PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)RSU GUNUNG SAWO TEMANGGUNG 2016 RUMAH SAKIT UMUM GUNUNG SAWO TEMANGGUNG Jl. Gatot Subroto KM.2 Manding Temanggung 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan YME, atas segala rahmat yang telah dikaruniakan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan Buku Panduan Persetujuan Tindakan Kedokteran di Rumah Sakit Umum Gunung Sawo Temanggung. Buku Panduan Persetujuan Tindakan Kedokteran ini merupakan pedoman bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan pada pasien. Diharapkan dengan adanya buku ini dapat meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Umum Gunung Sawo dan digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tugas pelayanan. Tidak lupa penyusun menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan semua pihak dalam menyelesaikan Buku Panduan Persetujuan Tindakan Kedokteran Kami sangat menyadari banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam buku ini. Kekurangan ini secara berkesinambungan akan terus diperbaiki sesuai dengan tuntunan dalam pengembangan rumah sakit ini. Temanggung,01 Februari 2016 Penyusun ii RSU GUNUNG SAWO TEMANGGUNG Jalan Gatot Subroto Km. 2 Manding Temanggung Telp./ Fax, : (0293) 4903003 Email : [email protected] KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM GUNUNG SAWO TEMANGGUNG NOMOR : 001.16/KEB-HPK/II/2016 TENTANG PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN Disusun Oleh : Joko Subagiyo,Amd.kep NIK.010215-1-162 Disetujui Oleh : dr.lusiana Dewi NIP.201004-2-032 Ditetapkan Oleh : dr.lusiana Dewi NIP.201004-2-032 iii RSU GUNUNG SAWO TEMANGGUNG Jalan Gatot Subroto Km. 2 Manding Temanggung Telp./ Fax, : (0293) 4903003 Email : [email protected] SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM GUNUNG SAWO TEMANGGUNG Nomor : 001.16/KEB-HPK/II/2016 TENTANG TINDAKAN KEDOKTERAN ( INFORMED CONSENT ) KEBIJAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN ( INFORMED CONSENT ) RUMAH SAKIT UMUM GUNUNG SAWO TEMANGGUNG Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit Umum Gunung Sawo Temanggung merupakan Rumah Sakit Umum yang tidak terlepas dari pemberian pelayanan kepada pasien secara bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien. b. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta pemenuhan terhadap hak dan kewajiban pasien terkait persetujuan tindakan medis. c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b perlu disusun Kebijakan pelaksanaan persetujuan tindakan medis. Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. 2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Republik Indonesia No : 1691/MENKES/PER/VII/2011 Tahun 2011 Tentang Keselamatan Pasien. 4. Undang – Undang republik Indonesia Nomor 29 ahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran. 5. Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 290/MENKES?PER/III/2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran. 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1996 Tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran. iv MEMUTUSKAN Menetapkan : PERTAMA : SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN INFORMER DI RUMAH SAKIT UMUM GUNUNG SAWO TEMANGGUNG KEDUA : Kebijakan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) Rumah Sakit Umum Gunung Sawo Temanggung sebagaimana tercantum dalam Lampiran Surat keputusan ini KETIGA : Kebijakan Consent) Persetujuan Rumah Tindakan Sakit Gunung Kedokteran Sawo (Informed Temanggung sebagaimana dimaksud dalam lampiran Surat keputusan ini harus digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan surat permohonan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) KEEMPAT : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Umum Gunung Sawo Temanggung dilaksanakan oleh semua staf RSU Gunung Sawo KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dan atau perubahan dalam penetapannya. Ditetapkan di :Temanggung Pada tanggal : 01 Februari 2016 DIREKTUR RSU GUNUNG SAWO TEMANGGUNG dr .Luciana Dewi v RUMAH SAKIT UMUM GUNUNG SAWO TEMANGGUNG Jl. GatotSubroto KM 2 MandingTemangungTelp(0293)490300Fax 490303Email:[email protected] Lampiran Surat Keputusan Direktur RSU Gunung Sawo Temanggung Nomor : 001.16/KEB-HPK/II/2016 KEBIJAKAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM GUNUNG SAWO TEMANGGUNG TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN ( INFORMED CONSENT DI RUMAH SAKIT UMUM GUNUNG SAWO TEMANGGUNG I. KEBIJAKAN UMUM Mengacu pada Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit Umum Gunung Sawo TemanggungTemanggung II. KEBIJAKAN KHUSUS 1. Semua tindakan kedokteran harus mendapatkan persetujuan tertulis dari pasien/keluarga pasien secara khusus untuk tiap kali dilakukan tindakan . 2. Yang termasuk dalam jenis tindakan kedokteran adalah : a) Semua tindakan operasi / invasif Tindakan di dalam kamar bedah b) Semua tindakan anestesi Anestesi umum dan regional di kamar bedah Anestesi moderat dan sedasi di luar kamar bedah c) Semua tindakan pemberian darah / produk darah d) Semua tindakan yang beresiko tinggi ( tindakan medik yang berdasarkan tingkat probabilitas tertentu dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan ) 3. Untuk tindakan invasive / tindakan beresiko tinggi yang rutin dilaksanakan dalam proses pelayanan pasien rawat inap , dimintakan persetujuan secara umum, pada saat pasien akan dirawat inap. Persetujuan tersebut bersifat mengikat sejak pasien masuk rumah sakit sampai keluar rumah sakit, kecuali memberi pernyataan penolakan pada saat akan dilakukan tindakan. 4. Untuk pemberian darah atau produk darah wajib dimintakan pernyataan persetujuan (Informed Consent) setiap seri / jenis pemberian yang berbeda. 5. Jenis tindakan invasive / beresiko tinggi yang dimintakan secara umum saat pasien vi masuk rumah sakit adalah : a) Pemasangan jalur infuse tunggal atau bercabang atau lebih dari satu jalur, dan penggantiannya b) Penyuntikan obat terapi selama perawatan, secara intravena, intramuscular ,intracutan dan subcutan c) Tes kulit setiap kali akan memasukan obat parenteral baru selama perawatan ,untuk mengetahui alergi pada pasien d) Pemasangan kateter urine dan penggantiannya e) Pemasangan sonde ( nasogastric tube ) dan penggantiannya f) Pemasangan endotracheal tube pada saat mengalami kondisi emergensi pertama kali dan penggantiannya g) Penggunaan defibrillator untuk resusitasi pada saat mengalami kondisi emergensi pertama kali dan pengulangannya h) Pengambilan sampel darah melalui vena / arteri selama perawatan i) Pengambilan sampel urine dengan kateter bila diperlukan selama perawatan j) Resusitasi jantung paru pada pasien / keluarga pasien yang tidak menandatangani pernyataan DNR 6. Jenis tindakan kedokteran yang tidak harus mendapatkan pernyataan persetujuan ( informed consent ) tertulis dari pasien / keluarga pasien a) Resusitasi jantung paru saat kondisi pasien gagal nafas dan/atau gagal jantung sebelum menandatangani pernyataan persetujuan umum. b) Pemasangan endotracheal tube saat kondisi pasien gagal nafas dan/atau gagal jantung di ruang gawat darurat c) Semua tindakan pembebasan jalan nafas d) Penatalaksanaan syok anafilaktik pada pasien yang mengalami syok anafilaktik. e) Semua tindakan lain yang bertujuan untuk menyelamatkan jiwa pasien atau menghindarkan kecacatan pada pasien di ruang gawat darurat. f) Semua tindakan kedokteran yang harus dilaksanakan sesuai dengan program