Uploaded by User77548

Balanced Scorecard

advertisement
BALANCED SCORECARD
Makalah
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akutansi Manajemen Biaya
dosen Prof.Dr.H. Nana Herdiana Abdurrahman, SE.,Ak,MM
oleh:
1. Ayu maydina asti
1173070024
2. Azrah Bullah
1173070025
3. Dian Ameilya Suci
1173070033
JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
BANDUNG
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa menyelesaikan makalah ini sesuai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada Prof.Dr.H. Nana Herdiana Abdurrahman,
SE.,Ak,MM yang telah memberi kami pemahaman tentang materi yang diberikan dan
kami ucapkan terimah kasih juga kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya dan dari referensi kelompok sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dengan adanya persaingan global, perusahaan dihadapkan pada
penentuan strategi dalam pengelolaan usahanya. Penentuan strategi akan
dijadikan sebagai landasan dan kerangka kerja untuk mewujudkan sasaransasaran kerja yang telah ditentukan oleh manajemen. Oleh karena ini
dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja sehingga dapat diketahui sejauh
mana strategi dan sasarn yang telah ditentukan dapat tercapai.
Balanced Scorecard menggambarkan adanya keseimbangan antara
tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang, antara ukuran keuangan dan
nonkeuangan,
antara
indicator leading.
Balanced
Scorecard
cukup
komprehensif untuk memotivasi eksekutif dalam mewujudkan kinerja dalam
keempat perspektif tersebut, agar keberhasilan keuangan yang dihasilkan
bersifat berkesinambungan.
B.
Rumusan Masalah
1. Konsep Dasar Balanced Scorecard
2. Sejarah Perkembangan Balanced Scorecard
3. Manfaat dan Keunggulan Balanced Scorecard
4. Evolusi Pemikiran Balanced Scorecard
5. implementasi Penerapan BSC
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Balanced Scorecard
Konsep balanced scorecard (BSC) dikembangkan dan diperkenalkan oleh
Robert Kaplan dan David Norton pada tahun 1992 untuk membantu akuntan
manajemen memberikan lebih banyak informasi tentang keberhasilan perusahaan
dalam menerapkan strategi. Dengan menerapkan balanced scorecard, akuntan
manajemen dapat melakukan lebih dari memprediksi keuntungan (sebagai bagian
dari anggaran) atau memberikan informasi untuk keputusan tentang harga produk
atau membeli peralatan baru. BSC juga memberikan informasi untuk membantu
manajer dan investor menilai seberapa dekat perusahaan bergerak mencapai
berbagai tujuan dan sasarannya. Balanced scorecard merupakan sistem manajemen
strategis yang menterjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tujuan dan
ukuran operasional.
BSC
adalah
suatu
mekanisme
sistem
manajemen
yang
mampu
menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan.
BSC adalah salah satu alat manajemen yang terbukti telah membantu banyak
perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnisnnya. (Widilestari, 2011,
hal. 86-87)
Balanced scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan (2)
berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat
skor hasil kinerja perusahaan. Kartu skor juga dapat digunakan untuk
merencanakan skor yang hendak diwujudkan di masa depan. Melalui kartu ini skor
yang hendak diwujudkan perusahaan di masa depan dibandingkan dengan hasil
kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan
evaluasi atas kinerja perusahaan diukur serta berimbang dari dua aspek keuangan
4
dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, maupun internal dan
eksternal.
Keseimbangan (balanced) disini menunjuk pada adanya kesetimbangan pada
perspektif-perpektif yang akan diukur, yaitu antara perpektif keuangan dan
perspektif nonkeuangan sebagai berikut:
1. Perspektif pelanggan, yaitu untuk menjawab pertanyaan bagaiman
customer memandang perusahaan.
2. Perspektif internal, untuk memjawab pertanyaan pada bidang apa
perusahaan memiliki keahlian.
3. Perspektif inovasi dan pembelajaran, untuk menjawab pertanyaan apakah
perusahaan mampu berkelanjutan dan menciptakan value.
