LAPORAN PRAKTIKUM BLOK BIOMEDIK DASAR IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT Disusun Oleh : Nama : Eneng Chynta Zahra Syaripudin NIM : 200703110141 Kelas : Farmasi C 2020 PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2020 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karbohidrat sangat akrab dengan kehipuan manusia. Karena sebagai sumber energi utama manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung karbohidrat adalah pada jagung, gandum, tepung, beras, kentang dan sayur-sayuran. Karbohidrat yang berasal dari makanan dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme. Hasil metabolismea karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida). Karbohidrat terdapat pada semua tumbuhan dan hewan dan penting bagikehidupan. Molekul senyawa ini memiliki rumus umum Cn(H2O)n. Karbohidrat dari segi struktur organik dapat di definisikan sebagai polihidroksialdehida, polihidroksiketon, atau zat yang memberikan senyawa itu jika dihidrolisis. Karbohidrat dibagi dalam tiga golongan yaitu: 1. Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi, dapat dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada molekulnya, dan gugus aldehid atau keton yang dikandung berubah menjadi aldosa dan ketosa. Monosakarida merupakan gula sederhana yang memiliki satu atom karbon asimetrik, contoh : glukosa, galaktosa, fruktosa, manosa, dan ribosa. 2. Oligosakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh molekul monosakarida yang digabungkan oleh ikatan kovalen. Biasanya dikenal dengan disakarida, contoh : maltosa, laktosa, dan sukrosa. 3. Polisakarida adalah karbohidrat yang mengandung lebih dari sepuluh monosakarida yang berikatan. Bila dihidrolisis dapat menghasilkan lebih dari 6 molekul monosakarida, contoh : glikogen dan amilum (pati) merupakan polimer glukosa. Berfungsi untuk penyimpanan karbohidrat. Oleh karena itu, kami melakukan uji karbohidrat pada berbagai sampel, agar kita bisa mengetahui apakah sampel tersebut mengandung karbohidrat atau tidak. Serta bisa mengetahui termasuk golongan karbohidrat yang mana. Ketiga golongan karbohidrat ini berkaitan satu dengan lainnya lewat hidrolisis. Monosakarida (kadang disebut gula sederhana) ialah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana lagi. Polisakarida mengandung banyak unit monosakarida, ratusan bahkan ribuan. Oligosakarida mengandung sekurang-kurangnya dua dan biasanya tidak lebih dari beberapa unit monosakarida yang bertautan (Hart Harold et al 2003). Adanya karbohidrat dalam suatu bahan dapat dideteksi dengan berbagai uji di antaranya uji Barfoed, uji Benedict, uji Molisch, uji fermentasi, uji Selliwanof,uji osazon, dan uji iod. Pada praktikum kali ini menggunakan Uji Molisch, Uji Barfoed, Uji Iodium, Uji Seliwanof, Uji Benedict untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat pada suatu sampel. 1.2 Tujuan Praktikum 1. Untuk menentukan/mengidentifikasi adanya karbohidrat (monosakarida, disakarida, polisakarida) pada bahan uji. (uji molish) 2. Untuk menunjukkan adanya polisakarida (terutama amilum), dan dapat membedakan amilium dari glikogen.(uji iodine) 3. Untuk menunjukkan adanya zat – zat yang mereduksi dalam suasana alkalis, dan dapat membedakan sakarida ( gula ) yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak mereduksi.(uji benedict) 4. Untuk menunjukkan adanya fruktosa.