pemerintah dimana tindakan tersebut untuk kepentingan masyarakat banyak, maka persetujuan tindakan kedokteran tersebut tidak diperlukan vii 7. Pengaturan untuk permintaan pernyataan persetujuan secara lisan dilakukan untuk setiap tindakan kedokteran yang tidak diwajibkan untuk dimintakan pernyataan persetujuan (Informed Consent) secara tertulis atau dalam kondisi gawat darurat yang tidak memungkinkan untuk memintakan pernyataan persetujuan (Informed Consent) secara tertulis, pengaturan permintaan pernyataan persetujuan secara lisan adalah sebagai berikut : a) Dokkter / dokter gigi yang akan melakukan tindakan kedokteran pada pasien menentukan jenis tindakan kedokteran, apakah memerlukan pernyataan persetujuan (Informed Consent) secara tertulis atau lisan, kecuali dalam keadaan gawat darurat untuk menyelamatkan jiwa pasien atau mencegah terjadinya kecacatan b) Dokter / dokter gigi yang akan melakukan tindakan kedokteran pada pasien atau tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam pelayanan pasien menjelaskan tindakan kedokteran yang akan dilakukan pada pasien secara singkat, terutama tujuan dilakukan tindakan kedokteran dan risiko apabila tidak dilakukan c) Pasien / keluarga terdekat persetujuan (Informed Consent) dianggap telah memberikan pernyataan secara lisan, apabila berkata setuju atau dalam bentuk gerakan mengganggukkan kepala yang diartikan sebagai ucapan setuju. 8. Persetujuan tindakan kedokteran diberikan setelah pasien mendapatkan penjelasan yang meliputi ; a) Diagnosis b) Tujuan tindakan kedokteran yang akan dilakukan , termasuk dijelaskan tentang indikasi atau keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan kedokteran tertentu, tujuan tindakan tersebut berupa preventif/ diagnostic / terapeutik ,ataupun rehabilitative c) Tata cara tindakan kedokteran ,dijelaskan tentang Apa yang akan dialami pasien selama dan sesudah tindakan, Efek samping atau ketidaknyamanan yang mungkin terjadi ,serta resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi Resiko apabila tindakan kedokteran tidak dilakukan Kemungkinan perluasan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi viii keadaan darurat akibat resiko dan komplikasi tersebut ,atau keadaan tak terduga lainnya Prognosa tindakan kedokteran yang dilakukan seperti hidup-matinya ( ad vitam ) ,tentang fungsinya ( ad functionam) dan tentang kesembuhan ( ad sanationam ) d) Alternative tindakan lain dan resikonya e) Perkiraan biaya tindakan 9. Yang berhak memberikan penjelasan untuk meminta pernyataan persetujuan ( informed consent ) adalah dokter yang akan melakukan tindakan kedokteran ( DPJP ). dalam hal dokter yang akan melakukan tindakan kedokteran berhalangan untuk melakukan penjelasan secara langsung maka pemberian penjelasan harus didelegasikan kepada dokter lain yang kompeten dan diberi kewenangan serta wajib dikonfirmasi kejelasannya oleh DPJP .adapun tanggungjawab pelaksanaan tindakan kedokteran yang telah mendapat persetujuan, menjadi tanggung jawab dokter yang melakukan tindakan kedokteran. 10. Yang berhak dan terlibat dalam penerimaan informasi untuk memberikan pernyataan persetujuan ( informed consent ) a) Penjelasan tentang tindakan kedokteran harus diberikan langsung kepada pasien /atau keluarga terdekat, baik diminta maupun tidak diminta. b) Pasien yang kompeten adalah pasien dewasa atau bukan anak menurut peraturan perundang-undangan ( 21 th atau lebih ) atau telah/pernah menikah, tidak terganggu kesadaran fisiknya, mampu berkomunikasai secara wajar, tidak mengalami kemunduran perkembangan (retardasi) mental dan tidak mengalami penyakit mental sehingga mampu membuat keputusan secara bebas. c) Dalam hal pasien adalah anak-anak atau orang yang tidak