BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar penduduk Indonesia, sehingga sektor pertanian diharapkan menjadi basis pertumbuhan ekonomi dimasa yang akan datang. Salah satu komoditi andalan di sektor pertanian adalah jagung, karena jagung merupakan salah satu bahan pokok makanan di Indonesia yang memiliki kedudukan penting setelah beras. Selain bahan pokok makanan setelah beras, jagung banyak digunakan untuk pakan ternak dan bahan baku industri. Kebutuhan jagung untuk pakan ternak kurang lebih 200.000 ton jagung pipilan kering tiap bulan (Cristoporus dan Sulaiman, 2009). Hal ini mengambarkan terbukanya peluang untuk usahatani jagung didalam negeri. Jagung merupakan salah satu komoditas dari subsektor tanaman pangan yang memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Peranan jagung dalam subsektor tanaman pangan telah terbukti memberikan andil yang cukup besar terhadap ketahanan pangan dan juga terhadap perekonomian Indonesia. Krisis ekonomi global 1997 dan 2008, komoditas jagung telah menunjukkan ketangguhannya dan tetap tumbuh dengan angka positif dan menjadi pengerak bagi pertumbuhan industri hulu dan pendorong pertumbuhan industri hilir yang mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Jagung merupakan tanaman pangan penting kedua setelah padi mengingat fungsinya yang multiguna. Jagung dapat dimanfaatkan untuk pangan, pakan, dan bahan baku industri. Jagung merupakan pangan penyumbang terbesar kedua terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) setelah padi (Zubachtirodin et al. 2007). Produksi jagung di Indonesia masih relatif rendah dan masih belum dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang cenderung terus meningkat. Produksi jagung nasional belum mampu mengimbangi permintaan yang sebagian dipacu oleh pengembangan industri pakan dan pangan (Budiman,2012). Masih rendahnya produksi jagung ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain, seperti teknologi bercocok tanam yang masih kurang, kesiapan dan ketrampilan petani jagung yang masih kurang, penyediaan sarana produksi yang masih belum tepat serta kurangnya permodalan petani jagung untuk melaksanakan proses produksi sampai kepemasaran hasil. Menurut Budiman, (2012) bahwa tingkat kebutuhan jagung nasional pada tahun 2012 diperkirakan mencapai 22 juta ton, memberikan untung yang cukup besar bagi para petani di Indonesia. Peluang bisnis jagung yang cukup potensial diantaranya sebagai bahan pakan dan bahan baku industri selain menjadi bahan makanan pokok ataupun makanan ringan. Banyaknya permintaan terhadap komoditas jagung terutama dari negara-negara Asia diantaranya disebabkan pesatnya perkembangan industri peternakan di negara-negara tersebut dan tipisnya pasar jagung dunia (13% dari total produksi jagung dunia) menunjukkan bahwa pasar jagung dunia sangat terbuka lebar bagi para eksportir baru. Komoditas jagung mempunyai peranan yang strategis dan ekonomis, dimana kebutuhan jagung terus meningkat sepanjang tahun. Pada tahun 2020, permintaan jagung di negara sedang berkembang diperkirakan akan melebihi permintaan beras dan gandum. Permintaan jagung dunia diperkirakan meningkat sebesar 50 %, yakni dari 558 juta ton pada tahun 1995 menjadi 837 juta ton pada tahun 2020. Pesatnya permintaan jagung tersebut dikarenakan meningkatnya pertumbuhan usaha peternakan, terutama unggas dan babi. Peningkatan permintaan jagung terutama sangat nyata bagi negara di Asia Timur dan Asia Tenggara, yang diproyeksikan meningkat dari 150 juta ton pada tahunm1995 menjadi 289 juta