(uji seliwanof) 5. Untuk menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum dikenal secara umum komposisinya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Karbohidrat itu sendiri merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat di alam. Senyawa ini pernah disangka “hidrat dari karbon”, sehingga disebutlah karbohidrat. Pada tahun 1880 dinyatakan bahwa gagasan “hidrat dari karbon” merupakan gagasan yang salah dan sebenarnya karbohidrat adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan keduanya (Fessenden 1986). Karbohidrat didefinisikan secara umum sebagai senyawa dengan rumus molekul Cn(H2O)n. Karbohidrat adalah turunan aldehid atau keton dari alkohol polihidroksi atau senyawa turunan sebagai hasil hidrolisis senyawa kompleks (Girinda 1986). Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. (Sirajuddin dan Najamuddin 2011). Karbohidrat ditemukan pada setiap sel makhluk hidup yang berperan antara lain sebagai alat komunikasi sel (Winarno 2008). Ada 3 jenis karbohidrat berdasarkan penggolongan ini, yaitu, Monosakarida, Disakarida (oligosakarida), dan Polosakarida (Wardiana dan Santoso 2010). Baik pada hewan maupun manusia, energi disimpan sebagai glikogen dan pada tanaman sebagai pati. Kedua jenis karbohidrat tersebut merupakan polisakarida (Sumarlin 2006). Karbohidrat terbagi atas beberapa golongan yaitu golongan monosakarida, disakarida, dan polisakarida. a. Monosakarida Monosakarida (gula sederhana) formula umumnya Cn(H2O)n dengan harga n antara 3-7. Monosakarida terbagi atas 4 golongan yaitu Triosa, Tertraosa (contoh: Eritrosa), Pentosa(contoh: Arabinosa, Xilosa, Ramnosa, Ribosa), Heksosa (contoh:Glukosa, Galaktosa, Manosa, Fruktosa). b. Disakarida Terbentuk dari kondensasi dua monomer heksosa dengan heksosa dengan melepaskan satu molekul air, sehingga umumnya menjadi C12H22O11. Contoh : Laktosa, Maltosa, Sukrosa. c. Polisakarida Polisakarida terbentuk dari kondensasi banyak monomer heksosa dengan melepaskan sejumlah air, formula umumnya (C6H2O5)n. Contoh : Glikogen, Dekstrin, Inulin, Pektin, Amilum, Selulosa, dll Karbohidrat terbagi atas beberapa golongan yaitu golongan monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Golongan karbohidrat yang satu dengan yang lain memiliki sifat yang berbeda-beda. Sifat yang berbeda-beda ini ternyata dapat dimanfaatkan untuk uji pengenalan karbohidrat, uji pengenalan tersebut diantaranya adalah : a. Test Molisch b. Test Iodium c. Test Benedict d. Test Barfoed e. Test Seliwanof Dari test-test pengenalan karbohidrat tersebut, maka akan dikenali jenis karbohidrat yang terdapat dalam suatu sampel. 2.1.1 Uji Molisch Uji molish adalah reaksi yang paling umum untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat. Pada percobaan ini asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosidik (ikatan yang menghubungkan monosakarida satu dengan monosakarida yang lain) menghasilkan monosakarida yang selanjutnya didehidrasi menjadi fultural dan turunannya. Pada percobaan uji molish dengan menguji keenam larutan karbohidrat yang telah ditetesi dengan pereaksi molish selanjutnya dihidrolisis dengan asam sulfat pekat (H2SO4) maka terjadi pemutusan ikatan glikosidik dari rantai karbohidrat polisakarida menjadi disakarida dan monosakarida. Dimana berdasarkan hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa semua larutan yang diuji (glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, dan maltosa) adalah karbohidrat. Hal ini terlihat jelas dengan adanya perubahan warna pada kelima tabung reaksi yang berisikan larutan karbohidrat tersebut. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksikan dengan alfa-naftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan alfa- naftol untuk membentuk produk berwarna. Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa. Dimana pereaksi molish membentuk cincin berwarna ungu pada larutan glukosa, fruktosa, laktosa, sukrosa, dan maltosa. Cincin ungu pada glukosa dan fruktosa lebih banyak karena merupakan monosakarida. Berdasarkan prinsip percobaan dengan uji molish, hasilnya (fulfural) mengalami sulfonasi dengan alfa naftol dan memberikan senyawa berwarna ungu kompleks. 2.1.2 Uji Iodium Test Iodium bertujuan untuk menunjukkan adanya pati (amilum dan dekstrin). Butir-butir pati tidak larut dalam air dingin tetapi apabila suspensi dalam air dipanaskan akan membentuk suatu larutan koloid yang kental. Larutan koloid ini apabila diberi Iodium akan berwarna biru. Warna biru tersebut disebabkan karena molekul Amilosa yang membentuk senyawa, Amilopektin dengan Iodium akan memberikan warna ungu atau merah lembayung. Test Iodium didasarkan pada pembentukan warna spesifik dari polisakarida terhadap iodium. Reaksi yang terjadi: Amilum + Iodium→biru Dekstrin + Iodium→merah anggur 2.1.3 Uji Benedict Uji Benedict dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan, merah, atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada. Dalam uji ini, suatu gula reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang berwarna merah bata. Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapan yang terbentuk berwarna merah bata, hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh tiap-tiap larutan uji. Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula reduksi yang berlangsung dalam suasana alkalis (basa). Sifat basa yang dimilki oleh pereaksi Benedict ini dikarenakan adanya senyawa natrium karbonat. Selain itu, amilum dan sukrosa tidak membentuk endapan merah bata dan warna larutan setelah dipanaskan menjadi biru. Hal ini membuktikan amilum dan sukrosa tidak mengandung gula pereduksi, oleh karena itu amilum dan sukrosa memperlihatkan hasil yang negatif. 2.1.4 Uji Barfoed Test Barfoed bertujuan untuk mengidentifikasi monosakarida dan disakarida. Pada prinsipnya sama dengan test Benedict. Pereaksi Barfoed terdiri atas kupriasetat dan asam asetat dalam air, dan digunakan untuk membedakan monosakarida dengan disakarida. Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat daripada disakarida dengan kata lain pembentukan endapan Cu2O lebih cepat pada reaksi dengan monosakarida. Perbedaan antara perekasi Barfoed dengan Benedict adalah pada pereaksi Barfoed menggunakan suasana asam namun tidak menggunakan polihidroksialkohol karena dalam suasana asam tembaga(II) tidak terbentuk endapan Cu(OH)2 dan tetap larut. Prinsipnya, apabila karbohidrat mereduksi suatu ion logam karbohidrat akan teroksidasi. Gugus aldehid karbohidrat akan teroksidasi menjadi gugus karboksilat dan terbentuklah asam monokarboksilat. 2.1.5 Uji Seliwanof Uji seliwanoff dilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa). Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna merah orange. Pada uji ini sukrosa dan fruktosa yang menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna merah orange yang mengidentifikasikan adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis monosakarida itu. HCl yang terkandung dalam pereaksi Seliwanoff ini mendehidrasi fruktosa menghasilkan hidroksifurfural sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol membentuk larutan yang berwarna merah orange. 