sadar, penjelasan untuk memberikan pernyataan persetujuan diberikan kepada keluarganya atau pengampunya d) Dalam hal Pasien / keluarganya ,adalah orang asing maka diperlukan seorang penterjemah , yang ada di Rumah Sakit Umum Gunung Sawo TemanggungTemanggung atau keluarganya yang dapat berbahasa Indonesia , pernyataan persetujuan diberikan oleh pasien / keluarga dekat setelah mereka mengerti maksud penjelasan tersebut. ix e) Dalam hal pasien / keluarganya ,buta huruf maka setelah mendapatkan penjelasan , pernyataan persetujuan dapat diberikan dengan cap jempol tangan kanan f) Dalam hal penjelasan dianggap apat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan penjelasan, maka penjelasan dapat diberikan kepada keluarga terdekat dengan didampingi oleh seorang tenaga kesehatan lain sebagai saksi. g) Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung, saudara-saudara kandung atau pengampunya. h) Pernyataan persetujuan (Informed Consent)harus diberikan oleh pasien yang kompeten atau keluarga terdekat. i) Penilaian terhadap kompetensi pasien atau keluarga pasien yang ada pada saat itu untuk memberikan pernyataan persetujuan (Informed Consent)dilakukan oleh dokter atau dokter gigi yang akan melakukan tindakan kedokteran. Apabila terdapat keraguan atas pernyataan persetujuan (Informed Consent)yang diberikan oleh pasien atau keluarga pasien tersebut, maka dapat dimintakan pernyataan persetujuan (Informed Consent)ulang pada keluarga pasien yang dianggap kompeten. 11. Setiap persetujuan tindakan kedokteran ( informe consent ) harus ditandatangani dengan melibatkan saksi pihak keluarga dan saksi pihak rumah sakit 12. Setiap persetujuan tindakan kedokteran ( informed consent ) ,harus didokumentasikan di Berkas Rekam Medik pasien III. Ada tiga bentuk formulir informed consent dan sebuah formulir pernyataan penolakan yang digunakan di Rumah Sakit Umum Gunung Sawo TemanggungTemanggung ke empat formulir tersebut adalah 1. Informed Consent / Persetujuan tindakan medic umum ( pernyataan persetujuan untuk tindakan kedokteran umum bagi pasien rawat inap ) 2. Informed Consent / Persetujuan Anestesi ( pernyataan persetujuan untuk tindakan anestesi ) 3. Informed Consent / Persetujuan tindakan kedokteran adalah pernyataan persetujuan untuk semua tindakan operasi, / tindakan kedokteran, termasuk pemberian darah / roduk darah , tindakan beresiko tinggi ,penghentian / penundaan pemberian bantuan hidup ) x 4. Informed Refusal / Pernyataan Penolakan IV. DAFTAR TINDAKAN YANG MEMERLUKAN PERSETUJUAN KEDOKTERAN ( INFORMED CONSENT ) ,TERTULIS 1. Semua tindakan pembedahan dan tindakan invasif 2. Semua tndakan anestesi dan sedasi sedang dan dalam 3. Semua pengobatan beresiko tinggi 4. Semua pemberian darah dan produk darah / komponen darah xi TINDAKAN KELOMPOK BAGIAN NO ANAK 1. 2. BEDAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. INFORMED CONSENT Iv umbilicalis Susu formula untuk bblr JENIS TINDAKAN SP.B BIDANG BEDAH DIGESTIF Laparatomi Penutupan perforasi usus kecil & besar Pembuatan stoma ( gastrostomi, ileostomi, sigmoidostomi, jejunostomi ) Reseksi dan anastomis usus kecil dan besar Eksteriosasi usus kecil & besar Appendektomie terbuka Kolisistectomi terbuka Hemikolektomi ( kiri & kanan ) Herniotomie ( inguinal, femoralis, umbilikal ) Hemoroidectomie Fistulektomi, fistulotomi ( fisura ani ) Operasi miles Operasi Hartman Reseksi anterior sigmoid 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. JENIS TINDAKAN Sp.B BIDANG BEDAH ANAK Laparatomi Penutupan perforasi usus kecil & besar Pembuatan stoma ( gastrostomi, ileostomi, sigmoidostomi, jejunostomi ) Herniotomie ( inguinal, femoralis, umbilikal ) Ligasi tinggi hidrokel Operasi invaginasi Operasi