4. Perspektif keuangan, untuk menjawab pertanyaan bagaimana perusahaan
memandang pemegang saham. (Hayati, 2011, hal. 63)
BSC memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki sistem strategi
manajemen tradisional. Strategi manajemen tradisional hanya mengukur kinerja
organisasi dari sisi keuangan saja dan lebih menitik beratkan pengukuran pada
hal-hal yang bersifat tangible, namun perkembangan bisnis menuntut untuk
mengubah pandangan bahwa hal-hal intangible juga berperan dalam kemajuan
organisasi. BSC menjawab kebutuhan tersebut melalui sistem manajemen
strategi kontemporer, yang terdiri dari empat perspektif. Keunggulan pendekatan
BSC dalam sistem perencanaan strategis adalah mampu menghasilkan rencana
strategis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut (1) komprehensif, (2)
koheren, (3) seimbang dan (4) terukur. (Widilestari, 2011, hal. 87)
Kapla and Norton (1992) menyatakan bahwa strategi yang berhasil harus
mencakup empat prespektif.
1. Perspektif keuangan: menggunakan ukuran kerja keuangan seperti laba bersih
dan pendapatan.
5
2. Perspektif pelanggan: mempertimbangkan kepuasan pelanggan dan seberapa
baik perusahaan bersaing melawan pesaingnya dalam memenuhi kepuasan
pelanggan.
3. Perspektif proses bisnis internal: mempertimbangkan seberapa baik
perusahaan mengembangkan, memproduksi, dan menyerahkan produk dan
jasa.
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan: mengevaluasi kemampuan
karyawan untuk berubah dan melakukan perbaikan diri. (Salman, 2016, hal.
256)
Balanced scorecard memiliki beberapa kegunaan, yaitu: mengklarifikasi dan
menghasilkan konsesus tentang strategi, menyelaraskan berbagai tujuan
departemen dan pribadi dengan strategi perusahaan, mengaitkan berbagai tujuan
strategik
dengan
sasaran
jangka
panjang
dan
anggaran
tahunan,
mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategik, mendapatkan
umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan memperbaiki strategi. (Sari,
2015, hal. 29-30)
Ada dua perbedaan yang mendasar antara pengukuran tradisional dengan
pendekatan balance scorecard pada perspektif internal, yaitu pendekatan
tradisional lebih menekankan pada controlling dan melakukan perbaikan terhadap
proses yang ada dengan lebih memfokuskan pada variance reports, sebalinya pada
pendekatan balance scorecard, penekanannya diletakkan pada penciptaan proses
baru yang ditujukan pada customer and financial objectives. (Rivai, 2010, hal. 619)
Perbedaan keduan bentuk sistem manajemen ini dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini:
Manajemen Tradisional
Manajemen Balance Scorecard
1. Pengendalian melalui anggran.
1. Umpan-balik dan pembelajaran.
2. Berfokus pada fungsi-fungsi 2. Berfokus pada tim fungsional
dalam organisasi.
silang.
6
3. Mengabaikan
pengukuran 3. Pengukuran kinerja terintegrasi
kinerja atau pengukuran kinerja
yang
dilakukan secara terpisah.
hubungan sebab-akibat.
4. Informasi fungsional tunggal.
dilakukan
berdasarkan
4. Informasi fungsional silang dan
disebarluaskan
ke
seluruh
fungsi dalam organisasi
B. Sejarah Perkembangan Balanced Scorecard
Kaplan dan Norton mulai tahun 1992 mengembangkan konsep pengukuran
kinerja yang dikenal dengan Balanced Scorecard (BSC) sebagi koreksi atas
berbagai kelemahan ukuran kinerja finansial. Konsep balanced scorecard pertama
kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton dalam bukunya
yang berjudul Translating Strategy Into Action: The Balanced Scorecard. Pada
awal tahun 2000 balanced scorecard tidak lagi hanya dimanfaatkan oleh seluruh
personel (manajemen dan karyawan) untuk mengelola perusahaan. Balanced
scorecard memberi kerangka yang jelas bagi seluruh personel untuk menghasilkan
kinerja keuangan melalui perwujudan berbagai kinerja non keuangan. Penggunaan
teknologi informasi telah mendukung penerapan balanced scorecard untuk
dikomunikasikan ke seluruh personel, sehingga dapat dilakukan koordinasi dalam
mewujudkan berbagai sasaran strategik perusahaan yang telah ditetapkan.
