
dalam proses penilaian kinerja sebagai berikut:
kecakapan dan juga hasil.
1.
Kesetiaan
Ketepatan waktu
Tekad dan kesanggupan tenaga kerja atau
Yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang
karyawan
direncanakan.
mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan
mentaati
melaksanakan
dan
penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Jadi, pada prinsipnya, pengukuran kinerja
2.
sesorang dapat dilihat secara kualitas kerjanya,
Kinerja yang dicapai oleh tenaga kerja atau
kuantitas atau sebanyak apa ia bisa menghasilkan
karyawan dalam melaksanakan tugas dan
sesuatu dalam waktu tertentu, ketepatan waktu
penyelesaian pekerjaannya, pemanfaatan sumber
pekerjaan yang diberikan kepadanya.
3.
daya yang ia miliki, kemandiriannya baik secara
baiknya
dikenal
dengan
atau
dan
tepat
waktu
serta
berani
diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.
istilah
“performance rating atau performance appraisal”.
4.
penilaian
ciri-ciri
seorang
tenaga
kerja
atau
karyawan untuk mentaati segala ketetapan,
kepribadian,
perundang-undangan dan peraturan kedinasan
perilaku kerja, dan hasil kerja seseorang tenaga
yang berlaku.
kerja yang dianggap menunjang unjuk kerjanya,
yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
Ketaatan
Kesangupan
Menurut Munandar (2008:287), penilaian kinerja
pengambilan keputusan.
kerja
mengambil resiko atas keputusan yang telah
PENILAIAN KINERJA
proses
tenaga
pekerjaan yang diserahkan kepadanya sebaik-
terhadap apa yang telah ia kerjakan.
adalah
seorang
karyawan dalam menyelenggarakan tugas dan
terhadap organisasi, serta tanggung jawabnya
kinerja
Tanggung jawab
Kesanggupan
individu ataupun secara kerja tim, komitmennya
Penilaian
Prestasi kerja
5.
Kejujuran
Ketulusan hati seorang tenaga kerja atau
karyawan dalam melaksanakan tugas dan
3
pekerjaan
serta
menyalahgunakan
kemampuan
untuk
tidak
1.
Hasil kerja (apa yang harus dicapai seseorang)
wewenang
yang
telah
2.
Kompetensi
diberikan kepadanya.
6.
karyawan
mencapainya)
seorang
untuk
tenaga
bekerja
kerja
Indikator-indikator kinerja karyawan menurut
atau
bersama-sama
dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu
Chester I. Barnard dalam Suyadi Prawirosentono
(2008:27-32), adalah sebagai berikut:
1.
tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan.
Efektivitas dan Efisiensi
Efektivitas dari suatu organisasi apabila tujuan
Prakarsa
Kemampuan
karyawan
seorang
untuk
tenaga
kerja
mengambil
suatu organisasi dapat dicapai sesuai dengan
atau
kebutuhan
keputusan,
2.
Otoritas dan Tanggung Jawab
dimiliki seseorang untuk memerintah orang lain
Kepemimpinan
(bawahannya) untuk melaksanakan tugas yang
Kemampuan yang dimiliki seorang tenaga kerja
dibebankan kepada masing-masing bawahan
atau karyawan untuk meyakinkan orang lain
dalam suatu organisasi. Sedangkan tanggung
sehingga dapat dikerahkan secara maksimum
jawab adalah bagian yang tidak terpisahkan
untuk melaksanakan tugas pokok.
atau
mengerjakan
seberapa
pekerjaan
dengan
satu
baik
karyawan
mereka
set
3.
dari
kepemilikan
Disiplin
Disiplin apabila taat pada hukum dan peraturan
ketika
standar,
akibat
dengan sendirinya muncul tanggung jawab.
penilaian kinerja (performance appraisal-PA) adalah
evaluasi
sebagai
wewenang tersebut. Bila ada wewenang berarti
Mathis dan Jackson (2002:81), berpendapat
dibandingkan
efisiensi
Dalam hal ini otoritas adalah wewenang yang
bimbingan.
proses
direncanakan,
dikeluarkan dalam mencapai tujuan.
tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan
tugas pokok tanpa menunggu perintah dan
yang
berkaitan dengan jumlah pengorbanan yang
langkah-langkah atau melaksanakan suatu
8.
seseorang
Kerjasama
Kemampuan
7.