tumor retroperitoneal Operasi kriptorkhismus – orchidopexy Operasi willems tumor – nefrektomi Anoplasti sederhana ( cut back ) Circumsisi Operasi piloromiotomi Spleenektomi ( total & parsial ) Detorsi torsi restis & orkidopeksi Anastomosis tarik trobos Operasi kelainan umbilikus - hernia umbilicus Eksisi higroma Eksisi limpangioma Appendektomi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. JENIS TINDAKAN Sp.B BIDANG BEDAH ONKOLOGI Biopsy insisional / biopsi of breast Ekstirpasi tumor jinak mamae Ekstirpasi tumor jinak kulit/jaringan lunak lainnya Ekstirpasi tumor jinak parotis Salphingo oophorektomi Mastektomi simplek Mastektomi subkutaneus 1. 2. 3. xii 8. 9. 10. 11. 12. 13. Mastektomi radikal Dikalmodifikasi mastektomi Strumektomi ( lobectomy & thyroidectomi ) Parotidectomi Operasi tumor jaringan lunak Eksisi luas dan rekonstruksi kulit otot 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. JENIS TINDAKAN Sp.B BIDANG BEDAH KEPALA LEHER Tindakan pada trauma jaringan lunak wajah Repair fraktur mandibula/ maksila/zigoma Repair fraktur nasal Biopsi insisional / biopsi cubit ( soft tissue ) Biopsi kelenjar getah bening Ekstirpasie kista duktus tireoglosus Parotidectomie Orerasi tumor jaringan lunak Eksisi luas dan rekonstruksi sederhana Hemiglossektomi Reseksi mandibula Eksisi tumor jinak rongga mulut Eksisi & marsupialisasi ranula Orerasi tumor jaringan lunak Mandibulektomi marginalis 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. JENIS TINDAKAN Sp.B BIDANG BEDAH THORAKS KARDIAK & VASKULAR Fiksasi internal iga Pemasangan wsd / dainase toraks Perawatan trauma toraks konservatif Operasi a-v shunt Operasi jendela toraks Perawatan varises non bedah Operasi aneurisma perifer Debridement, amputatif gangren Eksisi hemangioma 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. JENIS TINDAKAN Sp.B BIDANG BEDAH UROLOGI Punksi buli - buli/ sistostomi Kateterisasi / businasi Nefrektomi Repair urethra, ureter, ginjal Orkhidektomi Ureterostomi eksterna ( darurat ) Repair ruptur buli – buli Vasektomi Section alta Hidrokelektomi Insisi infiltrat urin Insisisi perirenal abses xiii 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. Drenase pionefrosis Nefrostomi Prostatektomi terbuka Ligasi tinggi varikokel Nefrolitotomi Pielolitotomi Operasi hipospadia Ureterostomi eksterna ( darurat ) Uretrolitotomi 1/3 tengah & proksimal Urethralitotomi Uretrostomi eksterna 1. 2. 3. 4. 5. 6. JENIS TINDAKAN Sp.B BIDANG BEDAH PLASTIK,REKONSTRUKSI & ESTETIKA Debridement luka bakar Repair fraktur tulang hidung Repair fraktur tulang mandibula Repair fraktur tulang maksila Release kontraktur Eksisi keloid 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. JENIS TINDAKAN Sp.B BIDANG BEDAH ORTHOPAEDI Tindakan reposisi tertutuo & immobilisasi Debridement fraktur terbuka gr i-ii-iii Fiksasi eksternal Amputasi ekstremitas Disartikulasi sendi kecil dan sedang Pemasangan traksi Tendon repair Disartikulasi sendi kecil dan sedang Disartikulasi sendi besar ( panggu, bahu,lutut ) Reduksi terbuka & fiksasi interna Nailing : femur, tibia Plate & screw : femur, tibia, radius, ulna, humerus, clavikula K-wire : tangan dan kaki Tension band wiring 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. JENIS TINDAKAN Sp.B BIDANG TRAUMATOLOGI Laparatomi Penutupan perforasi sederhana Pembuatan stoma Tindakan reposisi tertutup dan immobilisasi Debridement fraktur terbuka gr i-ii-iii Fiksasi eksternal Amputasi ekstrimitas Disartikulasi sendi kecil dan sedang Redusi terbuka dan fiksasi interna Nailing : femur, tibia Plate & screw : femur, tibia, radius, ulna, humerus, clavikula xiv 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. K-wire : tangan & kaki Tension