ton pada tahun 2020, atau terjadi peningkatan sebesar 86,7%. Permintaan ini akan semakin meningkat dengan semakin beragamnya pemanfaatan jagung untuk usaha industri antara lain untuk bahan baku etanol (Dirjen Tanaman Pangan, 2011) Jagung memiliki potensi yang cukup besar untuk diusahakan secara agribisnis, karena tanaman ini memiliki prospek yang sangat cerah untuk diusahakan baik dari aspek budidaya maupun dari aspek peluang pasar. Budidaya tanaman jagung tidak sulit untuk dibudidayakan.Tanaman jagung dapat tumbuh hampir disemua jenis tanah.Perkembangan daya hasil dari varietas-varietas unggul yang diadopsi petani telah terbukti memberikan sumbangan yang tidak kecil terhadap peningkatan produksi dan produktifitas jagung nasional. Peluang pasar tanaman jagung mempunyai prospek yang cerah untuk diusahakan, karena permintaan konsumen dalam negeri dan peluang ekspor yang terus meningkat. Rukmana (1997) mengemukakan bahwa prospek usahatani tanaman jagung cukup cerah bila dikelolah secara intensif dan komersil berpola agribisnis. Permintaan pasar dalam negeri dan peluang ekspor komoditas jagung cenderung meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun non pangan, disamping itu juga prospek pasar produksi jagung semakin baik, karena didukung oleh adanya kesadaran gizi dan diversifikasi bahan makanan pada masyarakat. Demikian juga untuk keperluan bahan baku industri rumah tangga dan produk olahan lainnya serta untuk ekspor memerlukan produk jagung dalam jumlah besar. Keadaan ini merupakan peluang pasar yang potensial bagi petani dalam mengusahakan tanaman jagung.Dengan demikian peningkatan produksi jagung baik kualitas maupun kuantitas sangat penting. Potensi pemasaran jagung terus mengalami peningkatan, dapat dilihat dari semakin berkembangnya industri peternakan yang pada akhirnya akan meningkatkan permintaan jagung sebagai campuran pakan ternak. Selain pakan ternak, saat ini juga berkembang produk pangan dari jagung dalam bentuk tepung jagung dikalangan masyarakat. Produk tersebut banyak dijadikan bahan baku untuk pembuatan produk pangan. Potensi pasar jagung tersebut tentu membuka peluang bagi petani untuk menanam jagung atau meningkatkan produksi.Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, upaya peningkatan produksi jagung nasional juga dapat diarahkan untuk mengisi sebagian pasar jagung dunia yang besar. Kurun waktu tahun 2005-2010, pasar jagung dunia diperkirakan sekitar 77-89 juta ton/tahun, dan ini merupakan peluang ekspor bagi Indonesia, terutama ke negara-negara tetangga seperti Malaysia, Korea Selatan dan Jepang (Dirjen Tanaman Pangan, 2011). Pengembangan agribisnis jagung merupakan suatu program akselarasi pengembangan komoditas unggulan daerah NTB, yang dirancang sebagai suatu upaya terobosan yang diyakini mampu memberikan kontribusi yang tinggi pada peningkatan pendapatan masyarakat khususnya pelaku agribisnis jagung dari hulu sampai hilir, menampung tenaga kerja yang cukup besar serta mendorong bergeraknya perekonomian masyarakat pedesaan. Jagung salah satu komoditas unggulan di daerah NTB merupakan pilihan yang sangat tepat karena tanaman jagung sudah dikenal luas dimasyarakat, mudah dibudidayakan, sedikit membutuhkan air, aman dari serangan penganggu, potensi pengembangan lahan tersedia dan permintaan pasa terus meningkat baik untuk pakan, pangan dan bahan baku industri. Di Indonesia jagung dapat dibudidayakan pada lingkungan yang beragam, seperti lahan lahan kering, lahan tadah hujan, lahan pasang surut, dan lahan gambut. Hasil studi