(bagaimana
yang
dan
berlaku.
Disiplin
ketaatan
karyawan.
Penilaian
menghormati perjanjian kerja dimana karyawan
dilakukan
secara
dokumentasikan
obyektif
secara
karyawan
tepat
baik
dan
yang
dalam
bekerja.
di
cenderung
bersangkutan
sebagai
kemudian mengkomunikasikannya dengan para
kinerja
karyawan
karyawan
4.
Inisiatif
menurunkan potensi penyimpangan yang dilakukan
Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir,
oleh karyawan, sehingga kinerjanya diharapkan
kreativitas dalam bentuk ide untuk suatu yang
harus bertambah baik sesuai dengan kinerja yang
berkaitan dengan tujuan organisasi. Setiap
dibutuhkan oleh perusahaan.
inisiatif sebaliknya mendapat perhatian atau
Penilaian pelaksanaan pekerjaan merupakan
tanggapan positif dari atasan.
pedoman dalam hal karyawan yang diharapkan
dapat menunjukkan kinerja karyawan secara rutin
dan
teratur
sehingga
bermanfaat
bagi
pengembangan karir karyawan yang dinilai maupun
bagi organisasi secara keseluruhan.
Penilaian kinerja adalah sistem formal untuk
memeriksa atau mengkaji dan mengevaluasi secara
berkala kinerja seseorang. kinerja dapat pula
dipandang sebagai perpaduan dari:
Menurut Mathis dan Jackson (2001:83), tiga
faktor utama yang mempengaruhi kinerja individu
adalah kemampuan individu untuk melakukan
pekerjaan tersebut, tingkat usaha yang dicurahkan
dan dukungan organisasi.
Dalam hal ini sebenarnya terdapat hubungan
yang erat antara kinerja perorangan (individual
performance) dengan kinerja lembaga (institutional
performance). Dengan perkataan lain bila kinerja
4
perorangan (individual performance) baik maka
daya
kemungkinan besar kinerja lembaga (institutional
pengembangan
performance) juga baik. Kinerja seorang karyawan
dan imbalan sumber daya manusia, untuk
akan baik bila dia mempunyai keahlian (skill) yang
mencapai
tinggi, bersedia bekerja karena digaji atau diberi
manajemen dan pengembangan manusia.
upah
sesuai
dengan
perjanjian,
mempunyai
harapan (expectation) masa depan lebih baik.
4.
manusia
yang
berbeda,
organisasi,
pendekatan
terutama
pengembangan
koheren
bagi
Mengintegrasikan kebutuhan individu dengan
kebutuhan organisasi.
Wexley dan Yukl (2000:97), mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain
adalah disiplin kerja. Disiplin kerja diperlukan untuk
menghasilkan kinerja yang bagus, dengan disiplin
pegawai
akan
berusaha
untuk
melakukan
pekerjaan semaksimal mungkin dan kinerja yang
yang
mempengaruhi
kinerja
karyawan sebagaimana diuraikan diatas pada
dasarnya dapat berupa faktor internal karyawan
maupun faktor eksternal karyawan. Faktor internal
antara lain menyangkut perilaku karyawan itu
sendiri, misalnya tentang kemampuannya, sikap
dalam melaksanakan tugas. Sedangkan faktor
eksternal
dapat
organisasi,
berupa
maupun
lingkungan
atasan
atau
kerja,
pimpinan
stratejik
dan
(2014:87),
kinerja
organisasi
dengan
keterlibatan tinggi dengan mengajak tim dan
individu berpartisipasi dalam menetapkan sasaran
mereka dan untuk memberikan cara dimana hasil
dan individu dengan memahami dan mengelola
kinerja dalam kerangka yang disetujui mengenai
kebutuhan tujuan, standar dan kompetensi yang
direncanakan.
