Avigan Golongan Antivirus Bahan aktif Favipiravir Kategori Obat resep Manfaat Mengatasi infeksi virus influenza Dikonsumsi oleh Dewasa Kategori X: Studi pada binatang percobaan dan manusia telah memperlihatkan adanya abnormalitas terhadap janin atau adanya risiko Avigan untuk ibu hamil dan menyusui terhadap janin. Obat dalam kategori ini tidak boleh digunakan pada wanita yang sedang atau memiliki kemungkinan untuk hamil. Avigan belum diketahui terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter. Bentuk obat Tablet Peringatan Sebelum Menggunakan Avigan: Menurut penelitian yang sedang berjalan, perhatikan beberapa hal berikut sebelum menggunakan obat yang mengandung favipiravir: Jangan menggunakan favipiravir jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat ini. Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan. Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat menderita penyakit asam urat, gangguan sistem imun, gangguan mental, syok, infeksi jamur atau bakteri, hepatitis, TBC, asma, gagal napas, dan tumor. Beri tahu dokter jika Anda sedang menjalani prosedur cuci darah atau pernah menerima transplantasi organ. Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat kecanduan alkohol atau obat-obatan terlarang. Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk obat herbal dan suplemen. Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan favipiravir, segera temui dokter. Dosis dan Aturan Pakai Avigan Belum diketahui dosis pasti penggunaan Avigan. Penggunaan Avigan untuk menangani infeksi virus Corona akan dipertimbangkan oleh dokter sesuai dengan keparahan penyakit dan kondisi tiap pasien. Cara Menggunakan Avigan dengan Benar Avigan hanya digunakan sesuai pertimbangan dokter. Gunakan Avigan sesuai dengan anjuran dokter atau petunjuk penggunaan penggunaan obat. Jangan menambah atau mengurangi dosis, serta jangan menggunakan obat lebih lama dari waktu yang dianjurkan. Pastikan ada jarak yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Disarankan untuk mengonsumsi Avigan pada waktu yang sama setiap harinya. Simpan Avigan di tempat tertutup dalam suhu yang sejuk. Interaksi Avigan dengan Obat dan Bahan Lain Menurut penelitian yang sedang berjalan, bila digunakan bersama dengan obat tertentu, kandungan favipiravir di dalam Avigan dapat menimbulkan efek interaksi obat berupa: Penurunan efektivitas amiodarone, atorvastatin, lovastatin, carbamazepine, chloroquine, cisapride, diclofenac, diltiazem, enzalutamide, erlotinib, ethinylestradiol, dan ifosfamide Peningkatan risiko terjadinya efek samping grazoprevir, hydrocortisone, indacaterol, lenvatinib, morfin, nintedanib, oseltamivir, paliperidone, quinidine, ranitidine, simvastatin, tetracycline, vincristine, dan zidovudine Penurunan efektivitas ketamine, ketorolac, ibuprofen, piroxicam, lansoprazole, omeprazole, methadone, nicardipine, naproxen, repaglinide, sorafenib, teofilin, tretinoin, verapamil, dan warfarin Peningkatan risiko terjadinya efek samping acyclovir, benzylpenicillin, cefalor, bisoprolol, captopril, cefazolin, cefdinir, citrulline, dexamethasone, digoxin, estradiol, everolimus, famotidine, allopurinol, dan fexofenadine Efek Samping dan Bahaya Avigan Belum diketahui efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh favipiravir yang terkandung di dalam Avigan. Namun, penelitian saat ini menyebutkan bahwa favipiravir dapat menimbulkan beberapa keluhan jika digunakan secara berlebihan (overdosis), antara lain muntah, penurunan berat badan, dan penurunan kemampuan bergerak. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami keluhan tersebut atau mengalami reaksi alergi obat, seperti ruam yang gatal pada kulit, bengkak pada bibir dan kelopak mata, atau kesulitan bernapas. Hydroxychloroquine Golongan Antimalaria, antirematik Kategori Obat resep Manfaat Mencegah dan mengobati malaria. Menangani penyakit arthritis atau lupus. Dikonsumsi oleh Anak-anak hingga dewasa autoimun, seperti rheumatoid Kategori C: studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika Kategori kehamilan dan besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko menyusui terhadap janin.Hydroxychloroquine diketahui bisa diserap ke dalam ASI. Bagi wanita yang sedang menyusui sebaiknya menghindari atau tidak mengonsumsi obat ini, kecuali konsumsinya dianjurkan oleh dokter. Bentuk Tablet Peringatan: Harap berhati-hati dalam menggunakan obat ini jika sedang menderita gangguan penglihatan, penyakit jantung, gangguan irama jantung, gangguan fungsi ginjal, penyakit hati, diabetes, gangguan lambung, porfiria, psoriasis, atau defisiensi glucose-6-phospate dehydrogenase. Sebaiknya konsultasikan kembali dengan dokter jika sudah menggunakan hydroxychloroquine lebih dari enam bulan berturut-turut, khususnya bila obat ini diberikan kepada anak-anak dan belum menunjukkan perbaikan. Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lainnya, termasuk suplemen dan produk herba, agar terhindar dari interaksi obat yang merugikan. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter. Dosis Hydroxychloroquine Kondisi Pencegahan malaria Dosis Dewasa: dosis awal adalah 400 mg, sekali seminggu. Pemberian obat untuk mencegah malaria dilakukan 2 minggu sebelum keberengkatan ke daerah endemis malaria dan dilanjutkan selama 8 minggu.Anak-anak: 6,5 mg/kgBB, sekali seminggu. Pemberian obat untuk mencegah malaria dilakukan 2 minggu sebelum keberangkatan, dan dilanjutkan hingga delapan minggu ke depan. Dewasa: dosis awal adalah 800 mg, Kemudian dilanjutkan dengan 400 mg setelah 6-8 jam, lalu 1 hari setelahnya diberikan kembali Pengobatan malaria 400 mg untuk 2 hari.Anak-anak: dosis awal adalah 13 mg/kgBB. Lalu dilanjutkan dengan pemberian 6,5 mg/kgBB, setelah 6, 24, dan 48 jam. Dewasa: dosis awal adalah 400 mg per hari, sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi 2 kali pemberian. Untuk dosis pemeliharaan Lupus dan rheumatoid setelah penyakit mereda, adalah 200-400 mg per hari, tergantung arthritis dari respons pasien terhadap obat. Dosis maksimal adalah 6,5 mg/kgBB per hari, atau 400 mg per hari.Anak-anak: dosis maksimal adalah 6,5 mg/kgBB per hari, atau 400 mg per hari. Mengonsumsi Hydroxychloroquine dengan Benar Ikuti anjuran yang diberikan dokter dan bacalah petunjuk yang tertera pada kemasan sebelum mengonsumsi hydroxychloroquine. Obat ini sebaiknya dikonsumsi sehabis makan untuk menghindari sakit maag. Usahakan untuk mengonsumsi hydroxychloroquine pada jam yang sama setiap harinya, agar hasil pengobatan maksimal. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi hydroxychloroquine, disarankan untuk segera melakukannya begitu ingat apabila jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis. Interaksi Obat Konsultasikan kepada dokter jika sedang menggunakan obat-obatan berikut ini bersama dengan hydroxychloroquine, karena bisa menimbulkan interaksi obat yang tidak diinginkan. Antasida: mengganggu penyerapan hydroxychloroquine. Obat diabetes: menguatkan efek obat-obat diabetes. Amiodarone, cisapride, quinidine: meningkatkan risiko gangguan irama jantung jenis torsades de pointes. Digoxin: meningkatkan kadar obat digoxin dalam darah. Kenali Efek Samping dan Bahaya Hydroxychloroquine Tiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda setelah mengonsumsi sebuah obat. Berikut ini adalah efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi hydroxychloroquine: Sakit kepala atau pusing Mual Muntah Nyeri lambung Diare Ruam kulit Nafsu makan menurun Mengantuk Kesulitan melihat atau membaca objek tertentu Penglihatan kabur Telinga berdenging Lemas Gangguan irama jantung Memar atau perdarahan pada kulit Perubahan mood Rambut rontok Kejang Segera hubungi dokter jika efek samping tidak kunjung mereda, bertambah parah, atau terjadi efek samping yang berat. isoprinosine? Isoprinosine atau isoprinosin adalah obat untuk mengobati berbagai jenis infeksi virus seperti: hepatitis herpes zoster kutil kelamin herpes simpleks bronkitis cacar campak gondongan influenza Obat antivirus yang punya nama lain methisoprinol ini bekerja meningkatkan sistem kekebalan tubuh sekaligus menghambat pertumbuhan virus di dalam tubuh. Obat ini tidak akan berpengaruh pada infeksi bakteri atau jamur. Mengonsumsi antivirus di luar kebutuhan justru membuat tubuh Anda lebih rentan terhadap infeksi yang kebal terhadap pengobatan antivirus di kemudian hari. Gunakan obat ini sesuai dengan instruksi dokter Anda. Bagaimana cara pakai obat isoprinosine? Gunakan obat ini sesuai yang diresepkan dokter. Ikuti semua petunjuk pemakaian yang tertera pada label kemasan atau resep. Jangan gunakan obat ini terlalu banyak, sedikit, lebih lama dari yang disarankan. Kondisi Anda mungkin tidak akan membaik lebih cepat, dan risiko efek samping Anda dapat meningkat. Gunakan obat secara teratur agar hasil pengobatan dapat bekerja secara maksimal. Agar membantu Anda mengingat, gunakan obat ini pada waktu yang sama setiap hari. Terus gunakan obat ini bahkan jika gejala hilang setelah beberapa hari. Menghentikan pengobatan terlalu dini dapat memungkinkan virus untuk terus tumbuh, yang dapat menyebabkan kembalinya infeksi. Beri tahu dokter jika infeksi kulit Anda berlanjut atau justru memburuk. Bagaimana cara penyimpanan obat isoprinosine? Isoprinosine adalah salah satu obat yang sebaiknya disimpan pada suhu ruangan. Jauhkan obat ini dari paparan sinar matahari langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan. Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang obat Anda. Dosis Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan. Bagaimana dosis obat ini untuk orang dewasa? Berikut adalah dosis isoprinosine yang dianjurkan untuk orang dewasa: Dosis rata-rata isoprinosine untuk orang dewasa adalah 50 mg/kgBB/hari dalam 3-4 dosis terbagi ketika pasien tersadar. Pada infeksi berat, fase akut: 100 mg/kg/hari dalam 4-6 dosis terbagi. Durasi pemberian obat yang umum adalah 7-10 hari. Lanjutkan pengobatan hingga setidaknya 2 hari setelah gejala menghilang. Secara umum dosis obat setiap orang berbeda-beda tergantung usia, tingkat keparahan penyakit, respon tubuh terhadap obat, dan kondisi Anda secara menyeluruh. Mungkin ada beberapa dosis yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda ragu dengan dosis obat ini, maka silakan konsultasi ke dokter untuk informasi lebih lanjut. Bagaimana dosis obat ini untuk anak-anak? Berikut adalah dosis isoprinosine yang dianjurkan untuk anak-anak: Dosis rata-rata isoprinosine untuk anak-anak adalah 50 mg/kgBB/hari dalam 3-4 dosis terbagi ketika pasien tersadar. Pada infeksi berat, fase akut: 100 mg/kg/hari dalam 4-6 dosis terbagi. Durasi pemberian obat yang umum adalah 7-10 hari. Lanjutkan pengobatan hingga setidaknya 2 hari setelah gejala menghilang. Secara umum dosis obat setiap orang berbeda-beda tergantung usia, tingkat keparahan penyakit, respon tubuh terhadap obat, dan kondisi Anda secara menyeluruh. Jika Anda ragu dengan takaran dosis obat ini, sebaiknya konsultasi ke dokter