menunjukkan bahwa sekitar 79% areal tanaman jagung terdapat pada lahan kering, sisanya berturut 11% dan 10% terdapat pada lahan sawah irigasi dan sawah tadah hujan (Dirjen Tanaman Pangan, 2011). Nusa Tenggara Barat memiliki potensi lahan pengembangan jagung mencapai 269 ribu hektar.pada tahun 2008 tercatat baru 55,5 ribu hektar yang termanfaatkan. Ini berarti masih tersisa 200 ribu hektar lebih potensi lahan jagung yang belum tergarap. Potensi lahan terluas ada di Kabupaten Sumbawa 94,3 ribu hektar, Kabupaten Bima 92, 3 ribu hektar dan Kabupaten Lombok Tengah 52,9 ribu hektar. Umumnya agribisnis jagung di Kabupaten Sumbawa dilakukan berskala kecil, karena masih banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh petani jagung. Permasahan klasik yang sering dihadapi oleh petani jagung adalah terbatasnya permodalan, manajemen usaha dan pemasaran hasil sehingga tidak dapat melakukan usaha dengan volume usaha yang luas dan lebih intensif serta pemasaran hasil dengan baik.Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani jagung diantaranya adalah dengan sistem kemitraan usaha dalam agribisnis jagung. Permasalahan utama yang dihadapi dalam pengembangan jagung kedepan adalah persaingan pasar yang semakin kuat sejalan dengan era globalisasi dan perdagangan bebas serta perubahan lingkungan strategis lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap pengembangan tanaman jagung. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas diperlukan reorientasi kebijakan yang memihak dan program pembangunan sistem budidaya dan usaha agribisnis berbasis jagung yang kuat sehingga produktivitas dan kualitas serta kontinyuitas komoditas jagung dapat bersaing di pasaran nasional maupun internasional. 1.2 Tujuan Tujuan dari usaha tani ini adalah: 1. Terciptanya tenaga kerja yang terampil, mandiri, dan berawasan agribisnis. 2. Terbinanya kemampuan mahasiswa untuk memperoleh dan mengatur modal usaha taninya sendiri. 3. Membuka lapangan pekerjaan/usaha tani bagi generasi muda khususnya mahasiswa yang mempunyai jiwa agribisnis. 4. Meningkatkan hasil produksi tanaman jagung yang berkualitas 5. Mengetahui peluang dalam usaha usaha budidaya jagung hibrida BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Tanaman Jagung Hibrida 1. Sejarah Singkat Tanaman jagung merupakan salah satu j enis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Orang Belanda menamakannya mais dan orang Inggris menamakannyacorn. 2. Klasifikasi Tanaman Jagung Kingdom : Plantae Devisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Sub kelas : Commilinidae Ordo : Poales Family : Paceae Genus : Zea Spesies : Zea mays L 3. Morfologi Tanaman Jagung Daun Daun jagung tergolong kedalam daun yang sempurna, Daun pada jagung berwarna hijau muda saat masih mulai menunjukkan daunnya dan hijau tua saat dewasa dan kuning saat sudah tua, tulang daun dengan ibu tulang daun berada sejajar dan daun pada jagung ada yang halus tanpa bulu dan ada pula yang kasar dnegan bulu. Batang Batang tanaman jagung tegak lurus dan kokoh, batang tanaman jagung terdiri dari ruas-ruas dan disetiap pelepah dibungkus dengan daun yang selalu muncul disetiap buku nya, namun batang jagung tidak banyak mengandung lignin, namun batang nya tetap tegak lurus dan kokoh. Akar Akar pada tanaman jagung memiliki akar serabut dengan mencaapai kedalaman sekitar 8 m, meski demikian rata-rata akar pada tanaman jagung hanya berada pada kisaran 2 m, selain serabut, akar adventif juga akan muncul ketika tanaman jagung berumur dewasa yang berfungsi memabntu