Manajemen
kinerja
merupakan
kerangka dimana pimpinan dapat mendukung
anggota timnya daripada mendikte mereka, dan
berdampak pada hasil yang akan menjadi lebih
penting
jika
transformasional
dihargai
sebagai
proses
daripada
sebagai
proses
KESIMPULAN
MANAJEMEN KINERJA
manajemen
pengembangan
penilaian.
karyawan yang bersangkutan.
Sedarmayanti
kepada
yang lebih baik dapat diperoleh dari organisasi, tim
dihasilkan menjadi lebih bagus.
Faktor-faktor
Manajemen kinerja dapat memberi kontribusi
adalah
terintegrasi
suatu
untuk
mengatakan
Sumber daya manusia memiliki posisi yang
pendekatan
sangat strategis dalam perusahaan, artinya unsur
menghasilkan
manusia dalam hal ini karyawan
memegang
keberhasilan yang berkelanjutan bagi bekerja di
peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk
dalam organisasi dan dengan mengembangkan
pencapaian tujuan
kapabilitas tim dan individu pemberi kontribusi.
manusia merupakan titik sentral dalam organisasi,
Manajemen kinerja adalah stratejik, dalam arti
agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik
mengenai isu yang lebih luas yang dihadapi
maka organisasi harus memiliki karyawan yang
organisasi agar dapat berfungsi secara efektif, dan
berpengetahuan dan berketerampilan tinggi serta
arah secara umum bertujuan untuk mencapai
usaha
tujuan jangka panjang. Hal ini terintegrasi dalam
mungkin
empat hal:
meningkat.
1.
2.
3.
Integrasi
vertikal:
menghubungkan
atau
untuk
perusahaan. Sumber daya
mengelola
sehingga
organisasi
kinerja
seoptimal
karyawan
dapat
Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal,
menyatukan sasaran, tim dan individu.
yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan
Integrasi fungsional: menghubungkan strategi
mendukung
fungsional dalam organisasi pada bagian yang
Organisasi yang baik adalah organisasi yang
berbeda.
berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya
Integrasi
sumber
daya
manusia:
menghubungkan aspek manajemen sumber
tercapainya
tujuan
organisasi.
manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor
kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan.
5
Sebaliknya tujuan organisasi sulit atau bahkan
Kinerja karyawan yang tinggi dapat dicapai jika
tidak dapat tercapai bila karyawan tidak memiliki
seluruh elemen-elemen yang ada dalam organisasi
kinerja
terintegrasi dengan baik, dan mampu menjalankan
yang
baik
sehingga
tidak
dapat
menghasilkan kerja yang baik pula. Baik buruknya
peranannya
sesuai
kinerja karyawant dapat dilihat dari sejauh mana
keinginan
para karyawan mampu menyelesaikan wewenang
demikian jelaslah sudah bahwa sumber daya
dan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya
manusia memegang peranan yang sangat penting
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan
untuk mewujudkan tujuan organisasi terutama
sebelumnya.
menghadapi perubahan lingkungan strategis yang
pimpinan
dengan
dan
kebutuhan
bawahan.
dan
Dengan
Faktor kepemimpinan memainkan peranan
semakin cepat. Untuk mencapi tujuan tersebut
yang sangat penting dalam keseluruhan upaya
diperlukan adanya usaha yang didukung oleh
untuk meningkatkan kinerja, baik pada tingkat
semua pihak secara organisasi baik dari pihak
kelompok
organisasi.
manajemen maupun dari pihak karyawan. Posisi
dikatakan demikian karena kinerja tidak hanya
yang demikian penting dari sumber daya manusia
menyoroti pada sudut tenaga pelaksana yang pada
menjadikan kinerja organisasi sangat dipengaruhi
umumnya bersifat teknis akan tetapi juga dari
oleh kinerja karyawan. Untuk meningkatkan kinerja
kelompok kerja dan manajerial.
organisasi harus dimulai dari peningkatan kinerja
maupun
pada
tingkat
Pada suatu organisasi dapat dimaknai bahwa
personel. Kinerja personel sangat dipengaruhi oleh
meningkat atau menurunnya kinerja pegawai dalam
banyak
menjalankan aktivitas organisasi, sangat tergantung
organisasi,
dari gaya kepemimpinan yang dimiliki pimpinan.
lingkungan kerja dan motivasi kerja.