2.2 MSDS No 1. Nama H2S04 Sifat Sifat Bahaya Penanggulangan Fungsi Kimia Fisika Larut Cairan Luka bakar, Membilas Sebagai zat dalam tidak korosif, iritasi dengan air pengoksidasi air, pH berwarna mata, saluran selama 10-15 1.98 (bening) pernapasan, menit pada 25 derajat celcius dan mukosa 2. Sukrosa pH 7 Berwarna pada 100 Iritasi mata Membilas air Sebagai keputihan yang banyak, sumber g/120 dan tidak menghirup karbon derajat berbau udara segar celcius, larut dalam air 3. 4. Glukosa Fruktosa Titik Tidak Daya hancur Menghirup Untuk lebur berwarna secara udara segar, biokimia 146 dan tidak biologis meninggalkan reagen derajat berbau segera semua celcius, pakaian yang larut terkontaminasi, dalam membilas air dengan air Larut Berwarna dalam keputih- air, pH putihan, Iritasi ringan Membilas Untuk kimia dengan air reagen 5,0-7 pada 18g/l pada 25 derajat celcius 5. Reagen Titik Cairan Cairan yang Cuci tangan dan Sebagai Molisch lebur -90 yang mudah area lain yang bahan kimia derajat tidak terbakar terbuka dengan laboratorium celcius, berwarna titik sampai beku 17 cokelat derajat celcius, sabun titik didih 77 derajat celcius. 6. Reagen pH Cairan Paparan yang Membilas Reagen Iodine sekitar yang lama pakaian yang untuk 3,5 pada berwarna menyebabkan terkontaminasi analisis 20 cokelat kerusakan dengan air, derajat tua dan pada organ membilas celcius agak (tiroid), efek dengan air jika berbau iritan terkenan kontak pada mata 7. Reagen Dapat Cairan Benedict larut Iritasi Mengganti Sebagai berwarna pakaian yang bahan kimia dalam biru tercemar, laoratorium air, titik terang membilas didih dan tidak dengan air yang 230-248 berbau mengalir F 8. Reagen Memiliki Cairan Iritasi mata, Membilas air Sebagai Barfoed titik yang kulit, saluran selama 15 menit reagen didih berwarna pernapasan, 100 biru dan derajat kehijauan pencernaan Berbentuk Iritasi pada Mencuci bagian Sebagai cairan kulit tubuh yang bahan kimia relative terkena dengan laboratorium pada 20 menggunakan derajat air celciusair 9. Reagen Massa Seliwanof jenis uap senilai 1.268 BAB III METODE 3.1 Alat - Tabung reaksi - Pipet volume/ukur 1 mL - Pipet tetes - Rak tabung reaksi - Waterbath / Bunsen 3.2 Bahan - Larutan karbohidrat 1% (glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, amilum, dan dekstrin) - Reagen Molisch - H2SO4 pekat - Reagen Iodium - Reagen Benedict - Reagen Barfoed - Reagen Seliwanof 3.3 Cara Kerja 3.3.1 Cara Kerja Uji Molisch 1. Larutan karbohidrat 1% diambil sebanyak 15 tetes (1,5 mL) dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. ditambah dengan 3 tetes pereaksi molisch, selanjutnya dikocok 3. miringkan tabung reaksi hingga 45° dan alirkan 1 mL H2SO4 pekat secara perlahan melalui dinding tabung. 4. Amatilah yang terjadi. Terbentuknya warna pada interface atau bidang batas cairan (cincin) menunjukkan reaksi positif. 3.3.2 Cara Kerja Uji Iodium 1. Masukkan 3 tetes larutan karbohidrat 1% ke dalam tabung reaksi 2. tambahkan 1 tetes larutan Iodium 3. Amati yang terjadi (jika larutan berubah warna menjadi biru maka larutan mengandung Amilum dan jika larutan berwarna merah anggur maka mengandung Dekstrin) 3.3.3 Cara Kerja Uji Benedict 1. Larutan karbohidrat 1% diambil sebanyak 5 tetes, masukkan ke dalam tabung reaksi. 2. tambahkan dengan 10 tetes larutan Benedict, lalu dikocok 3. didihkan larutan tersebut selama 2 menit atau masukkan kedalam penangas air selama 2 menit. 4. Amati perubahan warna dan perhatikan apakah terbentuk endapan. Pembentukan endapan hijau, kuning, orange, ataumerah menunjukkan reaksi positif. 