untuk informasi lebih lanjut. Dalam dosis apakah obat ini tersedia? Ketersediaan obat isoprinosine adalah: Tablet 500 mg Sirup 250 mg/5 mL Efek Samping Apa efek samping obat isoprinosine? Beberapa efek samping paling umum dari obat isoprinosine adalah: Mual dan muntah Merasa tidak enak badan Lemas, lesu, tidak berenergi Ruam atau gatal pada kulit Sakit perut Sakit kepala Sering buang air kecil Kadar asam urat tinggi Diare Efek samping obat ini mungkin berbeda-beda pada setiap pasien. Jadi, tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda. Pencegahan & Peringatan Apa saja yang harus diketahui sebelum menggunakan obat isoprinosine? Isoprinosine tidak boleh digunakan secara sembarangan. Maka sebelum pakai obat ini, penting bagi Anda untuk mempertimbangkan segala manfaat dan risiko yang ada. Beberapa hal yang penting untuk Anda ketahui sebelum menggunakan obat isoprinosine adalah: Beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi atau gejala tidak biasa dari penggunaan obat ini atau obat-obatan lainnya. Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit hati dan ginjal, penyakit jantung, asam urat (gout), hiperurisemia (tingginya kadar asam urat dalam darah) Beri tahu dokter terkait semua obat yang sedang Anda konsumsi, termasuk vitamin, suplemen, dan herbal. Hindari penggunaan obat ini dalam jangka panjang. Gunakan sesuai jangka waktu yang sudah diresepkan dokter. Mungkin ada hal-hal lain yang tidak disebutkan di atas. Jika ada pertanyaan lain, sebaiknya langsung konsultasikan ke dokter untuk informasi lebih lanjut. Dokter mungkin akan menjelaskan secara lebih rinci mengenail takaran dosis, keamanan, serta interaksi obat ini. Simak dengan baik semua informasi yang dijelaskan dokter agar pengobatan yang Anda lakukan berjalan optimal. Apakah obat ini aman untuk ibu hamil dan menyusui? Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat isoprinosin untuk ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut FDA di Amerika Serikat (badan pengawas obat dan makanan setara dengan BPOM Indonesia). Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA: A = Tidak berisiko B = Tidak berisiko pada beberapa penelitian C = Mungkin berisiko D = Ada bukti positif dari risiko X = Kontraindikasi N = Tidak diketahui Tidak diketahui apakah obat ini dapat diserap ASI atau dapat membahayakan bayi. Jangan gunakan obat ini tanpa memberi tahu dokter jika Anda sedang menyusui. Interaksi Obat lain apa yang mungkin berinteraksi dengan obat ini? Interaksi obat dapat mengubah kerja obat isoprinosin atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen ini. Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker. Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apapun tanpa persetujuan dokter. Menurut DrugBank, berikut adalah obat-obatan yang mungkin berinteraksi dengan isoprinosine: acetaminophen aceclofennac acyclovir warfarin tetracycline ranitidine prednisone Apakah makanan atau alkohol dapat berinteraksi dengan obat ini? Obat-obatan tertentu tidak bisa digunakan pada saat makan atau saat makan makanan tertentu karena interaksi obat dapat terjadi. Merokok tembakau atau mengonsumsi alkohol dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan interaksi terjadi. Diskusikan penggunaan obat Anda dengan makanan, alkohol, atau tembakau dengan penyedia layanan kesehatan Anda. Kondisi kesehatan apa yang dapat berinteraksi dengan obat ini? Adanya masalah medis lainnya mungkin mempengaruhi penggunaan obat ini. Pastikan Anda memberitahu dokter kalau Anda memiliki masalah medis, khususnya: Penyakit ginjal Penyakit asam urat Penyakit jantung Hiperurisemia Mungkin ada beberapa kondisi kesehatan yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda ragu dengan kondisi kesehatan Anda, maka jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter. Dokter mungkin akan meresepkan obat lain yang sesuai dengan kondisi Anda. Overdosis Apa yang harus saya lakukan pada keadaan gawat darurat atau overdosis? Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat lokal (112) atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat. Apa yang harus saya lakukan bila melewatkan satu dosis? Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin. Namun, bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa. Jangan menggandakan dosis. Merek dagang lopinavir-ritonavir: Aluvia Apa Itu Lopinavir-Ritonavir? Golongan Antivirus Kategori Obat resep Manfaat Obat pendukung untuk menangani infeksi virus HIV Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya Lopinavir-ritonavir untuk ibu hamil dan menyusui efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.Lopinavir-ritonavir terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter. Bentuk obat Tablet Peringatan Sebelum Menggunakan Lopinavir-Ritonavir: Jangan menggunakan kombinasi obat lopinavir-ritonavir jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap salah satu atau kedua obat ini. Jangan menggunakan lopinavir-ritonavir jika Anda memiliki gangguan fungsi hati yang berat. Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan. Beri tahu dokter jika Anda memiliki riawayat penyakit jantung, penyakit hati, gangguan pankreas, diabetes, kolesterol tinggi, hemofilia, atau hipokalemia. Beri tahu dokter jika Anda atau anggota keluarga Anda memiliki riwayat long QT syndrome. Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi pil KB. Hal ini karena lopinavir dan ritonavir dapat mengurangi efektivitas pil KB. Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk obat herbal dan suplemen. Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan lopinavir-ritonavir, segera temui dokter. Dosis dan Aturan Pakai Lopinavir-Ritonavir Dosis lopinavir-ritonavir yang diberikan untuk menangani infeksi virus HIV akan disesuaikan dengan usia, berat badan (BB), dan ukuran luas tubuh (m2) pasien, serta perbandingan sediaan obat lopinavir-ritonavir yang digunakan dan ada tidaknya penggunaan obat lain. Berikut adalah penjelasannya: Dewasa Sediaan yang digunakan adalah: Lopinavir 100 mg dan ritonavir 25 mg Lopinavir 200 mg dan ritonavir 50 mg Jika digunakan bersama obat antiretrovial yang tidak mengandung efavirenz, nevirapine, atau nelfinavir, dosis lopinavir-ritonavir yang diberikan adalah 400 mg/100 mg 2 kali sehari, atau 800 mg/200 mg sekali sehari. Jika digunakan bersama obat antivirus lain yang mengandung efavirenz, nevirapine, atau nelfinavir, dosis yang diberikan adalah 500 mg/125 mg 2 kali sehari. Anak-anak usia ≥2 tahun Sediaan yang digunakan adalah: Lopinavir 100 mg dan ritonavir 25 mg. Jika digunakan bersama obat antiretrovial yang tidak mengandung efavirenz, nevirapine, atau nelfinavir, dosis lopinavir-ritonavir sesuai berat badan yang diberikan adalah: Berat badan 15–25 kg: 200 mg/50 mg, 2 kali sehari Berat badan >25–35 kg: 300 mg/75 mg, 2 kali sehari Berat badan >35–40 kg: 400 mg/100 mg, 2 kali sehari Berat badan 40 kg: sama dengan dosis dewasa Jika digunakan bersama obat antivirus lainnya yang mengandung efavirenz, nevirapine, atau nelfinavir, dosis lopinavir-ritonavir akan diberikan sesuai ukuran luas badan, yaitu: ≥0,8 hingga <1,2 m2: 300 mg/75 mg, 2 kali sehari ≥1,2 hingga <1,4 m2: 400 mg/100 mg, 2 kali sehari ≥1,4 m2: 500 mg/125 mg, 2 kali sehari Cara Menggunakan Lopinavir-Ritonavir dengan Benar Lopinavir-ritonavir hanya boleh diberikan oleh dokter. Gunakan lopinavir-ritonavir sesuai dengan anjuran dokter atau petunjuk penggunaan obat. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa resep dokter. Jangan menghentikan penggunaan obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, walaupun kondisi dirasa telah membaik. Menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba dapat membuat kondisi lebih sulit untuk ditangani. Lopinavir-ritonavir dapat dikonsumsi bersama atau tanpa makanan. Usahakan untuk tidak melewatkan jadwal konsumsi obat. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko virus menjadi lebih kuat terhadap obat. Apabila Anda lupa mengonsumsi lopinavir-ritonavir, segera konsumsi obat jika jeda dengan jadwal berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis. Karena dosis untuk anak-anak ditentukan berdasarkan berat badan atau ukuran luas tubuh, dosis obat yang diberikan mungkin dapat berubah-ubah sesuai dengan berat badan atau ukuran luas tubuh anak. Lakukan konsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum mengganti dosis. Simpan lopinavir-ritonavir di kemasan asli obat dan jangan dipindahkan ke tempat lain. Simpan obat dalam suhu ruangan, serta terhindar dari kelembapan dan hawa panas. Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Interaksi Lopinavir-Ritonavir dengan Obat dan Bahan Lain Jika digunakan bersama dengan obat-obat tertentu, lopinavir-ritonavir dapat menimbulkan beberapa interaksi, antara lain: Peningkatan risiko terjadinya efek samping obat yang dimetabolisme oleh enzim CYP3A, seperti CCB (calcium channal blockers), rosuvastatin, dan imunosupresan Peningkatan kadar obat pimozide, quetiapine, cisapride, ranolazine, amiodarone, dronedarone, alfuzosin, colchicine, astemizole, terfenadine, dan lurasidone di dalam darah Peningkatan risiko terjadinya efek samping serius akibat obat lovastatin, simvastatin, sildenafil, tadalafil, midazolam oral, triazolam, asam fusidat, elbasvir/grazoprevir, serta obat golongan ergot alkaloid Penurunan efektivitas obat jika digunakan bersama obat penghambat enzim CYP3A, seperti rifampicin Efek Samping dan Bahaya Lopinavir-Ritonavir Efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi lopinavir-ritonavir meliputi: Tubuh terasa lemas Kembung Diare Berat badan menurun Sakit kepala Gangguan tidur Nyeri otot Mati rasa, kesemutan, atau sensasi terbakar pada tangan dan kaki Lakukan pemeriksaan ke dokter, jika keluhan yang disebutkan di atas tidak kunjung mereda dan semakin memberat. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau mengalami efek samping berupa: Jantung berdebar Sesak napas Pusing atau serasa ingin pingsan Muntah Sakit perut Kelelahan ekstrim Kehilangan nafsu makan Nyeri pada bagian kanan atas perut Kulit dan bagian putih mata berwarna kuning (ikterus) Merek dagang oseltamivir: Oseltamivir, Tamiflu Apa Itu Oseltamivir? Golongan Antivirus Kategori Obat resep Manfaat Meredakan gejala-gejala influenza Dikonsumsi oleh Anak-anak hingga dewasa Kategori C: studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika Oseltamivir untuk ibu besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko hamil dan menyusui terhadap janin. Oseltamivir diketahui sedikit diserap ke dalam ASI. Bagi ibu menyusui disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter sebelum menggunakan obat ini. Bentuk Kapsul Peringatan Sebelum Mengonsumsi Oseltamivir: Jangan mengonsumsi oseltamivir jika Anda memiliki riwayat alergi dengan obat ini. Oseltamivir bukan terapi untuk menggantikan vaksin flu. Pemberian vaksinasi influenza sangat diutamakan sebagai pencegahan utama terhadap flu. Harap berhati-hati sebelum mengonsumsi oseltamivir jika Anda memiliki penyakit jantung, penyakit liver, gangguan fungsi ginjal, gangguan saluran pernapasan, penyakit paru-paru kronis. Beri tahu dokter jika Anda memiliki kondisi yang menyebabkan pembengkakan atau kelainan pada otak, gangguan sistem imune, kelainan genetika, sindrom Steven-Johnson, atau baru mendapatkan vaksin flu hidung kurang dari 2 minggu. Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk obat herbal atau suplemen. Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi obat ini, segera temui dokter. Dosis dan Aturan Pakai Oseltamivir Dosis oseltamivir dibedakan berdasarkan kondisi dan usia pasien. Berikut rinciannya: Pencegahan virus influenza tipe A dan B Dewasa: 75 mg, sekali sehari yang dikonsumsi paling sedikit selama 10 hari. Mulai digunakan dalam 2 hari sejak pertama kali terpapar dengan lingkungan yang terjangkit virus flu. Obat dapat diberikan hingga 6 minggu. Bayi usia 0–1 bulan: 2 mg/kgBB Bayi usia 1–3 bulan: 2,5 mg/kgBB Bayi usia 3–12 bulan: 3 mg/kgBB Bayi >1 tahun dengan berat badan <15 kg: 30mg Bayi >1 tahun dengan berat badan 15–23 kg: 45 mg Bayi >1 tahun dengan berat badan 23–40 kg: 60 mg Bayi >1 tahun dengan berat badan >60 kg: 75 mg Pengobatan influenza A dan B Dewasa: 75 mg, 2 kali sehari, yang diberikan selama 5 hari. Obat dikonsumsi dalam 2 hari sejak timbul gejala awal. Bayi usia 0–1 bulan: 2 mg/kgBB Bayi usia 1–3 bulan: 2,5 mg/kgBB Bayi usia 3–12 bulan: 3 mg/kgBB Balita > 1 tahun dengan berat badan <15kg: 30 mg Balita > 1 tahun dengan berat badan 15–23 kg: 45 mg Balita > 1 tahun dengan berat badan 23–40 kg: 60 mg Balita > 1 tahun dengan berat badan > 40 kg: 75 mg Cara Menggunakan Oseltamivir dengan Benar Bacalah petunjuk pemakaian yang tertera pada kemasan dan ikutilah saran dokter sebelum mengonsumsi oseltamivir. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis obat tanpa seizin atau sepengetahuan dokter. Untuk mengurangi risiko sakit maag setelah konsumsi obat, oseltamivir bisa dikonsumsi saat makan. Obat ini akan bekerja dengan efektif jika diminum dalam dua hari setelah terpapar virus influenza. Bagi pasien yang kesulitan menelan kapsul secara utuh, diperbolehkan membuka kapsul menjadi dua. Campurkan isi kapsul dengan makanan manis seperti kue, sirop coklat, atau sari gula jawa. Aduk campuran tersebut hingga merata sebelum dikonsumsi. Usahakan mengonsumsi oseltamivir pada jam yang sama tiap harinya agar pengobatan maksimal. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi oseltamivir disarankan untuk segera melakukannya begitu ingat, jika jeda dengan jadwal pemakaian berikutnya tidak terlalu dekat. Bila sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis. Interaksi Oseltamivir dengan Obat Lain Hindari mengonsumsi oseltamivir bersama pemberian vaksin influenza. Pemakaian keduanya secara bersamaan berpotensi menghambat kerja vaksin influenza. Berikan jeda sekurangkurangnya dua hari setelah mengakhiri konsumsi oseltamivir, sebelum vaksin flu diberikan. Konsultasikan kepada dokter jika sedang mengosumsi oseltamivir bersama dengan obat-obatan berikut ini yang dapat menyebabkan interaksi obat tidak diinginkan: Amoxicillin, karena bisa menurunkan efektivitas kedua obat Probenecid, karena bisa meningkatkan kadar oseltamivir di dalam darah Kenali Efek Samping dan Bahaya Oseltamivir Di samping manfaat yang diberikan, tiap obat juga menimbulkan efek samping bagi orang yang mengonsumsi atau menggunakannya. Sejumlah efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi oseltamivir adalah: Sakit kepala Merasa tidak enak badan Batuk dan hidung tersumbat (khususnya pada anak-anak) Sakit perut Diare Mual dan muntah Sulit tidur