Bagi
organisasi
kompensasi
memiliki
arti
penting karena kompensasi mencerminkan upaya
organisasi
dalam
meningkatkan
mempertahankan
kesejahteraan
dan
karyawannya.
Kompensasi yang diberikan berdasarkan kinerja
dan keterampilan nampaknya dapat memuaskan
karyawan, sehingga diharapkan karyawan dapat
termotivasi
untuk
meningkatkan
kinerja
dan
mengembangkan keterampilannya. Dengan adanya
program kebijakan kompensasi yang dirasakan adil,
maka karyawan akan merasa puas dan sebagai
dampaknya
tentunya
akan
termotivasi
untuk
meningkatkan kinerjanya.
Salah satu aspek kekuatan Sumber Daya
Manusia (SDM) dapat tercermin pada sikap dan
perilaku disiplin, sebab disiplin mempunyai dampak
yang
kuat
terhadap
suatu
organisasi
untuk
mencapai keberhasilan dalam mengejar tujuan
yang direncanakan. Kedisiplinan merupakan fungsi
operatif manajemen sumber daya manusia yang
paling
penting
karena
semakin
baik
disiplin
karyawan maka semakin tinggi juga prestasi atau
kinerja yang dicapainya.
hal
seperti
kompetensi,
kepuasan
kerja,
komitmen
kompensasi,
6
INDIKATOR KINERJA KARYAWAN MODEL CHESTER I. BARNARD:
1. Efektivitas dan Efisiensi
2. Tanggung Jawab
3. Disiplin
4. Inisiatif
KRITERIA JAWABAN
SKOR PENILAIAN
SS
= Sangat Setuju
5
S
= Setuju
4
KS
= Kurang Setuju
3
TS
= Tidak Setuju
2
STS
= Sangat Tidak Setuju
1
No
PERTANYAAN
SS
EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI
1
Dalam melaksanakan tugas, saya jarang melakukan
kesalahan
2
Saya memiliki keterampilan teknis untuk menyelesaikan
pekerjaan tepat pada waktunya
3
Saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan teliti sesuai
yang diharapkan
Saya
4
memiliki
kemampuan
mengarahkan
dan
membimbing pegawai lain untuk mencapai efisiensi dan
efektivitas dalam bekerja
5
Saya melakukan pekerjaan dengan akurat dan jarang
membuat kesalahan
6
Berusaha
dengan
serius
menyelesaikan
pekerjaan
sampai dengan selesai
7
Karyawan telah menunjukkan perhatian pada aspek
detail, akurasi, kecermatan dan ketelitian dalam bekerja
8
Karyawan mampu menyelesaikan tugas yang diberikan
secara konsisten
9
Karyawan mampu menentukan dan mengatur prioritas
kerja secara efektif
S
KS
TS
STS
7
Karyawan mampu menggunakan waktu dengan efisien
10
dalam melaksanakan segala tugas yang dibebankan
kepadanya
11
Karyawan mampu memelihara hubungan kerja yang
efektif
TANGGUNG JAWAB
12
Saya merasa mempunyai tanggung jawab terhadap
pekerjaan yang dibebankan kepada saya
13
Saya mampu mempertanggungjawabkan pekerjaan saya
kepada atasan dan teman kerja
14
Saya dapat menyelesaikan sejumlah pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab saya
15
Saya bersedia bertanggung jawab atas hasil kerja yang
dicapai
16
Saya
berusaha
memberikan
perhatian
penuh
dan
konsentrasi terhadap pekerjaan
17
Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan atau tepat waktu
18
Melapor
kepada
atasan
jika
ada
masalah
dalam
keputusan
yang
pekerjaan
Karyawan
mampu
membuat
berhubungan dengan pekerjaan, mengembangkan solusi
19
alternatif dan rekomendasi serta memilih tindakan yang
tepat dalam menunjang proses pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya
Karyawan telah memahami konsekuensi keputusan dan