3.3.4 Cara Kerja Uji Barfoed 1. Larutan Barfoed diambil sebanyak 5 tetes kemudian ditambah dengan 2 tetes larutan karbohidrat 1% 2. kemudian dipanaskan diatas api selama 1menit *catatan* Amati yang terjadi (reaksi positif ditandai dengan adanyaendapan Cu2O yang berupa endapan merah bata). • Catatan langkah 2 (bila dalam penangas air mendidih pemanasan tidak boleh dilakukan lebih dari 3 menit karena pemanasan yang terlalu lama akan mengakibatkan disakarida yang dalam suasana asam akan terhidrolisa dan menyebabkan reaksi positif). 3.3.5 Cara Kerja Uji Seliwanof 1. Pereaksi Seliwanof diambil sebanyak 5 tetes 2. ditambahkan 1 tetes larutan karbohidrat. 3. Larutan dididihkan diatas api selama 20 detik atau dalam penangas air mendididh selama 20 detik. Amati yang terjadi *catatan* Catatan: hasil positif untuk fruktosa akan memberikan warna orange, tetapi untuk pemanasan yang terlalu lama maka sukrosa juga akan menghasilkan warna merah orange. Hal ini disebabkan karena sukrosa akan terhidrolisa menjadi fruktosa dan Glukosa). BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.4 Hasil Pengamatan Uji Molisch ( + ) : Cincin Ungu, maka mengandung Karbohidrat. ( - ) : Tidak mengandung Karbohidrat. Uji Iodium ( + ) : Merah anggur, mengandung Dextrin. ( + ) : Biru, mangandung Amilum. ( - ) : Xylose, Arabinose, Glukose, Fruktose, Galaktose, Maltose, Laktosa, Sukrose. Uji Benedict ( + ) : Biru kehijauan – Merah bata, Xylose, Arabinose, Glukose, Fruktose, Galaktose, Maltose, Laktose. ( - ) : Sukrose. Uji Barfoed ( + ) : Merah bata, Xylose, Arabinose, Glukose, Fruktose, Galaktose. ( - ) : Maltose, Laktose. Uji Seliwanof ( + ) : Merah orange, Fruktose. ( - ) : Glukose, Galaktose. 4.2 Pembahasan Pada percobaan uji molisch, terjadi pemutusan ikatan glikosidik dari rantai karbohidrat polisakarida menjadi disakarida dan monosakarida. Dimana berdasarkan hasil yang didapatkan menunjukan bahwa terdapat hasil positif pada glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, amilum,dll mengandung karbohidrat. Hal ini terlihat jelas dengan adanya perubahan warna pada tabung reaksi tersebut. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cicin berwarna ungu ketika direaksikan dengan asam sulfat pekat. Pada uji iodium ini memisahkan antara polisakarida, monosakarida dan disakarida. Iodiium ini memberikan warna yang kompleks dengan polisakarida. Amilum memberikan warna biru pada iodium, sedangkan glikogen memberikan warna merah. Satu sampel amilum yang diujikan menghasilkan warna iodium biru tua. Pada uji benedict bertujuan untuk mengidentifikasi gula pereduksi. Uji positif ditandai dengan terbentuknya larrutan hijau, merah, orange, atau merah bata serta adanya endapan. Pada uji barfoed, Xylose, Arabinose, Glukose, Fruktose, Galaktose berwarna merah bata, yang berati positif dan Maltose, Laktose menunjukkan negatif. Pada uji seliwanof bertujuan membuktikan adanya ketosa (fruktosa). Untuk glukosa tidak mengalami reaksi (warna benig atau warnanya tidak berubah). Fruktosa dann sukrosa adalah karbohidrat yang memiliki gugus keton, maka menunjukkan warna merah orange. BAB V KESIMPULAN Karbohidrat penting peranannya dalam kehidupan, selain sebagai sumber tenaga, karbohidrat memiliki fungsi sebagai pusat metabolisme, struktural dan penyangga. Berdasarkan hasil percobaan, karbhidrat dapat diidentifikasi berdasarkan sifat – sifatnya menurut pembagian jenisnya, yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Pada pengujian karbohidrat terdapat beberapa metode yang digunakan yaitu uji molisch, uji iodium, uji benedict, uji seliwanof. DAFTAR PUSTAKA