Balanced
scorecard
pada
tahun
2006
mulai
dikembangkan
untuk
mengintegrasikan dua metode, yaitu: metode manajemen strategik berbasis
balanced scorecard dan metode pengelolaan kinerja personel. (Nigrahayu, 2015,
hal. 29-30)
C. Manfaat dan Keunggulan Balanced Scorecard
Balanced scorecard memberi manfaat bagi organisasi dalam beberapa cara:
7
1. Menjelaskan visi organisasi.
2. Menyelaraskan organisasi untuk mencapai visi.
3. Mengintegrasikan perencanaan strategis dan alokasi sumber daya.
4. Meningkatkan efektivitas manajemen dengan menyediakan informasi yang
tepat untuk mengarahkan perubahan.
Empat keunggulan yang diperoleh perusahaan dengan menerapkan balanced
scorecard adalah komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur.
1. Komprehensif
Balanced scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam
perencanaan strategik, yaitu dari yang sebelumnya hanya terbatas pada
perspektif keuangan, meluas ketiga perspektif yang lain seperti pelanggan,
proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif rencana
strategik ke perspektif non keuangan tersebut menghasilkan manfaat, yaitu
menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berkesinambungan serta
memampukan organisasi untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.
Strategi-strategi yang ditetapkan ke dalam tiap perspektif memperluas lingkup
bisnis
perusahaan
dalam
mencapai
misi
dan
visi
perusahaan.
Kekomprehensifan atas sasaran strategis ini adalah respon yang tepat bagi
perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks.
2. Koheren
Balanced scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan
sebab-akibat (causal relationship) di antara berbagai sasaran strategik yang
dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran strategik yang
ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus mempunyai hubungan kausal
dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kekoherenan antara strategi dan sasarannya di berbagai perspektif akan mampu
memperbaiki kinerja keuangan yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan yang
berada atau yang akan memasuki iklim bisnis yang turbulen.
8
3. Seimbang
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan
strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berkesinambungan.
4. Terukur
Keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan
strategik menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategik yang dihasilkan
oleh sistem tersebut. Balanced scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik
yang sulit untuk diukur
D. Evolusi Pemikiran Balanced Scorecard
Setelah mempelajari konsep dan keunggulan balanced scorecard serta evolusi
konsep atau pemikiran BSC, selanjutnya akan diuraikan secara terperinci tiapatiap perspektif yang dimulai dengan perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perpektif proses bisnis internal, dan perpektif pertumbuhan dan pembelajaran.
1. Perspektif Keuangan
perspektif keuangan berlaku untuk setiap organisasi tidak memandang
apakah entitas tersebut dibentuk dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan atau tidak. Terdapat beberapa contoh ukuran kinerja dari
perspektif keuangan yang bisa digunakan untuk berbagai jenis perusahaan dan
organisasi:
a. Return on Investment (ROI)
b. Return on sales
c. Return on asset (ROA)
d. Laba bersih
e. Penjualan bersih (net sales)
f. Peringkat Kredit (credit raiting)
g. Sumbangan yang diterima (donations received)
h. Pendapatan Berlangganan
9
i. Harga Saham
j. Profit per karyawan
2. Perspektif Pelanggan
Pelanggan (customer) merupakan pihak yang secara aktual memberikan
pendapatan penjualan kepada perusahaan. Pada konsep balanced scorecard,
perspektif ini dianggap penting dan krusial bagi strategi perusahaan.
Terdapat beberapa contoh ukuran kinerja dari perpektif pelanggan, yaitu:
a. Hasil survei pelanggan
b. Jumlah pelanggan baru
c. Waktu respon untuk pertanyaan pelanggan
d. Survei pasar untuk pengakuan merek
e. Jumlah keluhan pelanggan
f. Pangsa pasar
g. Produk kembali sebagai persentase dari penjualan
h. Persentase pelanggan tetap
i. Penjualan toko yang sama
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif ini, perusahaan melakukan pengukuran terhadap
semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, baik manajer maupun
karyawan untuk menciptakan produk yang dapat memberikan kepuasan
tertentu bagi customer dan para pemegang saham. Dalam perspektif ini,
perusahaan berfokus pada tiga proses bisnis utama, yaitu:
a. Proses Inovasi
b. Proses Operasi
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Setiap perusahaan atau organisasi mempunyai banyak hubungan
dengan para stakeholder-nya seperti pemasok, pelanggan, dan kreditur.