20
tindakan yang diambilnya sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya
DISIPLIN
21
Kedisiplinan
saya
dapat
saya
terapkan
dalam
menyelesaikan pekerjaan
22
Karyawan selalu hadir tepat waktu sesuai yang telah
ditetapkan dalam peraturan perusahaan
23
Saya selalu patuh pada tata tertib dan aturan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan
24
Saya selalu menaati perintah atau instruksi dari atasan
tanpa pernah melanggarnya
25
Karyawan dapat menyelesaikan tugas dan memenuhi
tanggung jawabnya sesuai dengan batas waktu yang
8
ditentukan
26
Karyawan
seantiasa
mengikuti
dan
melaksanakan
instruksi-instruksi yang diberikan
27
Karyawan dapat memelihara tempat kerja tetap teratur
sesuai dengan fungsinya
INISIATIF
28
Saya sering mengajukan gagasan dan inisiatif untuk
menyelesaikan pekerjaan
29
Saya memiliki inisiatif yang berguna untuk membantu
penyelesaian pekerjaan yang lebih baik
30
Saya memiliki inisiatif yang baik untuk melaksanakan
tugas-tugas/pekerjaan baru
31
Saya
memiliki
inisiatif
mengambil
keputusan
atau
menyelesaikan masalah
32
Saya sering menyelesaikan pekerjaan dengan dengan
cara yang berbeda agar mencapai hasil yang terbaik
33
Bersedia melakukan pekerjaan tanpa harus diperintah
atau diminta dahulu oleh atasan
34
Bersedia memperbaiki kesalahan tanpa harus diperintah
oleh atasan
35
Mampu
memberikan
ide
kreatif
untuk
kemajuan
perusahaan
36
Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam setiap
tugas pekerjaan yang dilakukan
37
Karyawan senantiasa memiliki inisiatif untuk mengatasai
setiap permasalahan dalam pelaksanaan tugasnya
38
Karyawan mampu menghasilkan ide, tindakan dan solusi
yang inovatif
39
40
Karyawan dapat bekerja secara mandiri
Karyawan senantiasa memberikan bantuan dan dukungan
kepada orang lain
9
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong,
Michael.
Performance
Mathis, Robert L, & John H. Jackson.
Management, United States: Kogan
Manajemen Sumber Daya Manusia,
Page, 2006.
Jakarta: Salemba Empat, 2002.
Colquitt, Jason A, Jeffery A. LePine, & Michael
Munandar, A. Sunyoto. Psikologi Industri dan
J. Wesson. Organizational Behavior,
Organisasi,
New York: McGraw-Hill, Inc, 2009.
Universitas Indonesia, 2008.
Darma, Agus. Manajemen Supervisi, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Perkasa, 2003.
Ivancevich,
John
M.
Resource
11th
International
Singapore:
McGraw-Hill,
Management,
Edition,
Human
Prawirosentono,
Jakarta;
Suyadi.
Sumberdaya
Manusia
Penerbit
Manajemen
“Kebijakan
Kinerja Karyawan”, Yogyakarta: BPFE
UGM, 2008.
Sastrohadiwiryo,
Siswanto.
Manajemen
Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan
2010.
Mathis, Robert L., dan John H, Jackson.
Administratif
dan
Operasional,
Manajemen Sumber Daya Manusia,
Cetakan Pertama, Jakarta: PT. Bumi
Buku 1, Jakarta: Salemba, 2001.
Aksara, 2003.
Sedarmayanti.
Manajemen
Manusia, Reformasi
Manajemen
Sumber
Daya
Wexley, Kenneth N., dan Gary Yukl. Perilaku
Birokrasi dan
Organisasi dan Psikologi Personalia,
Pegawai Negeri
Sipil,
Cetakan Ketujuh Bandung: PT. Refika
Aditama, 2014.
terjemahan Muh Sobaruddin, Jakarta:
Rineka Cipta, 2000.
Download