band wiring ( tbw ) Nailing : femur, tibia Tendon repair Pemasangan traksi ( skeletal, skin, glisson ) Tindakan pada trauma jaringan lunak wajah Trakheostomi Repair fraktur mandibula /zigoma / maksila / nasal Fiksasi internal iga Pemasangan wsd / drainase toraks Perawatan trauma toraks konservatif Rekonstruksi vaskular perifer Periokardiosintesis terbuka Debridement luka bakar Fraktur reposisi impresi Repair syaraf perifer Eksisi meningokel & mielokel ( sederhana ) Kateterisasi/ businasi Nefrektomi Repair urethra, ureter, ginjal Orkhidektomi Ureterostomi eksterna Repair ruptur buli – buli Sistostomi 1. 2. 3. 4. 5. 6. JENIS TINDAKAN Sp.B BIDANG BEDAH YANG LAIN Insisi abses Penanganan gigitan ular dan binatang yang lain Penanganan kasus bedah akut, kritis, life saving Operasi triger finger Operasi finger tip injury ( rhinoplasti tip ) Penanganan kasus bedah dengan anestesi lokal/ anestesi blok 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Amputasi Debridement dan revisi stump Reposisi tertutup dislokasi / subluksasi Debridement dan fiksasi eksterna fraktur Reposisi tertutup fraktur dan eksternal support ( gips ) Hemiarthroplasty hip Orif ( reposisi terbuka fiksasi interna) fraktur Debridement dan orif Rekontruksi kontraktur Debridement dan repair tendon INTERNIS 1. 2. Pleura pungsi WSD UMUM 1. 2. Infus umbilical Intubasi BEDAH ORTHOPEDI xv GIGI MULUT OBSGYN RADIOLOGI SYARAF TINDAKAN ANESTESI 3. 4. Menjahit luka Transfusi darah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Scaling Insisi Abses odontogen Caries of dentine Kista rongga mulut Ekstraksi gigi Kuretase Odontektomi Perawatan saluran akar (psa) Gingivektomi Scaling Pulpektomi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Kuretase Seksio sesarea Vaccum ekstractie Manual plasenta Salphingo oopharektomi Histerectomie Sterilisasi MOW Oofarektomi Pemasangan iud post plasenta Histerektomiradikal Kisterektomi Eksisi septum vagina Reparasi rupture perineum totalis 1. 2. 3. 4. Usg X- foto bno / ivp Colon in loop (barium enema) CT-SCAN 1. 2. 3. 4. Eeg Injeksi periarticuler Injeksi block syaraf perifer Injeksi lokal myofascia 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Anestesi umum Anestesi regional Anestesi infiltrate Anestesi blok Anestesi spinal Anestesi regional intravena Blok epidural Blok pleksus brakialis Anestesi para vertebral Blok transakral ( kaudal ) xvi TINDAKAN SEDASI SEDASI SEDANG * menggunakaan midazolam 0,1 mg/kgbb *Menggunakan ketamin 0.5 mg/kgbb *Menggunakan propofol 0,5mg/kgbb SEDASI DALAM * Menggunakan ketamin 3 - 8 mg/kgbb Intra muscular * Menggunakan ketamin 3 - 8 mg/kgbb intravena * Menggunakan midazolam oral 10 mg/kgbb *Menggunakan flunitrazepam 0,1 mg/kgbb *menggunakan fentanil 0,5 - 1 ug/kgbb * Menggunakan alfentanil 3 - 5 ug/kgbb *menggunakan remifentanil 0,1 mg/kg/min TEMANGGUNG,01 Februari 2016 Mengetahui DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM GUNUNG SAWO TEAMANGGUNG Ketua Komite Medik Rumah Sakit Umum Gunung Sawo Temanggung dr. LUCIANA DEWI NIK. 201004-2032 dr. Prastyawan, SpOG NIK. 200408-1-004 xvii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………i KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………iii SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR…………………………………………….iv DAFTAR ISI..…….………………………………………………………………vi BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1 A. Latar Belakang …………………………………………………….. 1 B. Definisi………………………………………………………………. 2 C. Dasar Hukum ………………………………………………………...4 D. Tujuan ………………………………………………………………..4 BAB II RUANG LINGKUP..……………………………………………………5 BAB III TATA LAKSANA……………………………………………………..16 BAB IV DOKUMENTASI …………………………………………………… 19 BAB V PENUTUP……………………………………………………………21 xviii