Introduction/ Pengantar Di Amerika Serikat, kanker pankreas adalah salah satu kanker yang paling mematikan, dengan angka kematian mendekati angka kejadian. Prognosis kanker pankreas menyedihkan, dengan kurang dari 5% kelangsungan hidup 5 tahun. Faktor risiko kanker pankreas diantaranya merokok, riwayat keluarga kanker pankreas, riwayat keluarga atau pribadi pankreatitis kronis, riwayat diabetes mellitus, obesitas, golongan darah non-O, dan asal etnis Yahudi atau Afrika-Amerika. Selama 2 dekade terakhir, hubungan antara penggunaan aspirin dan kanker pancreas telah dievaluasi melalui studi case-control, studi cohort prospektif, dan randomized controlled trials (RCT). Dari 13 studi yang menilai hubungan tersebut, 4 diantaranya menunjukkan Hubungan yang signifikan antara penggunaan aspirin dan penurunan insidensi kanker pankreas dan mortilitas, 7 diantaranya menunjukkan tidak ada hubungan, dan 2 diantaranya menunjukkan peningkatan risiko kanker pankreas pada penggunaan aspirin dosis tinggi. Tujuan Penelitian belakangan ini, penggunaan aspirin dengan dosis rendah setiap hari selama 5 tahun atau lebih secara signifikan mengurangi insidensi dan mortalitas kanker secara keseluruhan terutama menurunkan mortalitas akibat kanker pankreas berasal dari analisis sekunder dari RCT. Penurunan yang signifikan terlihat pada angka kematian yang terjadi setelah periode follow-up selama 5 tahun. Dalam periode follow-up 20 tahun posttrial, individu yang telah dijadwalkan untuk minum aspirin selama lebih dari 7,5 sampai 10 tahun, juga mengalami penurunan angka kematian (mortalitas) yang signifikan. Untuk menyelidiki lebih lanjut hipotesis bahwa penggunaan aspirin mengurangi risiko kanker pankreas, dilakukan evaluasi hubungan dalam data dari Studi Case–Control Kanker Pankreas Connecticut. Dilakukan analisis hubungan antara risiko kanker pankreas dan penggunaan aspirin secara teratur, serta memeriksa hubungan risiko menurut berbagai parameter penggunaan aspirin. Material dan metode Studi populasi Digunakan data dari studi Connecticut berbasis populasi yang dilakukan dari Januari 2005 hingga Agustus 2009, dari 362 frekuensi kasus kanker pankreas yang dicocokkan dengan 690 kontrol sampel secara acak, frekuensi dicocokkan dengan kasus berdasarkan kategori jenis kelamin dan usia pada saat perekrutan, seperti yang dijelaskan sebelumnya. Pengukuran Subjek penelitian diwawancarai oleh seseorang dan melaporkan penggunaan aspirin melalui pertanyaan khusus. Penggunaan aspirin didefinisikan sebagai respon kuesioner positif tentang penggunaan rutin dari setiap produk yang mengandung aspirin atau aspirin. Semua analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SAS versi 9.2. Distribusi deskriptif diperiksa untuk kasus dan kontrol kanker pancreas. Faktor perancu potensial dipastikan selama wawancara atau dari analisis laboratorium (dan termasuk dalam model statistik, dipilih secara apriori) adalah: usia saat wawancara, indeks massa tubuh khas orang dewasa (BMI, berat / tinggi badan) 2, kg / m 2), jenis kelamin, ras / etnis, riwayat merokok (mantan perokok diklasifikasikan sebagai perokok yang telah berhenti setidaknya 10 tahun yang lalu, dan perokok baru / baru-baru ini sebagai mereka yang berhenti kurang dari 10 tahun yang lalu atau sedang merokok), riwayat diabetes melitus yang didiagnosis lebih dari 3 tahun yang lalu, tingkat pendidikan, dan golongan darah. Para peneliti menganalisis hubungan antara risiko kanker pankreas dengan : 1. Jumlah tahun yang lalu sejak penggunaan aspirin dimulai Analisis dengan mengurangkan usia saat awal penggunaan aspirin reguler dari usia wawancara. Variabel ini dikelompokkan ke dalam kategori : tidak pernah digunakan, mulai menggunakan aspirin ≤3 tahun yang lalu, > 3 tetapi ≤5 tahun yang lalu, > 5 tetapi ≤ 7 tahun yang lalu, > 7 tetapi ≤ 10 tahun yang lalu, > 10 tahun tetapi ≤ 20 tahun yang lalu, lebih dari 20 tahun yang lalu. 2. Durasi penggunaan aspirin dalam beberapa tahun dengan menjumlahkan periode waktu penggunaan aspirin yang dilaporkan. Kategori : tidak pernah menggunakan, digunakan selama 6 tahun atau kurang, digunakan selama > 6 tetapi ≤10 tahun, digunakan selama lebih dari 10 tahun. 3. Tahun-tahun yang lalu saat penggunaan aspirin berakhir, dengan menambahkan durasi penggunaan aspirin dengan usia saat awal penggunaan aspirin. Dikategorikan menjadi : tidak pernah digunakan, penggunaan berakhir lebih dari 1 tetapi ≤2 tahun sebelum wawancara, terakhir > 2 tetapi ≤7 tahun sebelum wawancara, berakhir lebih dari 7 tahun sebelum wawancara, Kemudian dibandingkan dengan individu yang melanjutkan penggunaan aspirin pada saat wawancara. 4. Periode waktu penggunaan aspirin di kalender. Mempertimbangkan penggunaan selama 7 kemungkinan periode: penggunaan (ya vs. tidak) aspirin dalam satu tahun terakhir, penggunaan dalam 2 tahun dari > 1 hingga ≤3 tahun yang lalu, penggunaan > 3 sampai ≤5 tahun yang lalu, penggunaan > 5 sampai ≤7 tahun yang lalu, penggunaan > 7 sampai ≤10 tahun yang lalu, penggunaan > 10 sampai ≤20 tahun yang lalu, pernah digunakan lebih dari 20 tahun yang lalu. Peneliti juga mengelompokkan variabel tahun di masa lalu dimana aspirin dimulai, durasi penggunaan, dan periode waktu penggunaan, penggunaan aspirin pada dosis rendah dan penggunaan aspirin dosis reguler. Terlalu sedikit orang yang mengakhiri penggunaan aspirin sebelum wawancara untuk mengelompokkan variabel yang mewakili tahun-tahun sebelumnya yang penggunaan berakhir sesuai dengan 2 kategori dosis. Pada jurnal ini tidak memiliki data tentang jumlah tablet aspirin yang diminum setiap hari, yang dapat digunakan untuk menghitung dosis aspirin harian yang tepat. Peneliti berasumsi bahwa rejimen aspirin dosis rendah adalah Dosis 75 sampai 325 mg aspirin per hari biasanya diminum sebagai profilaksis untuk pencegahan penyakit jantung, dan dosis-regular aspirin adalah dosis > 325 sampai 1.200 mg setiap 4 sampai 6 jam diminum untuk tujuan nyeri atau antiradang. Regresi logistik tanpa syarat digunakan untuk menghitung odds ratio (OR) dan confidence intervals 95% (95% CI). Model disesuaikan untuk usia perancu potensial saat wawancara, BMI, jenis kelamin, ras / etnis, riwayat merokok, diagnosis diabetes lebih dari 3 tahun yang lalu, tingkat pendidikan, dan golongan darah ABO. Model regresi untuk aspirin dosis rendah juga disesuaikan dengan penggunaan aspirin dosis biasa dan sebaliknya. Semua nilai P yang dilaporkan adalah 2 sisi.