PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian dengan berdasarkan pada hewan telah secara signifikan berkontribusi untuk kemajuan pengetahuan sains secara umum dan kemajuan biomedik. Hewan model dari ketidak normalan sistem tubuh manusia telah menambahkan informasi yang berharga tentang banyak aspek patofisiologi, pengobatan dan diagnosa penyakit manusia. Bahkan hasil eksperimen dari studi hewan telah disajikan sebagai dasar dari banyak kunci percobaan klinik dan akan menuju ke terapi dikedepannya (Hau dan Hoosier, 2003). Pada era 1600an, hewan digunakan pada penelitian biomedik dan penggunaan mencit pada studi tertentu. Pada zaman itu hewan model digunakan untuk mengembangkan vaksin, memperbaiki diagnosis penyakit infeksi, mengidentifikasi disfungsi metabolisme, pengembangan obat dan lainnya (Hau dan Hoosier, 2003). Begitu juga dengan masa kini hewan coba masih digunakan dalam berbagai penelitian. Mencit merupakan salah satu hewan model yang sering dipakai dalam berbagai penelitian. Hal ini dikarenakan kedekatan antara taksonomi, struktur fisiologi dan anatomi mencit terhadap manusia. Mencit sering digunakan dalam pengujian obat terhadap manusia seperti toksisitas (Schwiebert, 2007). Selain itu, mencit mempunyai daya reproduksi tinggi bila dibandingkan dengan hewan menyusui lainnya (Moore, 2000). 1 2 Aspirin merupakan obat golongan salisilat yang sering digunakan karena mempunyai sifat analgesik, antipiretik, antiimflamasi, antireumatik, antiagregasi trombosit (antitrombotik) atau antiplatelet (Miladiyah, 2012). Awal mulanya aspirin berasal dari kulit Willow yang digunakan sebagai analgesik. Ketika digunakan sebagai tanaman obat, kulit Willow dikumpulkan pada awal musim semi dari batang yang muda dan dapat digunakan sebagai penghilang rasa sakit, berbagai spesies dari kulit dan daun Willow telah digunakan untuk menurunkan demam dan sebagai anti inflamasi. Struktur kimianya direplikasi di laboratorium dan diproduksi secara masal sebagai asam salisilat sintetik. Satu tahun kemudian, versi yang telah dimodifikasi (asam asetilsalisilik) merupakan yang pertama dijual sebagai aspirin. Aspirin menjadi yang paling luas digunakan sebagai penghilang rasa sakit, pereda demam dan agen anti inflamasi (Roach, 2006). Pada era ini, aspirin masih sering digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit oleh masyarakat luas. Banyak obat yang mengandung aspirin diperdagangkan bebas dan mendapatkanya tidak sulit atau tanpa persyaratan tertentu, sehingga banyak orang yang mengkonsumsi obat tersebut tanpa resep dokter. Besar kemungkinan banyak orang yang akan mengalami over dosis dan akan berefek negatif pada organ-organ tertentu salah satunya hati. Hati merupakan kelenjar tebesar dalam tubuh yang mempunyai banyak fungsi termasuk memetabolisme obat (Eurell dan Frappier, 2006). Dalam hal ini kemungkinan besar hati akan menerima efek negatif dari konsumsi aspirin yang berlebihan. 3 Tujuan Tujuan dalam penelitian ini yaitu mengetahui gambaran histopatologis hati mencit setelah pemberian aspirin dengan berbagai dosis dan mengetahui dosis aspirin yang menyebabkan dimulainya cedera jaringan di hati mencit Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai efek aspirin terhadap hati dan informasi mengenai mencit sebagai hewan model yang diinduksi aspirin.