mengkokohkan tegaknya batang jagung. Bunga Bunga jantan dan betina pada tanaman jagung terpisah, maka dari itu penyerbukan pada tanaman jagung memerlukan bantuan angin, serangga dan bahkan bisa juga manusia. Setiap bunga jantan dan betina pada tanaman jagung harus diserbukkan dengan bantuan alam (Secara alami) atau dengan bantuan manusia, bunga jantan terdapat pada bagian ujung tongkol dari tanaman jagung. Buah Buah jagung berwana kuning muda saat sebelum dewasa atau putih susu dalam keadaan pembentukan, setiap batang tanaman jagung memiliki setidaknya 1 tongkol jagung, walau sekarang adanya pembaharuan peningkatan mutu jagung jenis hibrida namun umumnya setiap batang hanya satu tongkol saja, dan saat buah jagung dewasa akan berubah bentuk menjadi kekuningan. 4. Manfaat Jagung Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan ke 3 setelah gandum dan padi. Di Daerah Madura, jagung banyak dimanfaatkan sebagai makanan pokok. Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat penggunaannya. Tanaman jagung banyak sekali gunanya, sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara lain: 1. Batang dan daun muda: pakan ternak 2. Batang dan daun tua (setelah panen): pupuk hijau atau kompos 3. Batang dan daun kering: kayu bakar 4. Batang jagung: lanjaran (turus) 5. Batang jagung: pulp (bahan kertas) 6. Buah jagung muda (putren, Jw): sayuran, bergedel, bakwan, sambel goreng 7. Biji jagung tua: pengganti nasi, marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun, bahan campuran kopi bubuk, biskuit, kue kering, pakan ternak, bahan baku industri bir, industri farmasi, dextrin, perekat, industri textil. 5. Syarat Iklim Jagung ditanam didaereh tropis, seperti Indonesia.Tanaman ini dapat berproduksi dengan baik didataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) yang berketinggian 1.800 m dpl, suhu udara hangat antara 21 – 320C dengan suhu optimum 23 – 270C dan membutuhkan air yang cukup. 6. Syarat Tanah Tanah yang baik untuk tanaman jagung pada tanah lempung berdebu, lempung berpasir, atau lempung dengan pH 5,5 – 7,0. Pada tanah berat atau sangat berat, misalnya tanah grumosol, jagung masih dapat tumbuh dengan baik asalkan tata air (drainase) dan tata udara (aerase) diperhatikan. 7. Teknik budidaya tanaman jagung manis a. Pemilihan lokasi. Lokasi yang digunakan untuk usaha budidaya jagung manis dipilih pada areal yang terbuka, tidak tergenang air tetapi persediaan airnya cukup agar dapat diairi apabila diperlukan. Lokasi yang akan digunakan harus sesuai dengan keadaan yang diinginkan tanaman, misalnya iklim atau tanah yang cocok. b. Benih. Untuk mendapatkan produksi yang tinggi, benih yang digunakan harus bermutu tinggi. Perlakuan benih digunakan untuk mencegah beberapa jenis penyakit yang terdapat dalam jenis jagung. c. Pengolahan tanah. Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan traktor (untuk lahan yang luas), bajak, atau cangkul. Mengolah tanah meliputi pekerjaan memecah, membalik, dan meratakan tanah sehingga tanah menjadi gembur dan terhindar dari kepadatan tanah yang dapat menggangu infiltrasi. Selanjutnya dibuat alur-alur untuk pengairan yang lebarnya ±30 cm dengan kedalaman 20 cm. Jarak tiap–tiap alur 100–120 cm. d. Penanaman. Menurut Rukmana (2006), tata cara penanaman benih jagung manis manis secara monokultur, sebagai berikut: Buat lubang tanam sedalam 2 cm–5 cm dengan jarak tanam 100 cm x 40 cm atau 100 cm x 25 cm. Tanam (masukkan) benih jagung manis manis sebanyak 2 butir/ lubang tanam untuk jarak tanam 100 x 40 cm atau 1 butir/lubang tanam bila jarak tanamnya 100 cm x 25 cm. Tutup lubang tanam tipis dengan pupuk kandang tanpa dipadatkan. e. Pemeliharaan. 