Hubungan tersebut tidaklah bersifat statis tetapi senantiasa dinamis atau
10
berubah seiring dengan perubahan lingkungan eksternal. Oleh karena itu,
kemampuan karyawan untuk belajar, tumbuh, mengantisipasi perubahan, dan
bereaksi terhadap lingkungan eksternal benar-benar penting bagi keberhasilan
perusahaan. Karyawan yang termotivasi dan terlatih mengetahui apa yang
terjadi dan cara mengantisipasi perubahan tersebut.
E. implementasi Penerapan BSC
Penerapan BSC dikutip dari artikel yang ditulis oleh Becsky (2011) yang
menggambarkan BSC pada manajemen klub olahraga. Model BSC yang
diterapkan manajemen klub olahraga memfasilitasi realisasi strategi pada tiga level
korporat: jumlah scorecard opsional (pemetaan strategi korporat), perspektif yang
dapat diciptakan dalam scorecard, dan indikator-indikator yang mengendalikan
implementasi strategi (atau bagian dari strategi). Berikut penjelasan masingmasing.
1. Strategi Korporat
Dalam kasus asosiasi olahraga atau klub manajemen olahraga,
perspektif strategis yang paling dinomorsatukan adalah berupaya menampilkan
kesuksesan atau keberhasilan dalam jangka panjang. Tujuan strategis dapat
dibagi lebih lanjut atas dasar beberapa kriteria, dapat menguji bagian-bagian
dari strategi dalam kaitannya dengan jangka waktu (jangka pendek, menengah,
dan panjang).
2. Perspektif BSC
Perspektif BSC dari klub olahraga hampir sama dengan kebanyakan
scorecard dari perusahaan pada umumnya yang menghasilkan produk atau
menyediakan layanan jasa. Perspektif BSC bagi klub olahraga juga meliputi
perspektif keuangan (financial perspective), proses internal yang efektif dan
terdefinisi dengan jelas, kebutuhan untuk melakukan pengembangan, atau
11
pengelolaan lingkungan pelanggan (customer perspective). (Salman, 2016, hal.
256-273)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Balanced scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan (2)
berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat
skor hasil kinerja perusahaan. Kartu skor juga dapat digunakan untuk
merencanakan skor yang hendak diwujudkan di masa depan. Melalui kartu ini skor
yang hendak diwujudkan perusahaan di masa depan dibandingkan dengan hasil
kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan
evaluasi atas kinerja perusahaan diukur serta berimbang dari dua aspek keuangan
dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, maupun internal dan
eksternal.
Mula-mula BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja
eksekutif. Awal penggunaannya kinerja eksekutif diukur hanya dari segi keuangan.
Kemudian berkembang menjadi luas yaitu empat prespektif, yang kemudian
digunakan untuk mengukur kinerja organisasi secara utuh. Empat perspektif
tersebut yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan
pertumbuhan.
B. Saran
Demikianlah makalah ini pemakalah buat dengan sesungguhnya, untuk
memenuhi tugas mata kuliah akuntansi manajemen tentang Balanced Scorecard
(BSC). Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam
12
menganalisis pengukuran kinerja pada perusahaan. Pemakalah menyadari masih
terdapat banyak kekurangan pada makalah ini baik dari segi penulisan makalah,
kelengkapan isi, data yang disajikan, dan lainnya. Kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan dari para pembaca untuk penulisan makalah yang
lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Garrison, R. H. (2007). Akuntansi Manajemen, Edisi 11 Buku 2. Jakarta: Salemba
Empat.
Hasibuan, A. (2012). Manajemen Perubahan. Yogyakarta: CV. ANDI.
Salman, K. R. (2016). Akuntansi Manajemen Alat Pengukuran Dan Pengambilan
Keputusan Manajerial. Jakarta: PT.Indeks.
Tillah, S. (2010). Analisis Penilaian Kinerja Organisasi Dengan Menggunakan
Konsep Balanced Scorecard Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Payakumbuh. Jurnal Akuntansi , 1-13.
13
Download