1. Penyulaman dan penjarangan. Penyulaman dilakukan untuk mengganti benih yang rusak atau tidak tumbuh. Kegiatan ini dilakukan sekitar 7–10 hari setelah tanam. Penjarangan dilakukan apabila di dalam lubang tanam terdapat lebih dari satu benih dan semuanya tumbuh sehingga perlu dijarangakan dengan cara menyisakan satu tanaman yang pertumbuhannya baik. Penjarangan dapat dilakukan pada saat tanaman telah berumur 3 minggu. 2. Penyiangan dam pembumbunan. Penyiangan dimaksutkan untuk memberantas rumput-rumput yang tidak diinginkan dari pertanaman jagung manis. Sedangkan pembumbunan bertujuan untuk menutup bagian disekitar perakaran agar batang tanaman menjadi kokoh dan tidak mudah rebah serta sekaligus menggemburkan tanah disekitar tanaman. 3. Pemupukan Pemupukan dasar. Waktu : Bersamaan dengan pengolahan tanah. Jenis pupuk : Urea, TSP/SP 36 dan KCl. Dosis pupuk : Urea = 100 kg/Ha (1/3 bagian) TSP/SP 36 = 100 kg/Ha KCl = 50 kg/Ha Cara pemupukan : Ditugal di samping kiri dan kanan sedalam 10 cm sejauh 7 cm dari tanaman. Pemupukan Susulan I. Waktu : 3 minggu–4 minggu setelah penanaman. Jenis pupuk : Urea. Dosis pupuk : 100 kg/Ha. Cara pemupukan : Ditugal di samping kiri dan kanan sedalam 10 cm sejauh 15 cm dari tanaman. Pemupukan susulan II: Waktu : 8 minggu setelah penanaman. Jenis pupuk : Urea. Dosis pupuk : 100 kg/Ha. Cara pemupukan : Ditugal di samping kiri dan kanan sedalam 10 cm sejauh 15 cm dari tanaman. 4. Pengairan. Tanaman jagung manis membutuhkan air pada saat/masa pertumbuhan, terutama pada musim kemarau. Pengairan berikutnya dilakukan dua minggu sekali atau pada saat dibutuhkan sampai tongkol jagung manis berisi penuh. Apabila kelembaban pada tanah sudah cukup, maka tidak perlu dilakukan pengairan. Sumber pengairan dapat diperoleh dari air hujan, air irigasi, maupun lainnya. Cara pemberian air dapat menggunakan gayung, gembor, maupun selang. 5. Pengendalian hama dan penyakit. Berikut ini beberapa hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman jagung manis: a. Ulat grayak (Spodoptera litura). Gejala: Ulat ini memakan daun sampai habis sehingga akan tersisa tulang daunnya. Pengendalian: · Tanam serentak dengan selisih waktu tanamkurang dari 10 hari sehingga masa vegetatifnya bersamaan. · Memantau lahan secara rutin dan mengumpulkan telur serta ulat muda yang biasanya mengelompok lalu musnahkan. · Menggunakan musuh alami Trichogamma sp., Telemanus so., atau Sarellius sp. · Semprotkan insektisida Bayer 500 EC atau Atabrom 50 EC. b. Kutu Aphis (Aphis glycine). Gejala: Tanaman layu dan pertumbuhan terhambat karena cairan tanaman terhisap. Pengendalian: Melakukan tanam serentak. Hindarkan area tanam kedelai dari tanaman inang. Memanfaatkan predator dan parasite sebagai musuh alami. c. Lalat bibit (Antherigona exigua Stein). Gejala: Daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan. Di sekitar bekas gigitan mengalami pembusukan, akibatnya tanaman layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Pengendalian: · Lakukan sanitasi lingkungan. · Semprotkan insektisida saat serangan telah mencapai ambang kendali. Contoh insektisida: Larvin 75 WP, Marshal 25 ST dan Miral 26. · Gunakan mulsa jerami sejak perkecambahan. d. Penyakit bulai (Downi mildew). Gejala: Gejala awal tulang daun berwarna putih kekuningan. Pada serangan lanjut, garis-garis akan melebar memenuhi seluruh daun. Pengendalian: · Menggunakan benih yang tahan terhadap penyakit bulai. · Melakukan penanaman serentak. · Mencampur benih dengan fungisida Ridomil 35 SD sebanyak 5 gram/kg benih sebelum penanaman. e. Penyakit hawar daun. Gejala: Dimulai dengan munculnya bercak–bercak bulat sampai lonjong pada daun tua. Bercak yang tampak basah ini berwarna kuning dan dikelilingi warna cokelat. Kemudian bercak tersebut berubah warna menjadi cokelat kekuningan. Akibatnya, seluruh daun menjadi cokelat dan mengering. Selain daun, penyakit ini dapat menyerang tongkol. Pengendalian: · Menjaga kondisi lahan tidak lembab dengan sanitasi areal tanam. · Melakukan penyemprotan dengan pestisida Daconil 75 WP atau Difolatan 4F sesai dosis anjuran. · Melakukan penanaman serentak. f. Penyakit karat daun. Gejala: Gejala awal ditandai dengan adanya titik–titik noda cokelat sampai merah oranye seperti karat pada daun. Pada titik noda tersebut terdapat serbuk kuning kecokelatan. Selanjutnya titik–titik noda tersebut akan berubah menjadi bermacam bentuk. Pengendalian: · Menggunakan varietas yang tahan terhadap serangan penyakit karat daun. · Melakukan sanitasi areal tanaman dan jaga agar tidak lembab. · Melakukan penyemprotan fungisida Ridomil 35 SD, Daconil 75 WP atau Difolatan 4 F dengan dosis sesuai dengan anjuran. 6. Panen. Umumnya jagung manis siap dipanen pada umur 60–70 hari setelah tanam, tetapi di daerah dataran tinggi umur panen dapat mencapai 80 hari. Saat panen yang tepat adalah bila rambut jagung manis telah berwarna cokelat dan tongkolnya telah berisi penuh. Pemanenan jagung manis sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari karean suhu udara masih rendah. Suhu udara yang tinggi dapat mengurangi kandungan gula pada bijinya. 7. Pengolahan hasil panen. a. Pengemasan. Pengemasan (packing) merupakan salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan produk pangan. b. Penyimpanan. Tempat penyimpanan harus teduh, kering, dan bebas hama maupun penyakit. Kondisi penyimpanan dingin untuk jagung manis yang ditanam di daerah tropik sebaiknya pada suhu 0,5 –1,7 oC, Rh 90– 95% dan lama penyimpanan satu minggu. BAB III Meteologi Penelitian 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada wilayah Lombok Timur yang memproduksi tanaman jagung lebih baik dari tempat lain. 3.2 Rancangan Penelitian Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui perkembaangaan tanaman jagung di daerah-daerah Lombok Timur, perapa keuntungan petani dari budidaya tanaman tersebut, bagaiimana cara memasarkan produk tersebut. 3.3 Teknik pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil sampel dari masing-masing tempat di Lombok Timur, dan cara yang paling bagus/ efektif adalah melakukan wawancara kepada petani yang menjalankan usaha tersebut 3.4 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang di gunakan dalam penelitian yaiyu 1. Data responden : data yang di peroleh langsung dari petani yang memproduksi jagung, biasanya berkaitan dengan a. Luas lahan yang digunakan untuk budidaya jagung tersebut b. Jumlah produksi yang dihasilkan c. Berapa biaya yang dibutukan untuk menjalankan usaha d. Harga dari produk tersebut (jagung) e. Bagaimana cara memasarkan produk tersebut 2. Data sekumder : perolehan data melalui intansi yang terkait dengan produk tersebut, misalnya pemerintah, kecamatan dan lain sebagainya. Namun data yang saya gunakan adalah data dari internet BAB IV PEMBAHASAN Kabupaten Lombok Timur secara geografis terletak pada 116-117 derajat BT dan antara 8-9 derajat LS, dengan batas wilayahnya : Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Tengah Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Alas Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Kabupaten Lombok Timur yang beribukota di Selong memiliki luas 1.605,55 Km2 atau 7,97% dari Luas Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang terbagi dalam 239 Desa/Kelurahan Kelurahan dan 20 Kecamatan, diantaranya Kecamatan Keruak, Kecamatan Jerowaru, Kecamatan Sakra, Kecamatan Sakra barat, Kecamatan Sakra Timur, Kecamatan Terara, Kecamatan Montong Gading, Kecamatan Sikur, Kecamatan Masbagik, Kecamatan Pringgasela, Kecamatan Sukamulia, Kecamatan Suralaga, Kecamatan Selong, Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Pringgabaya, Kecamatan Suela, Kecamatan Aikmel, Kecamatan Wanasaba, Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Sambelia. Komoditi unggulan Kabupaten Lombok Timur yaitu sektor pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan jasa. Sektor pertanian komoditi unggulannya adalah jagung, kedelai, ubi kayu dan ubi jalar, sektor perkebunan dengan komoditi kakao, tebu, Kopi, Kelapa aren, cengkeh, jambu mete, jarak, kapuk, kemiri, lada, pinang, tembakau dan vanili, sektor perikanan komoditi yang diunggulkan berupa perikanan tangkap, budidaya keramba, budidaya kolam, budidaya sawah, budidaya tambak, sektor peternakan komoditinya adalah sapi, babi, domba, kambing, kerbau dan kuda, sub sektor jasa yaitu wisata alam POTENSI JAGUNG (Unggulan 1) PRODUKSI 2012 (TON) = 85.960 PRODUKSI 2011 (TON) = 82.282 PRODUKSI 2010 (TON) = 67.628 PRODUKSI 2009 (TON) = 81.293 Berdasarkan hasil pemeriksaan iPasar tahun 2011 Jagung Hibrida Pipilan Kering Kab. Lotim memiliki kualitas no. 1 di Indonesia, karena kadar airnya + 14% sesuai SNI. Potensi lahan 41.132 Ha. Produksi tahun 2013 sebesar 86.860 dan 84.043 ton s/d Sept. tahun 2014; Sentra Pengembangannya di Kec. Pringgabaya, Wanasaba, Aikmel, Suela, Sambelia dan Jerowaru. Selain karena Lombok Timur merupakan penghasil jagung terbaik, melakukan budidaya jagung juga sangat penting dilakukan, mengingat kita kekurgan pangan berupa jagung. Selain membudidayakan tanaman jagung, kita juga bisa mengolahnya menjadi bergapai jenis makanan seperti beras jagung, susu jagung, eskrim jagung, popcorn, bubur jagung, stick jagung, burger jagung dan mie jagung BAB V PERMODALAN DAN ANALISIS FINANSIAL UNTUK BUDIDAYA JAGUNG 5.1 NO RAB ( Rencana Anggaran Biaya) URAIAN VOLUME (M2, kg, botol, ton, batang, gulung, HOK) I. Fixed Cost HARGA SATUAN (Rp) 10.000 1. Sewa lahan TOTAL HARGA (Rp) Keterangan 4.000.000 Nilai sewa 6 bln 266.000 2. Penghapusan alat Fixed Cost II. 4.266.000 Variable Cost 8,3 56.000 464.000 1. Benih 341 2.000 683.000 2. Pupuk 298 2.500 747.000 · Urea 213 2.500 534.000 · SP-36 50 20.000 1.000.000 · KCL 10 20.000 200.000 3. Tenaga kerja 10 20.000 200.000 · Persiapan lahan 10 20.000 200.000 · Tanam+sulam 20 20.000 400.000 · Pemupukan · Pengendalian OPT · Panen dan PLP III. Variable Cost 4.428.000 TOTAL COST 8.694.000 IV. Perhitungan 6826 3000 20.479.000 1. Perkiraan penerimaan 11.785.000 2. Perkiraan keuntungan 2,35 3. Perkiraan R/C 5.2 ANALISA USAHA Usaha budidaya jagung seluas 1 Ha Dengan data: 1. Sewa lahan : Rp 4.000.000/6 bln/Ha Tara kebun :20% Jarak tanam :25 cm X 75 cm Umur panen :80-100 hari 2. Biaya kebutuhan benih Kebutuhan Benih :∑ populasi X 110%(10% penyulaman ) ∑ populasi : Luas lahan : lahan efektif + Tara Kebun ∑ populasi : = =42.666 tanaman Kebutuhan benih : ∑ populasi X 110% = 42.666 tanaman X 110% = 46.933 tanaman Kebutuhan benih : 1kg = 5.640 benih 46.933 benih = 8,3 kg benih Biaya kebutuhan benih : 8,3 kg X Rp. 56.000,-/kg = Rp. 464.800,3. Kebutuhan pupuk Pupuk urea Dosis = 8gr/tan =0,008kg/tan Kebutuhan pupuk = 42.666 tan X 0,008 kg/tan = 341,328 kg Biaya kebutuhan = 341,328 kg X Rp. 2.000,-/kg = Rp. 682.656,- = Rp. 683.000,- Pupuk SP36 Dosis = 7gr/tan = 0,007 kg/tan Kebutuhan pupuk = 42.666 tan X 0,007 kg/tan = 298.662 kg Biaya =298.662 kg X Rp. 2.500,-/kg =Rp. 746.655,- Pupuk KCL Dosis 5gr/tan = 0,005 kg/tan Kebutuhan pupuk = 42.666 tan X 0,005 kg/tan = 213,333 kg Biaya =213,333 kg X Rp. 2.500,-/kg = Rp. 533.325,4. Biaya upah tenaga kerja a. Persiapan lahan Upah = Rp. 20.000/HOK =50HOK X Rp. 20.000,-/HOK = Rp. 1.000.000,b. Tanam dan nyulam Upah = Rp. 20.000/HOK =10HOK X Rp. 20.000,-/HOK = Rp. 200.000,c. Memupuk Upah = Rp. 20.000/HOK =10HOK X Rp. 20.000,-/HOK = Rp. 200.000,d. Pengendalian HPT Upah = Rp. 20.000/HOK =10HOK X Rp. 20.000,-/HOK = Rp. 200.000,e. Panen Dan PLP Upah = Rp. 20.000/HOK =20HOK X Rp. 20.000,-/HOK = Rp. 400.000,5. Biaya Peralatan Cangkul = = Rp. 25.000,Sabit = Rp. 100.000,Sprayer = Rp.15,666,- Alat jumlah Harga penyusutan Total Cangkul 2 buah Rp.25.000,- Rp.50.000,- Sabit 1 buah Rp.1000.000,- Rp.100.000,- Karung 50 buah Rp.2.000,- Rp.100.000,- sprayer 1 buah Rp.16.000,- Rp.16.000,- jumlah 6. Perkiraan hasil panen 1 tanaman = 0.2 kg 42.666 X 0.2 = 8533.3 kg 8533 X 80% = 6826.4 Kg 7. Perkiraan R/C R/C = = 2,35 Rp.266.000,- 5.3 CASH FLOW N URAIAN O BULAN KE....(Rp) I . CASH IN FLOW 10.000.000 a.Setoran modal 5.000.000 12(2011) 1(2012) 2(2012) 3(2012) 20.479.000 TOTAL (Rp) 10.000.000 20.479.000 b.Hasil penerimaan 5.000.000 c. hasil pinjaman I I . Σ CASH IN FLOW 15.000.000 CASH OUT FLOW 4.000.000 200.000 200.000 SAPRODI 266.000 200.000 200.000 1.Menyewa lahan 464.000 200.000 464.000 2.Beli peralatan 683.000 200.000 683.000 3.Beli benih 747.000 747.000 4.Beli Urea 534.000 534.000 20.479.000 35.479.000 400.000 4.000.000 266.000 5.Beli SP-36 200.000 6.Beli KCL 200.000 TENAGA KERJA 400.000 · Persiapan lahan 400.000 · Tanam+sulam 400.000 · Pemupukan · Pengendalian OPT · Panen dan PLP I I I . ∑CASH OUT FLOW 6.694.000 800.000 400.000 400.000 Perhitungan 8.306.000 7.506.000 7.106.000 27.585.000 1.Surplus/defisit 6.694.000 800.000 400.000 400.000 2.Total pengeluaran 15.000.000 8.306.000 7.506.000 27.985.000 3.Kas awal 8.306.000 7.506.000 7.106.000 27.585.000 4.Kas akhir 8.294.000 BAB VI PENUTUP Penulis mengharapkan supaya bembaca mengetahui daerah penghasil jagung beserta jumlah yang di produksinya dan lebih mengetahui spesifikasi tentang jagung, serta pembaca tergugah hatinya untuuk terjun dan berbisnis di dalam pertanian, khususnya komoditi jagung yang memiliki kangdungan karnihidrat mirip dengan padi. DAFTAR PUSTAKA http://joko-tritunggal.blogspot.co.id/2012/01/proposal-budidaya-tanaman-jagung.html http://shelvaaprilia.blogspot.co.id/2017/05/contoh-proposal-usaha-budidayajagung_8.html http://ilmukitabersama-blog.blogspot.co.id/2015/02/contoh-proposal-penelitian pengaruh.html https://pkkpmlomboktimur.weebly.com/berita-daerah.html https://duniaproposal2.blogspot.co.id/2016/03/contoh-proposal-bisnis-jagung.html http://dirjabatakkaro.blogspot.co.id/2015/09/proposal-budi-daya-jagung-manis.html Sugiono, 2004. Teknologo Pengolahan Jagung. Makalah Seminar Amin, I. 2002. Agroklimat dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Pangan Majalan Pangan. 39(XI) : 7-13 TUGAS ILMU USAHA TANI PROPOSAL PENELITIAN JAGUNG NAMA : PANJI ROBIANSYAH NIM : C1G016175 PRODI : AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM 2017